Pedahuluan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan yang menjelaskan alasan-alasan yang
mendukung permasalahan dari penelitian, perumusan masalah yang nantinya akan dicari
jawabannya melalui penelitian penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk mencari
jawaban dari perumusan masalah, manfaat penelitian yang menjelaskan mengenai hal hal
yang bermanfaat dari penelitian yang dilakukan.
2.2.2 Kecurangan
Fraud merupakan masalah klasik dalam dunia bisnis banyak bentuk dan ragam fraud
yang terjadi sejak dulu hingga sekarang, bahkan disadari ataupun tidak disadari fraud itu
terjadi pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa audit dan anti-fraud sekalipun. Pada
tahun 2002 bahkan Amerika mengeluarkan aturan baru yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley
Act (SOA) yang diberlakukan untuk perusahaan yang terdaftar di New York Stock Exchange
(NYSE) seperti Enron dan WorldCom atas kecurangan dalam pelaporan keuangan
Definisi kecurangan (Fraud) menurut Black Law Dictionary adalah : 1. A knowing
misrepresentation of the truth or concealment of a material fact to induce another to act to
his or her detriment, is usual a tort, but in some cases (esp when the conduct is willful) it may
be a crime, 2. A misrepreseantation made recklessly without belief in its truth to induce
another person to act, 3. A tort arising from knwing misrepresentatio, concealment of material
fact, or reckless misrepresentation made to induceanother to act to his or her detriment.
Definisi diatas dapat diartikan bahwa kecurangan merupakan 1. kesengajaan atas salah
pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta
material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang
merugikannya, biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus (khususnya
dilakukan secara sengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan; 2. Penyajian yang
salah/keliru (salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpa perhitungan tanpa dapat dipercaya
kebenarannya berakibat dapat mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau
berbuat, 3. Suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan atau penyajian
yang salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material, atau penyajian yang
ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang
merugikannya.
Sedangkan dalam Wikipedia, definisi fraud adalah:
A fraud is deception made for personal gain or to damage another individual. In criminal
law, fraud is the crime or offense of deliberately deceiving another in order to damage them-
usually, to obtain property or services unjutsly. Fraud can be accomplished through the aid
of forged objects. In the criminal law of common lawjurisdictions it may be called theft by
deception, larceny by thrick, larceny dy fraud deception or something similiar.
Yang diterjemahkan sebagai berikut:
Kecurangan merupakan penipuan yang dibuat untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau
untuk merugikan orang lain. Dalam hukum pidana, kecurangan adalah kejahatan atau
pelanggaran yang dengan sengaja menipu orang lain dengan maksud untuk merugikan
mereka, biasanya untuk memiliki sesuatu/harta benda atau jasa ataupun keuntungan dengan
caa tidak adil/curang. Kecurangan dapat mahir mellaui pemalsuan terhadap barang atau
benda. Dalam hukum pidana secara umum disebut dengan pencurian dengan penipuan,
pencurian dengan tipu daya/muslihat, pencurian dengan penggelapan dan penipuan atau
hal serupa lainnya.
Di dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan beberapa pasal yang
yang mencakup pengertian fraud seperti:
1. Pasal 362 tentang Pencurian (definisi KUHP:mengambil barang sesuatu, yang
seluruhnya sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum);
2. Pasal 368 tentang Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP:dengan maksud
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang);
3. Pasal 372 tentang Penggelapan (definisi KUHP:dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah adalah kepunyaan
orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan);
4. Pasal 378 tentang Perbuatan Curang (definisi KUHP:dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai
nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian
kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
atau supaya memberikan hutang atau menghapuskan piutang);
5. Pasal 396 tentang Merugikan Pemberi Piutang dalam Keadaan Pailit;
6. Pasal 406 tentang Menghancurkan atau Merusakan Barang (definisi KUHP:dengan
sengaja atau melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat
dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain);
7. Pasal 209, 210, 387, 415, 417,418, 419, 420, 423, 425, 425 dan 435 yang secara
khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999)
b. Karakteristik Kecurangan
Dalam Standar Auditing (SA) seksi 316 Pertimbangan atas Kecurangan Dalam Audit
Laporan Keuangan (PSA No. 70) menyebutkan ada dua tipe salah saji yang relevan dengan
pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas Laporan Keuangan :
a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan
untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan keuangan
dapat menyangkut tindakan seperti: (a) manipulasi, pemalsuan, atau perubahan
catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi
penyajian laporan keuangan (b) representasi yang salah dalam atau penghilangan dari
laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan (c) salah penerapan
secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara
penyajian atau pengungkapan.
b. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali
disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva
entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk penggelapan tanda
terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas
membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau
yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu diantara
manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.
Jenis-Jenis Fraud
Menurut Association of Certified Fraud Examiner (ACFE), internal fraud (tindakan
penyelewengan di dalam perusahaan atau institusi) dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Fraud Terhadap Aset (Aset Misappropriation)
2.2.4 Independensi
a. Definisi Independensi
Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan Publik tidak
dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan Publik berkewajiban untuk jujur tidak
hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak
lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002).
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif
tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
(Mulyadi:26-27).
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa independensi mempunyai tiga
buah pengertian bila dihubungkan dengan akuntan publik :
1. Dalam berbagai hal, independensi berarti kejujuran, integritas, obyektifitas dan
tanggung jawab.
2. Dalam hal yang lebih sempit, bila dihubungkan dengan pemeriksaan akuntansi
sehubungan dengan mengeluarkan pendapat atas laporan keuangan, maka
independensi berarti menghindari berbagai hubungan yang memungkinkan (sekaligus
tanpa sadar) merusak obyektif akuntan publik.
3. Independensi berarti menghindari hubungan yang dapat menimbulkan kesan
seseorang pemeriksa mempunyai suatu konflik kepentingan.