Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM PETROLOGI

LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
I. LATAR BELAKANG

Batuan beku merupakan batuan yang tersusun dari mineral hasil pembekuan
magma. Jadi, batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin serta mengeras dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusive (plutonik) maupun diatas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1.1 Maksud

Adapun maksud dari praktikum Petrologi ini yaitu agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang proses pembentukan batuan beku.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum Petrologi ini adalah sebagai berikut:

1. Kami dapat menjelaskan proses pembentukan batuan beku asam dan intermedit

2. Kami dapat membedakan jenis batuan beku (asam, intermediet).

3. Kami dapat mengetahui mineral penyusun batuan beku asam dan intermedit.

4. Kami dapat mendeskripsi jenis-jenis batuan beku asam dan intermedit

III. ALAT DAN BAHAN

1. Lap kasar dan lap halus


2. Loop 10x (kaca pembesar)
3. Skala Fenton dan skala Travis

4. Problem set (5 lembar)

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
IV. TINJAUAN PUSTAKA

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras. Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibedakan menjadi
batuan yang ekstrusif dan intrusive. Hal ini pada nantinya yang menyebabkan
perbedaan antara tekstur masing-masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan
beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Kenampakan
inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku.

Batuan beku asam adalah batuan beku yang bersifat asam, memiliki kandungan
SiO2 > 60%, memiliki indeks warna < 20%. Terbentuk langsung dari pembekuan
magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat di daerah
vulkanik dengan temperatur tinggi. Pada umumnya batuan beku asam memiliki
warna terang, karena terletak pada golongan felsik. Berasal dari magma asam kaya
kuarsa, sedangkan kandungan oksida magnesiumnya rendah.

Batuan beku intermediet adalah batuan beku yang mengandung SiO2 52-65%.
Terbentuk dari pembekuan magma dimana pembekuan berada di daerah pipa gunung
api.

1. Batuan Beku Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya


berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku yaitu lava yang memiliki struktur
yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat proses pembekuan
lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu massa batuan yang terlihat
seragam.

b. Sheeting Joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

c. Colunar Joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah polygonal


seperti batang pensil.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
d. Pillow Lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkaran air.

e. Vesikuler, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.


Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada batuan beku. Lubang ini terbentuk
akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikuler yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa, atau zeolit.

g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral


pada arah tertentu akibat aliran. (Djauhari Noor, 2010)

2. Batuan Beku Intruksif

Batuan beku intruksif adalah batuan beku yang proses pembekuannya


berlangsung di bawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intruksif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

a. Konkordan yaitu batuan beku intruksif yang sejajar dengan pelapisan di sekitarnya.
Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

1. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan pelapisan batuan di
sekitarnya.

2. Laccolith, tubuh batuan beku yang terbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan
ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter Laccolith berkisar dari 2
sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

3. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari Laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang
lebih besar dari Laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
4. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan Paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer.
b. Diskordan, yaitu tubuh batuan beku intrusive yang memotong perlapisan batuan di
sekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini adalah :

1. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan di sekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

2. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu lebih
dari100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

3. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan batolith tetapi ukurannya lebih kecil.

Struktur batuan beku

Sebagian besar struktur batuan beku hanya dapat dilihat di lapangan saja,
Berikut di bawah beberapa struktur batuan beku.

A. Pillow lava atau lava bantal

Struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk bantal.

B. Skoria

Yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar
dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

C .Amigdaloidal

Yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder,
biasanya mineral silikat atau karbonat.

D. Xenolitis

Yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang


masuk dalam batuan yang mengintrusi. Pada umumnya batuan beku tanpa struktur

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
(masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar
(joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint
(kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

E. Joint struktur

Merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur
tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh
batuan (hand speciment sample).

F. Vesikuler

Yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada
waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan komposisi kimia

Dalam siklus Batuan (Rock cycle), selain terbentuk langsung dari pembekuan
magma, batuan beku dapat juga terbentuk dari batuan lain seperti batuan metamorf
yang mengalami peleburan dan pembekuan, lalu dapat juga terbentuk dari batuan
sedimen yang telah mengalami melting lalu mendingin menjadi batuan beku.

Jika magma adalah awal dari terbentuknya batuan beku, maka seharusnya
komposisi batuan tidaklah jauh berbeda dengan komposisi asalnya, yaitu magma.
Magma adalah cairan atau larutan silikat pejar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak (mobile), bersama antara 90-110C dan berasal atau
terbentuk pada kerak bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas. Secara fisika,
magma merupakan sistem berkomponen ganda (multi compoent system) dengan fase
cair dan sejumlah kristal yang mengapung di dalamnya sebagai komponen utama,
dan pada keadaan tertentu juga berfase gas.

Komposisi mineral pada batuan beku


Cara menentukan kandungan mineral pada batuan beku, dapat dilakukan
dengan menggunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna mineral
sebagai penyusun batuan beku dapat dikelopokkan menjadi dua, yaitu mineral Felsik
dan mineral Mafik.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
1. Mineral felsic, merupakan mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari
mineral kuarsa, feldspar, feldspatoid, dan muskovit.

2. Mineral mafik, merupakan mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, pyroxene,
amphibole dan olivine.

Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan


keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan
dan keterdapatannya.

Pengamatan tekstur batuan beku meliputi :

a. Derajat Kristalisasi

Derajat kristalisasi batuan beku tergantung dari proses pembekuan magma.


Pada pembekuan magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-
kristal yang berukuran kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk kristal-
kristal yang berukuran halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk gelas.
Derajat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Holokristalin : batuan beku terdiri dari kristal seluruhnya


2. Hipokristalin : batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
3. Holohyalin : batuan beku terdiri dari gelas seluruhnya
b. Granulitas/Besar butir

Granulitas/besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :


1. Halus : besar butir < 1 mm
2. Sedang: besar butir 1 mm - 5 mm
3. Kasar: besar butir 5 mm 30 mm
4. Sangat kasar : besar butir > 30 mm
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa
Ukuran butir/kristal untuk batuan bertekstur fanerik dapat dibagi menjadi 4 yaitu :

a) Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata biasa,
hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Jika batuan bertekstur porfiritik maka
ukuran fenokris dan masa dasar dipisahkan.
b) Gelasan (glassy) : batuan beku semuanya tersusun oleh gelas.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
c. Kemas/fabric
Kemas/fabric batuan beku dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama


2. Inequigranular : ukuran besar butir/kristal tidak sama
Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi 2 tekstur yaitu :

a) Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) kristal yang lebih halus.
b) Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) gelas/amorf.
d. Bentuk Kristal
Bentuk kristal memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-
mineral pembentuk batuan beku. Bentuk kristal dan tekstur batuan beku berdasarkan
kesempurnaan bentuk kristalnya dapat dilihat pada tabel 2, gambar 4, 5 dan 6.

4. Reaksi bowen series

Reaksi bowen adalah suatu bagan yang menunjukan susunan mineral-


mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari 2 bagian. Mineral tersebut dapat
digolongkan menjadi 2 bagian besar yaitu mineral mafik (berwarna gelap) pada
bagian kir dan mineral felsik (berwarna terang) pada bagian kanan.
1. Discontinous Series
Pada bagian sebelah kiri adalah Deret Discontinous dimana deret ini
terbentuk dari mineral Ferromagnesian Silikat. Mineral yang terbentuk pada suhu
tertinggi adalah Olivine, tetapi pada magma yang jenuh oleh SiO2 maka mineral
Pyroxene lah yang akan terbentuk terlebih dahulu. Olivine dan Pyroxyne ini disebut
pasangan Ingcongruent melting dimana Olivine akan bereaksi dengan larutan sisa
dan membentuk Pyroxyne. Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral
berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir terbentuk adalah Biotit
yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis
dipergunakan untuk membentuk mineral.
2. Continous Series
Mineral sebelah kanan terdiri dari mineral mineral kelompok Plagioklas.
Maksud dari continuous series adalah mineral awal akan turut serta dalam
pembentukan mineral selanjutnya. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
dinamakan Solid Solution yang artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na,
jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Saat mineral kehilangan Ca maka Na
akan menggantikan tempat Ca sehingga semakin kebawah semakin sedikit Ca dan
semakin banyak Na, begitu juga sebaliknya semakin keatas maka semakin kaya Ca
semakin miskin Na. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca
sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na.

Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium
Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral
Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau
mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral
yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.

4.1 Reaksi bowen series

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
V. PROSEDUR KERJA

1. Terlebih dahulu, siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Siapkan pula
beberapa contoh batuan yang akan diteliti.
2. Amati batuan dan catat hasil yang didapat pada lembar problem set.3. Setelah itu,
tentukan nama mineral yang telah diamati dengan menggunakan skala Fenton dan
skala Travis.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI.1 Pengamatan 01

No. Urut : 01
No. Peraga : 08
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermedit
Tekstur :
1. Kristanilitas : Hipokristalin
2. Glanularitas : Porfiro Afanitik
3. Fabrik :
a) Bentuk : Anhedral
b) Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Kuarsa Putih Anhedral 60%


Jernih

Mineral Pelengkap Amphibole Hitam Euhedral 40%

Mineral Tambahan

Struktur : Vasikuler
Nama : PORFIRI LATIT (Travis, 1955)
LATITE(Fenton, 1950)

VI.2 Pengamatan 02
No. Urut : 02

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
No. Peraga :-
Warna Segar : Abu-abu kehitam-hitaman
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermedit
Tekstur :
1. Kristanilitas : Holokristalin
2. Glanularitas : Feneritik
3. Fabrik :
a) Bentuk : Subhedral
b) Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Feldspar Putih Subhedral 75%


Tulang

Mineral Pelengkap Kuarsa Putih Subhedral 15%


Jernih

Mineral Tambahan Amphibole Hijau Subhedral 10%


Kehitaman

Struktur : Massive
Nama : DIORIT KWARSA(Travis, 1955)
QUARTZ DIORITE PORPHYRI (Fenton, 1950)

VI.3 Pengamatan 03
No. Urut : 03
No. Peraga :-
Warna Segar : Abu-abu

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
Warna Lapuk : Coklat kehitam-hitaman
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermedit
Tekstur :
1. Kristanilitas : Holokristalin
2. Glanularitas : Feneritik
3. Fabrik :
a) Bentuk : Anhedral
b) Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Amphibole Hitam Anhedral 50%

Mineral Pelengkap Feldspar Putih Anhedral 40%


Tulang

Mineral Tambahan Kwarsa Putih Anhedral 10%


Jernih

Struktur : Vasikuler
Nama : MONSONIT KWARSA(Travis, 1955)
QUARTZ MONZONITE PORPHYRI (Fenton, 1950)

VI.4 Pengamatan 04
No. Urut : 04
No. Peraga : 10
Warna Segar : Abu-abu
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Intermedit

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
Tekstur :
1. Kristanilitas : Holokristalin
2. Glanularitas : Feneritik
3. Fabrik :
a) Bentuk : Subhedral
b) Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Feldspar Putih Anhedral 50%


Tulang

Mineral Pelengkap Biotit Hitam Subhedal 30%

Mineral Tambahan Kwarsa Putih Subhedral 20%


Jernih

Struktur : Vasikuler
Nama : DIORIT KWARSA (Travis, 1955)
QUARTZ DIORITE PROPHYRI(Fenton, 1950)

VI.5 Pengamatan 05
No. Urut : 03
No. Peraga : 08
Warna Segar : Abu-abu Kehijauan
Warna Lapuk : Coklat
Jenis Batuan : Batuan Beku Asam
Tekstur :
1. Kristanilitas : Hipokristalin
2. Glanularitas : Porfiritik (Porfiri Faneritik)

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
3. Fabrik :
a) Bentuk : Anhedral
b) Relasi : In-Equigranular
Komposisi Mineral :
Mineral Nama Warna Bentuk Persen

Mineral Utama Piroksin Hitam Anhedral 70%

Mineral Pelengkap Kuarsa Putih Anhedral 30%

Mineral Tambahan - - - -

Struktur : Vasikuler
Nama : PORFIRI GRANIT (Travis, 1955)
GRANITE PEGMATITE (Fenton, 1950)

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
VII. PEMBAHASAN

1. Pengamatan 01

Gambar 6.1 Porfiri Latite

Pada pengamatan yang dilakukan pada batuan 01, diketahui bahwa warna
segar dari batuan tersebut berwarna abu-abu dan memiliki warna lapuk berwarna
coklat, jenis batuan ini berupa batuan beku intermediet, memiliki tekstur
kristanilisasi yaitu hipokristalin, granularitasnya berupa porfiro afanitik. Batuan ini
memiliki fabrik bentuk anhedral dan relasi In-Equigranular. Komposisi mineral
terdiri dari, mineral utama kuarsa berwarna putih jernih memiliki bentuk anhedral,
jumlah yang demiliki batuan tersebut sebesar 60%. Mineral pelengkap berupa
amphibole, berwarna hitam yang memiliki bentuk euhedral, jumlah yang dimiliki
batuan tersebut sebesar 40%. Tidak memiliki mineral tambahan. Strukutrnya berupa
vesikuler. Dalam skala Travis (1955) batuan ini dinamakan porfiri latit, sedangkan di
skala Fenton (1950) latite.
Latite terbentuk di dalam kerak bumi sehingga mineralnya dapat mengkristal
dengan baik, pembekuannya pun sangat lambat, hasilnya mineral penyusun batuan
ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena magma yang
membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.
Keterdapatan pada perut/di dalam kerak bumi. Berasosiasi dengan batuan
basalt dan scoria. Kegunaan bahan baku industri poles.

2. Pengamatan 02

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I

Gambar 4.2 Diorite kwarsa

Pada pengamatan yang dilakukan pada batuan 02, di ketahui bahwa warna
segar dari batuan tersebut berwarna abu-abu kehitaman dan mengalami pelapukan
berwarna coklat, jenis batuan ini berupa batuan beku intermediet, memiliki tekstur
kristalinitasi yaitu holokristalin granularitasnya berupa feneritik. Batuan ini memiliki
fabric, bentuk subhedral dan relasi In-Equigranular. Komposisi mineral terdiri dari,
mineral utama feldspar berwarna putih tulang memiliki bentuk subhedral, jumlah
yang demiliki batuan tersebut sebesar 75%. Mineral pelengkap berupa kuarsa,
berwarna putih jernih yang memiliki bentuk subhedral, jumlah yang dimiliki batuan
tersebut sebesar 15%. memiliki mineral tambahan yaitu amphibole berwarna hijau
kehitaman dan bentuknya berupa subhedral jumlah yang dimiliki batuan tersebut
sebesar 10%. Strukturnya berupa massive. Dalam skala Travis 1955 batuan ini
dinamakan Diorite Kwarsa, sedangkan di skala Fenton 1950 Quartz Diorite
Porphyri.
Diorit Kuarsa batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang terbentuk
dari hasil peleburan lantai samudera yang bersifat mafic pada suatu subduction zone.
biasanya diproduksi pada busur lingkaran vulkanis, dan membentuk suatu gunung
didalam cordilleran (subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan
pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths (banyak beribu-ribu
mil-kuadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan
gunung api gabungan dengan lahar andesite.
Kegunaan batu Diorit Kuarsa ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen
dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi
bangunan / jalan raya. Biasanya berasosiasi dengan Monzonit dan Andesine Porfori.

3. Pengamatan 03

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I

Gambar 6.3 Monsonit kwarsa

Pada pengamatan yang di lakukan pada batuan 03, diketahui bahwa warna
segar dari batuan tersebut berwarna abu-abu dan mengalami pelapukan berwarna
coklat kehitaman, jenis batuan ini berupa batuan beku intermediet, memiliki tekstur
kristalinitasi yaitu holokristalin, granularitasnya berupa feneritik. Batuan ini
memiliki fabrik, bentuknya berupa anhedral dan relasi In-Equigranular. Komposisi
mineral terdiri dari, mineral utama Amphibole berwarna hitam memiliki bentuk
anhedral, jumlah yang demiliki batuan tersebut sebesar 50%. Mineral pelengkap
berupa feldspar, berwarna putih tulang yang memiliki bentuk anhedral, jumlah yang
dimiliki batuan tersebut sebesar 40%. memiliki mineral tambahan yaitu kwarsa
berwarna putih jernih dan bentuknya berupa anhedral jumlah yang dimiliki batuan
tersebut sebesar 10%. Strukutrnya berupa vesikuler. Dalam skala Travis (1955)
batuan ini dinamakan Monsonit Kwarsa, sedangkan di skala Fenton (1950) Quartz
Monzonite Porphyri.

Monzonite merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan


mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih. Monzonite adalah
batuan batuan beku plutonik yang terdiri dari jumlah yang kira-kira sama dari
plagioklas dan feldspard orthoclase.

Quartz monzonit adalah batuan beku intrusife, yang berarti bahwa itu
terbentuk ketika magma cair di dinginkan di bawah permukaan bumi . Geolog
percaya ini terjadi karna lempeng tektonik bergerak dan bertabrakan satu sama lain .
Dengan melihat kandungan mineral utama dan mineral tambahan sesuai dengan

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
klasifikasi Travis (1955) dan klasifikasi IUGS (1974) batuan ini dinamakan dengan
Monzonite.

Batuan ini biasanya berasosiasi dengan mineral Olivine. Kegunaan batuan ini
yaiutu sebagai bahan bangunan. Monzonite banyak ditemukan di kabupaten Keerom,
Papua. Proses penambamgan Tambang Terbuka dengan metode penambangan
Quarry.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
4,. Pengamatan 04

Gambar 4.4 Quartz diorite porphyri

Pada pengamatan yang dilakukan pada batuan 04, di ketahui bahwa warna
segar dari batuan tersebut berwarna abu-abu dan mengalami pelapukan berwarna
coklat, jenis batuan ini berupa batuan beku intermediet, memiliki tekstur kristalinitasi
yaitu holokristalin granularitasnya berupa feneritik. Batuan ini memiliki fabrik,
bentuknya berupa subhedral dan relasi In-Equigranular. Komposisi mineral terdiri
dari, mineral utama feldspar berwarna putih tulang memiliki bentuk anhedral,
jumlah yang demiliki batuan tersebut sebesar 50%.
Mineral pelengkap berupa biotit, berwarna hitam yang memiliki bentuk
subhedral, jumlah yang dimiliki batuan tersebut sebesar 50%. memiliki mineral
tambahan yaitu kwarsa berwarna putih jernih dan bentuknya berupa subhedral
jumlah yang dimiliki batuan tersebut sebesar 20%. Strukutrnya berupa vesikuler.
Dalam skala Travis (1955) batuan ini dinamakan Diorite Kwarsa, sedangkan di
skala Fenton (1950) Quartz Diorite Porphyri.
Granit merupakan batuan yang berasal dari proses large intrusi, yaitu
pembekuan batuan dalam suhu tinggi sehingga mineral mineral penyusunnya akan
sempurna dan berukuran besar besar. Granit merupakan batuan beku asam, batuan
dalam atau disebut batuan plutonik. Granit ini berbutir sangat kasar dengan
kombinasi warna antara putih dengan abu-abu. Sebagai contoh Granit pluton dari
pulau Karimun berwarna abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Granit sering digunakan untuk pondasi galangan kapal, dermaga, pengeras
jalan, dan bahan bangunan lainnya. Granit mempunyai variasi warna yang indah.
Mineral ini berasal dari magma asam , terutama tersusun oleh mineral kuarsa,
ortoklas, plagioklas, Na, kadang terdapat hornblende, biotit muskovit dalam jumlah
kecil.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
Granit berasosiasi dengan batuan plutonik (Gabro dan Diorit). Proses
penambangan Granit dilakukan seperti pada penambangan andesit yaitu dengan
metode penambangan Quarry.

5. Pengamatan 05

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I

Gambar 4.5 Granit Pegmatit

Pada pengamatan yang dilakukan pada batuan 05, di ketahui bahwa warna
segar dari batuan tersebut berwarna abu-abu dan mengalami pelapukan berwarna
coklat, jenis batuan ini berupa batuan beku asam, memiliki tekstur kristalinitasi yaitu
holokristalin, granularitasnya berupa feneritik. Batuan ini memiliki fabrik, bentuknya
berupa euhedral dan relasi In-Equigranular. Komposisi mineral terdiri dari mineral
utama plagioklas berwarna abu-abu memiliki bentuk anhedral, jumlah plagioklas
yang dimiliki batuan tersebut sebesar 50%. Mineral pelengkap berupa biotit,
berwarna hitam yang memiliki bentuk anhedral, jumlah yang dimiliki batuan
tersebut sebesar 30%. Memiliki mineral tambahan yaitu kuarsa berwarna bening dan
bentuknya berupa subhedral, jumlah yang dimiliki batuan tersebut sebesar 20%.
Strukturnya berupa massive. Dalam skala Travis (1955) batuan ini dinamakan
Granit, sedangkan di skala Fenton (1950) Granit Pegmatit.

Granit pegmatite adalah batuan beku plutonik, yang terdiri dari injeksi
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu pada permukaan bumi. Pada
larutan sisa kristalisasi, kandungan silikat yang rendah yang kemudian
memungkinkan meningkatnya keterdapatan air, dan menurunkan viskositas larutan
dan titik beku mineral-mineral sehingga menyebabkan pegmatite terbentuk.

Kegunaan Granit Pegmatite yaitu sebagai bahan bangunan rumah dan


gedung, untuk bangunan monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias (dekorasi),
dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti lantai,
westafel dan meja di bidang kontruksi. Sistem penambangannya adalah Quarry
(tambang terbuka). Berasosiasi dengan batuan Niorit.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
VIII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum Petrologi yang membahas tentang batuan beku 1, dapat
disimpulkan bahwa batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras. Kemudian dapat diketahui pula bahwa batuan beku
dibedakan ke dalam empat jenis batuan beku, yaitu Asam, Intermediet, Basa, dan
Ultrabasa. Selain itu, dalam mendeskripsi batuan, perlu diperhatikan warna, jenis
batuan, tekstur, komposisi mineral, dan struktur suatu batuan. Dan untuk pemberian
nama pada batuan digunakan dua macam skala, yaitu skala Fenton (1950) dan skala
Travis (1955).

IX. SARAN

Praktikan menyarankan agar sarana lab diperlengkap contohmya seperti AC


agar kami para praktikan dan asisten tidak gerah dan kepanasan di dalam lab.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BATUAN BEKU I
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy Setya., Batuan dan Mineral. Nova. Bandung

Hyndman, Donald W., 1985. Petrology of Igneous and Metamorphic Rocks.

Rocks Minerals Properties of Basalt Stones. 2011.

Tim Dosen dan Asisten., 2016. Penuntun Praktikum Petrologi. Laboratorium


Batuan. Jurusan Teknik Pertambangan. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar.

ABDUL RAHMAN A HASDIMAN ALUDIN


09320140011 09320130041

Anda mungkin juga menyukai