Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No.

3 Juli 2005

KERUSAKAN AKIBAT TSUNAMI DAN GEMPA NORTHEN


SUMATRA 26 DESEMBER 2004 TERHADAP BANDA ACEH
DAN SIROMBU NIAS BARAT

Johannes Tarigan

Abstrak: Gempa 26 Desember 2004 telah membuat dunia terkejut karena menimbulkan korban terbesar
sepanjang sejarah akibat tsunami. Gempa ini menewaskan sekitar 180.000 orang diberbagai negara yakni
Indonesia (Aceh dan Nias), Sri Langka, India, Thailand, Myanmar, Malaysia. Tsunami yang menerpa kota
Banda Aceh tidak pernah dibayangkan oleh perancang kota sebelumnya, karena terbukti dipusat kota Banda
Aceh tinggi gelombang tsunami berkisar 3 meter. Umumnya dipusat kota berdiri bangunan yang dibuat pada
jaman penjajahan dahulu dan bangunan ini terendam air stinggi 3 meter. Sedangkan untuk daerah Nias Barat
tsunami yang sama pernah terjadi sebelumnya dikota Sirombu. Tentang pemasangan early warning system
masih bisa diperdebatkan karena biayanya mahal dan rentan waktu antar gempa dan tsunami hanya 20 menit.
Akibat gempa didaerah pantai utara Banda Aceh ada penurunan sebesar 2 meter, sedangkan didaerah Nias
Barat ada kenaikan permukaan tanah sebesar 3 meter. Perlu kajian geologi untuk kedua daerah ini. Apakah
kemungkinan seperti penurunan atau kenaikan permukaan tanah ini akan terjadi diaerah ini. Akibat adanya
likuifaksi tanah pada daerah Banda Aceh perlu diadakan studi mikrozonasi secara lokal didaerah ini. Karena
banyak bangunan yang runtuh akibat gempa perlu kajian kembali peraturan banguanan tahan gempa yang ada
yakni dengan menkaji ulang koefisien dasar gempa untuk daerah Banda Aceh.

Latar belakang setelah kejadian ini maka pelu dikaji ulang peta
Gempa dahsyat 26 Desember 2004 yang gempa didaerah ini.
menimbulkan tsunami telah mengakibatkan korban
yang sangat besar. Jumlah korban sekitar 180 ribu
orang di Aceh, Nias, Thailand, Sri Langka, India,
Myanmar dan Malaysia. Gempa yang terjadi adalah
dengan kekuatan 9 Skala Richter.
Pada dasarnya ada dua cara mengukur skala
gempa yakni dengan Skala Richter dan Skala
Intensitas. Skala Richter adalah berdasarkan energi
yang dikeluarkan di pusat gempa (focus) atau di
hypocenter. Sedangkan Skala Intensitas adalah
berdasarkan derajat kerusakan yang terjadi di
permukaan bumi akibat gempa. Pada tulisan ini
kedua-dua skala tersebut akan disinggung
berdasarkan tinjauan dan kepentingan masing-
masing.
Dalam tulisan ini kami mencoba
memberikan hasil penelitian di Banda Aceh, dan
Sirombu, Nias Barat, sejauh mana terjadinya
kerusakan akibat tsunamie dan gempa khusus di kota
Banda Aceh dan Sirombu Nias Barat.

Seismologi aspek
Gempa tanggal 26 Desember 2004 terjadi
pada pagi hari sekitar pukul 7.58 pagi dengan
kedalaman fokus sekitar 30 km dan termasuk gempa
dangkal. Sedangkan epicenter terletak sekitar 255 km
dari kota Banda Aceh, 310 km dari Medan, 1260 km
dari Bangkok, 1605 km dari Jakarta (lihat gambar 1). Gambar 1:
Getarannya terjadi sampai di Penang Malaysia, pada Peta letak epicenter Gempa 26 Desember 2004
saat itu dapat dirasakan di lantai IX sebuah dengan besar 9 Skala Richter
apartemen berlantai 21. Selama ini diketahui bahwa [USGS, 2005]
Malaysia adalah daerah yang bebas gempa, tetpi

180
Kerusakan Akibat Tsunami dan Gempa Northen Sumatra 26 Desember 2004 terhadap Banda Aceh dan Sirombu
Nias Barat
Johannes Tarigan

Adapun energi yang dikeluarkan oleh Intensitas Gempa


Gempa tersebut diperkirakan 20 x 1017 Joule, atau Berdasarkan Skala Intensitas, Gempa 26 Desember
sama dengan 475 kilitons (475 Mega ton) TNT atau 2004 adalah sbb:
sama dengan 23.000 kali bom Hirosima. Lama Banda Aceh
getaran gempa diperkirakan 3 s/d 7 menit.
IX
Berdasarkan [USGS,2005], bahwa
pergerakan patahan (Indian Plate) mengarah ke Utara Meulaboh ,
seperti diperlihatkan di gambar 2. Pergeseran VIII
pertahun diperkirakan 5 cm pertahun. Port Blair, Pulau Andaman (India),
VII
Gempa 26 Desember 2004 adalah gempa ke 3 yang
pernah terjadi di dunia sejak 1900. Gempa yang Hat Yai (Thailand),
terdahsyat yang sebelumnya adalah di Chili pada V
tanggal 22 Mei 1960 dengan besar 9.5 skala richter. Medan, Madras (India) , Maldives
Setelah itu adalah gempa di Alaska, Prince William IV
Sound pada tanggal 28 Maret 1964 dengan besar 9.2
Skala Richter.
Rangon (Myanmar), Phuket (Thailand)
III
Singapura , Sri Langka
II
Pada Gambar 3 dapat dilihat peta
Banda Aceh berdasarkan derajat kerusakan pada permukaan bumi
yang disebut juga skala intensitas. Pada Skala
epicenter
Intensitas V ditandai dengan mulai terjadi kerusakan
Medan ringan pada bangunan dan makin tinggi kerusakan
makin parah, sedangkan Intensitas yang paling tinggi
adalah Intensitas XII yakni pada umumnya daerah
kota itu rata dengan tanah. Besaran Intensitas dapat
dilihat di [ Dowrick, 1977 ]. Khusus kota Medan,
pada Gempa 26 Desember tidak ada kerusakan pada
bangunan.

Gambar 2: Pergerakan lempeng Indian kearah


utara. Pergeseran diperkirakan 5 cm pertahun
[USGS, 2005}

181
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

Gambar 3: Peta intensitas gempa 26 Desember 2004

Tsunami

Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan


oleh gempa yang mana epicenternya terletak di laut
dan gelombang tersebut dapat mencapai 30 m
tingginya. Gelombang tersebut dapat menyapu
seluruh yang ada disekitar pantai tempat terjadinya
gempa tersebut. Pada Gambar 4 dapat dilihat
bagaimana terjadinya tsunami dimana didasar laut
terjadi patahan. Patahan tersebut membuat air laut
menjadi surut dan setelah itu energi yang terkumpul
akan membuat air laut mengalir kembali kedarat
dengan kecepatan yang bisa mencapai 500 km/jam.
Patahan tersebut bisa mencapai kedalaman 15 m
sepanjang ratusan kilo meter.

Gambar 4 : Proses terjadinya tsunami [BMG, 2005]

182
Kerusakan Akibat Tsunami dan Gempa Northen Sumatra 26 Desember 2004 terhadap Banda Aceh dan Sirombu
Nias Barat
Johannes Tarigan

Gempa 26 Desember 2004 adalah gempa yang Kejadian tsunami yang pernah terjadi sebelumnya di
menyebabkan korban tsunami terbesar yang pernah belahan didaerah ini [Oritz and Billham, 2003]
terjadi dengan korban sekitar 180.000 orang. adalah sbb:
Sedangkan sebelumnya pada 26 Agustus 1883 akibat Tahun 1797: 8.4 Skala Richter tsunami di
letusan gunung karakatau menimbulkan tsunami Sumatera Barat, Padang.
dengan korban jiwa 36.000 orang dan tahun 1755, Tahun 1833: 8.7 Skala Richter tsunami di
tsunami pernah terjadi di Lisboa Portugal dengan Sumatera Barat.
memakan korban jiwa 60.000 orang. Pada Gambar 5 Tahun 1843: Tsunami di selatan Pulau Nias
dapat dilihat jumlah korban di tiap negara akibat Nias .
tsunami tersebut. Tahun 1861: 8.5 Skala Richter tsunami di
Sumatera Barat
Berdasarkan besaran Gempa dengan Skala Richter, Tahun 1881: 7.9 Skala Richter tsunami di
maka kemungkinan terjadi tsunami adalah sbb: Pulau Andaman.
Magnitude > 7.9 : potensi tsunami dekat Tahun 1883: Gunung Krakatau meletus,
epicenter kemungkinan besar akan terjadi terjadi tsunami di Java dan Sumatera.
7.6> Magnitude> 7.8 : bisa terjadi tsunami
Tahun 1941: 7.7 Skala Richter, tsunami di
6.5>Magnitude7.5 : tidak ada bahaya tsunami
pulau Adaman

Gambar 5 :
Peta korban jiwa pada negara akibat tsunami 26
Desember 2004

183
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

Berdasarkan data-data dari USGS, didaerah Lammpuk bahwa ketinggian tsunami mencapai 28 meter. Dan
diperkirakan kecepatan gelombang 500 km/jam. (Lihat Gambar 6)

Gambar 6 : ketinggian gelombang tsunami di


Banda Aceh [USGS, 2005]

Oleh karena itu sangat diperlukan kajian tsunami


didaerah ini untuk masa yang akan datang. Apakah Banda Aceh setelah Gempa 26 Desember 2004
diperlukan early warning sistem didaerah ini untuk Penurunan permukaan tanah
mencegah kecilnya korban jiwa. Tapi apakah effektif
early warning sistem masih harus dipelajari karena Setelah terjadi gempa kondisi tanah di Banda Aceh
masa tenggang waktu gempa dan tsunami pada berubah, yakni di utara ditepi pantai terjadi
kejadian gempa yang lalu hanya 20 menit saja. penurunan tanah sedalam 2 meter. Saat ini pantai
Dalam waktu tersebut apakah manusia bisa yang dulunya kering sekarang terlihat tergenang air.
melakukan pergerakan menyingkir ke daerah Tanaman yang akarnya dulu tidak terendam air
perbukitan. Karena alat early warning sistem itu setelah gempa menjadi tergenang air sampai
terlalu mahal demikian juga perawatan juga terlalu batangnya, seperti terlihat di Gambar 7 dan Gambar
mahal. 8

184
Kerusakan Akibat Tsunami dan Gempa Northen Sumatra 26 Desember 2004 terhadap Banda Aceh dan Sirombu
Nias Barat
Johannes Tarigan

a b

Gambar 7 : a. sebelum gempa pohon belum tergenang air laut.


b. sesudah gempa pohon sebagian batang tergenang air laut.

Gambar 8: Kondisi pantai yang turun sekitar 2


meter setelah Gempa 26 Desember 2004
[USGS,2005]

Berdasarkan data terjadinya penurunan tersebut dilihat digambar 9.


perlu dikaji sebab musababnya. Apakah pada gempa
yang akan datang kemungkinan-kemungkinan Kejadian likuifaksi didaerah ini menjadi hal yang
turunnya tanah dapat terjadi lagi. Ataukah ada menarik untuk diteliti oleh ahli geoteknik. Dan
kemungkinan permukaan tanah akan naik lagi. Untuk dianjurkan untuk membuat mikrozonasi daerah
ini perlu penelitian mendalam oleh ahli-ahli geologi. gempa secara lokal didaerah Banda Aceh dan kota-
kota yang terkena likuifaksi di propinsi Nangro
Likuifaksi Tanah Aceh Darusalam.
Likuifaksi tanah menurut pengamatan kami terjadi di
Banda Aceh. Likuifaksi adalah adanya kandungan Kerusakan bangunan akibat tsunami
pasir jenuh air yang ada dibawah tanah. Jika terjadi Kerusakan bangunan terjadi didaerah Pantai
getaran gempa membuat lapisan pasir tersebut tidak Uleeelheu Banda Aceh, dimana pada daerah pantai
punya daya lekat satu sama lain sehingga bangunan ini diperkirakan kecepatan gelombang tsunami
diatasnya miring atau turun. Dalam literatur seperti sebesar 500 km/jam dengan ketinggian gelombang
pada [Dowrick, 1977] kejadian likuifaksi yang sekitar 30 m. Gelombang tersebut dapat menyapu
terkenal terjadi di Niigata Jepang pada tahun 1940, seluruh pantai pada kejauhan 4 km dari garis pantai.
dimana bangunan bertingkat miring, tetapi tidak Jika dipakai rumus
rusak.
t = s/v,
Kejadian likuifaksi di Banda Aceh terdapat pada
beberapa tempat di depan Mesjid Baiturahman dimana s : jarak, v : kecepatan dan
dimana beberapa bangunan turun 3 meter, seperti t :waktu

185
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

maka waktu tempuh yang diperlukan menyapu


seluruh bangunan yang adalah selama 28 det. Pada
waktu itu terjadi dua kali gelombang pertama kecil
dan yang kedua sangat besar. Kondisi pantai
Uleeelheu setelah Gempa dapat dilihat di gambar 10,
dimana dulunya daerah ini padat penduduk.

Gambar 9:
Likuifaksi di Banda Aceh, dimana sebelum gempa
bangunannya berdiri 3 lantai, setelah gempa 1 lantai
turun kebawah tanah.

186
Kerusakan Akibat Tsunami dan Gempa Northen Sumatra 26 Desember 2004 terhadap Banda Aceh dan Sirombu
Nias Barat
Johannes Tarigan

Gambar 10: Bangunan porak poranda diterjang gelombang tsunami di Banda Aceh

Selama ini tidak ada peraturan bangunan yang Kerusakan Bangunan akibat Gempa
mengatur perhitungan khusus untuk tahan tsunami,
tetapi gaya tsunami dapat dipergunakan rumus Sewaktu kejadian gempa ada beberapa bangunan
dibawah yang terlebih dahulu rusak walaupun daerah tersebut
tidak kena tsunami seperti Hotel Kuala Tripa, dan
F = C*V ada beberapa juga yang rusak dulu akibat gempa baru
dimana V = kecepatan gelombang kemudian datang tsunami seperti bangunan Pante
Pirak Shoping Center. Perbedaan waktu antara
C = gempa dan tsunami diperkirakan 20 menit. Bangunan
koefisien geser bangunan rusak karena ada gaya tambahan gaya horizontal
F = akibat gempa. Gaya horizontal diperkirakan melebihi
Gaya tsunami peraturan yang ada. Contoh bangunan dengan gaya
gempa dapat dilihat di gambar 11. Jika terjadi sendi
Koefisien geser harus ditentukan berdasarkan berat plastis di kolom maka kemungkinan besar bangunan
bangunan. Jika kecepatan gelombang sekitar 500 tersebut dapat runtuh dengan type sandwich. Hal ini
km/jam, maka kelihatan tak mungkin bangunan akan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan
rumah satu lantai akan bertahan jika dilihat dari berat korban tertimpa reruntuhan bangunan. Karena gempa
bangunannya. Rumah yang bertahan jika terjadi pada pagi hari dan kebetulan hari minggu
kemungkinan diposisi tersebut kecepatan maka khusus pada bangunan perkantoran (seperti
gelombangnya melemah atau ada yang menghalangi kantor departemen keuangan) yang runtuh tidak
gelombang seperti tumpukan kayu atau pohon. menimbulkan korban.

Untuk itu didaerah terkena tsunami perlu dikaji ulang


tata ruangnya kembali, karena kemungkinan tsunami
datang lagi sangat besar.

Melihat pusat kota Banda Aceh dapat dilihat bahwa


bangunan-bangunan yang ada adalah bangunan tua
dari warisan jaman penjajahan dahulu. Bangunan ini Gaya gempa H
umumnya terkena tsunami setinggi 3 meter. Tetapi
umumnya bangunan ini tahan terhadap tsunami
karena diperkirakan kecepatan gelombang telah
melemah. Akan tetapi perancang kota tidak pernah
memprediksi bahwa tsunami akan sampai di pusat
kota sampai gempa ini terjadi. Oleh karena itu perlu
dibuat studi tata ruang lagi yang memperhitungkan Gambar 10:
daerah-daerah yang berisiko tsunami. Data tsunami Bangunan yang terkena gempa
yang terakhir sudah dapat dijadikan dasar yang kuat
untuk merancang tata ruang yang baru untuk kota
Banda Aceh dan kota-kota lainnya yang kena
tsunami.

187
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

Gaya gempa bekerja sebesar H = m Sa dimana


m = masa bangunan
Sa = percepatan gempa

Berdasarkan besar gempa

Selama ini dibuku literatur percepatan gempa yang


populer adalah gempa El Centro [Roesenblueth and
Newmark, 1971], namun untuk gempa Aceh 26
Desember 2004 dapat dihitung percepatan gempanya
jika data-data gempanya dapat diketahui.

Type kerusakan bangunan akibat gempa di Banda


Aceh [ Tarigan, 2005] adalah sbb:
1. kerusakan sandwich (lihat gambar 11)
2. kolom patah, sebagian miring (lihat Gambar 12)
3. bangunan retak pada dinding.
4. bangunan anjlok, miring, kolom miring jembatan
girdernya miring, abutment bergeser.
5. jembatan girdernya jatuh.
6. menara telekomunikasi tumbang
7. air minum terganggu
8. listrik padam
9. jalan terputus
10. terjadi kelongsoran tebing. Gambar 12:
Kolom bangunan ini patah di tengah akibat
gempa.

Di gambar 12 yang menarik adalah bangunan ini


mengalami kegagalan struktur dikolom, akan tetapi
masih belum runtuh. Akan tetapi bangunan ini tidak
dapat direprasi lagi karena kolomnya sudah mering
dan patah.

Secara umum bangunan yang rusak di Banda Aceh


diakibatkan oleh gaya Gempa melebihi yang tertera
dalam peraturan, demikian juga rusak karena kondisi
tanah yakni tanahnya terlikuifaksi. Bahaya likuifaksi
umumnya pada tanah berpasir dengan memakai
pondasi dangkal. Ada juga bangunan yang
menggunakan material beton yang rendah.
Gambar 11: Berdasarkan penelitian kami ada beberapa bangunan
yang memakai material beton dibawah K 175 dengan
Bangunan dengan kerusakan type sandwich
jumlah tulangan yang kurang, baik tulangan Momen
maupun tulangan gesernya. Nyatanya bangunan ini
runtuh setelah kejadian gempa.
Pada gambar 11 dapat dilihat bahwa kerusakan yang
terjadi adalah type sandwich dimana lantai bangunan
Untuk itu perlu kajian kembali peraturan gaya gempa
tersebut telah bertindih satu sama lain. Jika ada dan peraturan bangunan tahan gempa untuk
penghuni bangunan ini pada saat gempa maka diterapkan didaerah ini.
orangnya akan tertimpa lantai bangunan sehingga
tewas ditempat. Setelah runtuh bangunan ini
diterjang gelombang tsunami 20 menit kemudian.
Kondisi tanah di Sirombu, Nias Barat setelah
Yang menarik bahwa gedung sebelahnya tetap dapat
Gempa 26 Desember 2004
berdiri menahan gaya gempa.
Kejadian di Sirombu terbalik dari kejadian di Banda
Aceh. Disini tanah di pantai Sirombu diperkirakan
naik 3 meter. Untuk jelasnya dapat dilihat di gambar
13 dibawah dimana Dermaga ini sebelumnya bisa
kapal bersandar dan kapal yang bersandar umumnya

188
Kerusakan Akibat Tsunami dan Gempa Northen Sumatra 26 Desember 2004 terhadap Banda Aceh dan Sirombu
Nias Barat
Johannes Tarigan

kapal ikan. Dermaga ini relatif baru dibangun dengan Kerusakan bangunan akibat gempa di Banda Aceh
biaya Rp 6 Milyar. Tetapi setelah Gempa Dermaga cukup parah, terutama bangunan 4 lantai keatas.
ini praktis tidak bisa dipakai lagi karena lautnya Sedangkan akibat tsunami cukup banyak terutama
menjadi dangkal dan ujung dermaganya patah. bangunan satu lanatai sampai dua lantai. Bangunan
Digambar 13 dapat dilihat pantai yang dulunya tersebut rusak disaou gelombang tsunami yang
tergenang air laut, akan tetapi setelah gempa berkecepatan 500 km/jam.
permukaan tanah naik sehingga menambah luasan
pantai. Pada saat gempa daerah ini juga terkena Di Nias Barat kerusakan bangunan umumnya di
tsunami setinggi 10 meter. Ini ditandai dengan sebabkan oleh tsunami, sedangkan oleh Gempa 26
beberap jenis tanaman yang mati akibat terkena air Desember 2004 tidak begitu menonjol.
laut.

Literatur

BMG, 2005, Internet, Indonesia.

Dowrick D.J, 1977, Earthquake Engineering


Design, New Sealand

Oritz and Billham, 2003, National Geophysical


Date JGR, VOL. 108, NO. B4, pp
2215, Tsunami Laboratory, Institute of
Computational Mathematics and
Mathematical Geophysics, USA.

Walaupun skala gempa cukup besar yakni 9 Skala Rosenblueth E and Newmark N.M , 1971,
Richter, akan tetapi tidak mengakibakan banyak Fundamental of Earthquake Engineering,
bagunan rusak akibat getaran gempa. Banguanan Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs, N.J.
yang rusak umumnya karena gelombang tsunami.
Tarigan, 2005, Pembelajaran dari Gempa Mexico,
Akibat tsunami korban meninggal lebih kurang Liwa, Aceh dan Nias, Seminar DPRD SU
sekitar 180 orang yang umumnya ada di pantai Barat 7 Juli 2005, DPRD SU, Medan.
yakni di kecamatan Sirombu dan Mandrehe dan
sebagian korban juga ada di Nias Selatan. Untuk USGS, 2005, Community Internet Intensity Map,
daerah Sirombu pada gempa sebelumnya juga pernah Internet, Denver
terjadi tsunami. Oleh karena itu perlu perhatian dari
perancang kota untuk memperhitungkan tsunami
didaerah tersebut.

Kesimpulan

Gempa 26 Desember 2004, adalah gempa terbesar


yang menimbulkan korban akibat tsunami yang
terjadi. Sedangkan berdasarkan energi yang
dikeluarkan adalah yang tersbesar ke 3 yang terbesar
didunia sejak tahun 1900 dengan besar 9 Skala
Richter dengan intensitas yang paling besar adalah
IX di kota Banda Aceh.

Tinggi gelombang tsunami di Banda Aceh sekitar 30


m dengan kecepatan gelombang 500 km perjam
dengan panjang jangkauan sekitar 4 km. Waktu yang
ditempuh dari pantai ke darat hanya 28 detik.
Sedangkan di Nias Barat tinggi gelombang sekitar 15
m dengan kecepatan 500 km. Gempa ini juga
menyebabkan adanya penurunan tanah di pantai utara
Banda Aceh sebesar 2 meter. Sedagkan di Nias Barat
terjadi permunculan tanah karang di beberapa tempat
antara lain di Sirombu dan timbulnya beberapa pulau.

189

Anda mungkin juga menyukai