Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM SPONTAN


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Lapangan Stase
Maternitas

DISUSUN OLEH:
Badriati Chairun Nisah
16160047

PROGRAM PENDIDIKKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2017
POST PARTUM

A. PENGERTIAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selam kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2006).
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa di mana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu
sekitar 6 minggu, proses perubahan pada organ-organ reproduksi disebut
involusi (Wiknjosastro, 2005)
Kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal. Di mulai dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus
dan proses laktasi (Manuaba, 2007).
Masa puerpenium (nipas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Saifuddin, 2006)
Masa nifas (peurpenium )adalah masa pulih kembali mulai dari persalin
selesai samapi alat kandung kembali seperti semula/pra hamil dan lamanya
berlangsung yaitu 6 minggu. (Nugroho, 2011).
Jadi masa nifas adalah masa setelah melahirkan sampai alat kandungan
kembali seperti semula/seperti sebelum hamil.

B. FISIOLOGI/PATOFISIOLOGI

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia internal
maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama. Otot-
otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-
perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi
dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia
kala(Nugroho, 2011).
C. PATHWAY

Post Partum Normal

Perubahan biologis Kala pengeluaran


janin
Perubahan hormonal
terlalu cepat Ruptur perinium

Perubahan energi Pengeluaran cairan Terputus kontinuitas


(Pendarahan) jaringan
Dx: Keletihan Luka jahitan di
Dx: Kekurangan perinium
Volume Cairan
Dx: Nyeri Dx: Resiko
akut infeksi

D. TANDA DAN GEJALA


Adanya perubahan fisik
Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen atau pelvis dari yang
seharusnya atau penurunan fundus uteri lambat.
Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah dan berbau menyengat
Terdapat bekuan darah
Uterus tidak berkontraksi
Laktasi atau pengeluaran ASI
Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh
tinggi(Prawirohardjo, 2006).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah lengkap
2. Urin

F. KOMPLIKASI
Menurut Wiknjosostro (2005) komplikasi adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan masa nifas
Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca persalinan adalah
perdarahan dengan jumlah lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Ada dua jenis
menurut waktunya, yaitu perdarahan dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan dan perdarahan nifas. Perdarahan post partum dalam 24 jam
pertama biasanya masih berada dalam pengawasan ketat dokter. Dalam dua
jam pertama, kondisi terus dipantau, salah satunya untuk mengetahui apakah
terdapat perdarahan post partum.Sementara itu, perdarahan masa nifas dapat
terjadi ketika sudah tidak berada di rumah sakit lagi. Oleh karena itu harus
waspada terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.
2. Infeksi paska persalinan (post partum)
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu melahirkan.
Keadaan ini ditandai oleh peningkatan suhu tubuh, yang dilakukan pada dua
kali pemeriksaan, selang waktu enam jam dalam 24 jam pertama setelah
persalinan. Jika suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius dan tidak ditemukan
penyebab lainnya (misalnya bronhitis), maka dikatakan bahwa telah terjadi
infeksi post partum. Infeksi yang secara langsung berhubungan dengan
proses persalinan adalah infeksi pada rahim, daerah sekitar rahim, atau
vagina. Infeksi ginjal juga terjadi segera setelah persalinan.
3. Trauma perinium
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin
dan anus. Trauma perineum adalah luka pada perineum sering terjadi saat
proses persalinan. Hal ini karena desakan kepala atau bagian tubuh janin
secara tiba-tiba, sehingga kulit dan jaringan perineum robek.

G. PENATALAKSANAAN
MenurutPrawirohardjo (2006) penetalaksanaanpost partumyaitu :
1. Medis
a. Pemberian tablet zat besi fe untuk mengatasi anemia
b. Memberikan antibiotik bila ada indikasi
2. Keperawatan
a. Kebersihan diri (meningkatkan kebersihan klien)
b. Istirahat (Mengatasi kelemah fisik dan mengembalikan energi
c. Latihan ( duduk dan berjalan)
d. Gizi ( meningkatkan status gizi)
e. Perawatan payudara (pengeluaran asi)

H. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Sakit perut , perdarahan , nyeri pada luka jahitan , takut bergerak
2. Riwayat Kehamilan
Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai
3. Riwayat Persalinan
Tempat persalinan
Normal atau terdapat komplikasi
Keadaan bayi
Keadaan ibu
4. Riwayat Nifas Yang Lalu
Pengeluaran ASI lancar / tidak
BB bayi
Riwayat ber KB / tidak
4. Pemerikasaan fisik
Keadaan umum klien
Abdoe
Saluran cerna
Alat kemih (Genetalia)
Lochea
Vagina
Perinium + rectum
Ekstremitas
Kemampuan perawatan diri
6. Pemeriksaan psikososial
Respon + persepsi keluarga
Status psikologis ayah , respon keluarga terhadap bayi
I. DIAGNOSA
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Kekurangan volume cairan b.d kekurangan cairan aktif
3. Keletihan b.d peningkatan kelemahan fisik
4. Resiko infeksi b.d trauma jaringan (Nurarif, 2013)

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
NOC :
Pain level
Pain control
Comfor level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada klien
diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan KH:
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang denga menggunakan mangement
nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC : Pain mangement
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Kaji kultur yang menyebabkan nyeri
3. Ajarkan tekhnik nonfarmokologi
4. Atur posisi senyaman mungkin
5. Kaji TTV
6. Kaji tipe dan sumber nyeri
7. Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian obat analgetik

2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif


NOC:
Fluid balance
Nutritional status : food and fluid intake

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 pada klien


diharapkan kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan KH:

1. TTV dalam batas normal


2. Tidak ada tanda dehidrasi
NIC: fluid mangement
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Dorong masukan oral
3. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
4. Tawarkan snack (jus buah segar)
5. Monitoring vital sign
6. Monitor status hidrasi
7. Kolaborasi pemberian cairan IV

3. Keletihan b.d peningkatan kelemahan fisik


NOC:
Energy conservation
Nutrional : status

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 pada klien


diharapkan keletihan dapat teratasi dengan KH:
1. Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
2. Menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi keletihan
NIC: energy management
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2. Kaji adanya faktor menyebabkan keletihan
3. Monitor nutrisi sumber energy yang adekuat
4. Antu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutahn
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit TKTP

4. Resiko infeksi b.d trauma jaringan


NOC :
Immune status
Risk control
Knowledge : infection control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada
klien diharapkan tidak terjadi infeksi dengan KH:
1. Klien bebas dari tanda gejala infeksi
2. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3. Menunjukan prilaku hidup sehat
NIC : Infection control (kontrol infeksi)
1. Bersih lingkungan setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan tekhnik isolasi
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
4. Monitor tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan pasien dan keluarga untuk menghindari infeksi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi diit TKTP
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antibiotik

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC edisi revisi jilid
2.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bima pustaka Sarwana Prawirohardjo.
Saifuddin, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal, Jakarta : EGC
Wiknjosostro. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.
Mengetahui

Pembimbing Klinik Mahasiswa

( ) ( )

Pembimbing Akademik

( )

Anda mungkin juga menyukai