Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1
PENDAHULUAN

Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau
suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap
pagi hari yang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar
dan kemampuan fisik.1
Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam saluran pencernaan
beristirahat selama anak tidur, tubuh membutuhkan asupan makanan untuk
menyokong energi untuk beraktivitas dan konsentrasi belajar. Sarapan pagi sangat
penting diberikan kepada anak di usia sekolah, maka dari itu orangtua harus selalu
memberikan dan juga membiasakan anak untuk sarapan setiap pagi. Karena
dengan sarapan pagi banyak manfaat yang bisa kita peroleh dan dapat melatih
anak untuk disiplin. 2
Sarapan juga dapat mengembalikan fungsi metabolism tubuh, dan
membiasakan sarapan pada anak setiap pagi ternyata membantu anak-anak fokus
mengerjakan tugas-tugas di sekolah. Seorang ilmuwan mengatakan sarapan pagi
merupakan makanan khusus untuk otak, hal ini didukung dari sebuah penelitian
yang menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan kecerdasan mental,
dalam artian, sarapan memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak, otak
menjadi lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk berkonsentrasi. Hal ini secara
tidak langsung akan mendatangkan pengaruh positif terhadap anak sekolah dalam
beraktivitas di sekolah.2
Namun, walaupun sarapan pagi begitu penting,hasil analisis data konsumsi
pangan dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010, menyatakan
bahwa 16,9 hingga 59 % anak sekolah dan remaja, serta 31,2 % orang dewasa
tidak terbiasa dengan sarapan. Selain itu, dari 35 ribu anak usia sekolah yang
dinilai, terdapat 26,1 % anak hanya sarapan dengan air minum, dan 44,6 %
memperoleh asupan energi kurang dari 15 %. Padahal, seharusnya memenuhi
asupan 15-25 % dari kebutuhan energi. 3
2

Sarapan mungkin terdengar sepele, namun sangat vital bagi tubuh kita,
apalagi bila dituntut untuk beraktivitas seharian. Seringkali kita mengabaikan
sarapan dengan alasan kurangnya waktu, atau bosan dengan menu sarapan yang
itu-itu saja. Padahal, sarapan bukan sekedar pengganjal perut, tapi juga
memberikan energi agar kita bisa beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih
optimal, dan tidak cepat mengantuk.2
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk memberi informasi tentang
pentingnya sarapan pagi dan bagaimana sarapan pagi yang sehat dan bergizi.
Materi dalam makalah ini nantinya akan digunakan sebagai materi penyuluhan
yang akan diinformasikan kepada ibu dan anak. Melalui makalah ini, diharapkan
pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian akan pentingnya
sarapan pagi tersebut.
3

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Sarapan Pagi


Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan
aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat
sehat lima sempurna sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang lengkap. Makan pagi dengan
makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk
mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja4.
Anak-anak yang tidak melewatkan waktu sarapan akan mengalami
gangguan fisik terutama kekurangan energi untuk beraktivitas. Dampak lain juga
akan dirasakan pada proses belajar mengajar yaitu anak menjadi kurang
konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk dan gangguan fisik lainnya. Anak-
anak yang sarapan memiliki performa yang lebih baik dalam perkembangan
kognitif di sekolah dibandingkan mereka yang tidak sarapan. 5

2.2.1. Manfaat Sarapan Pagi


Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang dewasa,
sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan
tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah,
sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan
penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik.4
Berikut ini adalah beberapa manfaat sarapan pagi:
1. Memberi energi untuk otak.
Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk
meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal,
maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif
untuk meningkatkan produktifitas.

2. Meningkatkan asupan vitamin .


4

Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan


beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan
mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis
dalam tubuh.
Jus buah segar adalah minuman yang dianjurkan untuk sarapan karena
mengandung vitamin dan mineral yang menyehatkan. Sari buah alami dapat
meningkatkan kadar gula darah setelah semalaman tidak makan. Setelah itu bisa
dilanjutkan dengan makanan seperti sereal, nasi atau roti. Menu pilihan lain
berupa roti, telur, bubur, susu, mie, pasta dan lain-lain.
3. Memperbaiki memori atau daya ingat.
Tidur semalaman membuat otak kelaparan. Jika tidak mendapat glukosa
yang cukup pada saat sarapan, maka fungsi otak atau memori dapat terganggu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suzan E. Bagwel tahun 2008 pada dua
kelompok populasi dengan kebiasaan sarapan yang rutin pada suatu kelompok dan
kebiasaan sarapan yang tidak rutin pada kelompok lainnya, menggunakan tes daya
ingat yaitu dengan cara memberikan delapan kata yang sering ditemukan oleh
kedua kelompok tersebut untuk dihafal selama lima menit, kemudian
menuliskannya kembali dalam waktu satu menit. Hasil dari tes tersebut
didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok dengan kebiasaan
sarapan rutin daripada kelompok dengan kebiasaan sarapan yang tidak rutin.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stress.
Anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa lebih, mampu
mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif, ceria, koperatif, mudah
berteman dan mudah menyelesaikan masalah dengan baik. Sedangkan anak yang
tidak sarapan tidak dapat berfikir dengan baik dan selalu kelihatan malas.
Manfaat lain dari sarapan adalah mengurangi kemungkinan jajan di
sekolah dan mengurangi risiko dari bahan tambahan makanan berbahaya seperti
zat pewarna, pengawet, pemanis, penyedap dan sebagainya. Sarapan bergizi
seimbang dan cukup mengandung karbohidrat kompleks dari serealia juga akan
mengurangi kemungkinan makan siang dan malam lebih banyak.
2.2.2 Kerugian Tidak Sarapan Pagi
5

Bila anak sekolah yang tidak sarapan pagi maka kadar gulanya akan
menurun. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh akan berusaha menaikkan kadar
gula darah dengan mengambil cadangan glikogen. Jika cadangan glikogen habis,
maka cadangan lemaklah yang diambil. Selain itu, bila tidak sarapan pagi dapat
menyebabkan konsentrasi belajar berkurang, kecepatan bereaksi menurun tajam
sehingga kemampuan memecahkan suatu masalah juga menjadi sangat menurun
yang akan menyebabkan prestasi belajar juga ikut menurun. 5
Berikut ini adalah beberapa kerugian tidak sarapan pagi:
1. Hipoglikemia
Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya ketersediaan glikogen otot tidak
tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal, tubuh memecah
simpanan glikogen dalam hati menjadi gula darah. Jika bantuan pasokan gula
darah ini habis juga, tubuh akan kesulitan memenuhi kebutuhan gula darah ke
otak. Akibatnya anak bisa menjadi gelisah, bingung, pusing, mual, berkeringat
dingin, kejang perut bahkan bisa sampai pingsan. Ini merupakan gejala
hipoglikemia atau merosotnya kadar gula darah
2. Obesitas
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan malam hari
daripada orang yang sarapan karena asupan energi cenderung meningkat ketika
sarapan dilewatkan. Mereka akan mengonsumsi lebih banyak makanan pada
waktu siang dan malam hari. Asupan makanan yang banyak pada malam hari akan
berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan sebagai glikogen. Karena
aktivitas fisik pada malam hari sangat rendah, glikogen kemudian disimpan dalam
bentuk lemak. Hal inilah yang akan mengakibatkan terjadinya obesitas.

2.2. Kebiasaan Sarapan Pagi Anak Sekolah


6

Kebiasaan sarapan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia


dalam memenuhi kebutuhannya akan sarapan yang meliputi sikap, kepercayaan
dan pemilihan makanan. Bagi sebagian orang sarapan merupakan kegiatan yang
tidak menggairahkan karena nafsu makan belum ada. Selain itu, keterbatasan
menu yang tersaji di meja makan dan waktu yang terbatas menyebabkan orang
sering meninggalkan sarapan.4
Pada sebagian kasus, terdapat beberapa anak yang tidak sarapan tetapi
masih tetap sehat dan produktif. Hal ini dapat terjadi karena masing-masing
individu dapat membentuk bioritme sendiri-sendiri. Namun, Sarapan menjadi
perilaku yang baik apabila dilakukan secara rutin atau menjadi kebiasaan.
Kebiasaan sarapan terutama pada anak sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tua
dalam membiasakan anaknya sarapan di pagi hari.5
Membiasakan anak - anak yang belum biasa sarapan pagi perlu memakai
cara yang bertahap. Mula-mula sarapan pagi diberikan dalam takaran (porsi)
sedikit kemudian secara bertahap ditambah sesuai dengan anjuran dan kebutuhan.5

i. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan Anak


Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan
pada anak sekolah : 1,6
1. Uang saku
2. Pekerjaan ibu
3. Besar anggota keluarga

2.3. Jenis Makanan Sarapan


Jenis makanan untuk sarapan dapat dipilih dan disusun sesuai dengan
keadaan dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman dalam jumlah yang seimbang.7
Pengelompokan jenis hidangan yang dikonsumsi oleh anak sekolah untuk
sarapan adalah:

1. Makanan pokok
7

2. makanan pokok dan hewani


3. makanan pokok dan nabati
4. makanan pokok, hewani dan nabati
5. makanan pokok, hewani, nabati dan sayuran
6. makanan pokok, nabati dan sayuran
7. makanan pokok, hewani, nabati, sayuran dan makanan jajanan
8. makanan jajanan
Makanan yang biasa dikonsumsi untuk sarapan oleh anak sekolah
umumnya terbatas pada makanan pokok saja dan jenis hidangan lainnya adalah
makanan jajanan.
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang (keluarga)
dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi,
psikologis, kebudayaan dan sosial. Pola makan anak umumnya terdiri dari tiga
kali makan utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali makan selingan (snack).
Sarapan sebaiknya menyumbangkan energi sekitar 25% dari asupan energi
harian yang terdiri dari sekitar 450-500 kalori dan 8-9 gram protein. Sarapan yang
mengandung sekitar 25% kebutuhan gizi sehari merupakan bagian dari
pemenuhan gizi seimbang serta dapat memengaruhi daya pikir dan aktivitas
seseorang seharian, terlebih lagi pada anak dalam usia pertumbuhan. Oleh karena
itu, sarapan pagi sebaiknya harus dilakukan setiap hari dengan menu sarapan yang
lengkap dan mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh seperti protein,
karbohidrat, vitamin, zat besi dan lemak yang mengandung omega 3 sehingga
dapat memberikan nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuh anak. 1

2.4. Kecukupan Gizi Anak Sekolah


Anak dari golongan usia sekolah memerlukan makanan yang kurang
lebih sama dengan yang dianjurkan untuk anak pra sekolah tetapi porsinya
harus lebih besar karena kebutuhannya yang lebih banyak, mengingat
bertambahnya berat badan dan aktivitas.1
Kebutuhan gizi harus disesuaikan dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan
oleh anak usia sekolah. Oleh karena itu, ada beberapa fungsi dan sumber zat gizi
yang perlu diketahui agar dapat mencukupi kebutuhan gizi anak sekolah, yaitu : 1,8
1. Energi
8

Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme


basal. Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber
lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu
bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian dan
gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan
tersebut merupakan sumber energi.
2. Karbohidrat
Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang mengandung unsur karbon dapat
digunakan sebagai bahan pembentuk energi yaitu karbohidrat, lemak dan
protein. Energi yang terbentuk dapat digunakan untuk melakukan gerakan-
gerakan tubuh baik yang disadari maupun yang tidak disadari misalnya,
gerakan jantung, pernapasan (paru-paru), usus dan organ-organ lain dalam
tubuh.
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh.
Selain itu, karbohidrat juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk kelangsungan
proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi
penghematan terhadap protein. Pangan sumber karbohidrat misalnya, serealia,
biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya menyumbang paling sedikit 50%
atau separuh kebutuhan energi keseluruhan. Proporsi asupan karbohidrat yang
disarankan untuk anak usia sekolah adalah 50-60% karbohidrat dari kebutuhan
energi per hari.
3. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Kebutuhan protein menurut adalah konsumsi yang
diperlukan untuk mencegah kehilangan protein yang diperlukan dalam masa
pertumbuhan, kehamilan dan menyusui. Pada anak usia sekolah, kebutuhan
protein relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Asupan protein
untuk anak berasal dari protein yang dapat memenuhi semua kebutuhan
asama amino esensial untuk menjaga jumlah kebutuhan agar tercukupi,
disamping menyediakan sejumlah protein ekstra yang diperlukan untuk proses
pertumbuhan.
9

Angka Kecukupan Protein (AKP) anak usia sekolah umur 7-9 tahun
adalah 400 mg untuk laki-laki dan perempuan, umur 10-12 tahun laki-laki
adalah 400 mg sedangkan untuk perempuan 350 mg. Disarankan untuk
memberi protein 1,5-2 g/kg berat badan bagi anak sekolah atau sekitar 10-15%
dari kebutuhan energi per hari.
Sumber protein terdapat dalam bahan makanan hewani yang merupakan
sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang,
kedelai dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain
4. Lemak
Fungsi lemak terutama adalah menghasilkan energi yang diperlukan oleh
tubuh, sebagai pembentuk struktur tubuh, mengatur proses yang berlangsung
dalam tubuh secara langsung dan tak langsung serta sebagai pembawa
(carrier) vitamin yang larut dalam lemak. Defisiensi lemak dalam tubuh akan
mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan terjadinya katabolisme
atau perombakan protein. Cadangan lemak akan semakin berkurang dan
lambat laun akan terjadi penurunan berat badan.
Defisiensi asam lemak akan mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan
terjadinya kelainan pada kulit. Sumber lemak diantaranya susu, minyak olive,
minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak ikan dan lain-lain. Menurut
WHO (2008), kebutuhan lemak untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35%
dari kebutuhan energi total.
5. Vitamin
Vitamin dan mineral diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
normal. Bila asupan vitamin dan mineral tidak mencukupi maka pertumbuhan
akan terganggu dan menghasilkan sejumlah penyakit akibat defisiensi.

a) Vitamin larut lemak


Asupan harian vitamin larut lemak ditentukan dari berat badan. Pemberian
vitamin A harus diperhatikan karena banyak kasus defisiensi vitamin A pada
kelompok usia anak sekolah. Vitamin D juga dibutuhkan untuk penyerapan
10

dan penyimpanan kalsium ke tulang. Kebutuhan dari sumber bahan makanan


tergantung pada faktor non-dietary, seperti lokasi geografis dan waktu yang
dihabiskan diluar ruangan. Anak-anak yang tinggal di daerah tropis tidak
memerlukan tambahan vitamin D atau hanya butuh sekitar 2,5 g (100 IU)
atau kurang dari itu untuk mengoptimalkan penyerapan kalsium dalam
tubuhnya. Temperate zones (daerah diluar lingkungan tropis) memerlukan
vitamin D yang berasal dari sumber bahan pangan sebesar 5 g (200 IU).
b) Vitamin larut air
Vitamin larut air yang dibutuhkan adalah vitamin C yang berperan aktif
dalam pembentukan dan menjaga keseimbangan dalam sel serta meningkatkan
ketahanan tubuh untuk melawan penyakit infeksi.
Mineral Kebutuhan mineral pada anak usia sekolah sangat penting dalam
menjaga keadaan normal fisiologis tubuh. Mineral yang berperan adalah
mineral makro seperti elektrolit (natrium dan kalium) yang terlibat dalam
regulasi keseimbangan air dalam tubuh. Mineral dalam tulang (kalsium dan
fosfor) berperan penting sebagai kofaktor protein, regulasi fungsi otot,
pembekuan darah dan pengeluaran energi seluler. Kalsium diperlukan untuk
menjaga keseimbangan pertumbuhan tulang yang kebutuhannya bergantung
pada laju penyerapan seseorang, faktor diet seperti kuantitas protein, vitamin
D dan fosfor. Trace element atau mineral mikro seperti zat besi terlibat dalam
transport oksigen yang jika kekurangan akan menyebabkan anemia. Mineral
mikro lainnya seperti zinc berperan bagi metabolisme energi, sintesis protein,
pertumbuhan dan kematangan organ seksual yang jika kekurangan akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan, nafsu makan rendah dan ketajaman
pengecapan/perasa menurun.

BAB 3

KESIMPULAN
11

Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan


aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat
sehat lima sempurna sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi segala aktivitas.
Anak-anak yang tidak melewatkan waktu sarapan akan mengalami
gangguan fisik dan pikiran terutama kekurangan energi untuk beraktivitas.
Dampak lain juga akan dirasakan pada belajar yaitu anak menjadi kurang
konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk dan gangguan fisik lainnya

DAFTAR PUSTAKA
12

1. Martianto D, Riyadi H, Retnanignsih, dan Kutsiyah L.2006 Materi pokok


gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta:Universitas Terbuka.
2. Departemen Kesehatan Indonesia. Pentingnya Sarapan Pagi. Obtained
From:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/LembarInformasi-No-
2-2011.pdf
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Hasil Analisis Data
Konsumsi Pangan. 2010. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
4. Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan.Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
5. Ahmad S, Waluyo dan Fatimah. 2011. Hubungan kebiasaan Sarapan Pagi
dan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di SDN Kledokan
Depok Sleman.
6. Rohayati.2001.Perilaku Makan Pagi dan Jajan Anak sekolah Penerima
PMT AS di Daerah Pantai dan Pegunungan Provinsi NTT.
7. Departemen Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.
8. Almatsier S.2002.Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi.PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai