Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam aplikasinya terhadap terapan ilmu perencanaan wilayah dan kota, ilmu analisis
lokasi dan pola keruangan dibutuhkan dalam pengembangan planner skills untuk
menentukan apakah lokasi yang akan direncanakan pembangunannya sudah tepat atau belum.
Dan untuk analisis pola keruagan sendiri berhubungan dengan estetika suatu lokasi yang telah
terbangun. Hal ini mengarah pada penguasaan teori-teori dasar tentang lokasi maupun pola
keruangan. Pada dasarnya teori lokasi dipaparkan dalam berbagai versi oleh beberapa
ilmuwan. Pola ruang merupakan ilmu yang berhubungan dengan estetika yang dapat dinilai
dari segi arsitektural dan penempatan lokasinya.

Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga unsur jarak
(distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement), tujuan dari analisis keruangan
adalah untuk menentukan kondisi eksisting yang ada sudah sesuai dengan struktur keruangan,
dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi
keruangan, aksesibilitas suatu wilayah untuk dijangkau, dan hambatan interaksi, hal ini
didasarkan oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat-
tempat lain, serta adanya hirakri diantara tempat-tempat tersebut. Yang kita kenal dengan
hirarki ruang perkotaan yaitu dimulai dari hinterland, peri urban, lalu metropolitan centre
(sebagai pusat kegiatan).

Pada hakekatnya dalam mewujudkan efisiensi penataan ruang sebagai tempat


berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya ataupun pertanian dan industri,
salah satunya adalah dengan proses kegiatan penataan ruang kawasan perkotaan yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW).

Perkembangan pembangunan fisik dalam wilayah Kecamatan Rumbai mempunyai


ukuran kualitas yang bukan semata menggambarkan mutu tata letak dan keterkaitan hirarkis,
baik antar kegiatan maupun antar pustakawan tetapi juga menggambarkan mutu komponen
penyusunan ruang sehingga terwujud keserasian,keselarasan,dan keseimbangan pemanfaatan
ruang yang mengindahkan factor daya dukung lingkungan ,fungsi lingkungan,lokasi,dan
struktur. Selain itu juga diharapkan pengembangan di Kecamatan Rumbai dapat
memanfaatkan peluang-peluang baik secara rasional maupun regional, sehingga dapat
menigkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan yang berhasil guna dan
berdaya guna.
1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Laporan ini dibuat untuk mengetahui sampai dimana tingkat kemampuan analisis
mahasiswa dalam menganalisis suatu kawasan yakni Kecamatan Rumbai dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah analisa lokasi pola dan keruangan yang di berikan oleh dosen
pembimbing kami bpk. Kukuh Destanto,ST.

Sasaran

Sasaran penyusunan laporan analisis Kecamatan Rumbai ini adalah:


1. Penegasan dan pemantapan fungsi kawasan kecamatan.
2. Menyajikan data untuk menjadi arahan pengembangan terhadap pusat pelayanan jasa
kota di Kecamatan.
3. Mengetahui pengembangan kawasan yang perlu diprioritaskan.
4. Mengetahui pengembangan sistem jaringan sarana dan prasarana kawasan.
5. Memberikan secara komprehensif mengenai kecendrungan dan proyeksi
perkembangan kawasan berdasarkan analisa perkembangan pembangunan yang sesuai
dilakukan sesuai dengan potensi wilayah.

1.3 Ruang Lingkup Wilayah


Kecamatan Rumbai merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru
terdiri atas 50 RW dan 205 RT. Luas wilayah Kecamatan Rumbai adalah 128,85 km2 dengan
luas masing- masing kelurahan sebagai berikut:
a. Kelurahan Umban Sari : 8,68 km2
b. Kelurahan Rumbai Bukit : 28,97 km2
c. Kelurahan Muara Fajar : 48,29 km2
d. Kelurahan Pala : 34,32 km2
e. Kelurahan Sri Meranti : 8,59 km2

Batas-batas wilayah kecamatan Rumbai adalah:


Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Rumbai Pesisir
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Kamapar
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Siak
Sebelah Selatan : berbatasn dengan Kecamatan Senapelan
1.4 Metode Analisis
Metode Analisis yang kami gunakan dalam menganalisa data yang ada adalah dengan
beberapa cara, berikut:
1. Mengkaji teori-teori yang di anggap relevan, seperti teori von thunen, weber, dan
cristaller.
2. Menentukan pola hirarki dengan tahap analisis metode scalogram, metode indeks
sentralitas marshall, metode gravitasi, dan metode titik henti.
3. Cara lain yaitu dengan cara survey, baik survey data, peta dan sebagainya
4. Menentukan lokasi industry yang cocok dengan penggunaan lahan yang dapat di lihat
dari struktur tata guna lahan yang ada
5. Menentukan seberapa luas kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Anda mungkin juga menyukai