Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
pH
Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH yang sesuai untuk pertumbuhannya.
antara 1-2.
Suhu
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang berperan
dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses fermentasi yaitu 35 C dan 40
C.
Oksigen
Bila produksi alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang
sangat terbatas. Produk akhir dari suatu fermentasi sebagian dapat dikendalikan
dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme atau telah ada dalam bahan pangan itu sendiri. Perubahan yang
terjadi sebagai hasil fermentasi mikroorganisme dan interaksi yang terjadi diantara
pengawetan tetapi juga menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma
bahan pangan yang membuat produk fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan
bergizi.
Pati yang terkandung dalam beras terdiri dari amilosa dan amilopektin yang
berbeda. Sedangkan pada beras ketan kandungannya 90% berupa pati dan
selebihnya merupakan amilosa 2% dan amilopektin 88,89%, maka dapat dikatakan
bahwa amilosa hampir tidak ada dalam beras ketan. Beras ketan dan beras biasa
mempunyai kandungan amilosa dan amilopektin yang berbeda. Butiran pati pada
umumnya mengandung 15-30% amilosa dan 10-85 amilopektin, khususnya yang
dinamakan varietas waxy atau glutinous dari beberapa bahan berpati hampir
sepenuhnya disusun oleh amilopektin. Pati merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan -glikosidis. Pati penyusun beras ketan terdiri dari amilopektin
termasuk polimer glukosa yang memiliki banya percabangan yang disusun oleh
rantai-rantai lurus yang terdiri dari 20-30 unit glukosa dengan ikatan 1,4-glikosidis
pada atom C nomor 2 dan 3. Sedangkan pada ubi kayu kandungan karbohidrat
antara 30-60%. Pati yang terkandung dalam ubi kayu adalah amilosa dan
amilopektin. Kandungan amilosa adalah 17-20%, sedangkan kandungan
amilopektinnya adalah 80-83%. Semakin tua ubi kayu kandungan patinya semakin
tinggi(Syarief, 1988).
Menurut Winarno dan Betty (1974), fermentasi adalah reaksi oksidasi reduksi
di dalam sistem biologi yang menghasilkan energi. Sebagai donor dan akseptor
elektron yang digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa
tersebut akan diubah secara enzimatis menjadi suatu bentuk lain misalnya alkohol.
Ada 2 macam hasil utama dari proses fermentasi yang berhubungan dengan proses
pengawetan makanan yaitu asam dan alkohol. Sejumlah makanan hasil fermentasi
alkohol juga dapat menjadi asam jika selama produksi alkohol kondisinya adalah
aerobik, dimungkinkan timbul bakteri yang memproduksi asam asetat/asam cuka.
Tape mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan kadang-
kadang asam. Hal ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar menjadi tape.
Mula-mula pati yang ada dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan
gula-gula sederhana. Gula-gula yang terbentuk selanjutnya dihidrolisis menjadi
alkohol, pada fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asan-asam organik
antara lain asam asetat, asam suksinat dan asam malat. Asam-asam organik dan
alkohol membentuk ester yang merupakan komponen cita rasa (Srimaryati, 1978).
Pembuatan tape ada 2 jenis jamur yang berperan yaitu Endomycopsis
fibullgerauntuk mengubah pati menjadi gula sehingga tape berasa manis
dan Saccaromyces cereviceae/Rhizopus oryzae yang mengubah gula menjadi
alkohol. Jika proses ini berlangsung terus dan tidak diatur sehingga gula yang ada
langsung diubah menjadi asam organik, sehingga tape akan berasa manis dan
alkoholik serta sedikit asam. Tetapi ada juga yang menggunakan ragi tape dari
campuran populasi Aspergillus, Saccaromyces, candida, Hansenulla, Bakteri
Acetobacter untuk hidup secara sinergis. Aspergillus untuk menyederhanakan
amilum.Saccaromyces, candida, dan Hansenulla berfungsi untuk mengurai gula
menjadi alkohol dan asam-asam organik selama fermentasi terus berlanjut.
Dan Acetobacter berfungsi untuk mengubah alkohol menjadi asam cuka.
Cara pembuatan ragi yaitu mencampur tepung beras dengan bermacam-
macam bumbu seperti lada, laos, bawang putih, kayu manis. Fungsi dari bumbu-
bumbu tersebut berperan penting disamping merupakan penghambat jasad renik
atau mikroorganisme tertentu juga dapat memberikan aroma pada tape yang
dihasilkan. Kayu manis (Cinnanommn burmani) mengadung aldehit sinamat yang
aktif melawan bakteri. Kayu manis juga mampu menyumbang rasa manis, mampu
mencegah germinasi bakteri yang tidak diinginkan. Selain itu kayu manis juga
mengandung eugenol aktif (Sudigdo, 1978).
Bahan utama pembuatan tape beras ketang adalah beras ketang dan ragi tape. Tape
ketan mempunyai tekstur yang baik karena kada amilopeptinnya tinggi terutama pada jenis
berkisar antara 2 4 hari. Pada hari ke 2 dihasilkan tape yampunyasi rasa manis kusat bila
dibiarkan hingga 4 hari akan terbentuk aroma yang lebih kuat. Proses fermentasi biasanya
Tape sebagai produk makanan cepat rusak karena adanya fermentasi lebih lanjut
setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikomsumsi. Namun,
demikian jika disimoan dalam tempat yang dingin makan akan dapat bertahan dalam 2
minngu. Hasil dari permentasi lanjut adalah produk yang asam beralkhol yang tidak enak
untuk di komsumsi.
Pada percobaan ini, dimana beras ketan direndam selama kurang lebih 12 jam, setelah
di rendam lalu di bilas dengan air beberapa kali, kemudian hingga ketannya menjadi empuk
dan mencampurkan atau menaburi ragi tape yang telah dihaluskan secara merata, kemudian
menutup dengan rapat campuran tersebut (Sebaiknya di tutup dengan bahan yang tidak terlalu
kedap, misalnya daun pisang atau plastic). Simpan di tempat hangat dengan minimal 2 3
Perlu diketahui bahwa banyaknya ragi yang di gunakan harus di seduaikan dengan
jumlah beras ketang. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan
menyebabkan rasa tape menjadi kecut atau asam, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape
yang terbuat tidak manis dan terasa keras, takaran ragi yang tepat biasanya di peroleh
berdasarkan pengalaman dan kualitas tape yang baik turut di tentukan oleh jenis ragi yang di
Pada percobaan ini d idapatkan tape yang berkualitas tinggi, dimana rasa dan
warnanya hamper sama atau setara dengan tape yang biasa di jual di pasaran. Hal ini
kemungkinan di sebabkan karena adanya ketelitian dan keterampilan dalam pembuatan tape