Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang mempunyai kekuasaan di langit
dan dibumi berkat pertolongaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kontrasepsi Oral
ini.
Sholawat serta salam tak lupa kami sampaikan pada junjungan nabi agung kita
Muhammad SAW, pembawa rahmat bagi semesta alam baik pada sahabatnya maupun
pengikutnya.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Farmakologi dan selain itu untuk
mempermudah kami dalam mempelajari tentang Kontrasepsi Oral baik yang Progestin maupun
yang Kombinasi ini adalah merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh
masyarakat pada umumnya,karena mudah di dapat dan juga terjangkau.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa kami tunggu, dalam rangka menyempurnakan
makalah ini.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.3
b. Rumusan Masalah4
c. Tujuan..4

BAB II

PEMBAHASAN

a. Definisi Kontrasepsi Oral.....5


b. Jenis-Jenis Kontrasepsi Oral.5
c. Mekanisme Kerja Kontrsepsi Oral8
d. Kelemahan Dan Kelebihan Kontrasepsi Oral.10
e. Efek Samping Kontrasepsi Oral..11
f. Kontra Indikasi Kontrasepsi Oral16
g. Cara Penggunaan Kontrasepsi Oral.19

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan..23
b. Saran....24

BAB I

PENDAHULUAN

2
I. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi
yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas.
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen
dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon
ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel
telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah.
Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap
penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah
serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh
memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain.
Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah
tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh
karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan
juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi ak peserta KB . Pilihan pil KB sering
ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering
menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara.
Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur,
nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit
dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007)

II. Rumusan Masalah.


a. Apakah definisi dari kontrasepsi oral?
b. Apa saja jenis-jenis dari kontrasepsi oral?

3
c. Bagaiman mekanisme kerja dari kontrsepsi oral?
d. Apa kelemahan dan kelebihan dari kontrasepsi oral?
e. Apa efek samping dari kontrasepsi oral?
f. Apa kontra indikasi dari kontrasepsi oral?
g. Bagaimana cara penggunaan dari kontrasepsi oral?

III. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi daripada kontrasepsi oral.
b. Untuk mengetahui jenis jenis dari kontrasepsi oral.
c. Dapat mengetahui mekanisme kerja dari kontrsepsi oral.
d. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan kontrasepsi oral
e. Untuk mengetahui efek samping dari kontrasepsi oral
f. Untuk mengetahui kontra indikasi dari kontrasepsi oral
g. Untuk mengetahui cara penggunaan dari kontrasepsi oral

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kontrasepsi Oral

4
Kontrasepsi oral atau biasa dikenal dengan Pil KB adalah alat kontrasepsi
pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-
oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak
digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan,serta harganya
murah.( Everett,Suzanne,2007).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang
berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon
estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah
kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB
akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.
(Sastrawinata, 2000).
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan
preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya
ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH,
mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Diminum selama 21 hari berturut-turut pada setiap 28 hari.
Komponen progestin pada OCP kombinasi mempunyai aktivitas yang bervariasi
pada reseptor progesterone, reseptor androgen, dan reseptor mineralokortikoid. Dosis
estrogen dan progestin dalam OCP kombinasi dapat tetap selama 21 hari atau dapat
dimodulasi secara berurutan (pil fase atau trifasik). OCP kombinasi mencegah kehamilan
melali berbagai mekanisme, termasuk inhibisi ovulasi, penebalan lender serviks untuk
mencegah transpor sperma, dan perubahan dinding uterus untuk mencegah implantasi.

B. Jenis-jenis Kontrasepsi Oral


Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu:
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill (COC)
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari sekali.
Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol.
Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya
dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral
kombinasi, terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel,
norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat
estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus.

5
Pil KB/kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan
haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3
hari sesudah pil KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan
haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada
siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan
pada hari pertama perdarahan haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat
inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap
hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa
pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru)
pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien
harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan
siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa
mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil
dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun
haid tidak terjadi.

2. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial


Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap
siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan
selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen
selama 5-7 hari terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi
derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin.
Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih
rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini (POP)

6
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB
yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi
derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil.
Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam
pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan
adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum
setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.

4. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)


Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen
dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus
pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali
sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari
berturut-turut.

5. Once A Moth Pill


Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu pil yang
diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas
antara lain :
1. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti
progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
2. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa
modulator reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya
tersedia di India. (Saifuddin, 2006)

C. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Oral


Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap
perkenbangan folikel dan proses ovulasi.Melalui hipotalamus dan

7
hipofisis,estrogen dapat menghambat pengeluaran folicle stimulating hormone
(FSH) sehingga perkembangan dan kematngan folikle de Graff tidak terjadi.Di
samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran hormon luteinizing (LH).
Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.

Fungsi Estrogen:
- Berperan dalam masa pubertas
- Memainkan peran dalam pengembangan ciri-ciri atau karakteristik seks
sekunder, seperti, pertumbuhan payudara, rambut kemaluan dan ketiak
- Membantu mengatur siklus menstruasi
- Mengendalikan pertumbuhan lapisan rahim selama awal siklus menstruasi
- Mengontrol laktasi dan perubahan lain pada payudara
- Berperan dalam pembentukan tulang, bekerja dengan vitamin D, kalsium
dan hormone lain untuk secara efektif memecah dan membangun kembali
tulang sesuai dengan proses alami tubuh
- Berperan dalam pembekuan darah
- Menjaga kekuatan dan ketebalan dinding vagina dan pelepasan uretra
- Dapat berpengaruh terhadap kulit, rambut, selaput lender dan otot-otot
panggul
- Serta, dapat pula mempengaruhi otak dan suasana hati
Fungsi Progesteron:
- Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH
tidak dan menghambat ovulasi.
- Progesteron mengubah endometrium,sehingga kapasitas spermatozoa
tidak berlangsung
- Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
- Menghambat peristaltik tuba,menyulitkan konsepsi.

8
- Menghindari implantasi,melalui perubahan struktur endometrium.

D. Kelemahan Dan Kelebihan Kontrasepsi Oral

Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill (COC)


Kuntungan Kekurangan
Dapat diandalkan dan reversible. Harus minum pil secara teratur,secara
Meredakan disminorea dan menoragi. cermat dan konsisten.

Dapat dipakai selama diinginkan tidak Dalam waktu panjang menekan fungsi

harus berisirahat dulu. ovarium.

Tidak mengganggu hubungan seksual. Meningkatkan berat badan,rambut

Dapat dipakai oelh semua wanita usia rontok,tumbuh akne.

reproduktif. Mual, sakit kepala ringan,dan nyeri

Sangat dipakai bila dipakai dengan benar. payudara.


Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.
Dapat dipakai sebagai
kontrasepsi emergensi setelah hubungan Tidak ada perlindungan terhadap penyakit

pasutri yang tidak terlindung. menular seksual ( PMS ) dan HIV.

Mengurangi resiko anemi. Meningkatkan resiko gangguan


sirkulasi,seperti hipertensi, penyakit arteri
Kehamilan ektopik lebih sedikit.
dan tromboembolisme vena.
Menurunkan kista ovarium.
Efek COC pada kanker payudara.
Penyakit radanng panggul lebih sedikit.
Tidak cocok untuk perokok berusia di atas
Melindungi terjadap kanker endometrium
35 tahun.
dan ovarium.
Perdarahan bercak dan breakthrough
Kesuburan segera kembali setelah
bleeding.
pemakaian pil dihentikan.
Ada interaksi dengan beberapa jenis obat
(rifampisin, barbiturat, fenitoin,

9
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
Dapat mempengaruhi mood.
Dapat mengurangi ASI.

Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini (POP)


Keuntungan Kerugian
Tidak menghambat laktasi sehingga Agar efektif perlu diminum secara tertatur.
cocok untuk ibu yang menyusui Siklus menstruasi tidak teratur.
Tidak ada bukti meningkatkan resiko Sejumlah kecil wanita mengalami kista
penyakit kardiovaskuler. ovarium fungsional.
Tidak ada bukti meningkatkan Apabila POP gagal, ada kemungkinan
tromboembolisme vena. peningkatan angka kehamilan ektopik.
Tidak ada bukti peningkatan hipertensi. Efek POP pada kanker payudara
Cocok untuk wanita penderita diabetes
atau migren fokal.
Mengurangi dismenorea.
Dapat meredakan gejala
premenenstruasi.
Cocok untuk wanita yang tidak biasa
mengkonsumsi estrogen.
(Prawirohardjo,sarwono:2006;MT.Indriarti:2007;Sulistyawati,Ari:2011;Everett,Suzanne,2007; Manuaba : 1998).

E. Efek Samping Kontrasepsi Oral


Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil
berupa gejala-gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :
1. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).
2 Sakit kepala ringan, migraine.
3. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
4. Tidak ada haid.
5. Sukar untuk tidak lupa.
6. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.
7. Nafsu makan bertambah.
8. Cepat lelah.

10
9. Mudah tersinggung, depresi.
10. Libido bertambah/berkurang.

Gejala-gejala obyektif, yaitu :


1. Sedikit meningkatkan berat badan.
2. Tekanan darah meninggi.
3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan
diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan
pil atau terlambat menelan pil.
4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.
5. Keputihan (flour albus).
6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas
Air Susu Ibu (ASI).
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah
tinggi terutama pada usia > 35 tahun.

Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala


sampingan yang ringan dan yang sering ditemukan adalah :
a. Mual/muntah
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang
pad silkus berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila
penggunaan pil dteruskan. Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka harus
difikirkan tentang kemungkinan kehamilan serta sebab-sebab lainnya. Biloa
sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan mula/muntah berlangsung terus,
sebaiknya diganti dengan cara lain.
b. Pusing, sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan
menggunkan pil kontrasepsi, bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif
diminum. Hal ini agaknya serupa dengan premenstrual headache. Migraine
kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah menghebat. Harus
difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra tiba-tiba
dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.

c. Nyeri/tegang pada buah dada


Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini
segera menghilang pada siklus berikutnya.
d. Hyperpigmentasi/choasma

11
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil
kontrasepsi terutama mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar
matahari. Hanya dengan mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan
menghilang lambat laun.
e. Kulit berminyak, acne
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang
mengandung progestogen yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan
pil yang mengandung progestogen yang tidak bersifat androgenik akan
mengurangi gejala ini.
f. Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia
lebih besar. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari
progestogen yang dipergunakan serta perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah
pengobatan belum sembuh, sebaiknya penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan
diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala menghilang.
g. Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai
kurang lebih 1 kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan
metabolik yang terjadi. Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan
bila tidak dapat diatur dengan diet, sebaiknya pil dihentikan dan diganti dengan
cara lain.
h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan
berkurang. Kadang-kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada
waktu penggnaan pil kontrasepsi. Gejala-gejala ini akan menghilang dengan
sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya pil diganti dengan yang
mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan kemungkinan-
kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus.
Bila terjadi selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap
kemungkinan adanya kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata
setelah tiga siklus, menstruasi belum juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi
dihentikan sampai menstruasi kembali sperti semula. Smentara ini dianjurkan
untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.

12
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti
atau diikuti pula dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan
kembali dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan
clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih belum berhasil dapat pula dicoba
dengan human menopausal gonadotrophin.

Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :


1. Metabolisme karbohidrat
Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 %
akseptor. Oleh karena itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus
diawasi dengan baik.
2. Kelenjar thyroid
Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan
thyroksin binding globulin dan protein bound iodine.
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada
umumnya tidak menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan
clomiphen bila perlu dapat dicoba.
4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian
Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil
kontrasekpsi sebelum kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus
segera dihentikan. Pada beberapa penyelidikan dikemukakan kemungkinan
terjadinya carcinoma vaginae pada anak di kemudian hari bila pil terus dimakan
dalam keadaan hamil.
5. Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan
memperpendek masa laktasi, tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat
dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya mengandung progestrogen tidak
mempengaruhi laktasi.
6. Kardiovaskuler
Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan
bahwa thrombophlebitis disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta
thrombosis cerebral meninggi pada pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini
lebih besar pada akseptor dengan umur tua obesitas dan perokok. Dinegara-negara

13
yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan dan persalinan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7. Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan
keganasan pada alat-alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus
segera dihentikan. Diduga pil kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae
yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca mammae belum diketahui dengan
jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk pada Ca mammae pada
masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat menimbulkan
regresi Ca mammae tersebut.
8. Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah
menderita chronic idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi
berulang-ulang selama kehamilan. Penderita yang pernah mengalami virus
hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi, kecuali bila faal hepar telah
normal kembali.
9. Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi.
Hypertensi sendiri bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan
tekanan darah ahrus dilakukan lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg
sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus diberikan oengobatan terhadap
hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi sering timbul pada
wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan atau
terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga.
10.Depresi
Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama
siklus menstruasi. Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada
pemakai pil kontrasepsi. Bila ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan
diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.
11.Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini
disebabkan pengaruh steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi
hamil. Biasanya frekuensi coitus menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil
kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-kadang sekali terdapat wanita

14
yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini sebaiknya pil oral
dihentikan (Sastrawinata, 2000).

F. Kontra Indikasi Kontrasepsi Oral


Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut
1. Kehamilan
2. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,
3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,
4. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,
5. Faal hepar yang terganggu,
6. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.
Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen
yang lebih tnggi (misalnya sequential), adalah :
Siklus yang sangat tidak teratur,
Acne,
Depresi premenstruil.
Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit
thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).
Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil
oral kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan
tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung
koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma
endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan
abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau
tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, serta tumor
hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung
estrogen.
Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain),
disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi,
varices, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle
cell, asma, kolestasis selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat
keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal
atau menderita DM sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif.
Kontraindikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan
yang tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau

15
dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di
payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di
tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas
(Saifuddin, dkk. 2000).

Kontra indikasi ( COC ) Kontra indikasi ( POP )


Kehamilan Kehamilan.
Menyusui Perdarahan pervaginam yang
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
belum diketahui penyebabnya. Penyakit hati akut ( hepatitis ).
Penyakit hati akut ( hepatitis ). Kehamilan ektopik sebelumnya.
Perokok dengan usia > 35 tahun. Saat ini menderita penyakit
Riwayat penyakit jantung, hati/kanker hati.
stroke,atau tekanan darah > Kista ovarium fungsional yang
180/110 mmHg. membutuhkan perawatan di RS.
Riwayat gangguan faktor
pembekuan darah atau kencing (Everett,Suzanne,2007 ).
manis > 20 tahun.
Kanker payudara atau dicurigai
kanker payudara.
Migrain dan gejala neurologik
fokal ( epilepsi/riwayat epilepsi ).
Tidak dapat menggunakan pil
secara teratur setiap hari.

( Prawirohardjo,sarwono:2006 ).

16
G. Cara Penggunaan Kontrasepsi Oral

Pil kombinasi.
o Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
o Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
o Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
o Pada kemasan 28 pil : dianjjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari
yang ada pada kemasan.
o Bila kemasan 28 pil habis : sabaiknya mulai minum pil dari kemasan yanng baru.
o Bila kemasan 21 pil habis : tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari
kemasan yang baru.
o Minum pil yang lain,apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah
meminumnya.
o Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan,apabila tidak memperburuk keadaan
saat terjadi muntah hebat atau diare lebih 24 jam.
o Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau
lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
o Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
Aturan pil lupa.
Apabila lupa pil minum 1 pil ( hari 1 21 ),maka setelah ingat segera minum 2 pil pada
hari yang sama ( tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain).apabila lupa minum
2 pil ( 1 21 ),sebaiknya minum 2 pil setiap sampai jadwal yang ditetapkan ( sebaiknya

17
menggunakan mettode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
pil habis ).
Petunjuk untuk pasien post partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum.Jika sudah 6 minggu post partum
dan sudah melakukan hubungan seksual,sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode
barier.
Petunjuk untuk pasien post partum yang Menyusui.
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sam dengan petunjuk umum dan
aturan pil lupa.Sebellum menggunakan pil kombinasi,berikan konseling dan KIE pada
pasien tentang berbagai metode kontrasepsi. (Prawirohardjo,sarwono:2006 )

Pil Skuensia.
Cara pemakainnnya dengan diberikan estrogen terlebih dahulu selama 14-16 hari
pertama, selanjutnya kombinasi estrogen dan progesteron untuk 5-7 hari. Khasiatnya
untuk menghambat ovulasi (tidak diedarkan di indonesia).

Mini pil atau POP


Waktu menggunakan mini pil atau progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid
( tidak memerlukan metode kontrasepsi lain ) apabila :
Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
Pasien sebelumnya menggunakn kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti
dengan mini pil.
Pasien sebelumnya menggunkan AKDR ( termasuk AKDR yang mengandung
hormon ).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :
Diduga tidak terjadi kehamilan.
Pasien mengalami amenorea ( tidak haid ) dan dipastikan tidak hamil ( sebaiknya
jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain
untuk 2 hari ).

18
Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid ( bila
menyusui penuh,tidak memerlukan kontrasepsi tambahan ).
Selain itu,pil mini dapat digunakan saat :
Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti
dengan mini pil.Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid
berikutnya,apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar
dan tidak hamil.
Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini
pil.Pil dapat diberikan pada jadwal suntikan beriktnya dan tidak memerlukan
metode kontrasepsi tambahan lain.

Cara minum pil mini progestin :


Mini pil diminum setiap hari pda saat yang sama sampai habis.
Pil pertama setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
Metode barier digunakan pada hari ke 7 atau 4 6 minggu post partum walaupun
haid belum kembali.
Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi
karena efektifitas mini pil mulai menurun.
Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil,minum pil yang
lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual
pada 48 jam berikutnya.
Meskipun pasien belum haid,mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
Bila pasien mendapat haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval,tetap
minum pil sesuai jadwal ( perdarahan biasa terjadi selama bulan bulan
pertama ).
Apabila pasien mengalami kram , nyeri perut hebat atau demam maka segera
periksa ke pelayanan kesehatan.
Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain
memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi PMS atau lupa minum pil.

19
Aturan lupa minum pil :
Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil,segera minum pil saat ingat dan
gunakan metode barier selama 48 jam.
Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil ,segera minum pil yang terlupa d an gunakan
metode barier sampai akhir bulan.
Hal yang perlu disampaikan pada pasien antara lain :
Penggunaan mini pil akan merubah pola haid initerutama 2 atau 3 bulan
pertama.Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan
tidak mengganggu kesehatan.
Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mmual,pusing
ataupun nyeri payudara.
Efektifitas mini pil akan menimbulkan akan berkurang,bila pasien mengkonsumsi
obat obatan tuberkulosis epilepsi.
Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat
haid,kemungkinan terjadi kehamilan.
Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada prut,kemungkinan
terjadi terjadi kehamilan ektopik.
Masalah penglihatan kabur,nyeri kepala hebat,kemungkinan terjadi hipertensi atau
masalah vaskuler.
Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah masalh di atas.
(Saifuddin, dkk. 2006 ).

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral.
2. Jenis-jenis dari pil KB ada 5, yaitu pil kombinasi atau combination oral contraceptive
pill, minipill, pil sekuenseal, once a month pill, dan morning after pill.
3. Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi.
Kelemahan :
a. Penggunaan pil harus diminum setiap hari,
b. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding ,
c. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbuston dan antibiotik tertentu).
d. Tidak mencegah penyakit menular seksual, BHV, HIV/AIDS.
Kelebihan :
a. sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Mudah digunakan
e. Mudah dihetikan setiap saat.
Penggunaan pil Mini
Kelebihan :
a. sangat efektif apabila digunakan secara benar.
b. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
c. Nyaman, mudah digunakan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.

21
Kelemahan :
a. Menjadi kurang efektif bila menyusui berkurang.
b. breakfrough bleeding perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak
teratur.
c. Harus diminum setiap hari (bila lupa minum maka kemungkinan
hamil).
4. Efek samping dari pil KB yaitu menimbulkan gejala subjektif dan objektif, serta akan
menimbulkan mual/ muntah, pusing, tegang pada payudara, chloasma, kulit
berminyak, jerawat, keputihan, penambahan berat badan, dan gangguan pada
menstruasi.
5. Kontraindikasi dari pil KB, yaitu :
a. Kehamilan,
b. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,
c. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,
d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,
e. Faal hepar yang terganggu,
f. Perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya.
6. Cara penggunaan pil KB yaitu pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar
menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam). Bila satu pil
aktif lupa, maka ssegera telan setelah ingat.

B. Saran
Sebaiknya pil KB diminum menjelang tidur setiap hari sehingga resiko lupa dapat
diperkecil karena salah satu faktor kebersihan dalam penggunaan pil KB adalah
kedisiplinan untuk meminnum pil KB.

22

Anda mungkin juga menyukai