Anda di halaman 1dari 15

SEL ELETROLISIS DAN HUKUM FARADAY

Kelas : XII-IPA Sem : 1


Oleh
http://file-education.blogspot.com

Standar Kompetensi
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari .

Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
2. Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit

Indikator
1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui percobaan
2. Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif ataupun
elektroda inert
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui percobaan
4. Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi
5. Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis
6. Menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam

RINGKASAN MATERI
1. Elektrolisis
a. Pengertian Elektrolisis
Jika ke dalam suatu elektrolit dialirkan arus searah maka akan terjadi penguraian zat-zat tersebut, pada
kedua kutubnya. Peristiwa peruraian senyawa karena adanya arus searah ini dikenal dengan
elektrolisis.
Pada elektrlisis reaksi terjadi pada elektrodanya yaitu di katoda dan di anoda.
Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
Katoda pada elektrolisis merupakan kutub negatif tempat terjadi reaksi reduksi sedangkan anoda
merupakan kutub positif tempat terjadi oksidasi.
b. Reaksi Elektrolisis leburan
Jika senyawa yang dielektrolisi merupakan leburan dari garamnya maka ion-ion yang ada akan
mengalami rekasi reduksi dan oksidasi, karena dalam leburan tidak ada ion lain.
Contoh : elektrlisis leburan NaCl
Di katoda akan terjadi reaksi reduksi() ion Na menjadi logam Na
Di anoda akan terjadi reaksi oksidasi ion Cl menajdi gas Cl
Persamaan reaksi :
Di katoda : Na+ (l) + e Na (s)
Di anoda : 2 Cl- (l) Cl2 (s) + 2 e

c. Reaksi elektrolisis larutan dengan elektroda inert


Dalam larutan selain ada ion-ion dari senyawa yang dielektrolis ada juga ion-ion dari pelarut, sehingga
akan terjadi persaingan antara ion-ion, mana yang lebih dululu tereduksi atau teroksidasi.
Dengan memperhatikanm potensial reduksi maka kita dapat menentukan mana yang lebih dulu
terreduksi,
Unsur yang mempunyai harga potensial reduksi (E) besar akan lebih dulu mengalami reaksi reduksi,
sebaliknya unsur yang mempunyai potensial reduksi (E) kecil akan mengalami oksidasi.
Contoh 1
Elektrolisis larutan NaCl daam air menggunakan elektroda inert Karbon (C)
Dalam larutan NaCl terdapat ion Na+, ion Cl- dan molekul air.
Reaksi di katoda.
Karena harga potensial (E) Na+ < (E) H2 dalam ini molekul H2O maka dikatoda akan terjadi reduksi
ion H+ atau molekul H2O menjadi gas hidrogen.

Di katoda : 2 H+ (aq) + 2 e H2 (g) atau

2H2O(l) +2e H2 (g) + 2 OH- (aq)

Di katoda akan terjadi kelebihan ion OH - maka larutan di sekitar katoda bersifat basa
Reaksi di anoda.
Dianoda terdapat ion Cl- dan molekul air, karena E Cl < E H2O maka ion Cl- akan mengalami
oksidasi menjadi gas klorin (Cl2)

Di katoda : 2 Cl- (aq) Cl2 (g) + 2 e


Contoh 2
Reaksi elektrolisis larutan KI dalam air. menggunakan elektroda inert Karbon (C)
`
Dalam larutan KI terdapat ion K+, ion I- dan molekul air.
Reaksi di katoda.
Karena harga potensial (E) K+ < (E) H2 dalam ini molekul H2O maka dikatoda akan terjadi reduksi
ion H+ atau molekul H2O menjadi gas hidrogen.

Di katoda : 2 H+ (aq) + 2 e H2 (g) atau

2H2O(l) +2e H2 (g) + 2 OH- (aq)

Di katoda akan terjadi kelebihan ion OH - maka larutan di sekitar katoda bersifat basa
Reaksi di anoda.
Di anoda terdapat ion I- dan molekul air, karena E I < E H2O maka ion I- akan mengalami oksidasi
menjadi yod (I2)

Di anoda : 2 I- (aq) I2 (s) + 2 e


Contoh 3
Reaksi elektrolisis larutan CaSO4 dalam air. menggunakan elektroda inert Karbon (C)

`Dalam larutan KI terdapat ion Ca2+, ion SO42- dan molekul air.
Reaksi di katoda.
Karena harga potensial (E) K+ < (E) H2 dalam ini molekul H2O maka dikatoda akan terjadi reduksi
ion H+ atau molekul H2O menjadi gas hidrogen.

Di katoda : 2 H+ (aq) + 2 e H2 (g) atau

2H2O(l) +2e H2 (g) + 2 OH- (aq)

Di katoda akan terjadi kelebihan ion OH - maka larutan di sekitar katoda bersifat basa
Reaksi di anoda.
Di anoda terdapat ion SO42- dan molekul H2O, karena ion SO42- lebih sukar dioksidasikan dibanding
molekul H2O maka di anoda akan terjadi oksidasi menurut persmaan :)

Di anoda : 2 H2O (l) O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4e

Di anoda akan terjadi kelebihan ion H + maka larutan di sekitar anoda bersifat asam.
Contoh 4
Reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dalam air. menggunakan elektroda inert Karbon (C)

Dalam larutan CuSO4 terdapat ion Cu2+, ion SO42- dan molekul air.

Reaksi di katoda.
Karena harga potensial (E) Cu2+ > (E) H2 dalam ini molekul H 2O maka dikatoda akan terjadi reduksi
ion Cu2+ menjadi logamnya (Cu).
Di katoda : Cu2+ (aq) + 2 e Cu (s)
Di katoda molekul air tidak mengalami reduksi.
Reaksi di anoda.
Di anoda terdapat ion SO42- dan molekul H2O, karena ion SO42- lebih sukar dioksidasikan dibanding
molekul H2O maka di anoda akan terjadi oksidasi menurut persmaan :)

Di anoda : 2 H2O (l) O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4e

Di anoda akan terjadi kelebihan ion H + maka larutan di sekitar anoda bersifat asam.

RANGKUMAN
Pada elektrolisis larutan dalam air.
Reaksi di katoda
Jika dalam larutan tidak terdapat ion-ion : Hg 2+, Cu2+, Ag+, Pt3+ dan Au3+ maka molekul H2O akan
mengalami reduksi menurut persamaan :
2 H2O(l) +2e H2 (g) + 2 OH- (aq) atau

2 H+ (aq) + 2 e H2 (g)

Jika dalam larutan terdapat ion-ion : Hg 2+, Cu2+, Ag+, Pt3+ dan Au3+ ion ini akan terreduksi menjadi
logamnya.
: Reaksi di Anoda
Jika dalam larutan tidak terdapat ion-ion : F -, Cl-, Br-atau I- maka molekul H2O akan mengalami
oksidasi menurut persamaan :
2 H2O (l) O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4e atau

4 OH- (aq) O2 (g) + 2 H2O (l) + 4e

Jika dalam larutan terdapat ion halida (X - = F-, Cl-, Br-atau I- maka ion ini akan halogen X 2 = F2, Cl2,
Br2 atau I2.

d. Reaksi elektrolisis larutan dengan elektroda inert aktif


Jika elektrolisis menggunakan logam aktif Cu, Au, Ag, Ni dan Fe. Pada umumnya logamnya akan
mengalami oksidasi menjadi ionnya.
Reaksi di katoda :
Jika ion logam mempunyai potensial reduksi (E) > (E) air maka logam akan mengalami reduksi.
Jika ion logam mempunyai potensial reduksi (E) < (E) air maka air akan mengalami reduksi.
Reaksi di anoda :
Karena menggunakan anoda aktif maka logam akan mengalami oksidasi :
L (s) Ln+ (aq) + n e
Elektrolisis menggunakan logam aktif digunakan untuk pelapisan ( penyepuhan) yang dikenal dengan
elektroplanting.
Cara penyepuhan :
Logam besi mau dilapisi denngan Crom, maka logam besi dihubugkan dengan kutub positif sumber
arus sedangkan logam krom digubungkan dengan kutub negatif suber arus, elektrolit yang digunakan
Crom sulfat (Cr2(SO4)3
Reaksi yang terjadi
Di katoda : Cr 3+ (aq) + 3e Cr(s)
Logam Cr akan menempel pada logam besi
Di anoda : Cr(s) Cr 3+ (aq) + 3e
Batang krom akan berkurang dan berpindah melapisi permukaan besi

e. Hukum Faraday I dan Faraday II


Michael Faraday selain mengembangkan metode elektrolisis juga menerangkan hubungan kuantitatif
anatar jumlah arus yang dilewatkan pada sel elektrolisis dengan jumlah zat yang dihasilkan.
Hubungan kuantitatif antara jumlah arus dengan jumlah zat pada elektrolisis dikenal dengan hukum
Faraday.
1. Jumlah zat yang dihasilkan pada elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah arus yang dilewatkan
melalui sel elektrolisis
2. Jika jumlah arus listrik yang dilewatkan sama, maka jumlah zat yang dihasilkan pada masing-masing
sel elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekuivalennya.
Berat ekuivalen =
MIsalnya Ar CU = 63,5 , untuk merduksi ion Cu diperlukan 2 mol elektron maka massa ekuivalen Cu
Reaksi : Cu2+ (aq) + 2 e Cu(s)
Massa ekuivalen Cu (e) =
Berat ekuivalen berbagai unsur sebagai berikut :
a. gas Hidrogen
Reaksi : 2 H+(aq) + 2 e H2 (g)
Massa ekuivalen H2 (e) =
b. Gas oksigen
Reaksi : 2 H2O (l) O2 (g) + 4 H+(aq) + 4 e
Massa ekuivalen O2 (e) =
c. Gas halogen (X)
Reaksi : 2 X-(aq) X2 (g) + 2 e
Massa ekuivalen X2 (e) =
X = F, Cl, Br, I
d. Logam
Reaksi : Ln+(aq) + n e L (s)
Massa ekuivalen L (e) =
Besaran 1 Faraday = besarnya muatan untuk 1 mol elektron.
1 F = 1 mol elektron x muatan 1 elektron
1 F = 6,02 x 10 23 x 1,602 x 10-19 C = 9,64853 x 104 C
Dalam perhitungan selanjutnya = 1 F = 96.500 C
Kuat arus (i) : menyatakan banyaknya muatan yang melalui suatu penghantar tiap satuan waktu.
Kuat arus (i) =
Q=ixt F=eQ

Menurut Hukum Faraday I

Massa yang mengendap (w) berbdanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang mengalir pada sel
elektrolisis.
w=eQ
w= F
w=nxixt
keterangan :
w = massa yang mengendap
i = kuat arus
t = waktu (sekon)
n = muatan ion

Dengan perhitungan stoikiometri reaksi dapat dijelaskan :


Reaksi reduksi ion Cu2+ sebagai berikut :
Reaksi : Cu2+ (aq) + 2 e Cu(s)
Jumlah mol : 2 mol 1 mol
2 mol ekuivalen dengan 1 mol atom Cu
1 mol ekuivalen dengan mol atom Cu
1 F akan menghasilkan mol Cu
Untuk muatan listrik Q coulumb =
Jika muatan listrik = Q coulumb maka Cu yang diendapakan sebanyak = mol
Maka massa yang dapat diendapakan = x Ar Cu

Q=ixt
massa Cu yang dapat diendapakan = x Ar Cu
Contoh 1
Arus 5 amper dilairkan ke dalam larutan CuSO 4, selama 1 jam. Hitung massa Cu yang dapat
diendapkan jika Ar Cu = 63,5

Penyelesaian
Q 5.3600
t = 1 jam = 1 x 60 x 60 = 3600 detik mol elektron : =
F 96500
18000
i = 5 amper = =0,1865258 mol e
96500
Ar Cu = 63,5
CuSO
4 Cu2+ + SO42-
Cu2+
+2e Cu
n=2
Menurut Hukum Faraday I
w = nit
w = 2 x 5 x 3600
w = 36000 gram
w=

Contoh 2
Arus 15 amper dilairkan ke dalam larutan K 2SO4, selama 2 jam. Jika menggunaka elektroda inert (C)
a. tuliskan reaksi elektrlisis
b. hitung volume gas pada anoda dan katoda jika diukur pada STP.
Penyelesaian
t = 1 jam = 2 x 60 x 60 = 7200 detik
i = 5 amper
Volume gas STP = 22,4 liter
a. Reaksi yang terjadi:
Di Katoda : 2 H+(aq) + 2 e H2 (g)
Di anoda : 2 H2O (l) O2 (g) + 4 H+(aq) + 4 e
Gas di katoda = hidrogen (H2) maka n = 2
Gas di anoda = Oksigen (O2) maka n = 4
Menurut Hukum Faraday I
Gas di Katoda
V H2 =
V H2 =
V H2 =
V H2 =

Gas di Anoda
V O2 =
V O2 =
V O2 =
V O2 =
Hukum Faraday II
Jika pada elektrolisis disusun seri, maka massa yang mengendap sebanding dengan massa
ekuivalennya
W1 : W 2 = e 1 : e 2
Contoh 1
Sejumlah arus dilairkan ke dalam larutan AgNO dan CuSO yang disusun secara seri. Jika massa Ag
yang mengendap sebanyak 5,4 gram. Hitung massa Cu yang mengendap ! Ar Ag = 108 dan Ar Cu =
63,5

Penyelesaian
Ar Ag = 108 Ar Cu = 63,5
n Ag = 1 n Cu = 2
W Ag = 5,4 W Cu = ?
Menurut Hukum Faraday II

Soal Pemahaman
A. Soal Esai

1. Tempat di mana energi kimia diubah menjadi energi listrik, atau


sebaliknya energi listrik diubah menjadi energi kimia.
2. Sel elektrokimia di mana energi kimia dari reaksi redoks spontan
diubah menjadi energi listrik.
3. a.

b.
anode adalah elektrode di mana reaksi oksidasi terjadi.
Katode adalah elektrode di mana reaksi reduksi terjadi.
c. Anode : Pb (s ) Pb 2+ (a q) + 2e -
Katode : Cu 2 + (a q) + 2e - Cu (s )
d. Ion Pb 2 + dari larutan di setengah sel anode bergerak menuju
setengah sel katode melalui jembatan garam. Sedangkan ion SO 4 2 -
dalam larutan di setengah sel katode bergerak menuju setengah
sel anode melalui jembatan garam. Dengan adanya pergerakan
ion ini, arus listrik dapat terus mengalir pada rangkaian.
e. Sebagai rangkaian dalam yang memungkinkan ion-ion mengalir
dari setngah sel anode ke setengah sel katode, dan sebaliknya.
4. a.
b. I 2 (a q) | I - (a q) || Ni 2+ (a q) | Ni (s )
5. Anode: Fe 2+ (a q) Fe 3+ (a q) + e - E o o k s id a s i = -0,77
Katode: Ag + (a q ) + e - Ag (s ) E o re duk si = + 0,80
6. a. Dari bilangan oksidasinya. Bilangan oksidasi naik maka terjadi
oksidasi. Sedangkan bilangan oksidasi turun maka terjadi reduksi.
b. Fe (s ) | Fe 2 + (a q ) || Co 2 + (a q ) | Co ( s)
7. a. Potensial sel menyatakan kemampuan suatu sel elektrokimia
untuk mendorong elektron mengalir melalui rangkaian luar.
Potensial sel standar yakni nilai E o yang diukur pada suhu 25
o
C, konsentrasi 1,0 M, atau tekanan 1 atm.
Potensial elektrode adalah
b. Nilai potensial elektrode standar (E o ) dikatakan relatif karena
pada saat perhitungan digunakan elektrode pembanding hidrogen
yang diberi nilai 0.
8. Fe mempunyai daya oksidasi yang lebih besar dibandingkan Zn
(atau dapat dikatakan Fe merupakan oksidator yang baik.
Sedangkan Zn mempunyai daya reduksi yang lebih besar
dibandingkan dengan Fe (atau dapat dikatakan Zn merupakan
reduktor yang baik).
9. a. Sel primer yakni di mana anode dan katodenya dihabiskan
secara kimia ketika sel menghasilkan arus listrik. Sel primer
tersebut hanya dapat sekali pakai dan tidak dapat diisi ulang.
Sel sekunder yakni di mana anode dan katode bereaksi secara
kimia. Dan sel tersebut dapat diisi ulang dengan proses
elektrolisis untuk merngembalikan anode dan katode ke kondisi
awal.
Sel bahan bakar yakni di mana anode dan katode bersifat inert.
Pereaksi secara terus-menerus disuplai ke sel dan produk reaksi
dibuang secara terus-menerus.
b. Karena baterai kering seng-karbon produk ion dari reaksi redoks
tidak dapat berdifusi dengan cepat meninggalkan elektrode.
c. Untuk menstarter kendaraan tersebut.
Pengisian ulang aki dilakukan dengan melewatkan suatu arus
dengan arah berlawanan. Artinya, arus elektron dimasukkan
melalui katode. Dengan demikian, reaksi dapat dibalik dan PbSO 4
melarut kembali menjadi Pb dan PbO 2 .
b. Karena reaksi redoks melibatkan pereaksi gas H 2 dan O 2 dengan
produk reaksi air (H 2 O).
10. a. Korosi pada logam adalah perusakan logam akibat reaksi logam
tersebut dengan lingkungan.
b. Karena sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan
melepas elektron ke oksigen di udara dan membentuk oksida
logam.
c. Korosi pada besi dapat dianggap sebagai suatu sel elektrokimia.
Elektron mengalir dari anode ke katode melalui logam besi seperti
halnya aliran elektron dalam kawat, sedangkan air bertindak
sebagai larutan elektrolit.
11. a. yang lebih mudah terkorosi adalah Fe
b. Karena pada logam Al korosi yang terjadi tidak merugikan,
lapisan oksida yang terbentuk bersifat kuat dan padat sehingga
melindungi logam Al dari proses korosi lebih lanjut.
12. Besi dalam larutan asam lebih cepat terkorosi. Karena pada
kondisi asam ada 2 reaksi yang terjadi pada katode. Yakni O 2 yang
tereduksi menjadi H 2 O dan karena banyaknya ion H + maka ada
reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni
evolusi/pembentukan hidrogen.
13. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi korosi:
Elektrolit dan konsentrasi: keberadaan elektrolit, seperti
garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reduksi tambahan. Sedangkan konsentrasi
elektrolit dapat menaikkan laju aliran e - sehingga korosi
meningkat.
pH: korosi dalam kondisi pH < 7 lebih besar karena adanya
reaksi reduksi tambahan, yaitu reduksi H + pada katode.
Kandungan H 2 O dan O 2 : Logam lebih cepat terkorosi bila
diletakkan diluar rumah dibandingkan yang tersimpan kering di
dalam rumah.
Galvanic coupling: adanya keberadaan logam lain yang kurang
reaktif dapat mempercepat korosi logam.
Suhu: laju korosi naik dengan bertambahnya suhu.
Keberadaan zat pengotor : zat pengotor di permukaan logam
dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga
lebih banyak logam yang terkorosi.
Metalurgi: Kecenderungan bagian logam bertindak sebagai
anode atau katode tergantung dari faktor metalurgi seperti:
- Kekasaran. Permukaan yang lebih kasar akan menimbulkan
beda potensial dan cenderung menjadi anode yang terkorosi.
- Keberadaan unsur lain dalam logam yang tidak merata akan
mempercepat laju korosi karena efek galvanic coupling.
14. 1. Metode pelapisan Zn: lapisan Zn dapat mencegah kontak
langsung logam dengan O 2 dan H 2 O. Di samping itu, Zn yang
teroksidasi menjadi Zn(OH) 2 dapat bereaksi lebih lanjut dengan
CO 2 di udara membentuk lapisan oksida Zn(OH) 2 .x ZnCO 3 yang
sangat kuat. Apabila lapisan Zn tergores, Zn masih dapat
melindungi besi karena Zn (E o = -0,76 V) lebih mudah teroksidasi
dibandingkan
Fe (E o = -0,44 V).

1. Metode pelapisan Sn: lapisan Sn dapat mencegah kontak


langsung logam dengan O 2 dan H 2 O. akan tetapi, Sn (E o =
-0,14 V) kurang reaktif dibanding Fe (E o = -0,44 V). Jadi,
apabila lapisan Sn tergores, maka besi di bawahnya mulai
terkorosi.

15. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk melindungi logam


dari korosi:
a. Menggunakan lapisan pelindung untuk mencegah kontak
langsung dengan H 2 O dan O 2 : lapisan pelindung yang biasa
digunakan untuk mencegah kontak langsung dengan H 2 O dan O 2
adalah lapisan cat, lapisan oli dan gemuk, lapisan plastik, dan
pelapisan dengan logam lain, seperti Cr, Zn, dan Sn.
b. Menggunakan perlindungan katode: prinsip dari
perlindungan katode terhadap korosi logam adalah bahwa di
dalam sel elektrokimia logam yang mengalami korosi merupakan
anode.
c. Menggunakan perlindungan Anode: pada prinsipnya,
perlindungan anode diberikan dengan cara menyuplai arus anodik
dari luar menggunakan alat potensiotat sehingga potensial sel
akan pindah dari daerah aktif, di mana laju korosi tinggi, ke
daerah pasivasi, di mana laju korosi jauh lebih rendah. Metode
perlindungan anode ini dapat digunakan untuk logam seperti Ni,
Fe, Cr, Ti dan paduannya yang memiliki kemampuan pasivasi pada
kondisi tertentu.
16. Lapisan cat
17. a. Sel elektrokimia di mana energi listrik digunakan untuk
menghasilkan reaksi redoks tidak spontan.
b. - Sel elektrolisis dengan elektrolit lelehan : jenis sel
elektrolisis ini melibatkan reaksi redoks sederhana karena
berlangsung tanpa air. Sebagai contoh, pengambilan Na dari
lelehan NaCl. Di dalam sel elektrolisis, ion Na + akan tereduksi di
katode membentuk logam Na. Sementara, ion Cl - akan teroksidasi
di anode membentuk gas Cl 2 .
- Sel elektrolisis dengan elektrolit larutan : Jenis sel ini
melibatkan reaksi yang agak kompleks karena adanya reaksi-
reaksi bersaing antara reaksi redoks elektrolit dan reaksi redoks
pelarut air.
c. Reaksi elektrolisis untuk larutan AlCl 3 :
Katode : 2H 2 O ( l) + 2e - H 2 (g ) + 2OH - (a q )
Anode : 2Cl - (a q) Cl 2 (g ) + 2e -

+
Sel : 2Cl - (a q ) + 2H 2 O (l ) 2OH - (a q) + H 2 ( g) + Cl 2 ( g)

Reaksi elektolisis untuk lelehan AlCl 3 :


Katode : Al 3 + (l ) + 3e - Al ( s) x 2
Anode : 2Cl - (l ) Cl 2 + 2e - x 3

+
3+ -
Sel : 2Al ( l) + 6Cl (l ) 2Al ( s) + 3Cl 2 (g )
18. a. Reaksi di mana energi listrik digunakan untuk menghasilkan
reaksi redoks tidak spontan.
b. Anode, yakni elektrode di mana reaksi oksidasi terjadi.
Sedangkan katode adalah elektrode di mana reaksi reduksi terjadi.
19. a. Elektron bergerak dari Anode ke arah katode.
b. Anode terhubung pada kutub positif sedangkan katode
terhubung pada kutub negatif.
c. Karena adanya pengaruh sumber listrik pada sel elektrolisis
menyebabkan perbedaan muatan pada katode dan anode di sel
elektrolisis dengan katode dan anode di sel volta.
20. a. Peran hukum-hukum Faraday dalam mempelajari sel elektrolisis
adalah dilihat dari aspek kuantitatifnya, yakni hubungan antara
massa zat yang dihasilkan di elektrode dengan jumlah listrik yang
digunakan.
b. Hukum Faraday I: Massa zat yang dihasilkan pada suatu
elektrode selama proses elektrolisis berbanding lurus dengan
muatan listrik yang digunakan.
Hukum Faraday II: Massa zat yang dihasilkan pada elektrode
berbanding lurus dengan massa ekivalen zat.
c. 1 mol elektron atau 1 Faraday adalah nilai yang mengandung
muatan listrik sebesar 96.500 coulomb.
21. a. Garam NaCl
b. NaOH, Cl 2 , dan H 2
c. Gas Cl 2
d. Larutan
22. a. Pelapisan dengan logam menggunakan sel elektrolisis untuk
memperindah penampilan dan mencegah korosi.
b. Sel terdiri dari anode Cu dan katode logam yang akan disepuh.
Larutan elektrolit yang digunakan adalah CuCl 2 . reaksi elektrolisis
yang terjadi :
Katode : (logam yang akan disepuh)
Anode : Cu (s ) Cu 2 + (a q ) + e -
Ion Cu 2 + dalam larutan tereduksi di katode dan mengendap
sebagai Cu pada logam yang disepuh. Di Anode, elektrode Cu
teroksidasi untuk terus memasok ion Cu 2+ dalam larutan.
23. a. Untuk mencegah pencampuran gas H 2 dan Cl 2 , disamping
mencegah difusi ion OH - ke anode karena dapat bereaksi dengan
Cl 2 .
b. Sebagai katode di mana Na + akan tereduksi menjadi Na, untuk
kemudian larut dalam Hg membentuk NaHg.
c. Yaitu pada sel merkuri produksi H 2 dan NaOH terpisah dari Cl 2
sehingga tidak membutuhkan diafragma seperti halnya sel
diafragma untuk mencegah pencampuran H 2 dan Cl 2 .
d. Logam Na diperoleh dari proses elektrolisis lelehan NaCl.

24. a. Timah
b. Sn II
c. Untuk mencegah korosi dan memperindah penampilan dari
kaleng tersebut.
d. Tidak, karena makanan tersebut bisa saja sudah terkontaminasi
dengan kaleng yang sudah terkorosi.
25. Proses elektrolisis yang terjadi pada pemurnian logam tembaga
sebagai berikut:
Sel terdiri dari anode Cu kotor dan katode yang dilapisi Cu
murni. Larutan elektrolit yang digunakan adalah CuSO 4 . Pada
katode, ion Cu 2+ dalam larutan akan tereduksi dan mengendap.
Sementara pada anode, Cu akan teroksidasi menjadi Cu 2 + . Zat
pengotor pada anode akan ikut teroksidasi dan larut.
B. Soal Pilihan Ganda

1. C 6.
2. A 7. E
3. D 8. D
4. A 9. B
5. B 10. D

SKL No. 3 (Larutan Elektrolit)


13. Perhatikan data percobaan uji larutan berikut: Pengamatan pada
Larutan Elektroda Lampu
1 Sedikit gelembung Padam
2 Tidak ada gelembung Padam
3 Sedikit gelembung Redup
4 Banyak gelembung Menyala
5 Tidak ada gelembung Redup

Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit lemah dan bukan elektrolit berturut-
turut adalah larutan nomor.
A. 1 dan 2 B. 3 dan 2 C. 2 dan 3 D. 4 dan 3 E. 5 dan 2
SKL No. 7 (Reaksi redoks)
31. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut:
2 HBr + H2SO4 Br2 + SO2 + 2 H2O
Zat yang merupakan reduktor adalah.
A. HBr B. H2SO4 C. Br2 D. SO2 E. H2O

SKL No. 7 (Elektrolisis)


333. . Pada elektrolisis leburan Al2O3 diperoleh 0,225 g logam Al (Ar=27). Waktu yang
diperlukan untuk mengendapkan aluminium tsb jika arus yang digunakan 2 A adalah.....detik.
A. 3 x 0,225 x 27
96500 x 2
B. 3 x 102 x 0,225 x 27
96500
C. 96500 x 0,225 x3
27 x 2
D. 96500 x 0,225 x 27
3x2
E. 96500 x 0,225 x 27
3 x 102
SKL No. 8 (Sel Volta)
35. Diketahui suatu reaksi setengah sel :
Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Katoda : 2MnO2(s) + H2O(l) + 2e Mn2O3(s) + 2OH-(aq)
Reaksi sel tersebut terjadi pada .
A. baterai B. Baterai alkali C. Baterai nikel kadmium e. Baterai
perak oksida
D. akumulator E. Baterai perak oksida
Soal Nomor 17:

Perhatikan reaksi redoks berikut ini:


C2H5OH +2Cr2O72- + 16H+ CO2 + 4Cr3+ + 11H2O
Setiap atom karbon akan kehilangan:
A. 1 elektron
B. 2 elektron
C. 4 elektron
D. 6 elektron
E. 0 elektron

Pembahasan:
Bilangan oksidasi C dalam C2H5OH adalah -2 dan bilangan oksidasi C dalam CO2 adalah + 4,
perubahan biloks C dari -2 ke +4 adalah 6, berarti ia akan melepaskan (kehilangan) 6
elektron.
Jawaban D.

Soal Nomor 18:

Sejumlah garam klorida lelehan dielektrolisis dengan suatu arus listrik 3,00 A. Jumlah deposit
logam yang manakah akan memerlukan waktu elektrolisis terlama?
A. 50 g Mg
B. 75 g Al
C. 100 g Ca
D. 125 g Fe
E. Jawaban A, B, C dan D semuanya benar

Pembahasan:
Elektrolis suatu lelehan garam pada pada elektroda akan menghasilkan deposit logam (dari
ion logamnya) yang biasanya akan menempel di elektroda dan gas klor (dari ion klorida) di
sekitar elektroda lainnya.
Untuk menghitung lama waktu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
W = (e . i . t)/96500 t = (W x 96500) : (e.i)
W = massa deposit logam (g); e = massa ekivalen (g); i = arus listrik (A); t = waktu (detik).

Mg2+ Mg + 2e- Ar Mg = 24 massa ekivalen Mg = 24/2 = 12


Al3+ Al + 3e- Ar Al = 27 massa ekivalen Al = 27/3 = 9
Ca2+ Ca + 2e- Ar Ca = 40 massa ekivalen Ca = 40/2 = 20
Fe3+ Fe + 3e- Ar Fe = 56 massa ekivalen Fe = 56/3 = 18,67
Fe2+ Fe + 2e- Ar Fe = 56 massa ekivalen Fe = 56/2 = 28

t Mg = (50 g 96500 C) : (12 g 3,00 A) = 134.027,78 detik


t Al = (75 g 96500 C) : (9 g 3,00 A) = 268.055,56 detik
t Ca = (100 g 96500 C) : (20 g 3,00 A) = 168.833,33 detik
t Fe = (125 g 96500 C) : (18,67 g 3,00 A) = 215.363,33 detik
t Fe = (1250 g 96500 C) : (28 g 3,00 A) = 143.601,19 detik

Jadi yang memerlukan waktu paling lama adalah logam Al 75 g.


Jawaban B.

Soal Nomor 1

Dalam suatu reaksi redoks ternyata kalium dikromat (K2Cr2O7) bereaksi dengan timah
diklorida (SnCl2) dalam suasana asam menjadi CrCl3 dan kalium klorida (KCl). Setelah reaksi
disetarakan, maka koefisien reaksi dari kalium dikromat dan timah diklorida adalah

A. 3 dan 1

B. 1 dan 3

C. 2 dan 3

D. 3 dan 2

E. 1 dan 1

Pembahasan Soal Nomor 1:


Dalam reaksi redoks selalu ada reaksi oksidasi dan reduksi. Dari reaksi tersebut yang
mengalami reduksi adalah Cr (dari K2Cr2O7 menjadi CrCl3) dan yang harus mengalami
oksidasi adalah Sn (dari Sn2+ menjadi Sn4+). Asam yang digunakan (sebagai penyuasana)
semestinya adalah HCl.

Adapun reaksi redoksnya:


Reaksi reduksi : Cr2O72- + 14 H+ + 6e 2Cr3+ + 7 H2O | x 1|
Reaksi oksidasi : Sn2+ Sn4+ + 2e | x 3|
Reaksi total : Cr2O7 + 14 H + 3Sn 2Cr3+ + 7 H2O + 3Sn4+
2- + 2+

Anda mungkin juga menyukai