PENDAHULUAN
Uji proporsi bisa dilakukan untuk beda 2 proporsi atau 1 proporsi. Contoh
seseorang mempunyai data nominal atau kategorikal, terdiri dari 2 kelompok.
Misalnya seorang peneiliti ingin meneliti proporsi penyakit gizi buruk, di Solo
prevalensi gizi buruk 14%. Peneliti melakukan intervensi. Kemudian cek
prevalensinya , dilihat terdapat perbedaan atau tidak ini yang dinamakan uji
beda proporsi, dengan 2 proporsi. Kalau 1 proporsi digunakan untuk
mengecek pendapat, anggapan, atau standar terhadap kasus tertentu.
Dilakukan pengecekan untuk melihat kenyataannya. Misal: ada pakar yang
menyatakan kalau di daerah Solo yang mengikuti program KB hanya 80%.
Kemudian dilakukan penelitian untuk membantah pendapat ahli tersebut.
Berapa yang disurvey, berapa yang ikut KB. Peneliti melihat apakah proporsi
yang ikut KB sama dengan yang dikatakan pakar tersebut. Tapi yang sering
dilakukan adalah uji beda 2 proporsi. Uji beda proporsi paling mudah
menggunakan chi square.
B. RR dan OR
Odds Ratio (OR) adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan
kejadian penyakit; dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok
berisiko (terpapar faktor risiko) dibanding angka kejadian penyakit pada
kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar factor risiko).Sebagai contoh,
ambil sebuah kasus yaitu: "Pengaruh Rokok Terhadap Penyakit Kanker Pada
Pria Usia Di Atas 50 Tahun". Odds Ratio yang dimaksud dalam contoh di atas
adalah: seberapa besarkah pengaruh rokok terhadap Penyakit Kanker pada
1
pria usia di atas 50 tahun. Maka jawabannya bisa jadi 2 kali lipat, 3 kali lipat
atau 5,5 kali lipat. Nilai kali lipat inilah yang disebut sebagai "odds
ratio".Berdasarkan contoh di atas, nilai odds ratio bisa sebesar 2 atau 3 atau
5,5. Artinya: pria dengan usia di atas 50 yang merokok memiliki resiko
sebesar 2 kali lipat untuk dapat menderita kanker dibandingkan dengan pria di
atas 50 tahun yang tidak merokok. Dalam hal ini perlu diketahui: Rokok
adalah paparan atau faktor resiko sedangkan kanker adalah kejadian efek atau
penyakit.
Odds Ratio dapat dicari nilainya apabila penelitian yang dilakukan
menggunakan skala data nominal dikotom. Odds ratio juga hanya boleh
dilakukan pada penelitian dengan pendekatan Case Control.Sedangkan untuk
penelitian dengan pendekatan kohort, maka disebut Relatif Risk.
C. Program R
Program R adalah program statistika yang didistribusikan melalui internet
dibawah GPL (General Public License), hal ini memungkinkan untuk
digunakan secara bebas. Artinya untuk menggunakan R tidak diperlukan
pembayaran lisensi. R dapat dioperasikan dibawah sistem operasi Microsoft
95, 98, 2000, XP, Windows, Vista, Windows 7 atau yang terbaru, varian dari
Unix, Linux dan Apple Macintosh (Nugraha, 2013).
2
ABAB II
DESKRIPSI KERJA
prop.test(MI)
Gambar 2.2. Output Uji Dua Proporsi Kekontinuan
Gambarprop.test(MI,correct=FALSE)
2.3. Uji Dua Proporsi bukan Kekontinuan
names(MI.test)
MI.test$estimate
MI.test$conf.int
round(MI.test$conf.int,3)
MI.test$estimate[1]/MI.test$estimate[2] % 3
relative risk
Gambar 2.4. Uji Dua Proporsi cara berbeda
B. Kasus 2
Pada kasus kedua, Praktikan akan menghitung RR, nilai odds, OR dan
interval konfidensi untuk OR, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Pertama-tama praktikan menulis Script seperti berikut:
(MI[1,1]*MI[2,2])/(MI[2,1]*MI[1,2])
Gambar 2.6. Output Odds Rasio
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
Gambar 3.1. Output uji dua proporsi kekontinuan
6
Selanjutnya, praktikkan akan menguji selisih dua proporsi
menggunakan cara kedua yakni tidak menggunakan koreksi kekontinuan.
Seperti pada gambar berikut ini :
7
Gambar 3.3. Output cara lain uji dua proporsi
8
(IA.test$estimate[1]/IA.test$estimate[2]), merupakan
syntak untuk memberi perintah menghitung hasil pembagian dari proporsi
kumulatif. Maka, program menampilkan hasil pembagian dari proporsi
kumulatif dengan memperhatikan nilai estimasi 1 dan nilai estimasi 2 sebesar
1,197993.
B. Kasus 2
Pada kasus kedua praktikan diperintahkan untuk menghitung RR, nilai odds,
OR dan interval konfidensi untuk OR. Perhatikan output berikut :
9
jumlah perbandingan keberhasilan dan kegagalan. Maka, program
menampilkan hasil jumlah perbandingan keberhasilan dan kegagalan atau
nilai RR yakni sebesar 1,753472. Sedangkan syntax
(MI[1,1]*MI[2,2])/(MI[2,1]*MI[1,2]) merupakan cara lain
untuk menghitung jumlah perbandingan keberhasilan dan kegagalan.
10
BAB IV
PENUTUP
Dari penjelasan pada BAB II dan BAB III diatas, dapat simpulkan bahwa untuk
menampilkan data pada program R maka harus membuat syntax untuk menampilkan
data kemudian memanggilnya dengan nama syntax yang sama dan apabila ada
perbedaan maka akan muncul error pada halaman kerja program R, sedangkan untuk
kasus-kasus di atas mempunyai kesimpulan :
1. Didalam R, untuk menguji selisih dua proporsi dapat dihitung dengan
berbagai cara yaitu dengan menggunakan koreksi kekontinuan, tanpa koreksi
kekontinuan, dan mentransformasi data.
11
3. Pada output uji selisih dua proporsi tanpa menggunakan koreksi kekontinuan
mendapatkan nilai X-Squared sebesar 13,605 dengan derajat bebas 1 dan p-
value sebesar 0,0002255 dan juga dengan hipotesis alternatif 2 sisi dan 95%
confidence interval didapatkan interval konfidensi 0.05748332 sampai
0.18620001 dengan estimasi sampel proporsi 1 sebesar 0.7372263 dan
proporsi 2 sebesar 0.6153846.
4. Pada cara mentransformasi data untuk uji selisih dua proporsi, selain
praktikkan mendapatkan nilai proporsi 1 dan nilai proporsi 2 praktikkan juga
mendapatkan nilai hasil pembagian dari proporsi kumulatif dengan
memperhatikan nilai estimasi proporsi 1 dan nilai estimasi proporsi 2.
Praktikkan mendapatkan nilai hasil pembagian dari proporsi kumulatif sebesar
1,197993.
12
DAFTAR PUSTAKA
13