Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat seiring zaman berlalu, Teknologi Informasi & Komunikasi terus


berkembang secara pesat, yang awalnya komunikasi melalui pesan-pesan melalui
surat-menyurat, menjadi sekarang menggunakan berbagai macam Gadget dan
Social Media untuk mengekspresikan perasaan, atau menyampaikan pesan kepada
orang lain.

Teknologi Informasi & Komunikasi sudah menjadi bagian dari kehidupan


kita sehari-hari. Seperti bernafas, hampir setiap saat kita sebagai makhluk sosial
membutuhkan Teknologi untuk menyampaikan pesan kepada sesama entah untuk
memberi informasi-informasi penting, memberitahu bagaimana kabar mereka,
ataupun hal-hal yang lainnya. Kita memerlukan Teknologi untuk segala macam
hal agar kita dapat menyelesaikan berbagai macam aktifitas sehari-hari. Tanpa
teknologi, dunia ini mungkin tidak akan menjadi se-canggih ini sekarang.

Karena semakin canggihnya Teknologi, hal-hal menjadi sangat mudah


untuk dilakukan, yang menyebabkan hal-hal yang sebelumnya membutuhkan
waktu lama untuk diselesaikan, menjadi sangat cepat diselesaikan. Karena ini,
perilaku dan kepribadian Manusia telah berubah yang dahulunya mungkin lebih
rajin, menjadi cenderung lebih malas.

Kemalasan seseorang telah menjadi salah satu faktor terbesar yang dapat
membuat seseorang gagal dalam hidupnya. Mengapa? karena kemalasan adalah
disaat seseorang ingin melakukan suatu hal yang produktif, namun menjadi
enggan melakukan hal tersebut dan justru berpindah kepada hal lain yang menurut
mereka menyenangkan atau menghibur mereka masing-masing. Banyak orang

1
memiliki sifat kemalasan yang tinggi, terutama pada saat mereka beranjak ke
remaja pada tingkat SMA pada saat mereka beranjak ke kelas 11.

Kemalasan ini cenderung muncul disaat seseorang siswa diberi tugas atau
pekerjaan rumah oleh guru mereka. Mereka akan berpikir bahwa hal ini hanya
akan mengganggu aktifitas sehari-hari mereka, sehingga mereka akan enggan
melakukan hal tersebut dan berpindah melakukan hal lain yang dapat menghibur
mereka dan pada akhirnya benar-benar mengabaikan hal yang seharunsnya
mereka lakukan terlebih dahulu, sehingga pada waktu mereka seharusnya
mengumpulkan tugas mereka, mereka akan tergesa-gesa mengerjakan tugas atau
pekerjaan mereka dalam waktu yang singkat. Ini dapat menjadi salah satu faktor
kegagalan dalam kehidupan pada masa yang akan datang.

Masalahnya, kemalasan sudah muncul bahkan sejak teknologi masih pada


masa awalnya, yang menandakan bahwa kemalasan tidak hanya bermunculan
karena teknologi itu sendiri mulai bermunculan, melainkan kemalasan muncul
dari kepribadian kita masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Teknologi Informasi & Komunikasi dan Media Sosial mungkin menjadi salah satu
faktor yang membuat manusia zaman kini menjadi lebih malas, karena itu kami
ingin mengetahui:

A. Benarkah menggunakan Media Sosial dapat membuat kita mejadi


lebih malas

B. Benarkah frekuensi penggunaan Media Sosial mempengaruhi?

C. Apakah jika kita tidak mengenal Media Sosial kita akan menjadi
lebih rajin dibandingkan jika kita mengenal Media Sosial?

2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Manfaat

1.1 Untuk Penulis

Kami para penulis, dapat mengetahui seandainya penggunaan media sosial


memang dapat mempengaruhi sifat kemalasan kita, maka kami dapat merubah diri
kami sendiri juga karena kami relatif malas jika dipertanyakan.

1.2 Untuk Pembaca

Manfaat ini untuk para pembaca ialah agar para pembaca jika mereka yang
sebelumnya tidak mengetahui bahwa penggunaan media sosial akan
mempengaruhi sifat kemalasan mereka, mungkin mereka akan berhati-hati akan
disaat mereka menggunakan sosial media.

1.3 Untuk Siswa-Siswi

Sedangkan untuk para siswa-siswi, jika memang penggunaan sosial media


dapat mempengaruhi sifat kemalasan mereka, maka mereka akan dapat berhati-
hati untuk tidak terlalu sering menggunakan sosial media. Karena, kemalasan
akan berdampak keras bagi siswa-siswi yang masih belajar terutama bagi yang
akan menghadapi ujian-ujian.

2. Tujuan

Tujuan dari penelitan kami adalah agar kami dapat mengetahui lebih jelas,
bahwa apakah penggunaan Media Sosial dapat mempengaruhi sifat kemalasan
seseorang, yang dapat mengakibatkan perubahan kelakuan sehari-hari mereka.
Jika kita dapat mengetahui bahwa Media Sosial dapat mengubah sifat kemalasan
seseorang, maka kita akan dapat lebih berhati-hati jika kita menggunakan Media
Sosial, karena dapat memungkinkan membuat kita yang dahulunya rajin, menjadi
malas pada saat kita dewasa.

3
3.Hipotesis
Menurut kami, penggunaan Media Sosial dengan sifat kemalasan seseorang
memiliki hubungan, karena feature yang terdapat pada Media Sosial
memudahkan seseorang dalam hal surat-menyurat, yaitu menyingkatkan pesan
dalam bentuk emoticon dan sebagainya.

4
BAB 2

KAJIAN TEORI

A. Teori Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa Latin texere yang
berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak
terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk


alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat
dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Suatu teknologi biasanya
mempunyai dua aspek yaitu aspek hardware (terdiri dari material atau objek fisik)
dan aspek software.

Jacques Ellul (1967) mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode


yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan
manusia.

Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-


ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem,
untuk memecahkan masalah (Yusufhadi Miarso, 2004).

Menurut BNET Business Dictionary (2008) Teknologi Komunikasi


adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar individu atau
kelompok orang. Teknologi komunikasi menfasilitasi komunikasi antar individu
atau kelompok orang yang tidak bertemu secara fisik di lokasi yang sama.
Teknologi komunikasi dapat berupa telpon, telex, fax, radio, televisi, audio video
electronic data interchange and e-mail.

5
B. Teori Psikologi

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang


merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos
berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche
atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat
abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat ditentukan keberadaannya.
Dalam beberapa masa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan
istilah psikis.

Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli

Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian


psikologi, diantaranya:

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi


adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat
dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam


hubungannya dengan lingkungannya.

Menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan


yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku
individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah
laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi
perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku
tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

6
Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa, Psikologi ialah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir
hidup.

Thales ( 624-548 SM ) yang dianggap sebagai Bapak Filsafat ,


mengartikan jiwa sebagai sesuatu yang supernatural. Jadi, jiwa itu tidak ada,
karena menurut beliau yang ada di alam ini hanyalah gejala alam (natural
phenomena) dan semua gejala alam berasal dari air.

C. Psikologi Umum

Psikologi Umum ialah ilmu tentang yang mempelajari tingkah laku


manusia. Biasanya mempelajari tentang keadaan emosi, kepribadian,
pembentukan karakter, memori, intelegensi, dan masih banyak yang lainnya. Ilmu
psikologi umum ini hampir mencakup semua tentang psikologi, namun hanya
secara umumnya saja. Contohnya, anda ingin belajar tentang psikologi
pendidikan, maka kamu harus mendalami ilmu psikologi pendidikan secara
langsung. Pada intinya, ilmu Psikologi Umum ini hanya membahas secara
umumnya saja.

D. Kemalasan

Suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena


dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan
untuk melakukan hal tersebut.

7
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang kami gunakan adalah Metode Survey, dengan ini
kami mengambil beberapa sample dari populasi yang kami tentukan.

B. Teknis Pengumpulan Data

Dalam Karya Ilmiah kami, kami menggunaka teknik pengumpulan data


secara kuesioner yang kami berikan berikan kepada sampel, dan jenis kuesioner
yang kami gunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu jenis dimana sampel hanya
perlu menjawab pertanyaan yang telah kami sediakan dengan jawaban yang telah
kami sediakan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi data yang digunakan dalam Karya Ilmiah kami mengarah kepada
siswa laki-laki SMAIT Nurul Fikri, dan diantara mereka kami pilih beberapa dari
kelas 11 (Sebelas) sebagai sampel kami. Jenis pemilihan sampel yang kami
gunakan adalah Non-Probability Sampling. dan jenis Non-Probability Sampling
yang kami pilih adalah Quota Sampling, dimana kami memilih sampel kami
tergantung batas jumlah sampel yang kami tentukan untuk penelitian kami.

8
D. Langkah-Langkah Penelitian

Pada awal penelitian, kami terlebih dahulu membuat daftar sampel dari
populasi yang telah kami tentukan, yaitu siswa-siswa kelas XI. Kemudian, kami
memberikan sampel kami kuesioner yang telah kami buat. Setelah sampel kami
mengisi kuesioner yang kami berikan, kami memulai proses pengolahan data dari
jawaban-jawaban sampel kami.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Kami melakukan proses penelitian pada awal November 2016 hingga pada
bulan Januari 2017 yang bertempat pada SMAIT Nurul Fikri.

9
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian kami, kami telah mengumpulkan sejumlah data dari
kuesioner yang telah kami berikan kepada sampel-sampel kami. Kami telah
memberi sejumlah pertanyaan, dengan hasil berikut: [SEMENTARA]

1. Apakah anda menggunakan Social Media setiap hari?

Hasil: 19 Menjawab "Ya" , 2 Menjawab "Tidak" [SEMENTARA]

2. Sebelum anda mengenal Social Media, apakah anda lebih rajin dibandingkan
dengan sekarang?

Hasil: 5 Menjawab "Ya" , 16 Menjawab "Tidak" [SEMENTARA]

3. Setelah anda menggunakan Social Media, apakah anda merasa menjadi relatif
lebih malas belajar?

Hasil: 4 Menjawab "Ya" , 1 Menjawab "Tidak" , 16 Menjawab "Biasa


Saja" [SEMENTARA]

4. Apakah anda akan lebih rajin belajar setelah menggunakan Social Media?

Hasil: 12 Menjawab "Ya" , 9 Menjawab "Tidak" [SEMENTARA]

10
5. Menurut anda, apakah fitur-fitur yang pada Social Media membuat anda
cenderung malas mengetik?

Hasil: 7 Menjawab "Ya" , 14 Menjawab "Tidak" [SEMENTARA]

6. Menurut anda, jika anda tidak mengenal Social Media, apakah anda lebih rajin
dibandingkan setelah anda mengenal Social Media?

Hasil: 11 Menjawab "Ya" , 10 Menjawab "Tidak" [SEMENTARA]

7. Pada Per-harinya, berapa lama anda menggunakan Social Media?

Hasil: 10 Menjawab "Lebih dari 3 Jam" , 6 Menjawab "3 Jam" , 3


Menjawab "2 Jam" , 2 Menjawab "1 Jam" [SEMENTARA]

B. Pembahasan

Jadi, berdasarkan dengan hasil pengumpulan data, kami dapat


memverifikasi rumusan masalah kami dengan menggunakan data yang diperoleh
sebagai berikut.

A. Benarkah menggunakan Media Sosial dapat membuat kita mejadi lebih


malas?

Tidak. Karena, menurut data yang kami peroleh, sifat kemalasan pada tiap
individu bergantung kepada tiap individu masing-masing.

B.Apakah frekuensi penggunaan Media Sosial mempengaruhi?

Tidak. Menurut data yang diperoleh, sifat kemalasan tiap individu tidak
terpengaruh oleh frekuensi penggunaan Media Sosial, tapi sifat kemalasan itu
tergantung pada tiap individu masing-masing.

11
C. Benarkah jika kita tidak mengenal Media Sosial kita akan menjadi lebih
rajin dibandingkan jika kita mengenal Media Sosial?

Tidak. Sifat kemalasan pada tiap individu tidak bergantung jika mereka
mengetahui Media Sosial atau tidak, melainkan kemalasan tiap individu
berkembang lebih buruk/baik karena mereka sendiri.

12
BAB 5

KESIMPULAN

13

Anda mungkin juga menyukai