Struktur Pertanian
Struktur dipahami sebagai susunan. Dalam kamus bahas indonesia (1994) struktur
juga berarti susunan, atau cara sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan struktur sosial
diartikan konsep perumusan asas-asas hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat
yang merupakan pedoman bagi tingkah laku individu. Pengertian ini tidak jauh berbeda dalam
sosiologi H.P. Fraichild, 1957 misalnya struktur sosial diartikan sebagai pola yang mapan dari
organisasi internal setiap kelompok sosial. Dalam rumusan ini telah tercakup pengertian
mengenai karakter atau pola dari semua hubungan yang ada antara anggota dalam suatu
kelompok maupun antar kelompok.
Konsep struktur sosial yang menggambarkan pola hubungan antar individu dalam
kelompok ataupun antar kelompok ini untuk menjelaskannya sering dikaitkan dengan konsep-
konsep norma, status, peran, dan lembaga (tercakup pula asosiasi dan organisasi). Dalam setiap
lembaga, setiap anggota pasti memiliki status tertentu. Status ini dikenali oleh nilai tertentu yang
bersumber pada nilai kebudayaan. Dari sudut pandang tertentu kebudayaan adalah lapangan nilai
tertinggi. Hubungan atau interaksi antar anggota semuanya telah diatur dan ditentukan oleh
kompleks oleh norma dan peraturan yang ada.
Sebagai contoh, sering dikemukakan bahwa masyarakat yang tradisinya kuat ternyata
disebabkan oleh keterisolasian mereka secara fisik-geografis. Dengan demikian struktur fisik
atau khususnya dalam tatanan keruangan, sangat mempengaruhi kehidupan sosial. Demikian
pula masih terlihat dikebanyakan desa bahkan desa yang telah maju sekalipun bahwa golongan
laki-laki dan usia tua memiliki status sosial yang lebih tingggi. Ini menandakan bahwa struktur
biologi juga menandakan mempengaruhi tatanan kehidupan sosial masyarakatnya.
Struktur Fisik Desa, berakitan erat dengan lingkungan fisik desa itu dalam berbagai
aspeknya. Secara agak lebih khusus ia berkaitan dengan lingkungan geografis denga segala ciri-
cirinya seperti: iklim, curah hujan, keadaan atau jenis tanah, ketinggian tanah, tingkat
kelembaban udara, topografi dan lainya. Variasi dalam keadaan ciri-ciri ini akan menciptakan
pula perbedaan pada jenis tanaman yang ditanam, sistem pertanian yang diterapkan, dan lebih
lanjut kehidupan dari masing-masing kelompok masyarakatnya. Lingkungan geografis yang
memberikan kemungkinan untuk budidaya tanaman padi akan menciptakan masyarakat petani
sawah yang bebeda dengan lingkungan geografis yang cocok untuk budidaya gandum dengan
petani gandumnya. Tanah-tanah yang kurang subur akan cenderung menciptakan desa-desa kecil
yang terpencar, berjauhan satu sama lain, dengan penduduk yang jarang. Sebaliknya tanah-tanah
yang subur akan cenderung menciptakan desa-desa yang besar, berdekatan satu sama lain, dan
berpenduduk padat.
Pola pemukiman ini merupakan salah satu yang merupakan salah satu aspek yang dapat
menggambarkan dengan jelas keterkaitan antar struktur fisik desa dengan pola kehidupan
internal masyarakatnya, melalui penggambaran ini, sejumlah cirri-ciri pokok kehidupan
masyarakat desa dapat diungkapkan. Dalam bentuknya yang paling umum terdapat dua pola
pemukiaman, yakni (1) pemukiman penduduknya berdekatan satu sama lain dengan lahan
pertanian berada diluar dan terpisah dari lokasi pemukiman, dan (2) yang pemukiman
penduduknya terpencar dan terpisah satu sama lain, dan masing-masing berada didalam atau
ditengah lahan pertanian mereka.
Apabila ada perbedan permukiman petani di Indonesia, perbedaan itu lebih berkaitan
dengan tingkat kesuburan dan topografi. Seperti misalnya untuk daerah-daerah yang subur
terdapat kecenderungan terciptanya satuan pemukiman yang padat, dalam pengelompokan yagng
besar dan berdekatan satu sama lain. Sebaliknya untuk daerah yang kurang/tidak subur terdapat
kecenderungan munculnya desa-desa yang jarang penduduknya dengan pengelompokan yang
kecil dan berjauhan satu sama lain. Hal ini bisa dilihat pada daerah dataran rendah lebiih
memungkinkan terciptanya desa-desa yang besar, padat penduduk, dan berdekatan satu sama
lain. Sedangkan di daerah dataran tinggi cenderung memunculkan desa-desa yang kecil, jarang
penduduk, dan berjauhan satu sama lain.
Struktur Biososial, yakni struktur social (vertical maupun horizontal) yang berkaitan
dengan faktor-faktor biologis seperti umur, jenis kelamin, perkawinan, suku bangsa, dan lain-
lain. Keterkaitan antara struktur biososial dengan faktor biososial ini terlihat dari sifat mata
pencaharian masyarakatnya. Dalam masyarakat yang masih bersahaja, yakni dari mulai
masyarakat masih dalam tingkat food gathering economics sampai telah mengenal era pertanian
(tradisional), masyarakat manusia masih mengandalkan keadaan kekuatan fisik dan pengalaman
Dalam hal kekuatan fisik laki-laki tergolong lebih kuat dibanding dengan wanita.
Keterampilan dan kekuatan fisik yang dibutuhkan untuk perburuan secara dominan dimiliki oleh
kaum laki-laki. Kaum wanita yang mempunyai kemampuan ini adalah wanita dalam
pengecualian. Akibatnya laki-laki lebih dominan dalam kehidupan dalam kelompok masyarakat.
Jika dilihat dari faktor usia, maka faktor usia ini mempengaruhi pola pelapisan social
masyarakat desa. Jenis pekerjaan pertanian selain membutuhkan kekuatan fisik juga
membutuhkan pengalaman. Pertanian tradisional tidak memerlukan pendidikan khusus yang
menuntuk kemampuan tertentu dari subjeknya. Kegiatan-kegiatan dalm bidang ini cukup hanya
memerlukan pembiasaan yang dengan sendirinya akan diperoleh dengan pengalaman. Maka
orang tua yang menyimpan pengalaman lebih banyak akan lebih disegani dan dihormati dalam
tatanan masyarakat
a. Feodalisme persewaan
-Penggunaan lahan, pajak atau kekuasaan ekonomi merupakan dasar bagi para pemilik
lahan (tuan tanah) untuk menguasai petani dan mereka yang tidak memiliki lahan.
-Petani dan orang yang tidak berlahan (landless) tidak memiliki pilihan lain untuk
mempertahankan hidupnya, sehingga terpaksa membayar sewa yang tinggi
-Bagi tuan tanah, lahan adalah kekayaan untuk disewakan dan sekaligus memberikan
martabat dan kekuasaan karena ketergantungan penyewa juga mencakup kehidupan
pribadinya dan memaksa penyewa untuk patuh dalam segala keadaan.
b. Latufundia (hacienda)
-Latufundia adalah pemilikan lahan yang luar biasa luasnya. Saat ini hanya terdapat di
negara-negara Amerika Latin.
-Bentuk yang paling banyak dijalankan adalah hacienda (facenda) yang berasal dari UU
kolonial yang memperbolehkan berlangsungnya kerja paksa atau pemberian hadiah lahan
bagi jasa kemiliteran
-Hacienda adalah kesatuan sosial dan ekonomi yang sama dengan satu negara kecil,
hidup secara swasembada dan memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri (autarki) berada di
bawah pelindung (patron).
-Hacienda juga meliputi padang rumput, perkebunana dan hutan. Penguasa umumnya
mendapat pelayanan dari pekerja penyewa, pemukim, penggembala, pengelola dan lain-
lain, dan sebaliknya dia juga menyediakan fasilitas-fasilitas sosial ekonomi walaupun
dengan standar yang sangat rendah.