Muharam
Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi, Universitas Singaperbangsa Karawang
Abstrak
Potensi garis pantai pesisir utara Kabupaten Karawang cukup besar yaitu sekitar 84,23 km,
yang membentang di 9 (sembilan) kecamatan dengan luas wilayah tambak 18.000 hektar. Potensi
ini ternyata tidak diimbangi dengan keadaan social ekonomi yang lebih baik, sebaliknya justru banyak
permasalahan yang ditemui di antaranya kemiskinan dan kesenjangan social ekonomi yang cukup
besar serta tingkat pendidikan yang cukup rendah. Keadaan ini adalah merupakan imbas dari
kerusakan lingkungan di wilayah pesisir, sehingga mempengaruhi kehidupan social ekonomi
masyarakat pesisir.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penanaman
mangrove di sepanjang wilayah pesisir pantai, kenapa mangrove karena tanaman ini secara ekologis,
fisik, soaial dan ekonomi mampu mencegah dan melindungi kawasan pesisir pantai. Secara ekonomi
dan ekologis perairan mangrove berperan sebagai tempat asuhan (nursery ground) bagi berbagai jenis
hewan aquatic yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti ikan, udang, kepiting dan kekerangan.
Secara fisik berperan sebagai penahan abrasi pantai, intrusi air laut, penahan badai dan angin yang
bermuatan garam, serta menurunkan kandungan karbondioksida (CO2) di udara dan penambat
bahan-bahan pencemar di perairan pantai.
Penanaman mangrove di pesisisr panatai utara Kabupaten Karawang dapat dilakukan
dengan sistem zonasi yaitu zonasi atau penanaman di kawasan sabuk hijau(pinggir pantai),di alur
sungai, di kawasan budidaya tambak, dan di kawasan perbatasan tambak dan sawah. Diharapkan
dengan penanaman mangrove ini kerusakan lingkungan dapat diperbaiki, dan lebih lanjut dapat
secara lingkungan dapat mendukung usaha-usaha ekonomi berbasis air / tambak masyarakat di
sekitar wilayah pesisir.
PENDAHULUAN
Kabupaten Karawang terletak di bagian utara Propinsi Jawa Barat dengan letak
geografis berada di antara 1000 02 1070 40 BT dan 5 0 56 6 0 34 LS. Luas wilayah
Kabupaten Karawang adalah 1.753,27 km2 atau 3,73 % dari luas propinsi Jawa Barat.
Secara administratif sampai saat ini Kabupaten Karawang terdiri dari 30 kecamatan, sedang
untuk wilayah pesisir utara terdiri dari 9 kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah
Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Tempuran, Cilebar, Pedes, Batujaya, Cibuaya, Tirtajaya,
dan Pakisjaya.,
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi di wilayah pesisir pantai utara Kabupaten
Karawang secara umum adalah sebagai berikut (Bappeda Karawang, 2007) :
1. Tingkat kemiskinan mencapai 34,86 %
2. Angka putus sekolah mencapai 6,83 %
3. Pengangguran mencapai 5,17 %
4. Angka butu huruf mencapai 14,62 %
5. Kesenjangan sosial ekonomi mencapai 80,94 %
6. Termasuk masyarakat yang tidak berdaya dibidang social seperti usia jompo,cacat
mental,fisik dan yatim piatu mencapai 5,14 %
1
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
7. Rata rata jenjang pendidikan masyarakat yang belum mencapai Wajar Diknas 9 tahun
mencapai 33,22 %
Secara fisik masalah yang dihadapi oleh kawasan pesisir Karawang adalah rusaknya
ekologi pantai karena tidakadanya vegetasi pelindung kawasan pesisir, sehingga secara
umum kondisi bibir pantai mayoritas mengalami abrasi. Hasil pengamatan lapangan Penulis
bersama Tim PPTP-JABAR (2011) terlihat bahwa di Pantai Utara Karawang terutama di 5
kecamatan, yaitu Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Tempuran, Cibuaya, dan Tirtajaya
tanaman mangrove yang tersisa teramat sedikit. Jumlah populasi mangrove kurang dari 10%
dari total garis pantai, itupun dalam konstelasi garis tipis dengan rata-rata lebar sekitar kurang
dari 50 meter, dan hampir tidak ada ekologi mangrove yang memenuhi kualifikasi untuk
disebut sebagai hutan (forest) mangrove.
Ekologi mangrove yang semakin tipis ini praktis sudah tidak mampu lagi melindungi
kawasan pantai dan belakang pantai dari penetrasi arus, ombak dan angin, sehingga rupa
pantai utara Kabupaten Karawang ini sudah banyak dirusak oleh abrasi atau pengikisan
pantai, dan di tempat lainnya ada yang mengalami sedimentasi secara massif dan tidak
beraturan. Pada kawasan tambak budidaya pun saat ini sudah jarang ditemukan pohon
mangrove yang tumbuh dengan baik, sehingga ikan yang berada dalam tambak budidaya
sudah sering mengalami kematian akibat dari kekurangan oksigen dan kualitas air dalam
tambak budidaya yang kurang baik.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, serta melindungi kawasan pantai dari
kerusakan lingkungan yang lebih hebat, maka penanaman mangrove sebagai pelindung
kawasan pesisir pantai sangat diperlukan. Penanaman ini bisa dilaksanakan oleh Masyarakat,
dinas instansi terkait (Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perikanan Kelautan dan
Peternakan Karawang) dan oleh Perhutani serta BKSDA Jabar.
2
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
3
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
Karena sifat lingkungannya keras, misalnya karena genangan pasang surut air laut,
perubahan salinitas yang besar, perairan yang berlumpur tebal dan anaerobic, maka pohon-
pohon mangrove telah beradaptasi baik secara morfologi maupun fisiologi. Adaptasi tersebut
dapat dilihat pada bentuk sistim perakaran yang khas mangrove. Perakaran ini berfungsi
untuk membantu mangrove bernapas dan tegak berdiri
Dilihat dari segi ekosistem perairan, ekologi mangrove mempunyai arti yang sangat
penting. Berbagai jenis hewan laut hidup di kawasan ini atau sangat bergantung pada
eksistensi ekologi mangrove. Perairan mangrove dikenal berfungsi sebagai tempat asuhan
(nursery ground) bagi berbagai jenis hewan aquatic yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
seperti ikan, udang, kepiting dan kekerangan.
Peranan terpenting ekologi mangrove terhadap ekosistem perairan pantai adalah lewat
luruhan daunnya yang gugur berjatuhan ke dalam air. Luruhan daun mangrove ini merupakan
sumber bahan organic yang penting dalam rantai pakan (food chain). Kesuburan perairan
sekitar kawasan mangrove kuncinya terletak pada masukan bahan organic yang berasal dari
luruhan guguran daun ini. Sementara daun mangrove segar merupakan pakan yang digemari
kambing dan sapi/kerbau.Daun yang gugur ke dalam air menjadi bahan makanan bagi
berbagai jenis hewan air yang dihancurkan terlebih dahulu oleh kegiatan bakteri dan jamur
(fungi). Hancuran bahan-bahan organic(detritus) kemudian menjadi bahan makanan penting
bagi cacing, krustacea, dan hewan-hewan lain. Pada tingkat berikutnya hewan-hewan inipun
menjadi makanan bagi hewan-hewan lainnya yang lebih besar dan seterusnya. Pada ekologi
hutan mangrove yang cukup tebal dapat pula dikembangkan budidaya lebah madu bakau
yang khasiatnya sangat baik.
Beberapa produk perikanan yang mempunyai nilai ekonomi penting mempunyai
hubungan erat dengan ekosistem mangrove seperti udang (panaeus), kepiting bakau (skyla
serrata), dan tiram (crassostrea). Lokasi dan potensi produksi perikanan (bandeng) dan
udang di Indonesia mempunyai kaitan erat dengan lokasi serta luas ekologi mangrove di
dekatnya.
Gambar 2. Keberhasilan pagar mangrove tepian muara sungai menjaga sedimentasi lumpur, dan
meredam arus gelombang laut, pada kawasan lain (Pasir Putih,Cilamaya Kulon) ekologi
mangrove dapat menangkap sedimen lumpur sehingga memungkinkan terjadinya tanah
timbul. (foto:pptp-jabar 2011)
Fungsi lain dari mangrove adalah melindungi garis pantai dari erosi. Akar-akarnya
yang kokoh dapat meredam pengaruh arus dan gelombang. Selain itu akar-akar mangrove
mampu menahan lumpur hingga lahan mangrove bisa semakin luas tumbuh keluar,
4
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
mempercepat terbentuknya tanah timbul. Air laut dan tawar dalam ekologi mangrove
diblending menjadi air payau yang sangat jernih, dan merupakan reservoir alamiah yang ideal
untuk tambak udang, bandeng dan ikan di belakangnya.
Secara fisik mangrove berfungsi dalam peredam angin badai dan gelombang,
pelindung dari abrasi, penahan lumpur, dan perangkap sedimen. Ekosistem mangrove mampu
menghasilkan zat-zat nutrient (organik dan anorganik) yang mampu menyuburkan perairan
laut dan pantai termasuk di kawasan tambak. Selain itupun ekosisitem mangrove berperan
dalam siklus karbon, nitrogen dan sulfur.
Secara garis besar manfaat dan fungsi hutan mangrove secara fisik dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Penahan abrasi pantai.
Penahan intrusi (peresapan) air laut ke daratan.
Penahan badai dan angin yang bermuatan garam.
Menurunkan kandungan karbondioksida (CO2) di udara (pencemaran udara).
Penambat bahan-bahan pencemar (racun) diperairan pantai.
Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam yang memberikan banyak
keuntungan bagi manusia, berjasa untuk produktivitasnya yang tinggi serta kemampuannya
memelihara alam. Mangrove banyak memberikan fungsi ekologis dan karena itulah
mangrove menjadi salah satu penunjang utama keberhasilan perikanan baik perikanan laut
maupun budidaya.
Mangrove memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut dan tambak,
mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur, serta perairan mengrove
kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik. Dengan rata-rata produksi primer
yang tinggi mangrove dapat menjaga keberlangsungan populasi ikan, kerang dan lainnya.
Mangrove menyediakan tempat perkembangbiakan dan pembesaran bagi beberapa spesies
hewan khususnya udang, dan kepiting.
Secara biologi fungsi dari pada hutan mangrove antara lain sebagai daerah asuhan
(nursery ground) bagi biota yang hidup pada ekosisitem mengrove, fungsi yang lain sebagai
daerah mencari makan (feeding ground) karena mangrove merupakan produsen primer yang
mampu menghasilkan sejumlah besar detritus dari daun dan dahan pohon mangrove dimana
dari sana tersedia banyak makanan bagi biota-biota yang mencari makan pada ekosistem
mangrove tersebut, dan fungsi yang ketiga adalah sebagai daerah pemijahan (spawning
ground) bagi ikan-ikan tertentu agar terlindungi dari ikan predator, sekaligus mencari
lingkungan yang optimal untuk memisah dan membesarkan anaknya. Selain itupun
merupakan pemasok larva udang, ikan dan biota lainnya. (Claridge dan Burnett,1993).
Pembuatan 1 ha tambak ikan pada hutan mangrove alam akan menghasilkan
ikan/udang sebayak 287 kg/tahun, namun dengan hilangnya setiap 1 ha hutan mangrove akan
mengakibatkan kerugian 480 kg ikan dan udang di lepas pantai per tahunnya (Turner, 1977).
Dari sini tampak bahwa keberadaan hutan mangrove sangat penting bagi produktivitas
perikanan pada perairan bebas.
5
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
6
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
3) Kawasan Budidaya;
Pada kawasan tambak budidayaperlu dilakukan penanaman mangrove, jenis yang dapat
ditanam pada kawasan ini adalah rhizophora ataupun api-api (avicenia) hal ini sangat
bermanfaat bagi lingkungan budidaya, mengingat perakaran mangrove dapat
meningkatkan kadar oksigen pada air tambak yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan ikan dan udang, selain itu luruhan daun mangrove jenis api-api (avicenia)
yang jatuh ke tambak akan diurai oleh mikroba dan dijadikan pakan organik yang
sangat baik untuk udang dan ikan.
Adapun pola penanaman mangrove pada kawasan ini dapat dilakukan pada
tanggul dalam atau 20% pada kawasan tambak atau pada lahan tandon.
7
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
CAREN
POLA TANAM-1
Gambar. 5
CAREN
POLA TANAM-2
Gambar. 6
CAREN
POLA TANAM-3
Gambar. 7
Gambar.7, Penanaman pada tendon, sebelum air masuk pada kawasan budidaya,
maka air diendapkan dulu pada petak tandon kemudian dialirkan
pada petak pemeliharaan ikan atau udang.
8
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
PENUTUP
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa kawasan pesisir pantai utara Kabupaten
Karawang telah mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga menurunkan daya dukung
lingkungan terhadap kegiatan fisik, social, ekonomi masyarakat di sekitarnya. Ini lebih lanjut
berakibat pafa tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang disinyalir makin menaiknya tingkat
kemisikinan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan rehabilitasi kawasan dengan
penanaman mangrove, ini dikarenakan ekologi mangrove baik secara fisik, ekologis, sosial,
dan ekonomi sangat bermanfaat bagi kawasan pesisir serta masyarakat penghuni wilayah
tersebut. Penanaman dapat dilakukan dengan sistem zonasi yaitu kawasan sabuk hijau, alur
sungai, kawasan budidaya tambak, dan kawasan perbatasan tambak dan sawah.
9
Muharam, Penanaman Mangrove Sebagai.......
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam, dan A. Whitten. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatra.
Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta.
Claridge D., and Burnett, J. 1993. Mangrove Ecology. Ashmare Qld, Wet Paper
Publications.
Noor, Y.R., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di
Indonesia. PKA/WI-IP. Bogor.
Perhimpunan Pembudidaya Tambak Pantai Utara (PPTP) Jawa Barat. 2011. Survey Dan
Perencanaan Lokasi Penanaman Dan Pembenihan Mangrove Di Pantai Utara
Karawang. Kerjasama Dinas PKP dan PPTP Karawang.
Turner, R.E. 1977. Intertidal Vegetation and Commercial Yields of Penaeid Shrimp. Trans.
Am. Fish. Soc. 106: 411-416.
RIWAYAT PENULIS
Muharam, Ir., M.P. adalah Dosen Kopertis Wilayah IV dpk pada Faperta UNSIKA
Karawang. Pendidikan S1 di Fateta IPB Bogor , dan S2 di Program Pascasarjana UNPAD
Bandung.
10