Anda di halaman 1dari 77

PENDAHULUAN

Mekanika fluida Mekanika fluida adalah bagian dari mekanika terapan yang
berurusan dengan statika dan dinamika cairan dan gas.

Pengetahuan mekanika fluida esensial bagi insinyur nuklir dan


fisika, karena banyak proses yang ditangani melibatkan aliran zat
dalam fase cair atau gas. Misalnya aliran pada:
Turbin angin,
Turbin air,
Pemanas dan pendingin bertenaga surya,
Pompa dan kompresor,
Sistem pembangkit listrik, dll.

Penanganan cairan jauh lebih sederhana, lebih murah, dan lebih


sedikit menyusahkan dibandingkan dengan penanganan padatan.
Statika fluida Statika fluida menangani persoalan fluida dalam keadaan setimbang
di mana tidak terdapat tegangan geser (shear stress).
Dinamika fluida Dinamika fluida menangani persoalan fluida dalam keadaan tak-
setimbang (resultan gaya yang bekerja padanya tidak sama dengan
nol), akibatnya fluida bergerak relative terhadap bagian lain.

FLUIDA DAN SIFAT-SIFATNYA


Fluida salah Dalam kehidupan sehari-tiari biasa dikenal ada tiga macam keadaan
satu dari 4 fase benda: padatan, cairan, dan gas. Walaupun sebenamya ada satu
di alam keadaan lagi yang justru keberadaannya di alam jauh lebih banyak,
yaitu fase plasma.

Walaupun cairan dan gas memiliki perbedaan dalam berbagai hal,


keduanya memiliki kesamaan sifat yang membedakannya dari
padatan.
Cairan dan gas bersifat fluid (bersifat mengaIir) karena tidak
mempunyai kemampuan untuk menahan gaya secara tetap seperti
halnya padatan.
Definisi fluida Fluida didefinisikan sebagai bahan yang mengalami deformasi terus
menerus akibat gaya geser yang bekerja padanya, tidak peduli
seberapa kecilnya gaya geser itu.

Demikian pula sebaliknya, fluida diam pasti tidak menderita gaya


geser apapun sehingga semua gaya-gaya yang bekerja padanya
pastilah tegak lurus pada bidang di mana gaya itu bekerja (gaya
tekan karena tekanan).
Tegangan Walaupun tidak akan ada tegangan geser pada fluida diam,
geser pada tegangan geser muncul apabila fluida bergerak. Jika partikel-partikel
fluida mengalir fluida bergerak relatif terhadap lainnya, berarti kecepatannya
berbeda-beda sehingga bentuk asalnya berubah.

Jika kecepatan fluida di setiap titik sama, tidak akan ada tegangan
geser yang dihasilkan karena partikel-partikel fluida satu terhadap
Iainnya relative diam.
Fluida vs Perbedaan watak antara fluida dan padatan sebagai tanggapan
padatan terhadap gaya adalah sbb:

Untuk padatan, regangan (strain) sebanding dengan tegangan


yang dideritanya (applied stress) selama batas elastiknya tidak
terlampaui. Untuk fluida, bukan regangan melainkan laju
regangan (rate of strain) yang sebanding dengan tegangan yang
dideritanya.

Regangan padatan tidak tergantung pada lama waktu sebuah


gaya diberikan dan, jika batas elastiknya tidak terlampaui,
deformasi pun lenyap begitu gaya ditiadakan. Fluida akan terus
mengalir sepanjang sebuah gaya dikenakan padanya dan tidak
akan kembali ke bentuk semula begitu gaya ditiadakan.
Newton vs non- Fluida Newton adalah fluida yang memenuhi hukum viskositas
newton Newton, yaitu:

dengan
= tegangan geser (shear stress)
= viskositas fluida
= laju geseran, rate of strain, atau gradien kecepatan

Semua gas dan kebanyakan fluida yang memiliki rumus molekul


sederhana dan berat molekul ringan seperti air, benzena, etil-
alkohol, CCL4 , heksana, dan kebanyakan larutan dari molekul
sederhana adalah fluida Newton.
Fluida non-Newton adalah fluida yang tidak memenuhi hukum
viskositas Newton. Umumnya fluida non-Newton merupakan
campuran kompleks: lumpur, pasta, kecap, gel, larutan polimer, dll

Watak non- Fluida non-Newton memperlihatkan beragam perilaku:


Newton 1) Watak tak-tergantung-waktu. Sifat fluida di sini tidak tergantung
pada durasi geseran bekerja.
a) Plastik-Bingham: fluida ini menahan tegangan geser yang
kecil tetapi mengalir dengan mudah begitu menderita
tegangan geser yang besar. Contoh: pasta gigi, jelli, dan
sejumlah lumpur.
b) Plastik-semu (pseudo-plastic fluid): fluida ini viskositasnya
berkurang sejalan kenaikan gradien kecepatan (rate of
strain). Kebanyakan fluida non-Newton masuk dalam
kelompok ini. Contoh: larutan polimer dan darah. Fluida
plastik-semu juga disebut sebagai fluida bergeseran-
melemah (shear-thinning fluid). Pada laju geseran rendah
(du/dy) fluida bergeseran melemah lebih viskos (kental)
daripada fluida Newton, dan pada laju geseran tinggi menjadi
kurang viskos.
c) Fluida dilatan (dilatant fluid): fluida ini viskositasnya
bertambah dengan kenaikan gradien kecepatan. Fluida
semacam ini tidaklah lazim, tetapi suspensi kanji dan pasir
berperilaku demikian. Fluida dilatan disebut juga sebagai
fluida bergeseran menguat (shear-thickening fluid).

2) Watak tergantung-waktu. Sifat fluida di sini tergantung pada


durasi geseran bekerja.
a) Fluida Thixotropik: fluida ini viskositas dinamiknya
berkurang sejalan dengan waktu di mana gaya geser
bekerja. Contoh: cat jelli thixotropik.
b) Fluida Rheopektik: fluida ini viskositas dinamiknya
bertambah sejalan dengan waktu di mana gaya geser
bekerja. Contoh : suspensi gips dalam air.
c) Fluida visko-elastik : fluida ini memiliki sifat elastic yang
memungkinkannya berwatak seperti pegas. Contoh : putih
telur
Viskositas Viskositas () sebuah fluida menggambarkan kekuatan hambatnya
untuk mengalir karena pengaruh tegangan geser. Satuan viskositas
adalah kg/(m.detik), dan g/(cm.detik) (juga dikenal sebagai poise
yang dilambangkan dengan P). Satu centipoise (cP) sama dengan
seperseratus poise. Centipoise juga merupakan satuan yang enak
dipakai karena viskositas air pada suhu ruang kira-kira sebesar 1
centipoise.
Viskositas Viskositas kinematik (v) merupakan nisbah dan viskositas dan
kinematik densitas:
v=
Besaran ini akan menjadi penting saat gaya viskos dan gaya
gravitasi yang berarti (signifikan) ada bersamaan.
Viskositas Viskositas cairan secara umum berkurang sejalan dengan
cairan peningkatan suhu. Viskositas cairan umumnya kira-kira berubah
dengan suhu T menurut hubungan:
In () = a - b.ln (T)
Viskositas gas Viskositas gas secara umum bertambah sejalan dengan
peningkatan suhu. Viskositas berbagai macam gas kira-kira berubah
dengan suhu T menurut hubungan :

dengan T adalah suhu mutlak, adalah viskositas pada suhu


mutlak acuan T0, dan n adalah pangkat empiris yang paling cocok
dengan data eksperimen.

Viskositas sebuah gas ideal tidaklah tergantung pada tekanan, tetapi


viskositas gas riil dan cairan biasanya bertambah sejalan dengan
peningkatan tekanan.

Viskositas cairan biasanya dua orde lebih besar daripada viskositas


gas pada tekanan atmosfir. Misal, pada 25C, = 1 cP dan
-2
= 10 cP.
Tekanan uap Tekanan di mana suatu cairan akan mendidih disebut tekanan uap.
Tekanan uap tergantung pada suhu (tekanan uap bertambah sejalan
dengan kenaikan suhu).
Dalam konteks ini yang biasa dipikirkan adalah suhu di mana
pendidihan terjadi. Misal, air mendidih pada suhu 100C pada
tekanan atmosfir di permukaan laut (1 atm abs). Namun, terkait
dengan tekanan uap, alur pemikirannya dibalik. Artinya, peningkatan
suhu air pada permukaan laut sampai 100C menaikkan tekanan
uap sampai titik di mana besarnya tekanan itu sama dengan tekanan
atmosfir (1 atm abs) sehingga pendidihan pun terjadi.

Mudah dipahami bahwa pendidihan pada suhu jauh di bawah 100C


bisa terjadi apabila tekanan pada air diturunkan sampai tekanan
uapnya. Contoh, tekanan uap air pada 10C adalah 0,01 atm. Oleh
karena itu, jika tekanan dalam air pada suhu tersebut (10C)
diturunkan pada nilai itu atau Iebih rendah ( 0,01 atm) maka air
akan mendidih.

Pendidihan semacam ini sering terjadi dalam fluida yang mengalir,


misalnya pada sisi hisap sebuah pompa. Apabila pendidihan
semacam ini terjadi dalam cairan yang mengalir, gelembung uap
akan mulai tumbuh di daerah setempat yang bertekanan sangat
rendah dan kemudian lenyap (collapse) di daerah hilir yang
bertekanan tinggi. Fenomena mi dikenal sebagai kavitasi
(cavitation).
Kompresibilitas Semua bahan, apakah itu padatan, cairan atau gas, bersifat
& modulus kompresibel, artinya volume V sejumlah massa bahan akan
curah berkurang menjadi V- V apabila sebuah gaya dibebankan merata
pada permukaannya.

Jika gaya per satuan luas meningkat dan p sampai p+ p, hubungan


antara perubahan tekanan dan perubahan volume tergantung pada
modulus curah (bulk modulus) bahan.

Modulus curah (K) = (perubahan tekanan) / (regangan volume)

Regangan volume adalah perubahan volume dibagi dengan volume


asalnya. Oleh karena itu,
(perubahan volume)/(volume asal) = (perubahan tekanan)/ (modulus curah)
atau

Tanda negatif pada V menunjukkan bahwa volume berkurang


begitu tekanan bertambah. Pada batas V 0:
K = -V. (dp/dV)
Mengingat V = atau V. =1 dan diferensiasinya V.d + .dV= 0
atau dV = -(V/ ).d , maka (dp/dV) = - ( /V).(dp/d ) sehingga
modulus curah bisa juga ditulis sebagai:
K = .(dp/d )
Konsep modulus curah (bulk modulus) terutama diterapkan pada
cairan, karena kompresibilitas gas begitu besar sehingga nilai K
tidaklah konstan.

Hubungan antara tekanan dan densitas gas lebih enak diperoleh dan
persamaan sifat gas.

Untuk cairan, perubahan tekanan yang terjadi dalam berbagai


permasalahan mekanika fluida tidaklah cukup besar untuk
menimbulkan perubahan densitas. Oleh karena itu, sudah menjadi
kebiasaan bahwa efek kompresibilitas diabaikan dan cairan
dianggap sebagai fluida inkompresibel.

Gas bisa juga diperlakukan sebagai fluida inkompresibel bila


perubahan tekanannya sangat kecil, tetapi efek kompresibilitas
biasanya tidak dapat diabaikan. Secara umum, efek kompresibilitas
menjadi penting apabila kecepatan fluidanya melebihi kira-kira
seperlima kecepatan gelombang tekanan (kecepatan suara) di
dalam fluida.
Nilai khas dan modulus curah adalah sbb:
K = 1 ,05 x 109 N/m2 untuk air
K = 1,62 x109 N/m2 untuk minyak
Tegangan Molekul di dalam fluida mengalami gaya-gaya tarik ke segala arah
permukaan dan resultan gayanya sama dengan nol, tetapi tidak demikian halnya
molekul di permukaan fluida. Molekul di permukaan fluida
mengalami gaya kohesi netto yang tegak lurus dengan permukaan.
Oleh karenanya diperlukan kerja untuk menggerakkan molekul-
molekul di permukaan untuk mengatasi gaya kohesi tersebut, dan
molekul di permukaan memiliki energi lebih besar daripada yang di
dalam fluida.

Gambar 1. Gaya-gaya pada molekul fluida di dalam dan di


permukaan
Tegangan permukaan ( , sigma) suatu fluida adalah kerja yang
harus diberikan untuk membawa molekul dan dalam ke permukaan
fluida untuk membentuk satu satuan luasan permukaan baru (J/m2 =
N/m). Tegangan permukaan sering pula dinyatakan dalam satuan
dyne per cm (1 dyne/cm = 0,001 N/rn).
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan fluida
untuk berlaku seperti membran elastik teregang. Secara alamiah,
cairan cenderung meminimalkan luas permukaannya. Oleh
karenanya, tetes cairan cenderung membentuk bulatan untuk
meminimalkan luas permukaannya. Untuk butir kecil ini, tegangan
permukaan akan menyebabkan kenaikan tekanan internal p untuk
mengimbangi gaya permukaan.

Gambar 2. Komponen gaya-gaya pada butiran fluida


Besarnya selisih tekanan di dalam butir dan tekanan luar p (p -
pluar), bisa dihitung berdasarkan kesetimbangan gaya-gaya pada
setengah bola:
gaya tekan = gaya permukaan
atau
p r2 = 2 r
Sehingga
p=
Kesetimbangan gaya serupa bisa juga dibuat untuk jet (semburan)
cairan silindris:
p=
Perlakuan serupa bisa juga dilakukan untuk gelembung sabun yang
mempunyai dua permukaan bebas seperti diperlihatkan pada
gambar berikut:

Gambar 3. Dua permukaan (dalam dan luar) pada gelembung


sabun
Dengan demikian kesetimbangan gaya-gayanya menjadi:
p r2 = 2 (2 r )
sehingga
p=!
Tegangan permukaan biasanya muncul hanya dalam situasi yang
melibatkan permukaan bebas (batas cairan/gas atau cairan/padatan)
atau antarmuka (batas cairan/cairan). Tegangan pada antarmuka
cairan/cairan biasa disebut sebagai tegangan antarmuka (interfacial
tension).

Tabel berikut menyajikan nilai tegangan permukaan sejumlah cairan


pada suhu 20C dalam kontak dengan udara atau uapnya (nilai di
antara keduanya biasanya kecil saja).

Cairan
Tegangan permukaan, dyne/cm
Air
72,75
Air raksa
435,50
Benzena
23,70
Etanol
22,75
Gliserol
63,40
Metanol
22,61
n-Oktana
21,78
Kapilaritas Cairan naik atau turun di dalam tabung kapilar disebabkan oleh
tegangan permukaan. Tinggi naik/turunnya tergantung pada besar
relatif dari kohesi cairan dan adhesi cairan ke dinding bejana.

Cairan naik dalam tabung bila basah (adhesi > kohesi) dan turun bila
tidak basah (kohesi > adhesi).
Pembasahan Fluida membasahi sejumlah padatan dan tidak membasahi lainnya.
dan sudut Gambar berikut melukiskan sejumlah watak pembasahan yang
kontak mungkin terjadi sewaktu sebutir cairan diteteskan pada permukaan
padatan horizontal. Sisa permukaan padatan ditutupi dengan udara
sehingga kedua fluida ada bersamaan.

Gambar 4. Watak pembasahan sebutir fluida pada permukaan


padat
Gambar (a) mewakili kasus cairan yang membasahi permukaan
padatan, misalnya air pada permukaan tembaga bersih. Sudut
adalah sudut antara tepi permukaan cairan dan permukaan padatan
yang diukur di dalam cairan. Sudut ini disebut sudut kontak dan
merupakan ukuran dari kualitas pembasahan. Untuk pembasahan
sempuma, di mana cairan menyebar sebagai lapisan tipis seluas
permukaan padatan, = nol.

Gambar (c) mewakili kasus cairan yang tidak membasahi


permukaan padatan. Misalnya adalah air di atas teflon atau air-raksa
di atas gelas bersih. Jika pembasahan tepat nol maka = 180.
Akan tetapi, gaya gravitasi pada butiran cairan akan menekan dan
meratakannya sehingga sudut 180 tidak pemah teramati.

Dalam kebiasaan sehari-hari, cairan dikatakan membasahi


permukaan bila kurang dari 90 dan tidak membasahi jika lebih
dari 90. Nilai kurang dari 20 mewakili pembasahan kuat, dan nilai
lebih dari 140 mewakili non-pembasahan kuat.
Pentingnya Kapilaritas penting diperhatikan dalam pengukuran fluida bilamana
kapilaritas diameter tabung yang digunakan dalam pengukuran kurang dari
10mm.

Gambar 5. Efek kapilaritas

Kenaikan atau penurunan kapilar (h) dalam sebuah tabung bisa


dihitung berdasarkan kesetimbangan gaya-gaya. Gaya-gaya yang
bekerja adalah gaya tegangan permukaan dan gaya gravitasi. Gaya
tegangan permukaan adalah:

Fs = .d. .cos( )

dengan sudut pembasahan atau sudut kontak. Jika tabungnya


(dari gelas) bersih maka = 0 untuk air dan sekitar 140 untuk air-
raksa. Gaya ini dilawan oleh gaya gravitasi pada kolom cairan, yang
besamya sama dengan ketinggian cairan di atas (di bawah)
permukaan bebas dan sama dengan:

Fg = " ! d2 gh
dengan densitas cairan.
Penyetimbangan kedua gaya ini memberikan ungkapan untuk
kenaikan atau penurunan kapilar sebagai:
h = 4 .cos( )/( gd)
Contoh : Udara dialirkan melalui nozel ke dalam sebuah tangki air untuk
gelembung menghasilkan arus gelembung. Jika gelembung diinginkan agar
udara berdiameter 2 mm, hitung berapa besar kelebihan tekanan udara
pada ujung nozel dibandingkan tekanan air sekelilingnya. Anggaplah
bahwa nilai tegangan permukaan antara udara dan air adalah 72,7.
10-3 N/rn.

Data:
Tegangan permukaan ( ) = 72,7. 10-3 N/rn.
Jari-jari gelembung (r) = 1 mm.

Rumus:
p = 2. /r

Perhitungan:
p = 2. /r = 2.72,7. 10-3 (N/rn) / 1 (mm) = 145,4 N/rn2
Jadi, tekanan udara di ujung nozel harus Iebih besar dari tekanan air
sekelilingnya sebanyak 145,4 N/m2.
Contoh : Sebuah gelembung sabun berdiameter 50 mm berisikan tekanan 2
gelembung bar (di atas tekanan atmosfir). Tentukan tegangan permukaan pada
sabun saput (film) sabun.

Data:
Jari-jari gelembung sabun (r) = 25 mrn = 0,025 rn
p = 2 bar =2 105 N/rn2

Rumus:
Tekanan di dalarn gelembung sabun dan tegangan permukaan ( )
terkait oleh rumus: p = 4. /r

Perhitungan:
= p r/4 = 2. 105 (N/m2).0,025 (m) / 4 = 1250 N/rn
Contoh : sudut Air mempunyai tegangan permukaan sebesar 0,4 N/rn. Dalam
kontak sebuah tabung vertikal berdiameter 3 mm, air naik setinggi 6 mm di
atas permukaan air di luar tabung. Hitung sudut kontaknya.
Data:
Tegangan permukaan ( ) = 0,4 N/rn
Diameter tabung (d) = 3 mm = 0,003 m
Kenaikan kapilar (h) = 6 mm = 0,006 m

Rumus:
Kenaikan kapilar karena tegangan permukaan diberikan oleh
persamaan
h = 4 .cos( )/( gd) dengan sudut kontak.

Perhitungan:
cos( ) = h gd/(4 ) = 0,006.1000.9,812.0,003 /(4.0,4) = 0,11
Jadi sudut kontaknya adalah = 83,7.

STATIKA FLUIDA
Hukum Pascal Sifat dasar dari fluida adalah tekanan. Tekanan biasa dikenali
tekanari di 1- sebagai gaya permukaan yang dikenai oleh fluida pada dinding
titik bejana. Tekanan juga berada di setiap titik di dalam volume fluida.
Untuk fluida statik, sebagaimana ditunjukkan oleh analisis berikut,
tekanan tidaklah tergantung pada arah.

Gambar 6. Elemen differensial limas-segitiga fluida


Perhatikan sebuah elemen fluida diferensial (berukuran sangat kecil)
berhentuk prisma segitiga ABCDEF dalam keadaan setimbang yang
melingkupi sebuah titik di dalamnya. Mengacu pada elemen ini bisa
ditentukan hubungan antara tekanan P dalam arah x, Py, dalam arah
ya dan Ps dalam arah tegak lurus bidang miring dengan sudut
sembarang terhadap bidang horizontal.

Px bekerja tegak lurus pada bidang ABEF seluas y. z


Py bekerja tegak lurus pada bidang CDEF seluas x. z, dan
Ps bekerja tegak lurus pada bidang ABCD seluas s. z.

Karena tidak ada gaya geser pada fluida diam, dan tidak akan ada
gaya pemercepat, jumlahan gaya-gaya dalam suatu arah pasti sama
dengan nol. Gaya-gaya yang bekerja adalah gaya-gaya tekan dan
gaya gravitasi.

Resultan gaya arah-x adalah nol sehingga:


Px = Ps . sin( )
Px y. z = Ps s z ( y/ s)
# Px = Ps

Resultan gaya arah-y adalah nol sehingga:


Py = Ps.cos( ) + Pgravitasi
Py $. z = Ps s z ( $/ s)+ g.( $ y z / 2)
Py = Ps + .g.( y/2)

dan pada batas V = $ y z 0 maka:


Py = Ps

Dengan demikian maka


Px = Py = Ps

artinya, tekanan di satu titik sama besar ke segala arah. Inilah yang
disebut hukum Pascal. Pernyataan ini berlaku untuk fluida diam.
Padatan yang sangat halus menyerupai fluida datam berbagai hal
tetapi berbeda sangat dalam hal-hal lainnya. Satu hal,massa statik
padatan partikulat mampu menahan gaya geser yang sangat besar
dan tekanan ke segala arah tidaklah sama besar.
p = p(elevasi) Pertimbangkanlah sebuah elemen fluida diferensial (berukuran
sangat kecil) vertikal dengan luas irisan sebesar A dan tinggi (Z2
Z1).

Gambar 7. Elemen diferensial tabung-vertikal fluida


Karena tidak ada gaya geser pada fluida diam, dan tidak akan ada
gaya pemercepat, jumlahan gaya-gaya dalam suatu arah pasti sama
dengan nol. Gaya-gaya yang bekerja adalah gaya-gaya tekan dan
gaya gravitasi.

Resultan gaya arah-z adalah nol:


P1.A - P2.A - Ag.(Z2 - Z1)= 0
atau
P2 - P1 = - Ag.(Z2 - Z1)

Jadi di dalam fluida yang mengalami percepatan gravitasi, tekanan


berkurang sejalan dengan pertambahan ketinggian ke arah atas.
Kesamaan Selanjutnya pertimbangkan pula sebuah elemen fluida diferensial
tekanan pada (berukuran sangat kecil) horizontal. Resultan gaya arah-x akan sama
level sama dengan nol.

Gambar 8. Elemen differensial tabung-horizontal fluida


Jadi, P1.A - P2.A = 0 atau P1 = P2 (artinya, tekanan fluida pada level
sama akan sama besar). Kenyataan yang sama juga berlaku pada
fluida dalam bejana U berikut.

Gambar 9. Tabung berbentuk U

Tekanan pada level yang sama akan sama besar dalam wadag
fluida kontinu, walaupun tidak terdapat jejak horizontal langsung
antara P dan Q asalkan keduanya berada dalam wadag fluida
kontinu yang sama,

Dari bahasan sebelunmya diketahui bahwa PR = PS. Karena


PR = Pp + gh
PS = PQ + gh
maka dari kedua persamaan ini dapat diketahui bahwa Pp = PQ.
Persamaan Sekarang akan ditinjau variasi tekanan pada sebuah elemen fluida
umum diferensial yang Iebih umum dengan posisi miring (tidak vertikal
ataupun horizontal).

Gambar 10. Elemen diferensial tabung-miring fluida

Penguraian gaya-gaya yang bekerja pada elemen fluida diferensial


sepanjang sumbu PQ memberikan kesetimbangan gaya-gaya sbb:
pA - (p+ p)A - gA. s.cos( ) =0
atau (pada batas s 0):
dp/ds = - gcos( )
Dalam arah vertikal, = 0, sehingga
dp/ds = - g
Persamaan ini memperkirakan penurunan tekanan ke arah vertikal
naik pada laju yang sebanding dengan densitas setempat.
Tekanan Di daerah semisal ruang angkasa, yang jelas bebas dari gas,
mutlak, relative tekanan praktis nol. Kondisi seperti ini bisa dihampiri di laboratorium
& hampa apabila sebuah pompa vakum digunakan untuk menghampakan
sebuah botol. Tekanan di dalam kehampaan disebut nol mutlak, dan
semua tekanan yang mengacu pada nilai ini disebut tekanan mutlak.

Berbagai piranti pengukuran-tekanan mengukur bukan tekanan


mutlak tetapi hanya perbedaan tekanan (tekanan relative). Misalnya,
alat ukur tabung-Bourdon hanya menunjukkan perbedaan tekanan
dalam fluida dimana Bourdon dipasang dengan tekanan atmosfir.
Dalam hal ini, tekanan acuannya adalah tekanan atmosfir bukan
nol mutlak. Tekanan yang diperoleh dengan cara ini disebut tekanan
relative (gage pressure).

Misal, jika tekanan terukur menggunakan alat yang diacukan ke


atmosfir adalah 50 kPa dan tekanan atmosfir adalah 101 kPa, maka
tekanan terukur bias dinyatakan dalam dua cara, yaitu :
p = 50 kPa gage (relative)
p = 151 kPa absolut
Apabila sebagai acuan pengukuran tekanan adalah tekanan
atmosfir, maka tekanan terukur bisa positif bias pula negative.
Tekanan gage negative disebut juga sebagai tekanan vakum /
hampa. Jadi, jika sebuah alat pengukur tekanan dipasang pada
sebuah tangki dan menunjukkan tekanan vakum sebesar 31 kPa,
maka angka ini bias juga dinyatakan sebagai 70 kPa absolute, atau
-31 kPa gage (dengan anggapan bahwa tekanan atmosfir adalah
101 kPa absolut).
PENGUKURAN TEKANAN
Tekanan fluida Dalam fluida diam tekanan diteruskan sama ke segala arah dan
disebut sebagai tekanan statik.

Dalam fluida bergerak,


Tekanan statik diteruskan pada bidang yang paralel dengan arah
gerak.
Tekanan fluida yang diteruskan pada bidang tegak lurus arah
aliran lebih besar daripada tekanan statik karena permukaan
bidang harus memberikan tambahan gaya yang cukup untuk
menghentikan fluida. Tekanan tambahan ini sebanding dengan
energi kinetik fluida; besarnya tidak dapat diukur secara terpisah
dari tekanan statik.

Jika tekanan statik dari fluida bergerak akan ditentukan, permukaan


pengukuran harus paralel dengan arah gerak aliran sehingga di situ
tidak ada energi kinetik fluida yang dikonversi menjadi energi
tekanan.

Jika fluidanya mengalir dalam pipa bundar maka permukaan


pengukuran harus tegak lurus terhadap arah radial. Penghubung
tekanan, dikenal sebagai tabung piezometer, harus rata dengan
dinding pipa sehingga aliran tidak terganggu: tekanannya kemudian
diukur dekat dinding di mana kecepatan fluida minimum dan
pembacaannya hanya akan mengalami sedikit kesalahan andaikan
permukaannya ternyata tidak betul-betul paralel dengan arah aliran.

Tekanan statik harus selalu diukur pada jarak tidak kurang dan 50
diameter dari belokan, sambungan, atau hambatan Iainnya sehingga
garis-garis aliran nyaris paralel dengan dinding tabung.

Untuk keadaan dengan arus-lintas (cross-currents) atau pusaran


(eddies) perlu digunakan cincin piezometer (piezometer ring). Ini
terdiri dari 4 kepala tekanan (pressure tapping) yang dipasang
melingkar tabung masing-masing sejauh 90; keempatnya
dihubungkan oleh sebuah tabung melingkar yang dihubungkan
dengan piranti pengukuran tekanan. Dengan cara demikian,
pembacaan keliru karena aliran tak beraturan bisa dihindari, karena
kenaikan tekanan pada satu sisi biasanya disertai dengan
penurunan di sisi seberangnya; jadi dengan cincin piezometer
diperoleh nilai rata-rata tekanan.
Barometer
Barometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur tekanan
atmosfir. Sebuah barometer
sederhana terdiri dari tabung
sepanjang 76 cm lebih yang berisi
air-raksa dan dipasang terbalik pada
sebuah bejana terbuka yang juga
berisi air-raksa.

Ruang di atas tabung sesungguhnya


tidak benar-benar hampa karena
terdapat uap air raksa pada tekanan
uap jenuhnya. Namun, tekanan
uapnya pada suhu ruang sangatlah
rendah (0,173 Pa pada suhu 20C).

Tekanan atmosfir dihitung


Gambar 11. Barometer menggunakan hubungan: Patmosfir =
gh, dengan densitas fluida di
dalam barometer.

Piezometer
Piezometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan fluida di
dalam bejana atau pipa. Alat ini berupa
sebuah tabung yang dipasang pada
dinding bejana/pipa di mana cairan
berada sehingga cairan naik dalam
tabung.

Tekanan gage bisa dihitung dari rumus:


P1 = gh. Untuk mencegah efek
kapilaritas, tabung piezometer harus
berdiameter inch atau lebih. Untuk
mencegah pembacaan keliru, mulut
tabung haruslah tangensial terhactap
Gambar 12. Piezometer gerak fluida.
Manometer Manometer adalah juga alat untuk mengukur tekanan fluida.
Manometer terdiri dari sebuah tabung lengkung yang berisikan satu
atau Iebih cairan dengan densitas berbeda.

Dalam menggunakan manometer, biasanya tekanan yang diketahui


nilainya (bisa jadi tekanan atmosfir) diberikan pada satu ujung
tabung manometer dan tekanan yang akan diukur dipasang pada
ujung Iainnya.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus justeru perbedaan antara


tekanan ujung-ujung tabung manometerlah yang ingin diukur
daripada tekanan aktual di salah satu sisi. Manometer yang
digunakan untuk menentukan tekanan diferensial ini dikenal sebagai
manometer tekanan diferensial.
Manometer Manometer tabung-U bermacam-macam bentuknya, yaitu:
berbagai Sederhana
bentuk Terbalik
berkaki besar
berfluida 2-macam
miring
Manometer Penyamaan tekanan pada level XX (tekanan pada
sederhana level sama dalam wadag kontinu fluida adalah
sama),

PX = P1 + g(a+h)

PX'= P2 + ga + m . gh

Karena PX = PX', maka :

P1 + g(a+h) = P2 + ga + m . gh

P1 P2 = ( m ).gh

Nilai maksimum (P1 - P2) dibatasi oleh ketinggian


manometer. Untuk mengukur perbedaan tekanan
yang lebih besar bisa dipilih fluida manometer
dengan m, lebih besar, dan untuk mengukur
perbedaan tekanan yang lebih kecil dengan akurat
bisa dipilih fluida manometer dengan m yang dekat
dengan densitas fluida .
Manometer
Manometer tabung-U terbalik digunakan untuk
terbalik
mengukur perbedaan tekanan cairan. Ruang di
atas cairan di dalam manometer diisi dengan
udara yang bisa dimasukkan atau dikeluarkan
melalui katup di atas tabung guna mengatur
level cairan di dalam manometer.

Penyamaan tekanan pada level XX (tekanan


pada level sama dalam wadag kontinu fluida
adalah sama),

Px = P1 - g(a+h)

Px = P2 - ga + m.gh

karena Px = Px maka:

P1 - g(a+h) = P2 - ga + m .gh

P1 -P2 = ( - m).gh

Jika fluida manometer dipilih dengan m << p


maka:

P1 - P2 gh

Fluida manometer tabung-U terbalik biasanya


udara.

Manometer
Dalam industri, manometer tabung-U
satu-kaki besar
sederhana mempunyai kekurangan
karena memerlukan pembacaan di
kedua kakinya.

Dengan membuat diameter satu


kakinya lebih besar maka naik turunnya
fluida di kaki ini menjadi sangat kecil -
dapat diabaikan - sehingga hanya
diperlukan pembacaan pada kaki
lainnya yang lebih kecil.

Pada gambar,OO mewakili level permukaan cairan saat perbedaan


tekanan P1 - P2 sama dengan nol. Begitu diberi tekanan, level di kaki
kanan akan naik sejauh h.
Volume fluida yang dipindahkan dari kaki-kiri ke kaki-kanan adalah:

Vkiri-ke kanan = h.( /4).d2

dengan d diameter kaki yang lebih kecil. Sejumlah inilah volume


fluida yang berkurang di sisi kiri sehingga levelnya turun sebanyak:

h = h. /4).d2 / [( /4).D2] = h.(d/D)2

dengan D diameter kaki yang lebih besar.


Penyamaan tekanan pada level XX (Px = Px') dengan:
Px = P1 + ga + g (h + h) = P1 + ga + g [h + h.(d/D)2]
Px = P2 + ga + m.g (h + h) = P2 + ga + m.g[h + h. (d/D)2]
memberikan:
P1 - P2 = ( m - ).g.[h + h. (d/D)2]
Jika D>>d maka suku h (d/D)2bisa diabaikan terhadap h sehingga:
P1 - P2 ( m - ).gh
dengan h adalah kenaikan fluida manometer di kaki sebelah kanan.

Jika densitas fluida bisa diabaikan terhadap densitas fluida


manometer maka: P1 - P2 ( m - ).gh.
Manometer 2
Perbedaan kecil pada tekanan gas
fluida
biasa diukur dengan menggunakan
manometer berfluida dua macam.
sebagaimana diperlihatkan pada
gambar di sebelah kiri.
Manometer
miring

Manometer dengan kaki miring digunakan untuk mengukur dengan


skala ketelitian yang lebih tinggi.
Keterbatasan Manometer, dengan berbagai bentuknya, walaupun merupakan alat
yang sangat berguna dalam pengukuran tekanan, tetapi memiliki
beberapa kekurangan berikut:

Manometer, bisa dibuat untuk mengukur perbedaan tekanan


yang sangat kecil, tetapi tidak bisa enak digunakan untuk
perbedaan tekanan yang besar walaupun bisa saja dibuat
rangkaian sejumlah manometer air-raksa untuk memperlebar
rentang pengukuran.
Sejumlah cairan tidak cocok untuk digunakan karena tidak
memberikan meniskus yang jelas. Tegangan permukaan bisa
juga menyebabkan kekeliruan pembacaan karena efek
kapilaritas; walaupun ini bisa dihindari dengan membuat
diameter tabung cukup besar paling tidak 15 mm atau lebih.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa saluran penghubung
manometer dan pipa atau bejana di mana cairan bertekanan
berada haruslah terisi cairan ini pula dan bebas dari gelembung
udara.
Respon pembacaan manometer lambat sehingga tidak cocok
untuk pembacaan tekanan yang berubah-ubah (berfluktuasi).

Kelebihannya, manometer tidak harus dikalibrasi terhadap standar


apapun; perbedaan tekanan bisa dihitung dari prinsip pertama (first
principles).
Pressure
Tekanan yang akan diukur diteruskan
Gauge
pada tabung lengkung yang
bertampang lintang oval. Tekanan
cenderung menyebabkan tabung
untuk melurus, dan defleksi ujung
tabung dihubungkan dengan sistem
lengan-ayun ke jarum
Gambar 13.Tabung Bourdon
perekam/penunjuk.

Gambar 14. Skema tabung Bourdon


Alat ini luas dipakai untuk uap dan gas bertekanan. Tekanan yang
ditunjukkan adalah perbedaan antara yang terekam oleh sistem dan
tekanan luar (lingkungan), dan biasanya disebut sebagai tekanan
gauge (gauge pressure).
ttg.inventor http://inventors.about.com/Iibrary/inventors/blbourdon.htm
In 1849 the Bourdon tube pressure gauge was patented in France by
Eugene Bourdon. It is still one of the most widely used instruments for
measuring the pressure of liquids and gases of all kinds, including steam,
water, and air up to pressures of 100,000 pounds per square inch. Eugene
Bourdon founded the Bourdon Sedeme Company to manufacture his
invention.
PENGAPUNGAN
Archimides Prinsip Archimides menyatakan bahwa: Gaya angkat pada benda =
berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu.

Gambar 15. Gaya apung pada benda

Jika benda dibenamkan sehingga sebagian volumenya (V1) tercelup


dalam suatu fluida berdensitas 1, dan volume sisanya (V2) tercelup
dalam fluida berdensitas 2, maka:
Gaya angkat pada bagian atas, F1 = 1.V1.g, bekerja melalui titik
berat V1 di G1.
Gaya angkat pada bagian bawah, F2 = 2.V2.g, bekerja melalui
titik berat V2 di G2.
Gaya angkat total, Ftotal = F1 + F2 = 1.V1.g + 2.V2.g

Posisi G1 dan G2 tidak harus berada pada garis vertikal yang


sama, dan pusat pengapungan keseluruhan benda oleh
karenanya tidak mesti melalui titik berat benda itu.

SISTEM SATUAN
System satuan Sistem satuan internasional resmi adalah sistem SI (System
International dUnit). Usaha kuat terus berjalan untuk pengangkatan
sistem ini secara universal untuk semua keilmuan dan keteknikan.
Namun, sistem lama, khususnya sistem gravitasi keteknikan cgs dan
fps masih tetap digunakan dan mungkin akan terus demikian untuk
beberapa lama. Oleh karena itu, pembiasaan pada sistem-sistem
satuan yang berbeda ini menjadi perlu bagi seorang ahli.
System satuan Besaran-besaran primer SI:
Besaran
Satuan

Massa: Kilogram
kg

Panjang: Meter
m

Waktu: Detik
s atau sec

Suhu: Kelvin
K

Mole
gmol atau mol

Besaran-besaran turunan SI:


Besaran
Satuan

Gaya: Newton (1 N = 1 kg.rn/s2)


N

Tekanan: Pascal (1 Pa = 1 N/rn2)


N/rn2

Energi: Joule (1J = 1 Nm)


J

Daya: Watt (1 W = 1 J/s)


w
Besaran-besaran turunan dalam sistem cgs:
Besaran
Satuan

Gaya: dyne (1 dyn = 1 g.cm/s2)


dyn

Energi & kerja: erg (1 erg = 1 dyn.cm)


Erg
Dimensi dasar Dimensi dasar
Lambang

Panjang
L

Massa
M

Waktu
t

Suhu
T
Dimensi Dimensi dan besaran turunan bisa diungkapkan berdasarkan
turunan dimensi-dimensi dasar.
Besaran
Lambang
Dimensi
Daya
P
2 3
ML /t

Densitas
r
M/L3
Gaya
F
ML/t2
Kecepatan angular
w
t-1
Kecepatan linier
v
L/t
Kecepatan suara
c
L/t
Laju aliran massa
c
L/t
Luasan
A
L2
Percepatan linier
a
L/t2
Tegangan geser
%
M/Lt2

KAJIAN KEMIRIPAN MODEL


Kemiripan- Bilamana diperlukan pelaksanaan pengujian sebuah model untuk
Similitude memperoleh informasi yang tidak bisa diperoleh hanya secara
analitik, aturan kemiripan (rules of simlitude) haruslah diterapkan.

Kemiripan (similitude) adalah teori dan seni untuk memprediksi


kinerja prototip berdasarkan pengamatan model.
Kajian model Praktik keteknikan kini memanfaatkan pengujian model lebih sering
daripada yang disadari oleh banyak orang.
Misalnya, bilamana sebuah pesawat terbang baru dirancang,
pengujian dilakukan tidak hanya pada model keseluruhan tetapi
bahkan juga pada berbagai komponen pesawat. Banyak pengujian
dilakukan pada bagian-bagian sayap dan begitu juga pada rumah
mesin dan ekor pesawat.

Model-model mobil dan kereta kecepatan-tinggi juga diuji di dalam


terowongan angin untuk memprediksi hambatan dan pola-pola aliran
pada prototip. Informasi yang diperoleh dari kajian-kajian model ini
seringkali menunjukkan permasalahan potensial yang bisa dikoreksi
sebelum prototip dibangun, sehingga banyak waktu dan biaya bisa
dihemat dalam pengembangan prototip.

Insinyur perkapalan melakukan pengujian ekstensif pada model


lambung kapal untuk memprediksi hambatan kapal.
Macam-macam Persyaratan kemiripan aliran antara model dan prototip adalah
kemiripan bahwa parameter-parameter tandimensi (dimensionless) harus sama
untuk model dan prototip.
1. Kemiripan geometrik mengacu pada dimensi linier. Dua bejana
berukuran beda dikatakan mirip secara geometri jika rasio dan
dimensi-dimensi yang bersesuaian dari kedua skala adalah
sama. Dengan kata lain, jika rasio diameter dan rasio tinggi
kedua bejana adalah sama maka keduanya mirip secara
geometri.
2. Kemiripan kinematik mengacu pada gerak. Kemiripan kinematik
mensyaratkan kemiripan geometris dan kesamaan rasio
kecepatan di tiap titik yang bersesuaian.
3. Kemiripan dinamik mengacu pada gaya. Kemiripan dinamik
mensyaratkan kemiripan kinematik dan kesamaan rasio gaya di
tiap titik yang bersesuaian.
Analisis Banyak persoalan keteknikan tidak dapat diselesaikan sempurna
dimensional dengan metode teoritik atau matematik. Persoalan-persoalan
macam ini khususnya lazim dalam aliran fluida, aliran panas, dan
operasi difusi. Satu metode untuk mengatasi masalah ini di mana
tidak ada persamaan matematis yang bisa diturunkan adalah
experimentasi empirik.

Misal, kerugian tekanan akibat gesekan fluida pada pipa halus, lurus,
bundar, dan panjang tergantung pada variabel-variabel berikut:
1. Panjang dan diameter pipa.
2. Laju aliran fluida.
3. Densitas dan viskositas cairan.

Jika satu dari sekian variabel diubah, penurunan tekanan juga


berubah. Metode empirik untuk memperoleh sebuah persamaan
yang mengaitkan faktor-faktor ini dengan penurunan tekanan
mensyaratkan kajian pengaruh tiap-tiap variabel secara terpisah,
bergiliran dan sistematis sementara variabel-variabel lainnya dijaga
konstan. Prosedur semacam ini sangat melelahkan, dan sulit untuk
mengelola atau mengorelasikan hasil yang diperoleh ke dalam
bentuk hubungan yang berguna untuk perhitungan.

Ada terdapat suatu metode madya antara pengembangan matematik


formal dan kajian empirik penuh. Metode ini didasarkan pada
kenyataan bahwa jika sebuah persamaan teoritik benar ada di
antara variabel yang mempengaruhi suatu proses fisik, persamaan
tersebut haruslah homogen secara dimensional.

Persyaratan homogenitas dimensi ini memungkinkan


pengelompokkan banyak faktor ke dalam sedikit kelompok-variabel
tandimensi. Kelompok-kelompok variabel tandimensi inilah yang
muncul dalam persamaan akhir bukan variabel-variabel yang
terpisah.

Analisis dimensional:
Tidak menghasilkan suatu persamaan numerik, dan untuk
melengkapi penyelesaian suatu permasalahan diperlukan
experimen.
Hasil analisisnya sangat bermanfaat dalam menunjukkan arah
untuk mengorelasikan data-data eksperimen sesuai dengan
kegunaan keteknikan.
Sangat menyederhanakan tugas pencocokan data (curve fitting)
eksperimen pada persamaan desain di mana penanganan
matematik sepenuhya tidak mungkin dilakukan.
Bermanfaat dalam pemeriksaan konsistensi satuan-satuan
dalam persamaan, dalam mengonvesi satuan, dan dalam
menskala-naikkan (scale-up) data yang diperoleh dalam model
fisis untuk memprediksi kinerja dan model skala-penuh (prototip).

Metode ini didasarkan pada konsep dimensi dan penggunaan


rumus-rumus dimensional.

Bilangan tandimensi (dimensionless) penting dalam mekanika fluida


Bilangan Lam
Rumus Pembilang Penyebut Kepentingan
tandimensi bang
Aliran fluida yang
Bilangan
NRe Dv / Gaya inersial Gaya viskos melibatkan gaya-gaya
Reynolds
viskos dan inersial
Bilangan Gaya Aliran fluida dengan
NFr u2/gD Gaya inersial
Froude gravitasi permukaan bebas
Aliran fluida dengan
Bilangan Gaya
NWe u2 D/ Gaya inersial gaya antar muka
Weber permukaan
(hal.12)
Bilangan Kecepatan Kecepatan Aliran gas kecepatan
NMa u/c
Mach local suara tinggi
Koefisien Gaya hambat Gaya Aliran di sekitar
CD FD/( u2/2)
hambatan total inersial benda padat

%w/( u2/2)
Faktor Gaya Aliran melalui saluran
F Gaya geser
gesekan inersial tertutup
Aliran melalui saluran
Koefisien 2
Gaya Gaya
Cp p/( u /2) tertutup. Taksiran
tekanan tekanan inersial
penurunan tekanan
ALIRAN FLUIDA
Aliran Bilamana garis-garis arus (streamlines) tidak lurus dan paralel,
berarti terdapat variasi tekanan, kecepatan, dan densitas.

Macam aliran Aliran ajeg (steady flow). Jika kecepatan aliran di tiap titik
konstan, dan medan kecepatan invarian terhadap waktu dan
alirannya disebut ajeg (steady).

Aliran seragam (uniform flow). Jika besar dan arah kecepatan


aliran di tiap titik konstan alirannya disebut seragam. Aliran
seragam bisa ajeg bisa juga tidak. Aliran cairan melalui pipa
panjang berdiameter konstan bersifat seragam apakah alirannya
ajeg atau tidak. Aliran tak-seragam terjadi jika kecepatan,
tekanan dll berubah dari titik ke titik di dalam fluida.

Aliran ajeg-seragam (steady, uniform flow). Dalam aliran ajeg-


seragam, keadaan tidak berubah terhadap ruang dan waktu.
Misal, cairan mengalir memenuhi suatu pipa berlubang seragam
pada kecepatan konstan.

Aliran ajeg-takseragam (steady, non-uniform flow). Dalam aliran


ajeg-takseragam, keadaan berubah menurut ruang (dari satu
titik ke titik lainnya) tetapi tidak menurut waktu. Misal, cairan
pada laju aliran konstan mengalir memenuhi pipa yang
menyempit.

Aliran takajeg-seragam. Misal saat pompa baru dihidupkan.


Aliran takajeg-takseragam. Misal kondisi cairan saat diteteskan
keluar dari pipet.

Persamaan Kontinuitas
Persamaan Pertimbangkan sebuah elemen kotak fluida diferensial (differential
kontinuitas control volum) berikut :

Menurut hukum kekekalan massa, massa tidak dapat diciptakan


maupun dimusnahkan (Mproduksi = 0), sehingga neraca massanya
menjadi:
Makumulasi = Mtransfer + Mproduksi = Mtransfer

Laju akumulasi massa dalam CV :


& '$ '( ') &*
Laju transfer massa masuk ke atau keluar dan CV melalui muka 1-6
adalah berturut-turut sbb:
Dengan demikian maka nerca massanya menjadi :

-.
'+' ', ' ', 01 231 04 234
-/
5'+',607 287 09 289 : 5 '+' 0; 2<; 0= 2<=
Pembagian dengan volume CV (' '$ '( ')) memberikan :
& 04 234 01 231 09 289 07 287 0= 2<= 0; 2<;
5 5
&* '$ '( ')
Dan pada batas V = x y z 0 sehingga CV menyusut jadi titik,
maka neraca massa menjadi :
- - - -0
0 5 60 8 : 5 0
-+ 3
- -, <
-/
Inilah persamaan kontinuitas untuk setiap titik di dalam aliran
fluida tidak peduli apakah alirannya ajeg atau takajeg, dan
kompresibel atau inkompresibel.

Untuk aliran ajeg dan inkompresibel ( = konstan) persamaan


kontinuitas menjadi lebih sederhana:
- 3 - 8 - <
5 5 >
-+ - -,
Persamaan Bentuk dasar dan persamaan Bemoully untuk aliran takviskos
Bernoully (inviscid) inkompresibel dan ajeg adalah:
.
5 5, @ABC/DB/
0? ?
Persamaan ini bisa dituliskan untuk titik-titik 1 dan 2 pada
garis - arus yang sama menjadi:
. .
5 5, 5 5,
0 ? ? 0 ? ?
Konstanta pada persamaan Bernoully, biasa disebut head
total (h0), mempunyai nilai-nilai berbeda pada garis-arus
berbeda.
.
E> 5 5,
0? ?
Head total bisa dipandang sebagai jumlahan dari:
1 . head piezometrik (piezometric head), h* = p/ g + z, dan
2. head kinetik (kinetic head), v2/2g
Anggapan Persamaan Bernoully diturunkan atas dasar sejumlah anggapan
berikut:
1. Aliran ajeg anggapan lazim yang terpakai pada berbagai
aliran.
2. Aliran inkompresibel bisa diterima jika bilangan Mach aliran
kurang dan 0,3.
3. Aliran tanpa gesekan (frictionless) sangat terbatas; dinding
padatan menimbulkan efek gesekan.
4. Sahih untuk aliran sepanjang garis-arus tunggal; karena garis
arus beda memiliki head total (h0) beda pula.
5. Tiada kerja poros tiada pompa atau turbin pada garis-arus.
6. Tiada transfer panas baik ditambahkan atau dikurangkan.
Rentang Persamaan Bernoully sahih dipakai dalam rentang terbatas, yaltu
kesahihan hanya pada sepanjang garis-arus tunggal dalam aliran ajeg, invisid,
dan inkompresibel. Tidak ada batasan pada bentuk garis-arus atau
pada geometri dari keseluruhan aliran. Persamaan Bernoully sahih
untuk aliran dalam dimensi satu, dua dan tiga.
Modifikas Persamaan Bernoully bisa diubah dengan memperkenalkan suku
koreksi dan digunakan dalam bentuk berikut untuk kasus-kasus riil:
. .
5 5, 5 5, 5 E5F
0 ? ? 0 ? ?
dengan:
h adalah rugi head karena gesekan
w adalah kerja yang dilakukan oleh fluida
Contoh terapan Berikut adalah contoh penerapan persamaan Bernoully untuk
menyelesaikan persoalan takajeg. Permasalahannya adalah
menentukan waktu efluks (efflux time waktu yang diperlukan
untuk mengosongkan isi bejana) untuk rangkaian eksperimen yang
terdiri dan tangki bundar:
1. dengan bukaan orifice pada dasar bejana
2. dengan pipa keluaran terhubung pada dasar bejana

Gambar 16. Aliran melalui bukaan orifice dan pipa


Waktu yang diperlukan untuk mengosongkan bejana (tefflux) bisa
ditentukan secara teoritis menggunakan neraca massa keadaan
takajeg dan neraca energi keadaan ajeg.

Neraca massa:
Laju akumulasi massa = Laju massa masuk Laju massa keluar
( Atangki dh/dt) = 0 - A0 v2

Kecepatan keluar V2 bisa ditentukan berdasarkan persamaan


Bernoully (neraca energi) antara titik 1 dan 2.
Neraca energi:
. .
5 5, 5 5,
0 ? ? 0 ? ?

dengan P1 = 0 atm (g), P2 = 0 atm (g), dan V1 diabaikan (relatif


terhadap kecepatan di titik 2 karena V1 << V2). Kalau kedudukan 2
diambil sebagai acuan (kedudukan 1 dan 2 berada dalam kolom
fluida kontinu) maka z2 = 0. OIeh karena itu, persamaan Bernoully
menjadi:
V22 = 2.g.z1 atau V2 = G H ?H ,1
Selisih ketinggian z2 Z1 bisa ditulis sebagai h (arus air setiap
saat, h(t)). Oleh karena itu,
V2 = G H ?H E

Neraca massa & energi:


Kombinasi persamaan dari dua uraian di atas memberikan:
( .Atangki.dh/dt) = - .A0 H G H ?H E

(Atangki/Ao).dh/G H ?H E = -dt

Pengintegrasian antara batas-batas Z1 sampai Z2 untuk waktu dari 0


sampai tefflux memberikan:
tefflux = 2 AT [I)1 I)4 ]/JK G L M

Untuk memperhitungkan efek kontraksi (pengerutan) luasan


pancaran aliran keluar dan orifice diperkenalkan koefisien C0
sehingga persamaan untuk waktu efluks berubah menjadi:
tefflux = 2 AT [I)1 I)4 ]/JN O> G L M

Persamaan serupa bisa diturunkan untuk tangki dengan pipa keluar


yang merentang dari dasar bejana.
Persamaan Massa per satuan waktu = KP = QR
Euler Untuk aliran ajeg, massa keluar per satuan waktu = QR
Laju kenaikan momentum (AB ke CD)
= Laju momentum keluar Laju momentum masuk
= QR P 5 P QRP
= KP P
Gaya resultan searah aliran
R = Fakibat p Fakibat(p+ ) + Fakibat Pside - Fberat fluida
R = pA - (p + p)(A + A) + pside K - mgcos( ) (2)
lalu, karena
nilai Pside bervariasi dan p di AB sampai p + p di CD, dan bisa
diambil sebagai p + k. p dengan k adalah fraksi;
massa elemen fluida ABCD = m = g(A + 1/2 A) s, dan s =
z/cos( ); karena cos( ) = z/ s;
maka persamaan di atas menjadi:
R = pA - (p + p)(A + A) + p + k p - g(A + 1/2 A) z
R = -A p - p A + k p A - gA z 1/2 A z
Pengabaian suku-suku bernilal kecil memberikan:
R = -A p - gA z (3)
Penerapan hukum kedua Newton (yaitu menyamakan 1 & 3):
0O S OT. S 0?OT,
lalu dibagi dengan 0OTC,
P )
L
U U U
PVP V V)
5 5L >
VU VU VU
Atau pada batas U >,
V PVP V)
5 5L >
VU VU VU
Persamaan ini disebut persamaan Euler yang dalam bentuk
diferensial menjadi :
V
5 PVP 5 LV) >

yang menggambarkan hubungan antara p, v, dan elevasi z,


sepanjang suatu garis-garis (streamline) dalam aliran ajeg
(steady flow). Persamaan Euler tidak dapat diintegrasikan
kecuali hubungan densitas dan tekanan diketahui.
Untuk fluida inkompresibel, konstan; oleh karena itu
persamaan Euler bisa diintegrasikan dan menghasilkan:
P4
5 5 L) WXYU*ZY*

Yang tidak lain adalah persamaan Bernoulli.

Gambar 17. Komponen gaya-gaya pada elemen diferensial


fluida
Semburan Dalam suatu semburan bebas (free jet) tekanan sepanjang lintasan
bebas sama dengan tekanan atmosfir.

Gambar 18. Lintasan semburan cairan dari sebuah Nozel


Vox = Vo cos = konstan = Vx
Voy = Vo sin
x = Vox t
y = Voy t gt2/2
pengeliminasian t menghasilkan,
y = x Voy/ Vox gx2/(2 Vox2)
i.e,
y = x tan gx2/(2V02 cos2 )
inilah persamaan lintasan.
-------------------------------------
Di titik tertinggi lintasan, Vy = 0 dan penerapan hukum Bernoulli
antara titik keluarnya semburan dan aras elevasi maksimum,
V02/(2g) = Vox2/(2g) + ym
Karena, V02/(2g) = Vox2/(2g) + Voy2/(2g)
Kita peroleh,
ym = Voy2/(2g)
Lintasan semburan yang dipancarkan dari sebuah orifice di dinding
tangki yang terbukan ke atmosfir:

Gambar 19. Semburan air melalui orifice di dinding bejana


Pada ujung bukaan:
Komponen horizontal dan kecepatan jet Vx = (2gh)0,5 = dx/dt
dan komponen vertikalnya Vz = 0
Begitu jet meninggalkan orifice, a akan mengalami gaya-gaya
gravitasi. Ini membuat komponen vertikalnya sama dengan -gt
yaitu, Vz = -gt dz/dt
Jarak horizontal dan vertikal yang ditempuh dalam waktu t
diperoleh dari pengintegrasian persamaan-persamaan di atas.
x= (2gh)0,5t
dan z = -gt2/2
Pengeliminasian t bisa dilakukan sehingga menghasilkan,
z = -g [x2/(2gh)] / 2
yaitu,
z = - x2/(4h)
Apabila arah ke bawah dipandang positif, maka
x = 2(hz)0,5
Palu Air (Water Hammer)
Bilamana suatu katup pada sebuah pipa ditutup, suatu gelombang
tekanan positif terbentuk di hulu katup dan menjalar dalam pipa
pada kecepatan suara. Dalam konteks ini gelombang tekanan
positif didefinisikan sebagai tekanan yang Iebih besar daripada
tekanan pada keadaan ajeg (steady state pressure). Gelombang
tekanan ini bisa cukup besar untuk menyebabkan kegagalan pipa.
Fenomena ini disebut sebagai Palu Air (Water Hammer).
Waktu kritis (tc) penutupan suatu katup sama dengan 2L/c, dengan
L panjang pipa di hulu katup sampai tandon (reservoir), dan c
adalah kecepatan suara di dalam fluida.
Jika waktu penutupan sebuah katup kurang dari tc maka beda
tekanan maksimum yang dibangkitkan di sisi hilir sama dengan vc,
dengan v kecepatan di dalam jaringan pipa.
Tekanan palu air (water hammer) sangatlah besar. OIeh karena itu,
insinyur harus merancang sistem perpipaan yang mampu bertahan
pada batas-batas tekanan yang diterima. Hal ini dilakukan dengan
cara memasang sebuah akumulator di dekat katup dan/atau
mengoperasikan katup sedemikian hingga penutupan katup secara
cepat dicegah.
Akumulator bisa berupa kamar udara (air chambers) untuk sistem
yang relatif kecil, atau tangki kejut (surge tanks). Suatu cara lain
untuk mengeliminasi tekanan palu air yang berlebihan adalah
dengan memasang katup pembebas tekanan (pressure-relief
valves) pada titik kritis di dalam sistem pipa.

Konsep Lapisan Batas (Boundary Layer)


Boundary layer Lapisan batas (boundary layer) adalah daerah dekat permukaan zat
padat di mana aliran fluida dipengaruhi oleh batas zat padat. Dalam
curahan fluida, aliran biasanya diatur oleh teori fluida ideal.
Sebaliknya, viskositas penting pada lapisan batas. Pembagian
persoalan aliran melalui benda padat ke dalam dua bagian,
sebagaimana disarankan oleh Prandtl tahun 1904, terbukti
merupakan kepentingan mendasar dalam mekanika fluida.

Gambar 20. Perkembangan aliran lapisan batas dalam pipa


Panjang jalan Terdapat daerah jalan masuk di mana aliran hulu invisid menguncup
masuk dan memasuki tabung. Lapisan batas viskos mengembang ke hilir,
menghambat aliran aksial v(x, r) pada dinding dan karenanya
mempercepat aliran teras-tengah (center-core) untuk
mempertahankan persayaratan kontinuitas inkompresibel
Q = [ PH VK = konstan
Pada jarak tertentu dari jalan masuk, lapisan-lapisan batas melebur
dan teras invisid lenyap. Aliran di seluruh bagian mejadi viskos, dan
kecepatan aksial menyesuaikan sedikit-demi-sedikit sampai akhirnya
tinggal tetap setelah x = Le, dan dikatakan aliran sudah berkembang
penuh (fully developed), v = v(r) saja. Di hilir x = Le profil
kecepatannya konstan, geseran dinding juga konstan, dan tekanan
turun secara linier terhadap x, baik untuk aliran laminer maupun
turbulen.
Le/D = 0.06 ReD for laminar
Le/D = 4.4 ReD1/6
dengan Le panjang jalan masuk; dan ReD adalah bilangan Reynolds
yang dihitung berdasarkan diameter.
Aliran Fluida Inkompresibel Dalam Pipa
Aliran laminer

Gambar 21. Distribusi tegangan geser dan kecepatan dalam


pipa, aliran berkembang-penuh dari fluida Newton, untuk aliran
laminer
Aliran turbulen Aliran Turbulen Inkompresibel dalam pipa bundar:
Rugi head dalam aliran turbulen dalam sebuah pipa bundar diberikan
oleh,
hf = 2fLv2 / D = p /
dengan f faktor gesekan yang didefinisikan sebagai
f = %\ P4
dengan %\ tegangan geser dinding (wall shear stress).
Nilai faktor gesekan bergantung pada faktor-faktor: kecepatan (v)
diameter pipa (D), densitas fluida ( ), viskositas fluida ( ) dan
kekasaran absolut (k) pipa. Variabel-variabel ini dikelompokkan
sebagai bilangan tak berdimensi NRe dan k/D dengan:
NRe = Dv / = bilangan Reynolds, dan
k/D = ] = kekasaran relatif pipa.
Blasius, pada tahun 1913, adalah orang pertama yang mengusulkan
hubungan empiris-akurat faktor gesekan aliran turbulen dalam pipa
halus, yaitu:
f = 0.079 / NRe0.25
Ungkapan ini menghasilkan rugi-head teliti 5% untuk pipa halus
pada bilangan Reynolds sampai 100000.
Untuk pipa kasar, Nikuradse, pada tahun 1933, membuktikan
kesahihan ketergantungan f pada kekasaran relatif k/D melalui
penelitian terhadap rugi-head dalam sejumlah pipa yang bagian
dalamnya dilapisi dengan partikel pasir berbagai ukuran.
Jadi, perhitungan rugi-rugi dalam aliran-pipa turbulen tergantung
pada penggunaan hasil-hasil empiris dan acuan yang paling lazim
adalah diagram Moody, yang menyajikan peta logaritmik f vs NRe
untuk serentang nilai k/D. A typical Moody chart is presented as
figure.
Ada sejumlah daerah beda di dalam diagram :
1. Garis lurus berlabel aliran laminer mewakili f = 16/NRe adalah
sajian grafis dari persamaan Poiseuille. Persamaan tersebut
dipetakan sebagai garis lurus dengan kemiringan -1 pada peta
log-log dan tidak tergantung pada kekasaran permukaan pipa.
2. Untuk nilai-nilai k/D < 0,001 kurva-kurva pipa kasar mendekati
kurva pipa-halusnya Blasius.

Nilai kekasaran permukaan untuk sejumlah bahan


Bahan
Kekasaran permukaan k, inch

Tabung halus
0.00006

Baja komersial
0.0018

Besi galvanis
0.006

Besi tuang
0.010

Bahan kayu
0.0072 - 0.036

Beton
0.012 - 0.12
Riveted steel
0.036 - 0.36

Gambar 22. Faktor gesekan Fanning untuk aliran dalam pipa

Distribusi Tidak ada analisis-matematika eksak yang telah dikembangkan untuk


kecepatan aliran fluida turbulen, walaupun sejumlah ungkapan semi-teoritis
aliran turbulen untuk tegangan geser pada dinding pipa bundar telah diusulkan.
Kecepatan di sembarang titik pada penampang lintang pipa
sebanding dengan pangkat 1/7 dari jarak dari dinding. Ungkapan ini
bisa dituliskan sebagai berikut:

^_ ( 1 e
b d
^`a c

dengan ux kecepatan pada jarak y dari dinding, ucL kecepatan pada


garis pusat pipa, dan r jari-jari pipa.
Persamaan ini dikenal sebagai Prandil one-seventh power law.
Dengan menggunakan hukum 1/7 Prandtl, kecepatan aliran rerata
ditemukan sebesar 0,817 kecepatan di garis-tengah.
Gambar 23. Profil kecepatan laminer dan turbulen
Saluran tak- Untuk aliran turbulen di dalam saluran dengan penampang tak-
bundar bundar, persamaan aliran pipa-bundar tetap bisa dipakai tanpa
menimbulkan kesalahan besar, tetapi sebagai ganti diameter harus
dipakai diameter rerata hidrolik.

Metode pendekatan ini semata-mata bersifat empiris.


Diameter rerata hidrolik DH didefinisikan sebagai empat kali radius
rerata hidrolik rH. Radius rerata hidrolik didefinisikan sebagai luasan
penampang-lintang aliran dibagi dengan keliling basah.
Untuk pipa bundar
DH = 4("/4)D2 / ("D) = D
Untuk annulus dengan diameter luar D0 dan dalam Di:
DH = 4 ( ("D02 /4) - ("Di2 /4) ) / (" (D0 + D1))
DH = (D02 - Di2) / (D0 + Di) = D0 - Di
Untuk saluran berpenampang-lintang segiempat Da kali Db,:
DH = 4DaDb / (2(Da+Db) = 2DaDb / (Da+Db,)
Untuk saluran berpenampang bujur-sangkar bersisi Da:
DH = 4 Da2 / (4Da) = Da
Untuk aliran laminer metode ini tidak dapat diterapkan, dan hubungan
eksak yang mengaitkan penurunan tekanan dengan kecepatan bisa
diperoleh untuk saluran berbentuk tertentu saja.
Pipa lengkung Apabila pipanya tidak lurus, distribusi kecepatan di dalarnnya akan
berubah dan arah aliran fluidanya terus-menerus berubah. Rugi-rugi
gesekan oleh karenanya menjadi lebih besar dibandingkan dengan
pipa lurus yang sama panjang. Namun, jika radius pipa dibagi dengan
radius kelengkungan kurang dari sekitar 0,002 maka pengaruh
kelengkungan bisa diabaikan.

Aliran garis-arus (streamline) ternyata bisa bertahan pada bilangan


Reynolds yang besar dalam pipa pilin (coiled pipe). Jika rasio
diameter pipa dan pilinan I sampai 1 5, transisi terjadi pada bilangan
Reynolds sekitar 8000.
Ekspansi
mendadak

Gambar 24. Aliran pada saluran dengan pembesaran mendadak


Kontraksi
mendadak

Gambar 25. Aliran pada saluran dengan penyempitan mendadak


Koefisien rugi- Fitting
rugi Loss Coefficient, K

Katup gerbang (gate valve)


0,25 -25

Katup bola (globe valve)


10

Katup kaki (foot valve)


1,5

Belokan 90
0,9

Belokan 45
0,4

Belokan 90 radius-besar
0,6

Sambungan T
1,8

Mulut-pipa tajam
0,5

Mulut-pipa berradius
0

Keluaran-pipa tajam
0,5
Macam Persoalan Gesekan Aliran
3 macam Faktor gesekan terkait dengan enam parameter aliran, yaitu:
persoalan 1. Diameter pipa
2. Kecepatan rerata
3. Densitas fluida
4. Viscositas fluida
5. Kekasaran pipa
6. Rugi-rugi gesekan per satuan massa.
Jadi, jika diketahui 5 dari keenanmya maka satu parameter sisanya
bisa diperoleh dengan menggunakan diagram faktor-gesekan.
Ada tiga macam persoalan yang paling lazim, yaitu:

Macam
Diketahai
Dicari
1
D, k, , , Q
hf
2
D, k, , , hf
Q
3
k, , , hf , Q
D

Biasanya, macam-1 bisa diselesaikan secara langsung, sedangkan


macam-2 dan 3 memerlukan coba-coba (trial and error).

Tiga persoalan dasar yang biasa dijumpai dalam perhitungan aliran-


pipa adalah sebagai berikut.

Konstanta: , , g, dan L.
1. Diketahui D, v (atau Q), hitung penurunan tekanan (persoalan
penurunan-tekanan).
2. Diketahui D, P, hitung kecepatan atau laju aliran (persoalan laju-
aliran).
3. Diketahui Q, P, hitung diameter D pipa (persoalan ukuran sizing
problem)

Pengukuran Aliran

Kanal Tertutup
Venturi meter Dalam alat ukur ini fluida dipercepat oleh karena haluannya yang
berupa kerucut dengan sudut 1 = 15 20. Perbedaan tekanan
antara ujung hulu dan kerongkongan (throat) mewakili laju aliran
fluida.

Fluida kemudian diperlambat pada kerucut dengan sudut yang Iebih


kecil 2 = 5 7 di mana sebagian besar energi kinetik diubah
kembali menjadi energi tekanan. Karena pengurangan luasan yang
perlahan maka tidak terbentuk vena-contracta dan luasan aliran
minimum pada kerongkongan sehingga koefisien kontraksinya sama
dengan satu.
Konstruksi alat ukur ini mahal, tetapi sifat pemulihan energinya tinggi
sehingga bisa digunakan walaupun head tekanan yang tersedia kecil.

Gambar 26. Venturimeter


Supaya pemulihan tekanannya besar, sudut kerucut hilir dibuat kecil
sehingga separasi lapisan-batas bisa dicegah dan gesekan
diminimalkan. Karena separasi tidak terjadi pada penampang-lintang
mengecil, kerucut hulu bisa dibuat Iebih pendek daripada kerucut hilir
dengan hanya sedikit gesekan, dan ruang dan bahan bisa dihemat.

Walaupun venturimeter bisa digunakan untuk pengukuran gas, tetapi


paling biasa digunakan untuk pengukuran cairan. Oleh karena itu,
pembicaraan berikut dibatasi pada fluida inkompresibel.
Persamaan Persamaan dasar untuk venturimeter bisa diperoleh dari Bernoully
atur untuk fluida inkompresibel antara dua irisan a dan b. Gesekan
venturimeter diabaikan dan posisi venturimeter dianggap horizontal.

Jika va dan vb adalah kecepatan rata-rata di hulu dan hilir dan


adalah densitas fluida, maka
vb2 - va2 = 2(pa - pb)/
Persamaan kontinuitas bisa ditulis sebagai
va = (Db/Da)2 vb = 2
vb
dengan Da = diameter pipa, Db = diameter kerongkongan, dan =
rasio diameter (Db/Da). Jika Va dari kedua persamaan dieliminasi
maka

.i .f
h
f
G g9 0

Persamaan ini berlaku hanya untuk aliran fluida inkompresibel. Untuk


memperhitungkan rugi gesekan di antara lokasi a dan b, persamaan
ini dikoreksi dengan memperkenalkan sebuah faktor empiris Cv.
Koefisien Cv ditentukan secara eksperimen dan disebut koeflsien
venturi.
Pengaruh kecepatan hampiran va diperhitungkan oleh suku 1/(1
4 0,5
) . Jika Db kurang dan Da/4 maka kecepatan hampiran dan suku
bisa diabaikan karena error yang diakibatkannya kurang dan 0,2
persen.
Untuk venturi berdesain baik, konstanta Cv benilai sekitar 0,98 untuk
pipa berdiameter 2 sampai 8 inch dan sekitar 0,99 untuk diameter
yang lebih besar.
Venturimeter dengan desain yang layak menghasilkan rugi tekanan
permanen sebesar lk. 10% dari beda tekanan venturi (pa pb), dan
90% sisanya terpulihkan.

Laju aliran volumetrik:


Kecepatan di kerongkongan venturi vb biasanya bukanlah merupakan
besaran yang ingin diketahui. Laju aliran yang berguna secara praktis
adalah laju aliran massa dan volume melalui alat ukur. Laju aliran
volume dihitung dari
Q = .Ab.vb
dan laju aliran massa dihitung sebagai perkalian Q dan densitas.

Dimensi baku:
Sudut kerucut masuk (2. 1) = 21 2
Sudut kerucut keluar (2. 2) = 5 sampai 15
Kerongkongan : panjang = diameter
Orificemeter Venturimeter, walaupun handal, rugi-rugi tekanannya kecil, dan luas
digunakan (khususnya untuk volume aliran gas dan cairan yang
besar) tetapi konstruksinya relatif rumit sehingga harganya mahal.
Khususnya untuk jalur pipa kecil, harga venturimeter menjadi mahal,
sehingga alat yang lebih sederhana digunakan, yaitu: orificemeter.

Gambar 27. Orificemeter


Orificemeter terdiri dari orifice, yaitu sebuah plat datar yang
berlubang lingkar di tengahnya. Gambar 27 memperlihatkan dua
lubang-pencatat tekanan tepat di hulu dan di hilir orifice yang
dipasangi manometer. Ada tiga macam cara penempatan lubang-
pencatat yang dikenal, dan koefisien orificemeter tergantung pada
posisi lubang pencatat ini.

Jenis lubang-pencatat (tap)


Jarak lubang-pencatat hulu
Jarak lubang-pencatat hilir

Flange
1 inch
1 inch

Vena contracta
1 diameter pipa (ukuran dalam)
0,3-0,8 diameter pipa, tergantung pada

Pipa
2,5 kali diameter pipa nominal
8 kali diameter pipa nominal

Prinsip kerja orifice:


Prinsipnya identik dengan venturimeter. Penurunan penampang
lintang aliran yang melalui orifice akan menaikkan head kecepatan
yang disertai dengan penurunan head tekanan, dan penurunan
tekanan antara lubang-lubang pencatat diukur menggunakan
manometer.

Persamaan Bernoully merupakan dasar keterkaitan antara kenaikan


head kecepatan dan penurunan head tekanan.

.i .f
h
f
G g9 0
dengan = (Do/Da) = (A0/Aa)0,5

Kesulitan dengan orificemeter, yang tidak dijumpai pada


venturimeter, terletak pada rumitnya penentuan Ab (vena contracta).
Luas venacontracta biasa ditentukan berdasarkan keterkaitannya
dengan penampang lintang orifice yang disebut sebagai koefisien
kontraksi Cc:
Cc = Ab/A0
Dengan demikian, karena vb.Ab = v0.A0 maka v0 = Vb.Cc sehingga

N@ .D S.j
h
>
G S N@ HO> OD 0

Bila didefinisikan koefisien discharge Co untuk memperhitungkan (a)


parameter Cc, dan (b) rugi-rugi gesekan dalam alat, maka laju aliran
Q melalui pipa bisa diperoleh sebagai:

N HO .D S.j
k h
G O Oi 4 0

C0 sangat bervariasi dengan rasio A0/Aa dan bilangan Reynolds. Nilai


C0 bisa diambil 0,61 untuk alat ukur baku pada bilangan Reynolds
lebih dan 104, walaupun nilai tersebut terasa berubah pada nilai
Reynolds yang lebih rendah.

Pemulihan tekanan orifice:


Rugi tekanan permanen bergantung pada nilai = D0/Da. Untuk =
0,5 rugi tekanan mencapai 73% dari perbedaan tekanan orifice.
Venturi vs Dalam pembandingan kedua alat ukur harus dipertimbangkan pula
orifice biaya instalasi dan biaya operasi.
1. Plat orifice bisa mudah diubah untuk mengakomodasi berbagai
laju aliran yang sangat berbeda, sedangkan diameter
kerongkongan venturi tetap, sehingga rentang laju alirannya
dibatasi oleh batas praktis dari p.
2. Orificemeter menimbulkan kerugian tekanan permanen yang
besar karena adanya olakan pada sisi hilir plat orifice; bentuk
venturimeter mencegah pembentukan olakan sehingga rugi-rugi
permanen bisa dikurangi.
3. Orifice murah dan mudah dipasang. Venturimeter mahal, dan
harus difabrikasi dengan teliti. Orifice buatan sendiri seringkali
sangat memuaskan, sedangkan venturimeter praktis selalu harus
dibeli dari agen instrumen.
4. Kerugian head (berarti pula kerugian daya) pada orifice berkali-
kali lebih besar daripada pada venturi. Jadi, bila orifice dipasang
pada sebuah jaringan yang menyalurkan fluida secara terus
menerus sepanjang waktu yang lama, biaya rugi-rugi daya boleh
jadi tidak seimbang dengan penghematan biaya alat. Oleh karena
itu, orifice paling baik digunakan untuk tujuan pengujian atau
kasus-kasus lain di mana kerugian daya bukanlah faktor penting.
5. Orifice, walaupun kerugian dayanya besar, sangat luas
digunakan karena keluwesannya yang lebih besar, karena
pemasangan sebuah plat orifice baru dengan bukaan yang
berbeda mudah dilakukan venturimeter tidak sedemikian
mudah diubah. Venturimeter digunakan hanya untuk instalasi
permanen.
6. Orificemeter memberikan pembacaan yang lebih tinggi daripada
venturimeter pada kecepatan yang sama.
Tabung pitot Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kecepatan lokal sepanjang
sebuah garis arus (streamline). Tabung pitot mempunyai dua tabung:
yaitu tabung tumbuk (a) dan tabung statik (b).
Mulut tabung-tumbuk tegak lurus dengan arah aliran. Mulut tabung
statik paralel dengan arah aliran. Kedua tabung dihubungkan dengan
manometer atau alat serupa untuk mengukur beda tekanan. Tabung
statik mengukur tekanan statik, karena tidak ada komponen
kecepatan yang tegak lurus dengan mulutnya. Tabung tumbuk
mengukur tekanan statik + tekanan tumbuk (karena energi kinetik)
atau dalam head, tabung tumbuk mengukur head tekanan statik plus
head kecepatan. Oleh karena itu, bacaan pada manometer (hm) akan
menunjukkan head kecepatan (v2/2g) yang besarnya sama dengan
head tekanan yang ditunjukkan oleh manometer ( p/ ), sehingga:

H'
P h

dengan p = hm.( m - )g. Jadi

lm H L
h
m
P

Setup tabung Setup tabung pitot berikut tersusun dari dua tabung konsentrik yang
pitot disusun paralel dengan arah aliran; tekanan tumbuk diukur pada
ujung bukaan tabung bagian dalam. Ujung dari tabung konsentrik luar
ditutup rapat dan sederetan orifice pada permukaan lengkung
memberikan indikasi akurat tentang tekanan statik.
Supaya laju aliran tidak terlalu banyak terganggu, diameter instrumen
tidak boleh lebih dan 1/9 diameter pipa. Pengukuran akurat dari
tekanan tumbuk bisa diperoleh menggunakan sebuah tabung
berdiameter sangat kecil dengan ujung bukaannya tegak lurus
dengan arah aliran.
Tabung pitot mengukur kecepatan hanya pada sebuah filamen
cairan, dan karenanya bisa digunakan untuk memetakan distribusi
tekanan melintang pipa. Jika diinginkan pengukuran aliran total dari
fluida melalui pipa, kecepatan harus diukur pada berbagai jarak dari
dinding dan hasilnya diintegrasikan. Laju aliran total bisa dihitung dari
hanya satu bacaan apabila distribusi kecepatan melintang
permukaannya telah diketahui.
Tabung pitot yang sempurna akan memenuhi persamaan

lm L
h
m
P

tetapi semua alat harus dikalibrasi dan pada basil pengukuran


sebuau faktor koreksi digunakan.
Rotameter Pada orificemeter, luasan hambatan (orifice) konstan dan penurunan
tekanan merupakan fungsi dan laju aliran.

Pada rotameter sebaliknya, penurunan tekanan konstan dan luasan


hambatan (orifice) fungsi dari laju aliran.
Rotameter terdiri dari sebuah tabung gelas tapered dengan diameter
terkecil di dasar. Tabung terdiri dari apungan yang bisa bergerak
bebas dengan penyangga pada dasar tabung. Jika fluida mengalir,
apungan menaik sampai beratnya diimbangi oleh gaya dorong fluida,
dan apungan mencapai posisi setimbangnya. Posisi inilah yang
menunjukkan laju aliran dan besarnya bisa dibaca pada skala di
sebelahnya yang biasanya ditorehkan pada tabung gelas.

Apungan biasa distabilkan dengan adanya celukan helik yang


membuatnya berputar dari sinilah nama rotameter diturunkan.

Bentuk-bentuk apungan lainnya bisa digunakan termasuk bola


pada alat yang lebih kecil.

Penurunan tekanan melalui apungan sama deengan beratnya dibagi


dengan penampang-lintang terbesar pada bidang horizontal. Luasan
untuk aliran adalah annulus yang dibentuk antara apungan dan
dinding tabung.

Rotameter, oleh karenanya, biasa dipandang sebagai orificemeter


dengan bukaan/celah beragam, dan rumus yang diturunkan untuk
orificemeter atau venturimeter tetap berlaku dengan hanya sedikit
perubahan.
Baik pada orificemeter maupun rotameter penurunan tkanan timbul
karena konversi energi tekanan menjadi energi kinetik (ingat
persamaan Bernoully) dan dari rugi-rugi gesekan yang
diperhitungkan dalam koefisien discharge.
p/( g) = (U22 u12)/(2g)
Dari persamaan kontinuitas
A1.u1 = A2.u2
dengan A1 penampang tabung dan A2 penampang annulus (luasan
diantara tabung dan apungan).
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

'
^4 h
G K4 K1 4

Penurunan tekanan melalui apungan adalah


p = Vf ( f )g / Af
di mana Vf adalah volume apungan, f adaalah densitas bahan
apungan, dan Af adalah luasan maksimum tampang lintang apungan
dalam bidang horizontal.
Dari kedua persamaan terakhir, laju aliran bisa dihitung dari rumus

H q6 q :L
n op H K4 h
H Kq K4 K1 4

dengan CD koefisien hambatan aliran dari apungan yang tergantung


pada bentuknya dan bilangan Reynolds aliran untuk ruang annular A2
(dihitung berdasarkan kecepatan aliran di annulus dan diameter
hidrolik rerata anulus).
Secara umum, apungan yang memberikan koefisien hambat hampir
konstan adalah yang bentuknya menimbulkan arus olakan dan
memberikan nilai CD yang rendah.

Koefisien apungan C yang konstan timbul karena turbulensi, dan


karena alasan ini koefisien praktis tidak tergantung pada viskositas
fluida. Alat bisa dibuat relatif tidak peka terhadap perubahan densitas
fluida dengan memilih densitas apungan p. Jika densitas apungan
dua kali densitas fluida, maka posisi apungan tidak tergantung pada
densitas fluida.

Karena bekerja atas dasar gravitasi, rotameter harus dipasang


vertikal (dengan tabung-aliran tegak lurus terhadap lantai). Rentang
pengukuran rotameter bisa ditingkatkan dengan mengatur densitas
apungan. Untuk tekanan tinggi, tabung gelas diganti dengan tabung
logam. Jika tabung metal digunakan atau jika cairannya sangat gelap
atau kotor, untuk pembacaan diperlukan indikator eksternal.

Kelebihan rotameter adalah pembacaan visualnya yang langsung,


skalanya hampir linier, dan kerugian head konstan (dan kecil).
Rotameter tidak harus di pasang pada jalur pipa yang lurus di hulu
dan hilirnya.

Kanal terbuka
Notch dan Notch adalah bukaan pada sisi tangki atau tandon pengukuran yang
Weir merentang ke atas sampai permukaan bebas (free surface).

Weir adalah notch pada skala besar, yang digunakan misalnya untuk
mengukur aliran sebuah sungai, dan tepinya dibuat tajam (tipis) atau
memiliki lebar sepanjang arah aliran.

Metode untuk menentukan aliran teoritik melalui notch sama dengan


yang diadopsi untuk orifice besar
Untuk notch berbentuk sembarang seperti pada gambar di atas,
perhatikan sebuah strip selebar b setebal h pada kedalaman h di
bawah permukaan bebas.
Luas strip = b. h
Kecepatan melalui strip = G H LH l

Aliran melalui strip, Q = Luas x Kecepatan = b. h. G H LH l


Integrasi aliran dan h = 0 pada permukaan bebas sampai h = H pada
dasar notch memberikan aliran teoritis total
t

n G L r sH l1 4
Vl

Integrasi dilakukan bila b bisa dinyatakan sebagai fungsi h.


Notch persegi Untuk notch persegi

b = konstan = B sehingga
t

n uG L r l1 4
Vl uw 7 4
G L
v
Notch-V Untuk notch-V dengan sudut

b = 2. (H h). tan( /2) sehingga


y
y
k G ? /DB x [> 6ySE:E E G ? /DB x zv yEv S v E{ |
>
Atau
}
k G ? /DB x y; 4
{

Dari sini jelas bahwa bentuk hubungan Q dan H yang diinginkan bisa
diatur dengan memilih bentuk notch yang sesuai.

Seperti halnya pada orifice, aliran aktual melalui notch atau weir bisa
ditentukan dengan mengalikan aliran teoritik dengan koefisien aliran
(discharge coefficient) untuk memperhitungkan kerugian energi dan
kontraksi penampang lintang aliran pada dasar dan sisi notch atau
weir.

Kecepatan aliran cairan menghampiri notch bisa dianggap sangat


kecil sehingga energi kinetiknya bisa diabaikan; selain itu bisa juga
diambil anggapan bahwa kecepatan melalui elemen horizontal pada
notch hanya tergantung pada kedalamannya di bawah permukaan
bebas.

Kedua anggapan ini memuaskan untuk aliran pada notch atau weir di
tepi tandon yang besar. Namun bila notch atau weir ditempatkan
pada tepi kanal sempit, kecepatan hampiran pada weir akan cukup
berarti dan head h yang menghasilkan aliran akan meningkat akibat
energi kinetik cairan yang menghampirinya pada nilai:
x = h + v12/(2g)
dengan v1 kecepatan aliran dari cairan pada kanal hampiran. Nilai v1
diperoleh dari pembagian aliran dengan luas total penampang kanal
itu sendiri (bukan luas notch). Hasilnya, aliran melalui strip menjadi
n sH lH G H LH $
Weir persegi : Koefisien aliran untuk weir persegi diberikan oleh Rehbock sebagai :
>~>}w
o >~>{ 5 5
koefisien
aliran >>>w
Dengan P adalah tinggi tebing (crest) weir dalam meter.

Persamaan tersebut sahih untuk P dari 0,1 sampai 1,0 m dan H dari
o,024 sampai 0,6 meter.
Suppressed Pada suppressed weir panjang tebing sama dengan lebar kanal.
weir Dalam kasus ini pengaruh sisi weir dieliminasi atau dilibas
(suppressed).
Contracted Jika panjang tebing pada weir persegi kurang dari lebar kanal maka
weir akan terjadi kontraksi lateral. Laju aliran Q untuk weir persegi
berkontraksi ditaksir dari persamaan

n o u >~ Yw w7 4
G L
v
dengan n adalah bilangan kontraksi. Nilai n = 0 jika notch selebar
kanal, n = 1 jika notch lebih sempit daripada kanal tetapi disusun
dengan satu sisi bertemu dengan sisi kanal, dan n = 2 jika notch Iebih
sempit dari kanal dan ditempatkan secara simetris.
Submerged Pada submerged weir cairan pada sisi hilir naik melebihi aras tebing.
weir
Aliran melalui weir ini bisa dipertimbangkan dengan membagi aliran
menjadi dua bagian:
1. Aliran pada bagian atas garis AB bisa dianggap sebagai aliran
weir (H1H2) dengan laju aliran Q1.
n1 v o 1 u w1 w4 7 4
G L
2. Aliran pada kedalaman sisanya bisa clianggap sebagai aliran
melalui submerged orifice dengan laju aliran Q2.

n4 o 4 uw4 H 6 L w1 w4 :

Laju aliran totalnya, Q = Q1 + Q2


Notch Persamaan untuk aliran melalui notch trapesium
Trapesium

Diperoleh dari persamaan untuk notch persegi dan V, yaitu :

}
n o G Luw 7 4
5 o G L /DB w; 4
v {

ALIRAN DI SEKITAR OBYEK


Gaya hambat Gaya hambat pada partikel padat dalam fluida. Gaya searah aliran
(drag force) yang diakibatkan oleh fluida pada padatan disebut hambatan (drag).
Gambar berikut melukiskan sebuah bola halus berdiameter Dp dalam
suatu arus aliran yang kecepatannya pada lokasi jauh dari bola
sebesar u ke arah kanan.
Pada kecepatan rendah aliran di sekitar bola bersifat laminer. Pada
kecepatan lebih tinggi daerah aliran di hilir benda (wake) bersifat tak-
stabil, dan pusaran turbulen (turbulent vortices) muncul terus-
menerus dari berbagai lokasi disekitar bola. Akibat turbulensi,
tekanan di hilir bola tidak akan sepenuhnya pulih seperti di hulu, dan
akan terdapat hambatan bentuk (form drag) ke kanan bola. Untuk
aliran laminer, pemulihan tekanan terjadi sepenuhnya sehingga
hambatan bentuknya nol.

Selain hambatan bentuk terdapat pula hambatan karena gradien


kecepatan yang terdapat pada permukaan bola sehingga muncullah
hambatan viskos atau dikenal pula sebagai hambatan dinding
(viscous drag atau wall drag) ke arah kanan. Dalam aliran potensial
(invisid di mana viskositas nol) tidak akan ada hambatan viskos atau
hambatan dinding.

Jumlah dari kedua efek hambatan ini dikenal sebagal gaya hambat
(total), FD. Hambatan serupa terjadi pada bola atau obyek lainnya
yang bergerak dalam fluida diam karena yang berpengaruh di sini
adalah kecepatan relatif.
Streamlining Hambatan bentuk bisa diminimalkan dengan mengusahakan
pemisahan garis aliran (flow-separation) dari dinding agar terjadi
sejauh mungkin ke arah hilir obyek. Hal ini bisa dicapai melalui
penggaris-arusan (streamlining) seperti dilukiskan pada gambar
berikut.
Korelasi CD Hasil-hasil eksperimen tentang hambatan pada sebuah bola halus
bisa dikorelasikan berdasarkan dua bilangan tak-berdimensi, yaitu
antara koefisien hambat (drag coefficient) CD dan bilangan Reynolds
partikel Rep
p K
op
^ 4
Dengan Rep = u Dp/ , Ap = . (Dp)2/4 adalah luasan proyeksi dari
bola searah gerak, dan dan adalah sifat fluida viskositas dan
densitas.

Gambar di atas memperlihatkan adanya tiga daerah-aliran beda di


sekitar bola, yaitu:
1. Untuk Rep < 1 (daerah laminer), CD vs Rep berupa garis lurus dan
diberikan oleh hubungan CD = 24/Rep (atau dalam bentuk hukum
Stoke, FD = 3" .u .Dp).
2. Untuk 1 < Rep < 1000 (daerah transisi), CD = 18.Rep-0,6.
3. Untuk 1000 < Rep < 2.105 (daerah turbulen), CD = 0,44.
Untuk silinder dan piringan, pada Rep sampai 1, CD = 24/Rep. Pada
daerah lain CD bervariasi menurut Rep sebagaimana terlukiskan pada
gambar. Di sini orientasi aliran menjadi Iebih penting. Koefisien
hambatan bervariasi menurut orientasi padatan terhadap arah aliran.
Dalam semua kurva ini transisi aliran dari laminer menjadi turbulen
Iebih perlahan daripada pada aliran dalam pipa.

ALIRAN DALAM MEDIA BERPORI


Medium Media berpori bisa berupa pasir, batu berpori, tumpukan gelas, atau
berpori kapas dalam pipa. Pada penampang lintang sembarang yang tegak
lurus arah aliran, kecepatan reratanya bisa ditentukan berdasarkan
penampang lintang irisan pipa. Kecepatan yang ditentukan dengan
cara demikian disebut sebagai kecepatan semu (superficial velocity),
Vs.
n Q

K K
Kecepatan bisa juga dihitung berdasarkan luasan yang benar terbuka
terhadap fluida yang mengalir, di mana di sini disebut sebagai
kecepatan isian (interstitial velocity), Vi.
n Q
1
]K ] K
dengan didefinisikan sebagai porositas atau fraksi void:
/A/D A AC C/ A ACA C B /EC C/
]
/A/D A A C/

Untuk saluran yang berpenampang tidak bundar, faktor friksi bisa


digunakan apabila diameter dalam faktor friksi dan bilangan Reynolds
digantikan dengan 4 kali radius hidrolik (rH).

Radius hidrolik (rH) adalah luasan penampang lintang yang tegak


lurus terhadap aliran dibagi dengan keliling basah (wetted perimeter).
Untuk saluran yang seragam, radius hidrolik konstan. Untuk
tumpukan padatan (packed bed), radius hidrolik bervariasi dari titik ke
titik. Namun jika luasan penampang lintang dan keliling keduanya
dikalikan dengan panjang tumpukan maka, radius hidrolik medium
berpori menjadi:
rH = (volume terbuka untuk aliran) / (permukaan basah total)
atau:
A Aj

AAC.E @D.D /@C C D@D D AAB.D /@
atau:
PX^Q X Y *X X
ct Xc XcX^UQV^Q
*X*Z**V U^cZW
Namun,
PX^Q X sV ]
XH X Zc*WU
PX^Q X XY Zc*W
sehingga
PX^Q X sV ]
ct
U^cZW ZcZ
PX^Q X sV ]
PX^Q
atau:
]
ct "
] b" 4 7 d

]
ct b d
]
Kerugian head : hf = p / = 2fLV12 / De
' ' ! ]
b d
1
4 ] 1
4

Pensubstitusian untuk V1 dalam bentuk Vs, yaitu : V1 = Vs /


' ]7

v ]
4

Dengan Re = De V1 / dan substitusi untuk De dan V1




v ]
' ]7

m m
]
4

Perbedaan Sebagaimana halnya aliran dalam pipa, ada sejumlah perbedaan


konstanta faktor friksi yang biasa digunakan untuk aliran dalam media berpori,
semuanya berbeda path konstantanya saja.


m m
]
Dimana fPM = 3f dan RePM = 3.Re / 2
Untuk aliran laminer, f = 16 / Re, sehingga
fPM / 3 = 16 / (2.RePM / 3)
fPM = 72 / RePM

Dalam penurunan ini terdapat error yang bermula dari anggapan


tersembunyi bahwa aliran berarah ke x. Padahal, aliran dalam media
berpori sesungguhnya berkelak-kelok (zig-zag). Kalau sudut kelak
keloknya dianggap 45 terhadap sumbu x, maka jejak aliran
aktualnya menjadi I kali panjang jejak aliran, dan kecepatan isian
(interstitial velocity) aktualnya menjadi I kali kecepatan isian yang
digunakan dalam persamaan di atas.

Apabila perubahan ini dilakukan, maka agar terdapat kesesuaian


dengan peta faktor gesekan, aliran laminer dalam medium berpori
yang tersusun dari bola-bola berukuran seragam bisa dilukiskan oleh
persamaan
fPM= 144 /RePM
Data eksperimental menunjukkan bahwa konstanta tersebut bernilai
150, sehingga untuk aliran laminer berlaku bahwa:
fPM= 150 /RePM
atau

{> ' ] 7

]
4

]
Atau

' {> ] 4

]
4 7

Persamaan ini dikenal sebagai Blake-Kozeny atau Kozeny-Carman,


dan sahih untuk RePM kurang dari sekitar 10.
Untuk aliran turbulen, fpM = 1.75 (nilai eksperimental)
' ] 7
~ {
]
4

Sehingga
' ~ { 4
]
] 7
Ini persamaan Burke-Plummer, dan ini sahih untuk RePM lebih dari
1000.
Karena terdapat transisi halus dari semua aliran laminer ke turbulen,
Ergun menunjukkan bahwa jika ditambahkan suku faktor friksi
fPM= 1,75+ 150/NRePM
data daerah transisi terprediksi secara baik, yaitu:
' ~ { 4
] {> ] 4

5

] 7 ]
4 7

Inilah persamaan Ergun.


Untuk partikel yang non-bundar, sebagai ganti diameter dipakai
diameter ekuivalen. Diameter ekuivalen dari partikel non-bundar
didefinisikan sebagai sebuah bola bervolume sama dengan partikel
itu. Kebundaran (sphericity) adalah rasio dari luas permukaan dari
bola in dan luas permukaan aktual dan partikel tersebut. Rumus
kebundaran menjadi:
Kebundaran, ( s) = 6vp/ (DpSp)
dengan vp, adalah volume partikel, Dp adalah dimensi karakteristik dari
partikel, dan Sp adalah luas permukaan partikel.
Untuk partikel non-bundar persamaan Ergun menjadi,
3
p sDp /(L V02(1 )) = 150(1 )/( sDpV0 / )+1,75
Menara Menara tumpukan diterapkan pada adsorpsi, absorpsi, pertukaran-
Tumpukan ion, distilasi, pelembaban, reaksi katalitik, pemanas regeneratif, dli.
Packed Tower Tumpukan (packing) berfungsi untuk membuat kontak yang balk
antarfase-fase. Tumpukan bisa dibuat secara acak (random packing)
atau rapi (stacked packing). Ada berbagai bahan yang digunakan
dalarn tumpukan acak. Tumpukan bisa dibuat dari lempung, porselin,
plastik, atau logam. Tabel berikut menyajikan berbagai bahan
tumpukan beserta taksiran fraksi voidnya.

Packing
Void fraction,

Berl saddle
0.6-0.7

Intalox saddle
0.7-0.8

Rasching ring
0.6-0.7
Pall ring
0.9-0.95
Persyaratan Persyaratan utama dari sebuah menara tumpukan adalah:
utama 1. Inert secara kimiawi terhadap fluida dalam menara.
2. kuat secara fisik tetapi tanpa bobot berlebihan.
3. cukup jalan untuk arus-arus aliran berkontak tanpa penurunan
tekanan berlebihan.
4. baik kontak antara fase-fase aliran yang berkontak.
5. masuk akal biayanya.
Biasanya, fluida berdensitas lebili besar (misal air) mengalir ke bawah
permukaan tumpukan karena gravitasi, sementara fluida berdensitas
Iebih kecil mengalir ke atas karena ditekan dari bawah oleh tekanan
yang lebih besar dan dikeluarkan lewat atas.
Fluidisasi Istilah fluidisasi mengacu pada sistem gas-padatan dan cairan
padatan di mana fase padat menjadi bersifat Iayaknya fluida dengan
cara melewatkan arus gas atau cairan melalui tumpukan partikel-
partikel padatan. Contohnya adalah pembakaran dan catalytic
cracking tumpukan terfluidisasi dari fraksi minyak-mentah.
Fluidisasi bermula di titik di mana penurunan tekanan tumpukan tepat
sama mengimbangi gaya ke-bawah netto (gaya gravitasi minus
pengapungan) pada tumpukan padatan, sehingga:
p/L = (1 ) ( s )g
pensubstitusian p/L dari persamaan Ergun memberikan
{> ] ~ { 4
5 L

] 7 4 ] 7

Dalam kebanyakan penerapan industri, diameter partikelnya


dibuat kecil, dan Vs juga kecil. Dalam hal ini, suku kedua
persamaan tersebut menjadi bisa diabaikan terhadap suku
pertama, sehingga
{> ]7
4 L ]
Untuk suatu tumpukan (bed) persarnaan ini bisa digunakan
untuk keadaan terkembangkan atau tertumpuk (unexpanded &
expanded state).
Penurunan Watak penurunan tekanan pada tumpukan terfluidisasi: bila Vs naik
tekanan maka mungkin naik dan mempertahankan p konstan (L juga akan
naik tetapi efeknya jauh lebih kecil daripada efek perubahan . Lihat
persamaan di atas). Hasil eksperimental untuk uji semacam ini
disajikan pada gambar berikut.

Transition from packed bed to fluidized bed

Pada kecepatan lebih rendah dari kecepatan fluidisasi minimum Vmf,


tumpukan berlaku sebagai packed bed. Akan tetapi, begitu kecepatan
dinaikkan melampaui Vmf tidak hanya bed mengembang (L naik),
tetapi juga partikel-partikel bergerak menjauh, dan juga meningkat
untuk mempertahankan p agar konstan.

Begitu kecepatan semakin diperbesar, bed menjadi semakin


mengembang, dan isian padatan menjadi semakin encer. Akhirnya,
kecepatan menjadi akan sebesr kecepatan apung terminal (terminal
settling velocity) Vt dari masing-masing partikel, sehingga partikel
partikel terembus keluar dari sistem. Jadi rentang kecepatan di mana
suatu fluidized bed bisa bertahan terletak dalam rentang Vmf sampai
Vt.
Macam Persamaan yang diturunkan untuk menentukan kecepatan minimum
fluidisasi fluidisasi berlaku untuk cairan dan gas, tetapi di luar kecepatan
minimum fluidisasi Vmf penampakan bed dengan cairan dan gas akan
sangat berbeda.
Saat fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak semakin
menjauh dan gerakannya menjadi semakin hebat begitu kecepatan
dinaikkan, tetapi densitas bed pada suatu kecepatan density sama di
setiap bagian bed. Ini disebut particulate fluidization dan
dikarakterisasikan oleh ekspansi bed secara luas (tetapi seragam)
pada kecepatan tinggi.
Bed padatan yang difluidisasi oleh udara biasanya memperlihatkan
watak yang disebut aggregative/bubbling fluidization. Pada
kecepatan semu (superficial velocities) jauh Iebih besar dari Vmf
kebanyakan gas melalui bed sebagai gelembung atau void yang
nyaris bebas dari padatan, dan hanya sebagian kecil gas saja yang
mengalir dalam saluran antarpartikel-partikel.
Kelebihan & Kelebihan utama dari fluidisasi adalah teraduknya padatan secara
kekurangan hebat oleh fluida yang melalui bed, dan pengadukan padatan
menjamin tidak adanya gradien suhu dalam bed bahkan terhadap
reaksi yang bersifat eksotermal maupun endotermal.

Kekurangannya:
1. Kontak antara gas dan padatan tidak seragam
2. Erosi pada bagian dalam bejana.
3. Abrasi padatan sehingga ukuran partikel padat berkurang dan
kemungkinannya terperangkap dan terbawa aliran fluida menjadi
makin besar.
Pneumatic Pneumatic conveying adalah pemindahan bahan-bahan partikulat
conveying menggunakan aliran udara atau gas. Ini biasanya digunakan untuk
memindahkan partikel-partikel berukuran 20 m sampai 50mm.

Partikel-partikel yang Iebih halus bisa menyebabkan masalah karena


kecendurangannya untuk menggumpal antar-partikel atau pada
dinding pipa atau perlengkapan bantu. Serbuk yang Iengket dan
lembab sangat menyusahkan. Sebaliknya, partikel-partikel besar bisa
memerlukan kecepatan tinggi yang berlebihan untuk
mempertahankannya dalam suspensi atau mengangkatnya dari
dasar pipa dalam sistem horizontal.
Efektivitas pneumatic conveyor Iebih banyak tergantung pada
perlunya mencapai operasi yang andal (yaitu dengan cara
meniadakan risiko penyumbatan dan kerusakan oleh erosi), daripada
perlunya pencapaian kondisi yang mengoptimalkan kinerja dari
bagian lurus dari jaringan pipa. Hal lain yang juga penting adalah
menjaga agar perubahan arah aliran seperlahan mungkin,
menggunakan bahan konstruksi yang layak (lapisan polyurethane
seringkali dipakai), dan menggunakan kecepatan rendah sekedar
cukup untuk membuat partikel-partikel bergerak tetapi tidak terlalu
tinggi sehingga bisa menyebabkan erosi serius.

Dalam hydraulic conveying padatan dan cairan berorde densitas


sama, dengan padatan biasanya mempunyai densitas yang agak
lebih besar daripada cairannya. Kecepatan aliran praktis biasanya
dalam rentang 1 sampai 5 m/detik.

Dalam pemindahan pneumatik, padatannya bisa memiliki densitas


yang dua sampai tiga orde Iebih besar daripada gasnya dan
kecepatannya bisa jauh lebih besar, yaitu sampai 20-30 m/detik.

PENGGERAK ALIRAN (PRIME MOVER)


Perlengkapan Cairan yang digunakan dalam suatu industri sangat berbeda-beda
pemompaan sifat fisika dan kimiawinya. OIeh karena itu berbagai cara
cairan pemompaan telah dikembangkan untuk berbagai macam fluida. Dua
macam utamanya adalah: posi tive displacement type and centrifugal
pumps.
Pada pompa jenis positive displacement banyaknya cairan yang
disalurkan terkait Iangsung dengan pergeseran gerak piston, dan
karenanya meningkat sejalan dengan peningkatan kecepatan dan
tidak terpengaruh banyak oleh tekanan. Dalam kelompok ini ada
reciprocating piston pump dan rotary gear pump, keduanya biasa
digunakan untuk mengalirkan pada tekanan tinggi, di mana
dibutuhkan laju pengaliran yang relatif konstan.
Jems pompa sentrifugal bergantung pada pemberian energi kinetik
tinggi pada cairan yang kemudian dikonversi seefisien mungkin
menjadi energi tekanan.
Untuk sejumlah penerapan, semisal penanganan cairan yang sangat
korosif atau mengandung suspensi padatan abrasif, alih-alih pompa
mekanik, udara bertekananlah yang biasa digunakan sebagai gaya
penggerak aliran.

Anda mungkin juga menyukai