(IHSG)
Anda harus memahami apa yang disebut indeks harga saham agar bisa
melakukan investasi dengan baik di bursa. Indeks harga saham bukan
segalanya, artinya, walaupun Anda paham dan mampu
menganalisanya, belum berarti Anda bisa menghindari dari risiko
kerugian.
Menurut Lorrie, Dodd, dan Kimpton (1985: 33), Indeks harga saham
merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas
berbagai macam faktor yang berpengaruh, terutama fenomena-
fenomena ekonomi. Bahkan saat ini, indeks harga saham dijadikan
barometer kesehatan ekonomi suatu negara serta sebagai landasan
analisa statistik atas kondisi pasar terakhir (current market).
Contoh Data:
IHSG
PT. A PT. B PT. C (Ht/H0) Naik / (Turun)
Ht H0 X 100
Waktu Harg Volume Volume Volume
Harga Harga (%) Titik
a (000) (000) (000)
1 2 3 4 5 6 7 8(2+4+6) 9 10 11 12
Jan *) 1.000 2.500 600 5.000 3.150 1.000 4.750 4.750 100,00 - -
Feb 1.100 2.000 750 4.550 3.250 1.500 5.100 4.750 107,37 7,37 7.37
Maret 1.150 1.550 800 4.755 2.570 1.540 4.525 4.750 95,26 (4,74) (12,11)
*) Tahun Dasar
Indeks harga saham menggunakan rumus umum:
IHS = (Ht / H0) X 100%
IHS: Indeks Harga Saham
Ht : Harga pada waktu yang berlaku
H0 : Harga pada waktu dasar
Dari sinilah Anda bisa mulai membaca situasi pasar untuk mendukung
keberhasilan investasi Anda. Namun ada persoalan yang harus
dipecahkan, yaitu mengenai waktu dasar. Merupakan masalah utama
dalam menyusun angka indeks. Sebab, bila Anda memilih waktu dasar
pada saat pasar sedang dalam keadaan bergairah, bukan tidak
mungkin Anda akan menemukan indeks harga yang terus menurun
pada waktu-waktu selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, bila Anda
menentukan waktu pada saat pasar lesu, maka waktu-waktu
selanjutnya indeks harga saham akan terus menunjukkan peningkatan.
Karena itu, mungkin memilih waktu dasar pada saat tidak terjadi
gejolak (stabil)
Rumus:
IHSG = (Ht / H0) X 100%
Ht : Total harga semua saham pada waktu yang berlaku
H0 : Total harga semua saham pada waktu dasar
Jika IHSG nilainya diatas 100% menunjukkan kondisi pasar sedang
dalam keadaan bergairah, namun sebaliknya jika IHSG nilainya berada
di bawah angka 100%, maka pasar sedang dalam keadaan lesu. Jika
IHSG nilainya tepat di angka 100%, maka pasar dalam keadaan stabil.
Apakah saat waktu dasar atau waktu yang berlaku? Jumlah saham
yang beredar pada waktu dasar ini, bisa diartikan pula sebagai jumlah
saham yang diterbitkan saat perusahaan go public (emisi perdana).
Bila Anda menggunakan jumlah saham yang beredar pada waktu dasar
sebagai pembobotan, berarti Anda mengikuti rumus yang dikemukakan
oleh Laspeyres.
Rumus:
IHSG = (HtK0 / H0K0) X 100%
K0 : Jumlah Saham yang beredar pada waktu dasar
Jika melihat tabel diatas maka untuk menghitung IHSG maka masing-
masing harga saham Ht dan H0 dikalikan dengan jumlah saham yang
beredar.
Sebagai contoh untuk bulan februari didapat perhitungan sebagai
berikut:
Rumus:
IHSG = (HtKt / H0Kt) X 100%
Kt : Jumlah Saham yang beredar pada waktu yang berlaku
Tentu timbul pertanyaan, mana di antara IHSG itu yang lebih akurat.
Artinya benar-benar mewakili keadaan pasar. Untuk menjawab
pertanyaan ini memang tidak mudah. Anda memerlukan waktu yang
panjang untuk membuktikannya, apakah perilaku pasar sesuai dengan
rumus Laspeyres atau Paasche?
Apalagi jika saham yang listing itu sudah mencapai puluhan ribu,
menghitung semua saham untuk menentukan indeks harga saham
gabungan menjadi semakin rumit.
Banyak indeks harga saham yang dihitung dengan metode ini. Bahkan
indeks harga saham yang terkenal kebanyakan menggunaka n metode
tersebut. Indeks Dow Jones (The Dow Jones Industrial Average), yang
terkenal itu misalnya, hanya menggunakan 30 saham sektor industri
sebagai sampel.