Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 1:
1. FEBRI M. MAISAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan dengan judul Laporan Praktikum Survei Jentik
Nyamuk sebagai nilai pengganti Ujian Akhir Semester yang diberikan oleh dosen
pengampuh mata kuliah Pengendalian Vektor. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan praktikum dan
mendukung kami dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, segala kritik, saran dan pendapat yang bersifat membangun akan kami
terima guna penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
5.1. SIMPULAN.................................................................................... 17
5.2. SARAN......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa mengetahui jenis jentik yang ada di kontainer.
b. Mahasiswa mengetahui kepadatan jentk.
c. Mahasiswa mengetahui tempat perindukan jentik.
d. Mahasiswa mengetahui bionomic jentik.
e. Mahasiswa mengetahui penyebaran jenik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1. DEFINISI CONTAINER
Kontainer merupakan semua tempat/wadah yang dapat menampung air yang
mana air didalamnya tidak dapat mengalir ke tempat lain. Dalam container
seringkali ditemukan jentik-jentik nyamuk karena biasanya kontainer digunakan
nyamuk untuk perindukan telurnya. Misalnya saja nyamuk Aedes aegypti menyukai
kontainer yang menampung air jernih yang tidak langsung berhubungan langsung
dengan tanah dan berada di tempat gelapsebagai tempat perindukan telurnya.
(Dinkes DKI Jakarta, 2003)
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta (2003), tempat perindukan nyamuk
Aedes aegypti dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tempat penampungan air (TPA), yaitu tempat untuk menampung air
guna keperluan seharihari seperti tempayan, bak mandi, bak WC,
ember, dan lainlain.
2. Bukan TPA, seperti tempat minum hewan peliharaan, barangbarang
bekas (ban bekas, kaleng bekas, botol, pecahan piring/gelas), vas
bunga, dll.
3. Tempat penampungan air alami (natural/alamiah) misalnya tempurung
kelapa, lubang di pohon, pelepah daun, lubang batu, potongan bambu,
kulit kerang dll. Kontainer ini pada umumnya ditemukan diluar rumah.
3
2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung
kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari stadium telur sampai
menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.
Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang berair
dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan mati.
Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya.
1. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu persatu
atau bergerombol tetapi saling lepas, telur Anopeles
2. mempunyai alat pengapung.
3. Nyamuk Culex akan meletakkan telur di permukaan air secara
bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung.
4. Nyamuk Aedes meletakkan telur yang mana menempel pada dinding
kontainer dan mengapung di permukaan air.
4
Gambar 2 Perbedaan nyamuk Anopheles, Aedes, dan Culex
5
2) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis
spesiesnya. Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang hingga
3 km. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara. Penyebaran
dari nyamuk itu sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.
3) Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa. Misalnya
nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja hingga fajar dalam
mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes aegypti mencari mangsa di
siang hari. Ditinjau dari tempat hidupnya, nyamuk dibedakan atas beberapa
macam yaitu : (1) Nyamuk yang senang berinduk di air payau (salt marsh
type); dan (2) Nyamuk yang senang berinduk di genangan air yang sifatnya
sementara, dibedakan atas :
4) Temporary pool type, jenis nyamuk ini senang berinduk di genangan air yang
sifatnya sementara, seperti bekas pijakan kerbau, manusia, dan sebagainya.
5) Artifial container type, nyamuk yang senang di perindukan genangan air
yang terdapat di kaleng bekas, ban bekas, gelas plastik bekas yang biasanya
dibuang oleh manusia disembarang tempat.
6) Treehole type, jenis nyamuk ini pada dasarnya memiliki selera yang sama
seperti jenis Temporary pool type, hanya saja pada jenis ini banyak ditemukan
terutama pada daerah yang sering hujan atau curah hujannya tinggi, misalnya
di lubang-lubang pohon.
7) Rock pool type , sama halnya dengan Treehole type, hanya saja yang dipilih
pada genangan air di lubang-lubang di batu karang atau padas.
6
sifatnyasengaja maupun tidak sengaja misalnya dalam rumah disela-sela
baju yang digantung, adanya kaleng bekas, dan sebagainya.
7
lanjutan untuk memonitor indeks-indeks jentik atau menilai
hasil Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan.
Setelah dilakukan survei dengan metode diatas, pada survei jentik nyamuk
Aedes aegypti akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kepadatan jentik dengan
ukuran sebagai berikut:
Indeks jentik/larva :
1. Angka Bebas Jentik (ABJ)
jumlah rumah ataubangunan yang tidak ditemukan jentik
100
jumlah rumah ataubangunan yang diperiksa
8
Density figure (DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan
gabungan dari HI, CI dan BI yang dinyatakan dengan skala 1-9 seperti tabel menurut
WHO Tahun 1972di bawah ini :
Density figure (DF) House Index (HI) Container Index (CI) Breteau Index (BI)
1 1-3 1-2 1-4
2 4-7 3-5 5-9
3 8-7 6-9 10-19
4 18-28 10-14 20-34
5 29-37 15-20 35-49
6 38-49 21-27 50-74
7 50-59 28-31 75-99
8 60-76 32-40 100-199
9 >77 >41 >200
Sumber: WHO (1972)
Keterangan Tabel :
DF = 1 = kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF = 6-9 = kepadatan tinggi.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan Density Figure. Density
Figure ditentukan setelah menghitung hasil HI, CI, BI kemudian dibandingkan
dengan tabel Larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1 menunjukan risiko
penularan rendah, 1-5 resiko penularan sedang dan diatas 5 risiko penularan tinggi.
b. Anopheles
1) Penangkapan jentik (menggunakan cidukan, pipet larva, serokan atau
cara lainnya).
2) Mencatat tempat perindukan, keadaan tempat perindukan (perkiraan
luas, pencahayaan, aliran air, warna air, kedalaman air, dasar air, lama
air tergenang, suhu air, pH, jenis tumbuhan yang ada di air, jenis
9
tumbuhan pelindung, jenis predator jentik, dan jenis ikan yang ada
pada genangan air).
3) Menghitung jumlah jentik yang ada pada setiap cidukan dan
menghitung setiap jumlah cidukan yang dilakukan.
4) Mengidentifikasi instar jentik yang didapat dan hitung jumlah jentik
masing-masing instar.
5) Mengidentifikasi jenis jentik yang didapat dan hitung jumlah jentik
masing-masing jenis jentik
6) Mengidentifikasi jenis parasit, pathogen yang terdapat ditubuh jentik
dan yang ada ditempat perindukan
7) Membuat denah peta tempat perindukan nyamuk
8) Menghitung kepadatan jentik percidukan
jumla h jentik yang didapat
100
Kepadatan jentik = jumlah cidukan yang dilakukan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
10
2. Pada tempat yang diperkirankan dijumpai jentik maka lakukanlah
penangkapan dengan cidukan
3. Cara menciduk yaitu cidukan dicelupkan dengan mulut cidukan agak
miring 45 derjat kearah kumpulan jentik.
4. Pada saat melakukan penangkapan jentik Anopheles, cidukan hanya
dimasukan sebagian saja kedalam air dengan mulut cidukan miring kira-
kira 45 derajat. Kemudian tiap jentik ditempatkan ke dalam botol yang
berbeda.
5. Penangkapan tidak selalu harus terlihat adanya jentik terlebih dahulu,
teapi bila diperkirakan ada jentik maka lakukan pencidukan di tempat
tersebut.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
gelas
5 Tumbuhan air 7 2
6 Kolam 1 -
7 Bekas 3 -
bungkusan
makanan
JUMLAH 31 13
Kelompok kami hanya melakukan survey jentik pada lokasi yang terbuka
yang berada di sekitar kolam Baumata Kabupaten Kupang. Tepatnya berada pada
tempat penangkaran ikan yang berada dekat dengan kolam Baumata. Jadi survey
yang kami lakukan hanya mengambil jentik yang terdapat pada container atau
tumbuhan-tumbuhan air yang tumbuh disekitaran mata air.
31
X 100
13
238.46
4.2. BAHASAN
Dari hasil pengamatan larva atau jentik di lingkungan Kolam Baumata
Kabupaten Kupang tepatnya di tempat penangkaran ikan pada tanggal 17 Desember
2016 pukul 09:00 wita dan dengan menggunakan metode visual di temukan jumlah
countener yang positif jentik ada 13 dari 31 countener-countener yang diperiksa.
Adapun container-container yang positif jentik ini berupa kaleng bekas, dos mika
plastic , batok kelapa yang terbuka. Selain jentik kami juga menemukan pupa yang
berada pada batok kelapa yang ditampungi air hujan kira-kira berjumlah 6 pupa.
Kami juga melakuka cidukan di sekitar mata air yang mengalir dan kolam renang
13
yang ada di dalam tempat penangkaran ikan tersebut. Kami melakukan cidukan
dengan mengunakan alat cidukan dan gelas-gelas bekas minuman mineral. Jumlah
cidukan yang kami lakukan yaiyu lebih dari 5 kali cidukan.
Kelompok kami berhasil menemukan beberapa jenis jentik yang terdapat
pada countener-contener dan tumbuhan air yang tumbuh di sekitaran mata air yaitu
jentik nyamuk culex dan jentik nyamuk aides.
Kelompok kami tentunya tidak bekerja sendiri tetapi kami dibantu oleh
dosen mata kuliah kami yang membantu kami dalam kegiatan survey jentik ini.
Beliau yang menunjukan kepada kami bagaimana cara menagkap dan mengamati
jentik yang terdapat pada countener-countener yang ada di sekitar tempat
penangkaran ikan tersebut.
Indeks Parameter yang kami gunakan disini adalah Container Index dimana
dengan rumusnya Countener Indeks yang positif jentik dibagi dengan jumlah
Countener yang diperiksa kemudian dikalikan 100. Kami hanya menggunakan
Countener Indeks dan tidak menggunakan parameter yang lainnya karena kelompok
kami hanya melakukan survey jentik pada lokasi yang terbuka yang berada di
sekitar kolam Baumata Kabupaten Kupang. Tepatnya berada pada tempat
penangkaran ikan yang berada dekat dengan kolam Baumata. Jadi survey yang
kami lakukan hanya mengambil jentik yang terdapat pada container atau tumbuhan-
tumbuhan air yang tumbuh disekitaran mata air. Dan adapun hasil dari Countener
Indeks adalah 238.46.
Pada survey kali ini kami lebih menemukan kepadatan jentik aides
dibandingkan jentik anopheles atau culex. Jadi untuk itu pengukuran yang kami
lakukan saat ini yaitu mengetahui hasil Countener Index dengan Density figure
(DF) adalah kepadatan jentik Aedes aegypti menurut WHO Tahun 1972, dimana:
14
6-9
10-14
15-20
21-27
28-31
32-40
>41
Keterangan Tabel :
DF = 1 = kepadatan rendah
DF = 2-5 = kepadatan sedang
DF = 6-9 = kepadatan tinggi.
Jadi hasil yang di dapat oleh kelompok kami dalam melakukan survey jentik
ini adalah 10-14 yang berarti kepadatan jentik pada tempat penangkaran ikan tersebut
temasuk dalam kepadatan yang tinggi dimana risiko untuk penularan penyakit yang
ditimbulkan oleh nyamuk tinggi. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian vector untuk
mencegah masalah-masalah yang akan terjadi di kemudian hari. Pengendalian vector
yang paling tepat dilakukan adalah menbersikan sampah-sampah yang beresiko untuk
menampung air hujan yang nantinya menjadi tempat perindukan nyamuk. Karena
banyak sekali terdapat jentik-jentik nyamuk yang bersarang pada sampah bekas
tersebut. Dan selalu membersikan kolam berenang yang berada didalam tempat
penangkaran ikan tersebut untuk menghindari kepadatan jentik pada daerah tersebut.
15
Gambar 3 Countainer yang ditemukan jentik
BAB V
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Dari hasil pengamatan larva atau jentik di lingkungan Kolam Baumata
Kabupaten Kupang tepatnya di tempat penangkaran ikan pada tanggal 17 Desember
2016 pukul 09:00 wita dan dengan menggunakan metode visual di temukan jumlah
countener yang positif jentik ada 13 dari 31 countener-countener yang diperiksa.
Kelompok kami berhasil menemukan beberapa jenis jentik yang terdapat pada
16
countener-contener dan tumbuhan air yang tumbuh di sekitaran mata air yaitu jentik
nyamuk culex dan jentik nyamuk aides. Indeks Parameter yang kami gunakan disini
adalah Container Index Kami hanya menggunakan Countener Indeks dan tidak
menggunakan parameter yang lainnya karena kelompok kami hanya melakukan
survey jentik pada lokasi yang terbuka yang berada di sekitar kolam. Dan adapun
hasil dari Countener Indeks adalah 238.46. Hasil yang di dapat oleh kelompok kami
dalam melakukan survey jentik ini adalah 10-14 yang berarti kepadatan jentik pada
tempat penangkaran ikan tersebut temasuk dalam kepadatan yang tinggi dimana
risiko untuk penularan penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk tinggi. Untuk itu
perlu dilakukan pengendalian vector untuk mencegah masalah-masalah yang akan
terjadi di kemudian hari.
5.2. SARAN
Perlu dilakukannya pengendalian vector di daerah tersebut untuk mencegah
masalah-masalah yang akan terjadi di kemudian hari yang diimbulkan oleh
nyamuk.
17
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/8446068/LAPORAN_SURVEI_JENTIK
ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/jentik_a5.pdf
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318186-S-Umi%20Kumayah.pdf
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318186-S-Umi%20Kumayah.pdf