Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi Oral
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang mempunyai kekuasaan di langit
dan dibumi berkat pertolongaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kontrasepsi Oral
ini.
Sholawat serta salam tak lupa kami sampaikan pada junjungan nabi agung kita
Muhammad SAW, pembawa rahmat bagi semesta alam baik pada sahabatnya maupun
pengikutnya.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Farmakologi dan selain itu untuk
mempermudah kami dalam mempelajari tentang Kontrasepsi Oral baik yang Progestin maupun
yang Kombinasi ini adalah merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh
masyarakat pada umumnya,karena mudah di dapat dan juga terjangkau.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa kami tunggu, dalam rangka menyempurnakan
makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.3
b. Rumusan Masalah4
c. Tujuan..4
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan..23
b. Saran....24
BAB I
PENDAHULUAN
2
I. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi
yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas.
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen
dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon
ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel
telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah.
Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap
penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah
serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh
memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain.
Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah
tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh
karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan
juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi ak peserta KB . Pilihan pil KB sering
ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering
menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara.
Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur,
nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit
dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007)
3
c. Bagaiman mekanisme kerja dari kontrsepsi oral?
d. Apa kelemahan dan kelebihan dari kontrasepsi oral?
e. Apa efek samping dari kontrasepsi oral?
f. Apa kontra indikasi dari kontrasepsi oral?
g. Bagaimana cara penggunaan dari kontrasepsi oral?
III. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi daripada kontrasepsi oral.
b. Untuk mengetahui jenis jenis dari kontrasepsi oral.
c. Dapat mengetahui mekanisme kerja dari kontrsepsi oral.
d. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan kontrasepsi oral
e. Untuk mengetahui efek samping dari kontrasepsi oral
f. Untuk mengetahui kontra indikasi dari kontrasepsi oral
g. Untuk mengetahui cara penggunaan dari kontrasepsi oral
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi Oral
4
Kontrasepsi oral atau biasa dikenal dengan Pil KB adalah alat kontrasepsi
pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-
oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak
digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan,serta harganya
murah.( Everett,Suzanne,2007).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon
estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah
kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB
akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.
(Sastrawinata, 2000).
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan
preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya
ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH,
mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Diminum selama 21 hari berturut-turut pada setiap 28 hari.
Komponen progestin pada OCP kombinasi mempunyai aktivitas yang bervariasi
pada reseptor progesterone, reseptor androgen, dan reseptor mineralokortikoid. Dosis
estrogen dan progestin dalam OCP kombinasi dapat tetap selama 21 hari atau dapat
dimodulasi secara berurutan (pil fase atau trifasik). OCP kombinasi mencegah kehamilan
melali berbagai mekanisme, termasuk inhibisi ovulasi, penebalan lender serviks untuk
mencegah transpor sperma, dan perubahan dinding uterus untuk mencegah implantasi.
5
Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan
haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3
hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan
haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada
siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan
pada hari pertama perdarahan haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat
inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap
hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa
pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru)
pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien
harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan
siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa
mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil
dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun
haid tidak terjadi.
6
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB
yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi
derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil.
Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam
pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan
adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum
setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
7
hipofisis,estrogen dapat menghambat pengeluaran folicle stimulating hormone
(FSH) sehingga perkembangan dan kematngan folikle de Graff tidak terjadi.Di
samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran hormon luteinizing (LH).
Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.
Fungsi Estrogen:
- Berperan dalam masa pubertas
- Memainkan peran dalam pengembangan ciri-ciri atau karakteristik seks
sekunder, seperti, pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan ketiak
- Membantu mengatur siklus menstruasi
- Mengendalikan pertumbuhan lapisan rahim selama awal siklus menstruasi
- Mengontrol laktasi dan perubahan lain pada payudara
- Berperan dalam pembentukan tulang, bekerja dengan vitamin D, kalsium
dan hormone lain untuk secara efektif memecah dan membangun kembali
tulang sesuai dengan proses alami tubuh
- Berperan dalam pembekuan darah
- Menjaga kekuatan dan ketebalan dinding vagina dan pelepasan uretra
- Dapat berpengaruh terhadap kulit, rambut, selaput lender dan otot-otot
panggul
- Serta, dapat pula mempengaruhi otak dan suasana hati
Fungsi Progesteron:
- Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH
tidak dan menghambat ovulasi.
- Progesteron mengubah endometrium,sehingga kapasitas spermatozoa
tidak berlangsung
- Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
- Menghambat peristaltik tuba,menyulitkan konsepsi.
8
- Menghindari implantasi,melalui perubahan struktur endometrium.
Dapat dipakai selama diinginkan tidak Dalam waktu panjang menekan fungsi
9
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
Dapat mempengaruhi mood.
Dapat mengurangi ASI.
10
9. Mudah tersinggung, depresi.
10. Libido bertambah/berkurang.
11
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil
kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar
matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan
menghilang lambat laun.
e. Kulit berminyak, acne
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang
mengandung progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan
pil yang mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan
mengurangi gejala ini.
f. Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia
lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari
progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah
pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan
diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.
g. Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai
kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan
metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan
bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan dan diganti dengan
cara lain.
h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan
berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada
waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang
mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-
kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus.
Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap
kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata
setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi
dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara ini dianjurkan
untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.
12
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti
atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan
kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan
clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba
dengan human menopausal gonadotrophin.
13
yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan
keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus
segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae
yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum diketahui dengan
jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada
masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan
regresi Ca mammae tersebut.
8. Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah
menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi
berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus
hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah
normal kembali.
9. Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi.
Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan
tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg
sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap
hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada
wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau
terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga.
10.Depresi
Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama
siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada
pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan
diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.
11.Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini
disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi
hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil
kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita
14
yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral
dihentikan (Sastrawinata, 2000).
15
dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di
payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di
tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas
(Saifuddin, dkk. 2000).
( Prawirohardjo,sarwono:2006 ).
16
G. Cara Penggunaan Kontrasepsi Oral
Pil kombinasi.
o Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
o Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
o Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
o Pada kemasan 28 pil : dianjjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari
yang ada pada kemasan.
o Bila kemasan 28 pil habis : sabaiknya mulai minum pil dari kemasan yanng baru.
o Bila kemasan 21 pil habis : tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari
kemasan yang baru.
o Minum pil yang lain,apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.
o Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan,apabila tidak memperburuk keadaan
saat terjadi muntah hebat atau diare lebih 24 jam.
o Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau
lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
o Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
Aturan pil lupa.
Apabila lupa pil minum 1 pil ( hari 1 21 ),maka setelah ingat segera minum 2 pil pada
hari yang sama ( tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain).apabila lupa minum
2 pil ( 1 21 ),sebaiknya minum 2 pil setiap sampai jadwal yang ditetapkan ( sebaiknya
17
menggunakan mettode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
pil habis ).
Petunjuk untuk pasien post partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum.Jika sudah 6 minggu post partum
dan sudah melakukan hubungan seksual,sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode
barier.
Petunjuk untuk pasien post partum yang Menyusui.
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sam dengan petunjuk umum dan
aturan pil lupa.Sebellum menggunakan pil kombinasi,berikan konseling dan KIE pada
pasien tentang berbagai metode kontrasepsi. (Prawirohardjo,sarwono:2006 )
Pil Skuensia.
Cara pemakainnnya dengan diberikan estrogen terlebih dahulu selama 14-16 hari
pertama, selanjutnya kombinasi estrogen dan progesteron untuk 5-7 hari. Khasiatnya
untuk menghambat ovulasi (tidak diedarkan di indonesia).
18
Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid ( bila
menyusui penuh,tidak memerlukan kontrasepsi tambahan ).
Selain itu,pil mini dapat digunakan saat :
Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti
dengan mini pil.Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid
berikutnya,apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar
dan tidak hamil.
Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini
pil.Pil dapat diberikan pada jadwal suntikan beriktnya dan tidak memerlukan
metode kontrasepsi tambahan lain.
19
Aturan lupa minum pil :
Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil,segera minum pil saat ingat dan
gunakan metode barier selama 48 jam.
Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil ,segera minum pil yang terlupa d an gunakan
metode barier sampai akhir bulan.
Hal yang perlu disampaikan pada pasien antara lain :
Penggunaan mini pil akan merubah pola haid initerutama 2 atau 3 bulan
pertama.Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan
tidak mengganggu kesehatan.
Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mmual,pusing
ataupun nyeri payudara.
Efektifitas mini pil akan menimbulkan akan berkurang,bila pasien mengkonsumsi
obat obatan tuberkulosis epilepsi.
Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat
haid,kemungkinan terjadi kehamilan.
Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada prut,kemungkinan
terjadi terjadi kehamilan ektopik.
Masalah penglihatan kabur,nyeri kepala hebat,kemungkinan terjadi hipertensi atau
masalah vaskuler.
Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah masalh di atas.
(Saifuddin, dkk. 2006 ).
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral.
2. Jenis-jenis dari pil KB ada 5, yaitu pil kombinasi atau combination oral contraceptive
pill, minipill, pil sekuenseal, once a month pill, dan morning after pill.
3. Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi.
Kelemahan :
a. Penggunaan pil harus diminum setiap hari,
b. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding ,
c. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbuston dan antibiotik tertentu).
d. Tidak mencegah penyakit menular seksual, BHV, HIV/AIDS.
Kelebihan :
a. sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Mudah digunakan
e. Mudah dihetikan setiap saat.
Penggunaan pil Mini
Kelebihan :
a. sangat efektif apabila digunakan secara benar.
b. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
c. Nyaman, mudah digunakan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.
21
Kelemahan :
a. Menjadi kurang efektif bila menyusui berkurang.
b. breakfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak
teratur.
c. Harus diminum setiap hari (bila lupa minum maka kemungkinan
hamil).
4. Efek samping dari pil KB yaitu menimbulkan gejala subjektif dan objektif, serta akan
menimbulkan mual/ muntah, pusing, tegang pada payudara, chloasma, kulit
berminyak, jerawat, keputihan, penambahan berat badan, dan gangguan pada
menstruasi.
5. Kontraindikasi dari pil KB, yaitu :
a. Kehamilan,
b. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,
c. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,
d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,
e. Faal hepar yang terganggu,
f. Perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya.
6. Cara penggunaan pil KB yaitu pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar
menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam). Bila satu pil
aktif lupa, maka ssegera telan setelah ingat.
B. Saran
Sebaiknya pil KB diminum menjelang tidur setiap hari sehingga resiko lupa dapat
diperkecil karena salah satu faktor kebersihan dalam penggunaan pil KB adalah
kedisiplinan untuk meminnum pil KB.
22