Anda di halaman 1dari 53

SPO PEMASANGAN INFUS

No Kode : Ditetapkan Oleh


C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :1 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Pemasangan infus adalah pernberian cairan untuk


memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dan
memberikan terapi pada pasien sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pemberian cairan untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dan
memberikan terapi ada pasien.

3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan cairan infus dan
pemberian terapi melalui infus di Puskesmas Ngletih

5. Alat dan bahan 1. Infus set terbungkus steril


2. Abocath sesuai dengan kebutuhan
3. Tourniquet
4. Spalk bila diperlukan
5. Bengkok
6. Kapas alkohol
7. Standar infuse
8. Plester/hansaplast/hypafix
9. Gunting plester
10. Cairan antiseptik (Bethadine)
11. Kasa steril
12. Sarung tangan steril/hand scoon
13. Cairan yang dibutuhkan (NaCl 0,9%, Dextrose 5% dan 10%, Ringer
Lactat RL dll. )
14. Lembar inform consent
15. Pencahayaan yang baik
6. Langkah-langkah a. Persiapan Pasien
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
2. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
3. Atur lingkungan yang aman dan nyaman
b. Uraian Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapkan cairan yang akan diberikan dengan menusukan bagian tajam
infusion set kedalam botol larutan infuse. Buka saluran hingga cairan
infuse memenuhi seluruh selang tanpa menyisakan udara dalam selang
infuse.
2. Gantung cairan infuse di standar infuse
3. Petugas mencuci tangan dan terus memakai hand scoon
4. Tentukan lokasi pemasangan sesuaikan dengan keperluan rencana
pengobatan, tangan kanan atau kiri, kaki kanan atau kiri
5. Anggota badan pasien yang akan dipasang infus dibendung (distiweng)
hingga vena dilihat dengan jelas
6. Desinfektan pada daerah yang akan dipasang infus
7. Lencangkan kulit dengan memegang tangan atau kaki dengan tangan kiri,
siapkan IV catheter ditangan kanan.
8. Tusukkan jarum ke pembuluh vena dengan lubang jarum menghadap
keatas, sudut tusukan 30 - 40 derajat arah jarum sejajar arah vena, lalu
dorong.
9. Bila jarum masuk kedalam pembuluh vena, darah akan tampak masuk ke
dalam bagian reservior jarum hentikan dorongan.
10. Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan menarik bagian jarum
sedikit Lanjutkan mendorong kanul ke dalam vena secara perlahan sambil
diputar sampai seluruh kanul masuk.
11. Cabut bagian jarum seluruhnya perhatikan apakah darah keluar dari kanul,
tahan bagian kanul dengan ibu jari kiri.
12. Hubungkan kanul dengan infusan atau tronfusion set buka saluran infuse
perhatikan apakah tetesan lancar. perhatikan apakah lokasi, penusukan
membengkak, menandakan elestravosasi cairan sehingga penusukan harus
diulang dari awal.
13. Bila tetesan lancar, tak ada ekstravasasi lakukan fiksasi dengan plester atau
hypafix dan pada bayi atau balita diperkuat dengan spalk,
14. Kompres dengan kasa betadhin pada lokasi penusukan.
15. Atur tetesan infuse sesuai instruksi.
16. Buang sampah ke tempat sampah/bengkok
17. Petugas melepas hand scoon lalu cuci tangan.
18. Laksanakan proses administrasi, lengkapi berita acara pemberian
infuse catat jumlah cairan masuk dan keluar, catat balance cairan selama
24 jam setiap harinya, catat dalam perincian harian ruangan
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokumen Terkait Status Pasien


Form Informed consent

10. Referensi
SPO PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :4 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Adalah prosedur tetap yang mengatur tata cara


penanganan pasien kasus syok anafilaktik yang
datang ke UGD Puskesmas Perawatan Ngelih

2. Tujuan Agar pasien mendapatkan pertolongan pertama secara cepat dan tepat sehingga
jiwanya dapat diselamatkan

3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami syok anafilaktik di
Puskesmas Ngletih

5. Alat dan bahan 1. Tabung O2 lengkap


2. Nasal kanule/ masker/ katether orofaring
3. Ambubag
4. Adrenalin injeksi
5. Aminophylin injeksi
6. Spuit 3 cc/ 5 cc
6. Langkah-langkah A. Persiapan Pasien
a. Jelaskan pada keluarga mengenai tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
c. Atur lingkungan yang aman dan nyaman

B. Uraian Prosedur Pelaksanaan


1. Pasien dengan Syok Ringan
a. Tanda & Gejala
Gatal pada kulit
Pusing
Mual
Bersin
b. Prosedur Penanganan
Baringkan pasien dalam posisi syok (kaki ke atas) dengan alas
keras
Bebaskan jalan nafas
Tentukan penyebab dan lokasi masuknya obat (bila lewat
ekstremitas pasang tourniquet)
Monitor pernafasan dan haemodinamik
Berikan O2 3 lt/ menit

2. Pasien dengan Syok Sedang


a. Tanda & Gejala
Disorientasi
Vomitus dan diare
Dyspnoe
Hipotensi dan Tachikardia
b. Prosedur Penanganan
Lakukan injeksi IM, adrenalin 1:1100 0,25 ml (0,25mg)
Bila vena kolaps, berikan secara sub lingual/ trans tracheal
Berikan aminophylin 5-6 mg/ Kg BB IV bolus diikuti drips 0,4-0,9
mg/Kg BB/ menit (Bila ada bronkhospasme)
Berikan infus cairan (berpedoman pada haematokrit)

3. Pasien dengan Syok Berat


a. Tanda & Gejala
Oedema periorbital
Kesadaran menurun
Nyeri abdominal
Oedema larynx atau paru
Henti nafas
Dysritmia dan henti jantung
b. Prosedur Penanganan
Lakukan injeksi IV adrenalin 1 : 10.000 2,5-5 ml (0,5-5 mg)
Monitor pernafasan dan haemodinamik dengan :
Cairan koloid
Obat inotropik positif
Obat vaso aktif
Kalau perlu dirujuk untuk perawatan intensif (ICU)
Basic and Advance Life Support (RPJO), bila terjadi
henti jantung dan nafas
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokumen Terkait Status Pasien


Form Informed consent

10. Referensi
SPO PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULER
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :8 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Memasukkan obat ke dalam tubuh malalui jaringan otot

2. Tujuan Untuk pengobatan agar dapat cepat bereaksi dalam tubuh dan dapat diberikan dalam
dosis yang tepat.

3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi suntikan IM di
Puskesmas Ngletih

5. Alat dan bahan 1. Sarung Tangan


2. Bak Injeksi
3. Spuit steril ( ukuran disesuaikan )
4. Jarum steril untuk mengoplos obat
5. Obat-obat yang diperlukan
6. Buku/lembar daftar Injeksi
7. Water for Injection
8. Kapas alkohol dalam tempat tertutup (kom streil)
9. Perlak dan alasnya
10. Tempat sampah medis (untuk alat tajam dan alat yang terkontaminasi)
11. Bengkok
6. Langkah-langkah a. Pelaksanaan :
1. Memberitahu tujuan dilakukan tindakan prosedur
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Mendekatkan alat ke pasien
4. Memakai sarung tangan
5. Mencocokkan identitas pasien dengan buku injeksi
6. Mengambil obat, membaca etiket dan mencocokkan dengan buku
injeksi
7. Bila obat dalam sediaan serbuk, larutkan dengan menggunakan water
for injection, dengan menggunakan jarum steril (jarum disendirikan)
8. Menentukan tempat injeksi / penyuntikan :
Pada otot bokong, untuk menentukan ditarik garis dari spina iliaca
anterior superior menuju cocygis kemudian dibagi tiga bagian, tempatnya
pe,nyuntikan pada 1/3 bagian dari sias.
Pada otot pangkal pada bagian luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah
luar
Pada otot pangkal tengah (Musculus Deltoideus)
9. Desinfeksi pada lokasi tusukan dengan kapas alkohol
10. Teknik penyuntikan :
1). Teknik Umum

Cubit kulit
Masukkan jarum
dengan sudut 90
Lepaskan kulit
Aspirasi
Masukkan obat
dengan pelan-pelan
Angkat jarum
dengan cepat
Gosok daerah
suntikan
Pasang plester
band aid bila perlu
2). Teknik Z Track

Sama dengan prosedur umum


Kalau pada teknik umum kulit dicubit, pada
prosedur ini kulit ditarik kesamping
11. Menarik penghisap sedikit (bila ada darah, obat jangan diteruskan)
12. Memasukkan obat - obat perlahan - lahan sampai habis.
13. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan cepat, kulit
ditahan dengan kapas alkohol sambil massage
14. Mengamati reaksi verbal maupun non verbal pasien selama maupun
sesudah pemberian.
15. Bereskan alat-alat
16. Catat dalam buku injeksi dan dokumentasikan di catatan perawat.

b. Hal- hal yang harus diprhatikan :


Perhatikan 6 Tepat 1 Waspada ,

Tepat Pasien
Tepat Obat
Tepat Dosis
Tepat Waktu
Tepat Rute Pemberian
Tepat Pendokumentasian
Waspada Efek Samping
Obat
7. Diagram Alir
8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam

Ruang Rawat Inap

Ruang Bersalin

9. Dokumen Terkait Status Pasien

Form Informed consent

10. Referensi
SPO PEMBERIAN INJEKSI SUBCUTAN
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :13 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dilakukan pada lengan
Pengertian atas luar, pada daerah luar bagian dada dan ditempat lain yang dianggap perlu
(misal pemberian insulin pada pasien diabetes)

2. Tujuan Untuk pengobatan agar dapat bereaksi secara lambat dalam tubuh dan dapat
diberikan dalam dosis yang tepat

3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi suntikan SC
di Puskesmas Ngletih

5. Alat dan bahan 1. Sarung Tangan


2. Bak Injeksi
3. Spuit steril ( ukuran disesuaikan )
4. Jarum steril untuk mengoplos obat
5. Obat-obat yang diperlukan
6. Buku/lembar daftar Injeksi
7. Water for Injections
8. Kapas alkohol dalam tempat tertutup (kom streil)
9. Perlak dan alasnya
10. Tempat sampah medis (untuk alat tajam dan alat yang terkontaminasi)
11. Bengkok
6. Langkah-langkah a. Pelaksanaan
1. Memberitahu tujuan dilakukan tindakan prosedur
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Mendekatkan alat ke pasien
4. Memakai sarung tangan
5. Mencocokkan identitas pasien dengan buku injeksi
6. Mengambil obat, membaca etiket dan mencocokkan dengan buku
injeksi
7. Bila obat dalam sediaan serbuk, larutkan dengan menggunakan water
for injection, dengan menggunakan jarum steril (jarum disendirikan)
8. Menentukan tempat injeksi / penyuntikan :
Pada otot pangkal paha bagian luar yaitu 1/3 bagian dari sendi
panggul
Pada otot pangkal lengan (Musculus Deltoideus)
Pada daerah dada
Pada daerah perut sekitar pusat (umbilicus)
9. Mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk, dengan kapas alkohol,
membuang kapas ke dalam bengkok, tunggu sampai kulit kering
10. Menegangkan kulit dengan tangan kiri, dengan tangan kanan jarum
ditusukkan pada permukaan kulit dengan sudut 45 .
11. Menarik penghisap sedikit (bila ada darah, obat jangan diteruskan).
12. Memasukkan obat perlahan - lahan sampai habis.
13. Meletakkan kapas alkohol yang baru kemudian menarik spuit dan
jarum dengan cepat sambil memegang pangkal jarum, lalu melakukan
massage pada bekas suntikan
14. Mengamati reaksi verbal maupun non verbal pasien selama maupun
sesudah pemberian.
15. Membersihkan alat - alat.
16. Merapikan pasien
17. Mencatat reaksi yang timbul dan obat yang telah diberikan

b. Hal- hal yang harus diprhatikan :


Perhatikan 6 Tepat 1 Waspada ,

Tepat Pasien
Tepat Obat
Tepat Dosis
Tepat Waktu
Tepat Rute Pemberian
Tepat Pendokumentasian
Waspada Efek Samping
Obat
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokumen Terkait Status Pasien


Form Informed consent

10. Referensi
SPO PEMBERIAN INJEKSI IV MELALUI INFUS
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :17 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Memasukkan obat kedalam tubuh pada pasien


Pengertian yang terpasang IV line

2. 1. Mempercepat penyerapan
Tujuan 2. Untuk pemeriksaan diagnostik, misal penyuntikan zat kontras
3.
Kebijakan
4. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi injeksi melalui
Prosedur IV line di Puskesmas Ngletih

5. 1. Sarung Tangan
Alat dan bahan 2. Bak Injeksi
3. Spuit steril ( ukuran disesuaikan )
4. Jarum steril untuk mengoplos obat
5. Obat-obat yang diperlukan
6. Buku/lembar daftar Injeksi
7. Water for Injection
8. Kapas alcohol dalam tempat tertutup (kom streil)
9. Perlak dan alasnya
10. Tempat sampah medis (untuk alat tajam dan alat yang
terkontaminasi)
11. Bengkok
2. a. Pelaksanaan :
Langkah-langkah 1. Jelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan yang akan diberikan
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Mendekatkan alat ke pasien
4. Memakai sarung tangan
5. Mencocokkan identitas pasien dengan buku/lembar injeksi
6. Mengambil obat, membaca etiket dan mencocokkan dengan buku
injeksi
7. Bila obat dalam sediaan serbuk, larutkan dengan menggunakan
water for injection, gunakan spuit steril, jarum disendirikan dan
disimpan di bak injeksi
8. Pastikan jalur iv line yang akan dimasuki obat dengan tepat.
9. Memasang perlak dan pengalas dibawahnya
10. Desinfeksi pada lokasi tusukan dengan kapas alkohol
11. masukkan obat ke iv line, sebelumnya tutup klem infus.
12. Buka klem infus setelah obat masuk.

b. Hal- hal yang harus diprhatikan :


Perhatikan 6 Tepat 1 Waspada ,

Tepat Pasien
Tepat Obat
Tepat Dosis
Tepat Waktu
Tepat Rute Pemberian
Tepat Pendokumentasian
Waspada Efek Samping
Obat
7.
Diagram Alir

8. Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Unit Terkait Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Status Pasien
Dokumen Terkait
Form Informed consent

10.
Referensi
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :20 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Memasukkan selang ke lambung melalui lubang


hidung.

2. Tujuan 1. Untuk dekompresi lambung.


2. Untuk memberikan makanan atau obat-obatan.
3. Untuk kumbah lambung dan gastric cooling

3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi melalui mulut

5. Alat dan bahan 1. NGT (naso gastric tube) no. 18 atau sesuai kebutuhan.
2. Bengkok.
3. Jelly, karet / tutup infus.
4. Plester dan gunting.
5. Pengalas untuk dada pasien.
6. Stetoskop.
7. Waskom berisi air.
8. Sarung tangan
6. Langkah- a. Persipan pasien
langkah Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Perhatikan keadaan umum pasien.
3. Perhatikan kebersihan.
4. Alatalat diletakkan di sebelah pasien arah kepala.
5. Atur posisi pasien,tidur terlentang, kepala ditinggikan pakai 2 bantal
6. Pakai sarung tangan
7. NGT diukur, dengan meletakkan ujung NGT pada ujung tulang dada
kemudian memanjang lurus sampai ke dahi, membelok ke telinga lalu
diberi tanda (dengan plester).
8. Pasang alas dada.
9. Ujung NGT diolesi dengan jelly.
10. Masukkan NGT melalui lubang hidung.
11. Bila pasien sadar minta pasien untuk menelan, bersamaan dengan itu,
NGT dimasukkan perlahanlahan.
12. Alat dikontrol apakah alat sudah masuk ke dalam lambung.
13. Tutup NGT lalu fiksasi (bila semua telah sempurna).
14. Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman lalu bereskan alatalat dan
perawat cuci tangan.
15.Dokumentasikan di catatan perawat
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokumen Status Pasien


Terkait
Form Informed consent

10. Referensi
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :23 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Menilai tekanan darah yang merupakan indicator untuk menilai system
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi.

1. T Mengetahui nilai tekanan darah


ujuan
2. K
ebijakan
3. P Prosedur ini dilakukan pada pasien :
rosedur
1.Hipertensi
2.Hipotensi
3.Tanda-tanda shok/ dispneu/ apneu/ cyanosis
4.Keadaan gawat atau koma
5. Dengan keluhan-keluhan sakit kepala
4. A 1. Tensimeter
lat dan bahan 2. Stetoskop binokuler
3. Buku catatan dan alat tulis
4. Sarung tangan

5. L a. Persiapan Pasien
angkah-langkah Pasien diberitahu dengan seksama tentang tindakan yang akan dilakukan
(bila pasien sadar)

b. Pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Mencuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang.
6. Lengan baju dibuka
7. Memasang manset dengan pipa karet berada disisi lengan
8. Meraba denyut arteri brakialis, kemudian stetoskop diletakkan pada
daerah tersebut.
9. Mengencangkan skrup balon, membuka kunci air raksa, kemudian
memompakan air raksa sampai tekanan sistolik tidak terdengar
10. Membuka skrup balon perlahan-lahan, sambil melihat turunnya air
raksa kita dengarkan detakan yang pertama pada angka berapa
(menunjuk sistolik). Mendengarkan terus sampai detakan yang terakhir
tepat pada angka berapa (menunjukkan diastole)
11. Mencatat hasil pengukurannya : sistole/ diastole.
12. Membuka manset, kemudian membereskan pasien dan alat-alat
13. Lepaskan sarung tangan kemudian mencuci tangan
6. D
iagram Alir

7. U Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


nit Terkait
Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin
Ruang Poli Umum
Surat Keterangan Sehat

8. D Status Pasien
okumen Terkait
Form Informed consent

9. R
eferensi
MENGHITUNG DENYUT NADI
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono
Halaman :26 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012
O
1. Pengertian Menilai denyut nadi yang merupakan indikator
untuk menilai system kardiovaskuler

2. Tujuan 3. Mengetahui denyut nadi (irama, frekwensi, dan kekuatan).


4. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler
3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien :


1. Yang mengalami peningkatan suhu tubuh
2. Yang mengalami peningkatan dan menurunnya denyut nadi
3. Tanda-tanda shok/ dispneu/ apneu/ cyanosis
4. Keadaan gawat atau koma
5. Alat dan bahan 1. Arloji
2. Buku catatan nadi
3. Bolpoin

6. Langkah-langkah a. Persiapan Pasien


Pasien diberitahu dengan seksama tentang tindakan yang akan dilakukan
(bila pasien sadar)
b. Pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Letakkan kedua lengan terlentang disisi tubuh
6. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung )
7. Periksa denyut nadi atau arteri dengan menggunakan ujung jari
telunjuk ,jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekwensi permenit dan
keteraturan irama, dan kekuatan denyutan.
8. Catat hasil dalam catatan perawat
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin
Ruang Poli Umum
Surat Keterangan Sehat

9. Dokumen Terkait Status Pasien


Form Informed consent

10. Referensi
MENGHITUNG PERNAFASAN
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :29 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Mengukur jumlah pernapasan (inspirasi yang diikuti aspirasi) dalam 1 menit.

1. a. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan


Tujuan b. Menilai kemampuan fungsi pernafasan
2.
Kebijakan
3. Prosedur ini dilakukan pada pasien :
Prosedur
1. Dengan kelainan jantung
2. Dengan kealinan paru
4. 1. Arloji tangan dengan penunjuk detik.
Alat dan bahan 2. Buku catatan dan alat tulis.

5. a. Persiapan pasien :
Langkah-langkah Pasien diberi penjelasan akan dilakukan pengukuran pernapasan.
b. Pelaksanaan :
1. Memberikan salam sebagai
pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada keluarga atau klien
3. Mengatur sikap tidur klien atau
klien boleh duduk
4. Mengamati gerakan dada atau
perut selama 1 menit
5. Tangan yang lain memegang
arloji
6. Menghitung frekuensi pernafasan
dalam satu menit.
7. Mencatat hasinya dalam catatan
perawat.
8. Cuci tangan

6.
Diagram Alir

7. Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Unit Terkait
Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin
Ruang Poli Umum

8. Status Pasien
Dokumen Terkait
Form Informed consent

9.
Referensi
MENGUKUR SUHU (AXILLA)
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :31 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang dilakukan di daerah
axila / ketiak.

2. Tujuan 1. Mengetahui suhu tubuh pasien melalui ketiak


2. Mengetahui keseimbangan antara panas yang dihasilkan dan
yang dikeluarkan
3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada :


1. Semua pasien yang dirawat ( dilakukan rutin tiap 6 jam )
2. Pasien dengan keluhan menggigil
5. Alat dan bahan 1. Termometer bersih dalam tempatnya
2. Larutan desinfektan dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Tissue
5. Buku catatan
6. Jam tangan
7. Kapas alkohol
6. Langkah-langkah a. Persiapan pasien:
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
b. Pelaksanaan :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Peralatan dibawa ke pasien
3. Bila ada pengunjung minta pengunjung untuk meninggalkan
kamar pasien
4. Ijinkan pasien untuk membantu dalam pelaksanaan prosedur
5. Bersihkan area pengukuran dengan tissue
6. Tempatkan termometer di ketiak pasien dan biarkan selama 10
menit
7. Ambil termometer, usap dengan kapas alkohol dan baca
hasilnya kemudian masukkan kedalam larutan desinfektan kemudian
cuci dan keringkan
8. Atur posisi pasien
9. Catat hasil dalam buku catatan suhu dan dokumentasikan dalam
catatan perawat

7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin
Ruang Poli Umum
Surat Keterangan Sehat
9. Dokumen Terkait Status Pasien
Form Informed consent

10. Referensi

PENGUKURAN TINGGI BADAN


No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD PUSKESMAS Terbitan : Poned Balowerti
PONED BALOWERTI No. Revisi :

SP Tgl. Mulai Berlaku :


dr. Henry Mulyono

O
Halaman :33 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Mengukur tinggi badan pasien dengan pengukur tinggi badan

2. Sebagai indikator kecukupan nutrisi, untuk mengetahui tinggi badan pasien


Tujuan
3.
Kebijakan
4. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang :
Prosedur
1. Memerlukan penilaian status gizi
2. Memerlukan surat keterangan sehat
5. 1. Pengukur tinggi badan
Alat dan bahan 2. Buku catatan dan alat tulis

6. a. Persiapan pasien
Langkah-langkah Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

b. Pelaksanaan
1. Petugas meminta pasien untuk membuka/melepaskan sepatu, sandal atau
benda-benda lain yang dapat mempengaruhi pengukuran tinggi badan
2. Petugas meminta pasien untuk naik ke tempat pengukur tinggi badan
3. Petugas meminta pasien berdiri tegak membelakangi alat ukur
4. Petugas mengangkat tuas dan menarik tongkat pengukur sampai tuas
menempel atas kepala pasien
5. Petugas membaca angka yang terlihat pada tongkat pengukur yang
menunjukkan tinggi badan pasien
6. Petugas meminta pasien untuk turun dari tempat pengukur tinggi badan
dan memakai sepatu atau sandalnya kembali
7. Petugas mencatat dalam status pasien dan atau kartu sehat
7.
Diagram Alir

8. Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Unit Terkait
Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin
Ruang Poli Umum

9. Status Pasien
Dokumen Terkait
Form Informed consent
Kartu Sehat

10.
Referensi
PENGUKURAN BERAT BADAN
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :35 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Mengukur berat badan dengan timbangan berat badan

2. Tujuan 1. Sebagai indikator kecukupan nutrisi


2. Mengetahui berat badan pasien
3. Pemberian dosis terapi
3. Kebijak
an
4. Prosedu Prosedur ini dilakukan pada pasien yang :
r
1. Memerlukan penilaian status gizi
2. Memerlukan surat keterangan sehat
5. Alat dan 1. Penimbang berat badan
bahan 2. Buku catatan dan alat tulis

6. Langka a. Persiapan pasien


h-langkah Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan.

b. Pelaksanaan
1. Petugas meletakkan timbangan di tempat yang terang dan datar
2. Petugas memastikan jarum timbangan pada angka nol
3. Petugas meminta pasien untuk membuka/melepaskan sepatu, sandal atau
benda-benda lain yang dapat mempengaruhi pengukuran berat badan
4. Petugas meminta pasien naik ke atas timbangan berdiri tegak tanpa
berpegangan pada benda lain seperti dinding atau orang lain
5. Petugas membaca angka yang ditunjuk oleh jarum timbangan
6. Petugas meminta pasien untuk turun dari timbangan dan memakai
sepatu atau sandalnya kembali
7. Petugas mencatat dalam status pasien dan Surat Keterangan Sehat yang
disediakan

7. Diagra
m Alir

8. Unit Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Terkait
Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokum Status Pasien


en Terkait
Form Informed consent

10. Referen
si
OBSERVASI PASIEN GAWAT
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :37 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Memantau keadaan pasien gawat

2. Tujuan Sebagai acuan pemantauan/ observasi penderita gawat agar selamat jiwanya

3. Kebijakan 1. Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang.
2. Pelaksanaan dilakukan oleh perawat, ataupun oleh dokter
4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami kondisi gawat

5. Alat dan bahan 1. Stetoskop


2. Tensimeter
3. Thermometer
4. Stop watch/ jam
5. Senter
6. Oksigen
6. Langkah- a. Persiapan pasien
langkah Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien..
b. Pelaksanaan
1. Menjelaskan tujuan pada keluarga pasien.
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengobservasi kondisi pasien tiap 5 15 menit sesuai dengan tingkat
kegawatannya.
4. Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :Tensi, Nadi, Respirasi / pernafasan dan Suhu.
f. Kelancaran tetesan infus
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak
baik maka paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang
bertugas (diluar jam kerja per telepon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter maka perlu
dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita
bisa pulang atau rawat ini
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat dilembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat
inap / rujuk.

7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap

9. Dokumen Status Pasien


Terkait
Form Informed consent
10. Referensi

CUCI TANGAN
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :39 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Membersihkan /mencuci tangan secara higienis/rutin

2. Tujuan 1. Bersih dari kuman dan bakteri penyakit


2. Mencegah infeksi silang
3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada :


1. Petugas setiap sebelum dan sesudah tindakan
2. Setiap ruang pasien dan tempat lain
5. 1. Kran/air bersih
Alat dan bahan 2. Sabun cair/batang
3. Handuk/lap kering/tissue

6. 1. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju sampai siku.
Langkah-langkah 2. Melakukan inspeksi di tangan dan jari, adanya luka / sayatan.
3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastatofel (jika tangan
menyentuh wastafel cuci tangan diulangi).
4. Mengalirkan air, percikan pada pakaian.
5. Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankanya febih rendah dari
siku.
6. Menaruh antiseptik atau sabun (2-4cc), untuk sabun,batang, pegang dan gosok
sampai berbusa.
7. Menggosok kedua lengan dengan cepat 10-15 detik.
8. Menggosok punggung tangan, sela-sela jari
9. Menggosok jari jari secara melingkar minimal 5 X
10. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan lain
11. Membilas lengan dan tangan sampai bersih
12. Menutup kran dengan siku (bila kran harus ditutup dengan tangan, cuci kran
dengan sabun terlebih dahulu ssebelum membilas tangan).
13. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering.
7.
Diagram Alir

8. Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Unit Terkait
Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Status Pasien
Dokumen Terkait
Form Informed consent

10.
Referensi

PENATALAKSANAAN LUKA
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD PUSKESMAS Terbitan : Poned Balowerti
PONED BALOWERTI No. Revisi :

SP Tgl. Mulai Berlaku :


dr. Henry Mulyono

O
Halaman :41 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan mengganti verband dan membersihkan luka


pada luka

2. Tujuan Mencegah terjadinya infeksi pada luka

3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada :


1. Pasien yang terdapat luka lecet
2. Pasien yang terdapat luka jahitan
5. Alat dan bahan a. Alat-alat steril:
1. Sarung tangan
2. Pinset anatomi 1.
3. Pinset Chirurgie 2.
4. Gunting lurus / bengkok.
5. Kasa steril sesuai kebutuhan.
6. Kasa penekan / depress.
7. Mangkok kecil.
b. Alat-alat tidak steril:
1. Gunting verband.
2. Plester.
3. Bengkok.
4. Tempat sampah medis.
5. Cairan NaCl 0,9%
6. Yod bensin.
Larutan Clorin 0,5%.
Semua alat tersedia dalam baki/kereta balut dengan kondisi baik.

6. Langkah-langkah a. Persiapan Pasien:


1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Meminta persetujuan pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.

b. Pelaksanaan:
a. Membawa alat ke dekat pasien.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
c. Pakai sarung tangan.
d. Bekas plester dibersihkan dengan NaCl 0,9% dari arah dalam keluar.
e. Pembalut dibuka dengan pinset dan taruh di bengkok.
f. Luka dibersihkan dengan NaCl 0,9% dari arah dalam keluar.
g. Kemudian tutup dengan kasa steril lalu diplester dengan rapi.
h. Pasien dirapikan.
i. Lakukan dekontaminasi alat yang terkontaminasi dalam larutan
chlorine 0,5 %
j. Lepas sarung tangan
k. Cuci tangan
l. Dokumentasikan di catatan perawat
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokumen Terkait Status Pasien


Form Informed consent

10. Referensi
PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :44 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar


2. Tujuan 1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan pada luka
3. Kebijakan

4. Prosedur Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami luka bakar

5. Alat dan bahan 1. Pinset anatomis


2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kassa steril
5. Kom 3 buah
6. Spuit 3 cc
7. Sarung tangan
8. Gunting plester
9. Plester atau perekat
10. Desinfektan
11. Cairan NaCl 0,9 %
12. Bengkok
13. Obat luka sesuai kebutuhan
6. Langkah-langkah a. Persiapan Pasien:
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Meminta persetujuan pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.
b. Pelaksanaan:
1. Membawa alat ke dekat pasien.
2. Cuci tangan.
3. Pakai sarung tangan.
4. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9
%
5. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9 % dari arah dalam
keluar.
6. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik (bila ada bula
jangan dipecah, tapi hisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)
7. Luka dibersihkan dengan NaCl 0,9% dari arah dalam keluar.
8. Mengeringkan luka dengan kassa steril.
9. Memberikan obat topikal sesuai order pada luka
10. Menutup luka dengan kassa steril kemudian diplester
11. Merapikan pasien
12. Merapikan alat
13. Lepas sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Dokumentasikan di catatan perawat
7. Diagram Alir

8. Unit Terkait Instalasi Unit Gawat Darurat 24 jam


Ruang Rawat Inap
Ruang Bersalin

9. Dokumen Terkait Status Pasien


Form Informed consent
10. Referensi
PEMELIHARAAN ALAT
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED
BALOWERTI SP Tgl. Mulai Berlaku :
dr. Henry Mulyono

O
Halaman :48 / 53
NIP. 19750509 200212 1
012

1. Pengertian Pemeliharaan peralatan adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga alat-
alatagar tetap terpantau dan terpelihara dengan baik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah petugas untuk memelihara alat-alat agar
tetap terawat dengan baik dan aman.
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas No. Tahun tentang Pemberlakuan Standart
OperasionalProsedur UPTD Puskesmas PONED Balowerti
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat,
Dr.Lies Dina Liastuti, Departemen KArdiologi Dan Kedokteran Vaskuler FKUI,
Pelaksanaan Management Pemeliharaan Peralatan Medis
5. Langkah-
a. Petugas mencatat semua alat kedalambuku inventaris barang
langkah
b. Petugas membuat dan memasang ceklist keadaan alat per ruangan
Prosedur c. Petugas membuat dan memasang kartuinventaris alat per ruangan
d. Petugas membuat dan memasang kartu pemeliharaan barang
e. PEtugas membersihkan alat setiap kali habis digunakan
f. Petugas mensterilkan alat dan menyimpan sesuai karakteristik alat
g. Petugas menempatkan peralatan sesuai kebutuhan pada tiap unit
h. Petugas memantau dan mengecek secara berkala alat-alat yang perlu diperbaiki
i. Petugas melakukan pemantauan dan pencataan alat- alat yang perlu dihapus dan
perlu diusulkan penambahan
j. Petugas membuat pengajuan usulan pengadaan barang dan perbaikan alat

6. Unit Terkait Pengurus barang / penyimpanan alat


INFORMED CONSENT
No Kode : Ditetapkan Oleh
C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
UPTD Terbitan : Poned Balowerti
PUSKESMAS No. Revisi :
PONED

SP
Tgl. Mulai Berlaku :
BALOWERTI
Halaman :50 / 53 dr. Henry Mulyono
NIP. 19750509 200212 1

O 012

7. Pengertian Informed consent adalahpersetejuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
atas dasar penjelasan mengenai tindakan medic yang akan dilakukan terhadappasien
tersebut serta resiko yang mungkin terjadi
8. Tujuan Sebagai acuanpenerapan langkah-langkah untuk :
a. Melindungi pasien secara hokum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa
sepengatuannya
b. Memberika perlindungan hokum terhadap pelaksana tindakanmedis dari tuntutan
tuntutan pihak pasien yang tidak wajar serta akibat ti8ndakan medis yang tidak
terduga dan bersifat negatif
9. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas No. Tahun tentang Pemberlakuan Standart
Operasional Prosedur UPTD Puskesmas PONED Balowerti
10. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/ MENKES/ PER/ III/
2008
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
11. Langkah- a. Petugas menjelaskan pengertian, prosedur, tindakan yang akan dilakukan pada
langkah pasien
b. Petugas memberikan kesempatan pasien untuk bertanya tentangprosedur yang akan
Prosedur
dilakukan
c. Petugas memberikan lembar informed consent kepada pasien untuk dibaca secara
teliti lebar informed consent tindakan yang akan dilakukan
d. Pasien diberi kesempatanuntuk memberikan keputusan setuju atau tidak prosedur
yang akan dilakukan
e. Pasien memberikan tanda tangan pada blangko informed consentbersama saksi dari
keluarga ( untuk pasien dibawah usia 18 tahuninformed consent ditanda tangani
oleh orang tua / keluarga )
f. Petugas memberikan tanda tangan pada lembar informed consent
g. Petugas menyimpan hasil hasil lembar informed consentdalam rekam medis pasien
h. Petugas melaksanakan prosedur selanjutnya
12. Unit Terkait BP Umum

BP Gigi

MTBS

KIA / KB

Klinik IMS

LAbolatorium

HAK PASIEN UNTUK MENOLAK ATAU TIDAK


MELANJUTKAN PRNGOBATAN
No Kode : Ditetapkan Oleh
UPTD C/VII/SPO/UGD/01/15/ Kepala UPTD Puskesmas
PUSKESMAS Terbitan : Poned Balowerti
PONED
No. Revisi :
BALOWERTI
SP Tgl. Mulai Berlaku :
O
Halaman :52 / 53 dr. Henry Mulyono
NIP. 19750509 200212 1
012

13. Pengertian Prosedur yang dilakukan apabila pasien ataumerka yang membuat keputusan atas nama
pasien, memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang
direncanakan
14. Tujuan c. Supaya hak pasien terpenuhi setelah mendapatkanpenjelasan yang lengkap mengenai
segala sesuatu terkaitpengobatan penyakitnya
15. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas No. Tahun tentang Pemberlakuan Standart
Operasional Prosedur UPTD Puskesmas PONED Balowerti
16. Referensi c. Pedoman peningkatan mutu yanmed dasar 2008
a. Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
17. Langkah- i. Senyum, salam, sapa
j. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai diagnose penyakit pasien
langkah
k. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai prosedur pengobatan
Prosedur
atau tindakan medis yang akan dilakukan
l. MEnjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai efek samping dan resiko
pengobatan / tindakanmedis yang akan dilakukan
m. Memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga pasien untuk menanyakan
kembali bila ada hal halyang belum dipahami mengenai tindakan medis dan
resiko yang mungkin terjadi
n. Meminta pasien atau keluarga pasien ( orang tua / anak/ suami/ istri/ saudara
kandung ) untuk mengisi form informed consent berupa penolakan menjalani
prosedur pengobatan atau penolakan untuk dilakuan tindakan medis dan dijelaskan
mengenai alternative pengobatan
o. Melengkapi form Informed consent dengan tanda tangan pasienatau keluarga
pasien, petugas yang member penjelasan dan saksikemudian di dokumentasikan

18. Unit Terkait UGD

Poli Umum

Poli KIA

Poli Gigi

Rawat Inap
Poned

Anda mungkin juga menyukai

  • 'Kerangka A
    'Kerangka A
    Dokumen1 halaman
    'Kerangka A
    atik nur alawiyah
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen1 halaman
    Nama
    atik nur alawiyah
    Belum ada peringkat
  • Atik Sop
    Atik Sop
    Dokumen53 halaman
    Atik Sop
    atik nur alawiyah
    Belum ada peringkat
  • Atik Sop
    Atik Sop
    Dokumen53 halaman
    Atik Sop
    atik nur alawiyah
    Belum ada peringkat