Anda di halaman 1dari 10

MODUL P5

LCR Meter, Signal Generator, Osiloskop


I. LCR METER
1. Tujuan
a. Dapat menggunakan LCR meter dengan baik dan benar
b. Dapat menentukan resistansi, induktansi dan kapasitansi
2. Dasar Teori
a. LCR Meter
LCR Meter Digital merupakan sebuah alat pengukuran yang digunakan untuk
mengukur nilai impedansi dari sebuah komponen dalam rangkaian. LCR
merupakan singkatan dari induktansi (L), kapasitansi (C) danresistansi (R). LCR
meter digital digunakan untuk mengukur peralatan yang menggunakan sumber
listrik AC. Dari sumber tersebut akan timbul tegangan dan akan ada arus yang
lewat dalam rangkaian, hal inilah yang mendasari LCR meter diciptakan untuk
mengukur nilai impedansi dari komponen-komponen yang ada pada rangkaian.
Impedansi yang diukur terdiri dari komponen-komponen yang nyata dan bersifat
kompleks.

Gambar LCR Meter

Biasanya perangkat yang diuji ( DUT ) dikenakan ke sumber tegangan AC. Meter
mengukur tegangan dan arus melalui DUT. Dari pengukuran perbedaan rasio ini dapat
menentukan besarnya impedansi. Sudut fase antara tegangan dan arus juga diukur (juga
dikenal sebagai amplitude). Dari perhitungan impedansi yang telah digabungkan,
kapasitansi setara atau induktansi, dan resistansi dan DUT dapat dihitung lalu
ditampilkan. Pembacaan juga akan menampilkan hasil yang baik untuk rangkaian yang
dirangkai parallel atau seri untuk kedua komponen. Asumsi pengukuran LR memiliki
elemen dalam seri dan bahwa pengukuran CR dilakukan dari komponen atau elemen
secara parallel. Kegunaan LCR meter juga dapat digunakan untuk menilai variasi
induktansi terhadap posisi rotor yang megnet permanen. Induktansi merupakan salah satu
utama yang diukur oleh LCR meter. Induktansi itu sendiri didapatkan dari perubahan
aliran arus yang melalui rangkaian dan beberapa perangkat seperti resistor. Hal ini
disebut dengan gaya gerak listrik, Karena arus listrik menghasilkan medan magnet
maka hal ini akan mengurangi terjadinya perubahan nilai yang terhitung saat ini. LCR
akan mengukur rasio fluks magnet. Didalam pengukuran kapasistansi (C) atau muatan
listrik. Pengukuran akan menghitung jumlah muatan yang disimpan pada suatu titik
tertentu, yang biasa dikenal dengan potensional listrik. Biasanya pengukuran diukur
didalam volt, hal ini menunjukkan muatan listrik statis. Pengukuran dengan LCR meter
dapat dilakukan dengan sangat cepat, tergantung dari komponen yang diukur. Berikut ini
kami paparkan sedikir tentang resistor, induktor dan kapasitor

a. Resistor

Gambar Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta
menghambat listrik. Resistor diberi lambang R yang juga disebut Weerstand (dalam
bahasa belanda).digunakan juga untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari
karbon. Satuan resistansi dari sebuah resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol (omega). Tipe resistor umumnya berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di
kiri dan di kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk
memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan alat
ukur (contoh: ohm meter). Kode warna tersebut seperti ditunjukkan dibawah ini:

b. Induktor
Induktor biasanya dilambang dengan L. Biasanya berbentuk lilitan, tapi juga
memiliki berbagai jenis lainnya
Gambar Induktor
c. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu tertentu. Dilambangkan dengan huruf C.

Gambar Kapasitor

II. Prosedure percobaan


Pengukuran Resistansi
a. Siapkan 3 buah resistor dengan nilai yang berbeda (sesuai asisten)
b. Atur skala pembacaan pada RLC pada skala Resistansi
c. Ukur resistansi yang terdapat pada resistor
d. Catat pembacaanya
e. Bandingkan pembacaan RLC dengan pembacaan resistansi berdasarkan pada
gelang warna
f. Buatlah kesimpulan tentang perbandingan nilai tersebut

Pengukuran Kapasitansi
a. Siapkan 3 buah kapasitor dengan nilai yang berbeda (sesuai asisten)
b. Atur skala pembacaan pada RLC pada skala kapasitif
c. Ukur kapasitif yang terdapat pada kapasitor
d. Catat pembacaanya
e. Bandingkan pembacaan RLC dengan pembacaan kapasitif berdasarkan pada
kapasitor
f. Buatlah kesimpulan tentang perbandingan nilai tersebut

Pengukuran Induktor
a. Siapkan 3 buah induktor dengan nilai yang berbeda (sesuai asisten)
b. Atur skala pembacaan pada RLC pada skala Induktif
c. Ukur induktif yang terdapat pada induktor
d. Catat pembacaanya
e. Bandingkan pembacaan RLC dengan pembacaan induktif berdasarkan pada
gelang warna
f. Buatlah kesimpulan tentang perbandingan nilai tersebut
III. OSILOSKOP
1. Tujuan
a. Dapat mengetahui bagian-bagian Osiloskop
b. Dapat mengetahui fungsi dari Osiloskkop
c. Dapat mengetahui Prinsip kerja Osiloskop
d. Dapat menampilkan gelombang pada osiloskop
e. Dapat menghitung gelombang yang ditampilkan pada osiloskop

2. Dasar Teori
a. Osiloskop
Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal
yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,
periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui
beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop
lainnya, yaitu:
Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
Membedakan arus AC dengan arus DC.
Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap
waktu.

Gambar Bagian-bagian Osiloskop

no Bagian-Bagian Fungsi
Osiloskop
1 Volt atau div Untuk mengeluarkan tegangan
AC,mengatur berapa nilai tegangan yang
diwakili oleh satu div dilayar
2 CHI (Input X) Untuk memasukkan sinyal atau gelombang
yang diukur atau pembacaan posisi
horizontal
Terminal masukan pada saat pengukuran
pada CH 1 juga digunakan untuk kalibrasi
Jika signal yang diukur menggunakan CH1,
maka posisi switch pada CH 1 dan berkas
yang nampak pada layar hanya ada satu
3 AC-DC Untuk memilih besaran yang diukur
Mengatur fungsi kapasitor kopling di
terminal masukan osiloskop. Jika tombol
pada posisi AC maka terminal masukan
diberi kapasitor kopling sehingga hanya
melewatkan komponen AC dari sinyal
masukan . namun jika tombol diletakkan
pada posisi DC maka sinyal akan terukur
dengan komponen DC-nya diikutsertakan.
Posisi AC= untuk mengukur AC, objek ukur
DC tidak bisa diukur melalui posisi ini,
karena signal DC terblokir oleh kapasitor
Posisi DC = untuk mengukur tegangan DC
dan masukan-masukan yang lain
4 Ground Untuk memilih besaran yang diukur
Digunakan untuk melihat letak posisi
ground di layar
5 Posisi Y Untuk mengatur garis atau tampilan dilayat
atas bawah
Untuk menyeimbangkan DC vertical guna
pemakaian channel 1 atau (Y)
Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar
diam ada saat variable diputar
6 Variabel Untuk kalibrasi osiloskop
7 Selector pilih Untuk memilih channel yang diperlukan
untuk pengukuran
8 Layar Menampilkan bentuk gelombang
9 Inten Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada
layar osiloskop. Diputar ke kiri untuk
memperlemah sinar dan diputar ke kanan
untuk memperterang
10 Rotatin Mengatur posisi garis pada layar
Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di
layar
11 Fokus Menajamkan garis pada layer untuk
mendapatkan gambar yang lebih jelas
digunakan untuk mengatur focus
12 Position X Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan
kanan untuk mengatur posisi normal sumbu
X
Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas
gambar. Switch
13 Sweep time/div Digunakan untuk mengatur waktu periode
(T) dan frekuensi , mengatur berapa nilai
waktu yang diwakilli oleh satu div di layar
Sakelar putar untuk memilih besarnya
tegangan per cm ( volt/div) pada layar CRT,
ada II tingkat besaran tegangan yang
tersedia daro 0,01 v/div s.d 20V/div
Yaitu untuk memilih skala besaran waktu
dari suatu periode atau pun square trap Cm
(div) sekitar 19 tingkat besaran yang
tersedia dari 0.5 s/d 0.5 second.
Pengoperasian X-Y didapatkan dengan
memutar penuh kearah jarum jam.
Perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH. Secra
otomatis dari sisini. Pembacaan kalibrasi
sweep time/div juga dari sisini dengan cara
variable diputar penuh se arah jarum jam
14 Mode Untuk memilih mode yang ada
15 Variable Untuk kalibrasi waktu periode dan frekuensi
Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical
pada CH 1 (Y) pada putaran maksimal kea
rah jarum jam (CAL) gunanya untuk
mengkalibrasi mengecek apakah tegangan
1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT
Digunakan untuk menyetel sweeptime pada
posisi putaran maksimum arah jarum jam.
(CAL) tiap tingkat dari 19 posisi dalam
keadaan terkalibrasi
16 Level Menghentikan gerak pada layar
17 Exi Trigger Untuk trigger dari luar
18 Power Untuk menghidupkan osiloskop
19 Cal 0,5 Vp-p Kalibrasi awal sebelum osiloskop digunakan
20 Ground Digunakan untuk melihat letak posisi
ground delayer, ground osiloskop yang
diubungkan dengan ground yang diukur
21 CH2 ( input Y) Untuk memasukkan sinyal atau gelombang
yangdiukur atau pembacaan Vertikal
Jika signal yang diukur menggunakan CH2,
maka posisi switch pada CH2 dan berkas
yang namoak pada layar hanya satu

Prinsip Kerja Osiloskop


Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung
panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya
ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital
(DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan.
1. Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas
electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki
keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya
yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan
antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu
meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-
gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi
amplitudo.

Gambar Diagram blok sederhana suatu osiloskop analog

2. Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan
ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik
menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan
lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan
nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori.
Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya menculik dan menyimpan demikian banyak
nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.

IV. Sinyal Generator


1. Tujuan :
a. Mengetahui Prinsip kerja function generator
b. Mengetahui cara menggunakan function generator

2. Dasar Teori

Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau


membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan bentuk
gelombang pulsa. Function generator terdiri dari generator utama dan generator
modulasi. Generator utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau
gelombang segitiga dengan rangkuman frekuensi 0,01 Hz sampai 13 MHz.
Generator modulasi menghasilkan bentuk gelombang sinus,kotak, dan segitiga
dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input
dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation (FM).
Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur
frekwensi pembawanya hingga 5%. Function Generator umumnya menghasilkan
frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik
pembuatnya. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol
batas ukur frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V 20 Vp-p (tegangan
puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V 10V p-p (Volt peak to peak/tegangan
puncak ke puncak) dengan beban sebesar 50. Output utama ditetapkan oleh SYNC
Output.
Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga sebagai
dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh kapasitor yang dimuat dan
dilepas secara berulang-ulang dari sumber arus konstan. Hal ini menghasilkan
ramp voltase menanjak dan menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai
batas atas dan batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan
komparator. menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus yang bervariasi
dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat dihasilkan.
Bagian Function generator

Gambar Function Generator

Beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini adalah :

1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan


generator sinyal ke tegangan jalajala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur
Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range
frekuensi yang telah dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi
sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS
akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika
tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar
dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 515Vpp, sesuai besarnya
tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/ 10V. Tarik
dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau
putar ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif.
Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan
AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang dikeluarkan adalah sinyal dengan
amplitude berkisar +2,5V dan 2,5V. Sedangkan jika tombol offset ini ditarik,
tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar tombol tersebut)
sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output
yang maksimal, dan kebalikannya untuk output 20dB. Jika tombol ditarik, maka
output akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format
60,3
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range
frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah
sebesar 20dB

Langkah percobaan :

1. Siapkan alat dan bahan

2. Pastikan kabel output pada sinyal generator dan kabel input pada osiloskop telah terpasang

3. Hubungkan kabel output sinyal generator ke kabel input osiloskop. Perhatikan kabel
ground dan sinyal tidak terbalik

4. Nyalakan sinyal generator

5. Setting frekuensi dan amplitude pada sinyal generator dengan 3 nilai yang berbeda sesuai
ketentuan asisten

6. Amati sinyal yang muncul pada layar osiloskop

7. Analisa perbedaan pada sinyal yang muncul dari ketiga nilai frekuensi dan amplitudo pada
osiloskop

Anda mungkin juga menyukai