Skripsi
Oleh
Rika
NIM : 111121026
Segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Perilaku
Caring Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I, Evi Karota Bukit, S.Kp,
MNS sebagai Pembantu Dekan II, Ikhsanudin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS
sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
3. dr. Hj. Diah Retno W, selaku Direktur RSUD Dr. Tengku Mansyur
Tanjungbalai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
4. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes sebagai pembimbing akademik yang selalu
memberikan masukan dan saran kepada penulis selama mengikuti perkulihan
di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB sebagai dosen
pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Yesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji I, yang telah
memberikan masukan dalam skripsi ini.
7. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku dosen penguji II, yang telah
memberikan masukan dalam skripsi ini.
8. Kepala Bidang Keperawatan beserta staf RSUD Dr. Tengku Mansyur
Tanjungbalai, yang telah membantu dalam proses penelitian.
Rika
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
1. Informed Consent
2. Kuesioner Penelitian
3. Lembar Bukti Validitas
4. Jadwal Penelitian
5. Taksasi Dana
6. Lembar Bukti Bimbingan
7. Hasil Penelitian
8. Surat Izin Penelitian
9. Daftar Riwayat Hidup
ABSTRAK
ABSTRAK
PENDAHULUAN
standar dan kriteria profesi keperawatan sesuai dengan standar biaya dan kualitas
yang diharapkan rumah sakit serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan
2001).
curing. Jika perawat sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam
di rumah sakit lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan
dalam pelayanannya maka tidak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan
membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner, 1998).
pelayanan di Rumah Sakit, misalnya instalasi rawat inap. Dalam hal ini perawat
bahwa penerapan perilaku caring lebih dari separuh perawat pelaksana (52,5%) di
Hasil penelitian yang telah dilakukan Anjaswarni, Keliat, dan Sabri (2002)
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang menunjukan bahwa rata-rata tingkat kepuasan
klien terhadap perilaku caring adalah 82,25%. Hal ini menunjukkan bahwa
merasa puas dengan perilaku caring perawat. Sedangkan hasil penelitian oleh
diperlukan pasien. Hal ini menunjukan bahwa perilaku caring perawat sangat
perawat untuk memuaskan pasien, namun hanya 8 yang akan digunakan yaitu:
itu didukung hasil penelitian sebelumnya oleh Ryan (2009) tentang aspek-aspek
kepuasan pasien rawat inap di sebuah rumah sakit di Jakarta, pada 92 responden
in self) 92,80%. Maka pelayanan perawat yang dapat memuaskan pasien lebih
perawat di RS Dr. M. Djamil Padang didapati perawat masih kurang ramah dalam
terapeutik perawat di RSU Pandan Arang Boyolali yang dijumpai masih ada
mengenai kondisi pasien, program pengobatan yang sudah diberikan dan yang
akan diberikan, serta perawat yang kurang memahami keluhan yang dirasakan
pasien. Ini menunjukkan bahwa perilaku caring masih kurang ditunjukkan oleh
jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan menunjukkan bahwa 58,3%
keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Medan. Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan harus lebih
Sakit yang berkualitas dalam pelayanan, sarana, dan prasarana menuju Kota
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna serta terjangkau masyarakat.
penyebab kepuasan yang akan dirasakan oleh pasien dan mendorong untuk
perawat yang baik, yang penuh perhatian, persahabatan, empati dan simpati dalam
pada pasien khususnya di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur
Tanjungbalai.
keperawatan pada pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur
Tanjungbalai?
kepada pasien selalu dilandasi dengan sikap caring dengan cara berempati,
TINJAUAN PUSTAKA
pendukung dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti
yaitu:
2.1. Perilaku
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh
karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan
kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori S-
respon yaitu respondent respons dan operant respons. Respondent respons adalah
yang bersifat relatif tetap misalnya makanan yang lezat dan beraroma akan
perilaku manusia, serta kemampuan untuk dimodifikasi sangat besar dan tak
baik adalah sebagai respon terhadap gaji yang cukup misalnya (stimulus).
promosi pekerjaan.
mengacu kepada teori Bloom (1956), bahwa lingkungan mempunyai andil yang
paling besar terhadap kesehatan. Kemudian berturut-turut disusul oleh semua ahli
pelayanan kesehatan dan keturunan yang mempunyai andil yang paling kecil
organisme yang bersangkutan, baik yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan sangat luas mencakup : berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku dan gejala
perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor
keturunan (genetik) dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk
konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk
perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi, dimana dia
terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang
sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan
yaitu faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok atau
yaitu faktor yang mendukung atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas yang
fasilitas.
yaitu faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
masyarakat.
keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila
caring sebagai media pemberi asuhan. Para perawat dapat diminta untuk merawat,
dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring
bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan
fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya setiap perawat dapat
perilaku tetapi caring adalah cara memiliki makna dan memotivasi tindakan
memberikan asuhan fisik dan perhatian emosi sambil meningkatkan rasa aman
dan keselamatan pasien. Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan
niat baik. Perilaku caring menolong pasien meningkatkan perubahan positif dalam
aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini bersifat caring untuk pasien
dan bekerja sama dengan pasien dari berbagai lingkungan merupakan esensi
tidak adekuat dan dapat dipertanyakan (Leininger, 1981, dalam Berger &
Williams, 1992). Pada tahun 1984 Leininger kembali mendefinisikan caring yaitu
merujuk kepada pemberian asuhan yang langsung (maupun tidak langsung) dan
dan lainnya tergantung pada kebutuhan, masalah, nilai dan tujuan dari orang atau
kelompok yang didampingi tersebut (Leininger, 1984, dalam Kozier & Erb,
1997).
fokus sentral dari keperawatan (Barnum, 1994). Menurut Watson (1988) dalam
diketahui.
seseorang perawat adalah bagian dari efektifitasnya, dimana pekerjaan yang sama
akan memiliki hasil yang berbeda apabila dilakukan dengan atau tanpa caring.
Seni dari keperawatan terletak pada pemikiran dan perasaan yang digunakan
manusia berfikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Klien dan
Percakapan yang terjadi antara klien dan perawat pada umumnya sangat singkat
keperawatan dan bukan sesuatu yang unik dalam praktik keperawatan adalah teori
yang dikemukakan oleh Swanson. Swanson (1991, dalam Potter & Perry, 2006)
1. Faktor-faktor carative
usia dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Selain itu perawat juga
kepada pasien. Sistem nilai ini menjembatani pengalaman hidup seseorang dan
dari pengalaman pribadi. Hal ini dianggap penting untuk pendewasaan diri
humanistik dan altruistik ini perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu
spiritual. Dengan menggunakan faktor caratif ini akan tercipta perasaan lebih baik
melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara
individu.
penerimaan diri antara perawat dan klien. Perawat belajar menghargai kesensitifan
dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni dan
bersikap wajar pada orang lain. Perawat yang mampu untuk mengenali dan
emosi yang muncul dengan sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui
(tampil apa adanya). Autentik akan menambah pertumbuhan diri dan aktualisasi
diri baik bagi perawat sendiri maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan
perawat itu.
dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa adanya dalam berinteraksi dan tidak
jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah berarti
penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa
tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain.
baik bagi perawat maupun klien. Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan
mendukung.
terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan terhadap
dan lingkungan yang estetik. Karena klien bisa saja mengalami perubahan baik
dari lingkungan internal maupun eksternal, maka perawat harus mengkaji dan
yang paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya.
Nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling
penyembuhan.
Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan kematangaan diri dan jiwa
caratif ini dalam ilmu keperawatan membantu perawat untuk memahami jalan
hidup seseorang dalam menemukan arti kesulitan hidup. Karena adanya dasar
faktor karatif ini untuk membantu memperoleh kekuatan atau daya untuk
menghadapi kehidupan atau kematian. Watson menyadari bahwa faktor ini sedikit
sulit untuk dipahami, tetapi hal ini akan membawa perawat kepada pemahaman
profesional ini diprakasai oleh perawat melalui sikap empati dan keinginan
caring).
perawat dalam melindungi dan meningkatkan martabat serta dirinya sendiri yang
seorang yang merawat, keduanya terhubung dalam pencapai suatu persepsi atau
pasien bersatu dalam suatu cara dimana kesempatan untuk perawatan manusia
tanggung jawab untuk menyatukan hubungan satu sama lain. Hal-hal yang
pengalaman hidup masa lalu, keadaan sekarang dan masa depan yang
serial yaitu:
yaitu: Rekognisi (menyadari kehadiran orang lain dan menerima orang lain
b. Tahap Assiduity (sikap selalu penuh perhatian); selama tahap ini, perhatian
atau tugas dari assiduity ini yaitu: respek, melibatkan, mengakui dan
tahap dua lebih dalam pengertiannya dari tahap satu. Tanggung jawab,
jawab diri sendiri dan tanggung jawab untuk menerima orang lain.
untuk meminta bantuan dan pertolongan. Dan yang terakhir pada tahap ini
orang lain), dan pelibatan (orang lain dapat dilibatkan dalam hubungan tanpa
terancam).
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu
baik dalam keadaan sehat ataupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan
(Hamid, 2001).
pasien.
berbagai sumber.
dan sesuai, dapat diterima, serta layak dalam praktik keperawatan. Standar praktik
kerjasama berbentuk kolaborasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain dalam
pengetahuan teoritis yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar dan ilmu
asuhan keperawatan.
pekaryaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan
KERANGKA PENELITIAN
Kategori:
Perilaku caring
- Baik
perawat - Cukup
- Kurang
METODOLOGI PENELITIAN
pada pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai.
4.2.1. Populasi
(Arikunto, 2002). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana
yang bertugas di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai.
Berdasarkan data yang didapat dari bidang keperawatan, total perawat pelaksana
4.2.2. Sampel
sampel penelitian bila jumlah sampel dibawah 100 (Arikunto, 2006). Sampel dari
bertugas di ruang rawat inap dan sudah menjadi pegawai negeri sipil.
Lokasi penelitian ini adalah di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Waktu penelitian ini dimulai pada
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan izin dari RSUD Dr. Tengku
yang harus diperhatikan yaitu hak kebebasan dan keberhasilan menjadi responden,
serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik ataupun tekanan psikologis.
ini maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya (self
bentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka.
Kuesioner terdiri dari dua bagian; bagian pertama adalah kuesioner untuk data
Kuesioner ini meliputi data demografi yaitu umur, jenis kelamin, agama,
perilaku caring perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang
disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teori kesepuluh
faktor caratif dalam caring yang dikemukakan oleh Watson (1987) dalam
altruistik pada nomor (1-4), menanamkan sikap penuh harapan (5-8), kepekaan
terhadap diri sendiri dan orang lain (9-12), hubungan saling percaya dan saling
pilihan Tidak Pernah(TP), Kadang-Kadang (KK), Sering (SR), Selalu (SL) jika
jawaban Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1, Kadang-Kadang (KK) diberi nilai 2,
Sering (SR) diberi nilai 3, Selalu (SL) diberi nilai 4 (Arikunto, 2006).
merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurang nilai terendah)
dan banyak kelas 3 (tiga). Dengan jumlah pernyataan 36 didapat nilai terendah 36,
nilai tertinggi 144, maka didapat panjang kelas 36. Hasil yang didapat perilaku
caring baik dalam interval 109-144, perilaku caring cukup dalam interval 73-108,
mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang dimaksud (Nursalam, 2009). Ada dua hal penting
harus sesuai dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) agar dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Relevan cara dan sasaran adalah instrumen yang disusun
(Nursalam, 2009). Kuesioner telah divalidasi oleh dosen dari bagian manajemen
dibidangnya.
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan
beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010).
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit
responden ruangan rawat inap dengan kriteria yang sama di RSUD H. Abdul
Manan Simatupang Kisaran dengan alasan karena memiliki tipe rumah sakit yang
Responden dalam uji coba kuesioner ini tidak termasuk responden pada penelitian
crobachs alpha pada semua item. Hasil uji reliabilitas kuesioner pada penelitian
Responden dalam penelitian ini berasal dari 6(enam) ruangan rawat inap
yaitu seluruh perawat pelaksana dan sudah menjadi pegawai negeri sipil. Peneliti
kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan pada pagi
hari setelah dokter visite dengan terlebih dahulu membuat kontrak dengan
kuesioner. Peneliti membagi kuesioner dari satu ruangan rawat inap ke ruangan
rawat inap lainnya. Interaksi antara peneliti dengan responden berlangsung selama
tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data
responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data
yang sesuai diberi kode (koding) untuk memudakan peneliti dalam melakukan
statistik deskriptif. Analisa dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian,
umumnya analisa ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini akan dilakukan pada semua sub
Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian perilaku caring perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien di ruang rawat inap mulai
orang di RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjung balai. Penyajian data hasil
penelitian meliputi data demografi responden dan perilaku caring perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien di ruang rawat inap RSUD Dr.
32,04 dengan umur termuda responden adalah 24 tahun dan umur tertua adalah 40
22 orang (40%), lama kerja <5 tahun dan 5-10 tahun sebanyak 25 orang (45,5%).
Hasil penelitian tendensi sentral data demografi umur responden dapat dilihat
pada tabel 2. Hasil penelitian distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data
Umur 24 40 32,04
pada Pasien
sepuluh faktor caratif menurut Watson yaitu pendekatan humanistik dan altruistik
sendiri dan orang lain (76,25%), hubungan saling percaya dan saling membantu
(79%), meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif (72%),
keperawatan pada pasien berdasarkan sepuluh faktor caratif dapat dilihat pada
tabel 4.
dan tidak ada responden yang menunjukkan perilaku caring dengan kategori
Baik 29 52,7
Cukup 26 47,3
Kurang 0 0
Total 55 100
5.2. Pembahasan
melakukan asuhan keperawatan pada pasien di ruang rawat inap RSUD Dr.
sudah menjadi pegawai negeri sipil yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Dr.
(85,5%), agama islam (81,8%), pendidikan D3 (89,1%), suku Melayu (40%) dan
tahun dan tertua adalah 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perawat pelaksana
di RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai berada pada kelompok umur yang
produktif untuk bekerja. Hasil penelitian Zees (2011) menyatakan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku caring perawat.
Berbeda menurut Hasibuan (2005) bahwa umur akan mempengaruhi kondisi fisik,
umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang, tetapi bekerja ulet dan memiliki
perempuan (85,5%). Perempuan tidak hanya memiliki emosi yang lebih kuat,
tetapi juga memiliki rasa bersalah yang lebih tinggi jika dibandingkan laki-laki,
ketika mereka berperilaku buruk. Oleh karena itu perempuan pada umumnya lebih
berhati-hati dalam bersikap kepada orang lain dengan menunjukkan sikap yang
lembut, perhatian dan penuh kasih sayang yang mana sikap tersebut bisa membuat
orang lain merasa aman dan merasa dihargai dan diterima sebagai mana adanya
sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam konstruksi suatu kepribadian
pemeluknya untuk melakukan hal-hal yang baik dan melarang hal-hal yang tidak
baik (Sudarman, 2008). Potter & Perry (2006) menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai dimensi spiritual yang dapat berupa kepercayaan akan sesuatu yang
maha besar, perasaan menyatu dengan alam dan dunia sebagai suatu kesatuan
serta perasaan positif akan tujuan dan makna kehidupan, dimana kepercayaan-
kepercayaan atau juga sikap tersebut dapat menjadi sumber kekuatan untuk
lebih lanjut dijelaskan bahwa pengertian suku bangsa atau kelompok etnik
merupakan orang yang memiliki latar belakang budaya, bahasa, kebiasaan, gaya
hidup, dan ciri-ciri fisik yang sama (Mubarak, 2009). Dalam penelitian ini
mayoritas suku responden adalah suku melayu (40%). Suku melayu adalah salah
satu dari delapan suku asli di provinsi Sumatera Utara. Aspek-aspek dimana adat
istiadat dan kebiasaan berpengaruh dan berperan dalam perwujudan sikap, respon,
menghormati dan memberi. Bagi suku melayu kehalusan dan ketinggian budi
menjadi hal yang utama yaitu dengan perlakuan dan tutur kata yang sopan dan
Data demografi mayoritas responden memiliki lama kerja < 5 tahun dan 5-
Robins dan Judge (2007) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang di masa lalu
menjadi dasar yang baik untuk perilaku di masa depan. Seorang perawat akan
dapat mengambil keputusan secara etik dan berperilaku secara etik saat
menghadapi maslah etik karena pernah mengalami hal tersebut di masa lalu dan
telah menganalisisnya dengan lebih baik. Hal ini didukung oleh Siagian (2002)
yang menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka semakin matang
pada Pasien
(80%), diikuti oleh hubungan saling percaya dan saling membantu (79%), dan
memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia (78%). Hal ini berarti
untuk mengatasi masalahnya. Perawat juga menanamkan sikap saling percaya dan
(71,35%). Dimana faktor ini sangat penting oleh perawat dalam pengambilan
keputusan untuk menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir dan
pendekatan kepada pasien. Proses keperawatan adalah proses yang sistematis dan
keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai. Hal
caring yang sesuai dengan kesepuluh faktor caratif yang merupakan faktor-faktor
diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap
selalu berada disamping pasien, dan bersikap caring sebagai media pemberi
asuhan. Sikap ini diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.
Diyakini bersifat caring untuk pasien dan bekerja sama dengan pasien dari
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
Anjaswarni, Keliat, dan Sabri (2002) mengenai analisis tingkat kepuasan klien
terhadap perilaku caring perawat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang menunjukan
bahwa rata-rata tingkat kepuasan klien terhadap perilaku caring adalah 82,25%.
Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian tingkat kepuasan pasien mendekati 100%
keperawatan. Potter & perry (2009) menjelaskan bahwa caring adalah fenomena
individu yang baik dari perawat. Percakapan yang terjadi antara klien dan
perawat pada umumnya sangat singkat dan tidak menggambarkan adanya suatu
hubungan.
keperawatan dan bukan sesuatu yang unik dalam praktik keperawatan adalah teori
yang dikemukakan oleh Swanson. Swanson (1991, dalam Potter & Perry, 2009)
orang lain seperti sikap menghargai, disertai perasaan memiliki, dan bertanggung
strategi caring yang berguna dan efektif dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien.
Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil
pada pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai.
manfaat penelitian.
6.1 Simpulan
pasien (52,7%), perilaku caring cukup (47,3%) dan tidak ada responden yang
menunjukkan perilaku caring yang kurang. Perilaku caring yang baik dapat
yang optimal.
6.2. Saran
reward bagi ruangan yang perawatnya melakukan caring pada pasien melalui
BKKBN. (1990). Sudut Pandang Adat Budaya Melayu terhadap Konsep NKKBS.
Dibuka pada 27 januari 2013 dari http://usu press.ac.id/pdf
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC.
Dwidiyanti, M. (1998). Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Edisi 1.
Semarang: Akper Depkes Semarang.
Hasibuan, Melayu S.P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik (edisi 4). Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan (edisi 7). Jakarta: Salemba
Medika.
Priharjo, R. (2003). Konsep & Perspektif; Praktik Keperawatan Profesional (edisi
2). Jakarta: EGC.
Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Rothrock, J.C. (1999). Perecanaan Asuhan Keperawatan, Volume 6, No. XI.
Jakarta: EGC.
Robins, S.P, & Judge, T.A. (2007). Perilaku Organisasi (12th ed) (Vol.1). (Diana
Angelica Penerjemah). Jakarta: Salemba Empat.
Ryan. (2009). Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan
Perawat di RS Jakarta Dibuka pada 20 April 2012 dari
http://www.Ryan/inf/12>mutu kepuasan??pasien-perawat+file
Petunjuk Pengisian :
1. Umur : Tahun
2. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
3. Agama :
Islam Hindu
Kristen Budha
SPK
D-III/Akper
S-1
5. Suku :
Melayu Minang
Jawa Aceh
Petunjuk pengisian :
(SL).
N0 Pernyataan TP KK SR SL
1. Tidak pilih kasih antara pasien satu dengan pasien
yang lain.
1. PROPOSAL
a. Print proposal Rp. 150.000
b. Biaya internet Rp. 50.000
c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000
2. PENGUMPULAN DATA
a. Izin penelitian Rp. 150.000
b. Transportasi Rp. 50.000
Total Rp.1.355.000
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.845 36
Statistics
Jenis Pendidikan
Umur Kelamin Agama Terakhir ama Kerja Suku
N Valid 55 55 55 55 55 55
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur
N Valid 55
Missing 0
Mean 32.04
Median 32.00
Mode 27a
Std. Deviation 3.991
Minimum 24
Maximum 40
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 8 14.5 14.5 14.5
Perempuan 47 85.5 85.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Spk 3 5.5 5.5 5.5
D3 49 89.1 89.1 94.5
S1 3 5.5 5.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Lama Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <5thn 25 45.5 45.5 45.5
5-10thn 25 45.5 45.5 90.9
>10thn 5 9.1 9.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Melayu 22 40.0 40.0 40.0
Jawa 16 29.1 29.1 69.1
Batak 17 30.9 30.9 100.0
Total 55 100.0 100.0
Frequencies Statistics
Perilaku Caring
N Valid 55
Missing 0
Perilaku Caring
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 26 47.3 47.3 47.3
Baik 29 52.7 52.7 100.0
Total 55 100.0 100.0
Nama : Rika
Agama : Islam
Status : Menikah
No hp : 085360245548
Email : rikaadhar@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
Mansyur Tanjungbalai