UJI TARIK
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan pengujian tarik (tensile test) terhadap suatu material.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan dalam suatu
perancangan konstruksi dan proses manufaktur adalah kekuatan tarik. Kekuatan
tarik suatu bahan di dapat dari hasil uji tarik (tensile test) yang dilaksanakan
berdasarkan standar pengujian yang telah baku seperti ASME section IX 2013.
Terdapat beberapa Spesimen pada uji tarik. Bentuk spesimen sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
2.1.1 Spesimen Plat
Batang uji berupa plat ditentukan dahulu Gauge Lengthnya, yaitu .
Setelah itu diambil titik tengah dari Gauge Length, yaitu dan
kembali panjang Gauge Lenghtnya apakah tepat atau tidak, setelah itu
lalu ditentukan titik tegah Gauge Lenghtnya. Stelah itu diukur lagi
Setelah itu ditandai dengan penitik. Gambar 1.2 berikut ini merupakan spesimen
round bar yang akan mendapat perlakuan uji tarik.
Kesemuanya itu diberi tanda dengan penitik kemudian diukur kembali panjang
Pada pengujian tarik spesimen diberi beban uji aksial yang semakin besar
secara kontinyu. Sebagai akibat pembebanan aksial tersebut, spesimen mengalami
pada mesin uji tarik berupa grafik, yang merupakan fungsi beban dan
pertambahan panjang dan disebut sebagai grafik dan kemudian dijadikan
pada perpotongan garis tersebut dengan kurva . Gambar 1.5 berikut ini
( ). Oleh karena itu penggunaan grafik ini terbatas pada konstruksi yang
.............................................................................................. (1.1)
............................................................................ (1.2)
Dimana :
Adapun langkah-langkah untuk mengkonversikan grafik kedalam
didapat dari mesin dengan tinggi grafik maksimal atau membagi beban yield
(bila ada) dengan tinggi yield pada grafik. Sedangkan untuk menentukan
skala pertambahan panjang, membagi panjang setelah patah dengan panjang
pertambahan total pada grafik Dari perhitungan tersebut akan didapatkan
data:
Skala beban(P)
Skala pertambahan panjang ( )
c. Mengambil 3 titik di daerah elastis,3titik di sekitar yield (termasuk y), 3 titik
di sekitar beban maksimal(termasuk u), dan satu titik patah (f). Menentukan
besar beban dan pertambahan panjang sepuluh titik tersebut berdasarkan skala
yang telah dibuat diatas. Untuk membuat tampilan yang baik terutama pada
daerah elastis, menentukan terlebih dahulu kemiringan garis proporsional ( )
dengan memakai persamaan Hooke di bawah ini :
............................................................................................................. (1.3)
......................................................................................................... (1.4)
Dimana :
sepuluh titik acuan tersebut. Grafik yang terjadi (Gambar 1.6) akan mirip
dengan grafik , karena pada dasarnya grafik dengan grafik
dengan dengan grafik terletak pada keadaan kurva setelah titik (beban
ultimate). Pada grafik setelah titik , kurva akan turun sampai patah di
titik (frakture), sedangkan pada grafik ,grafik akan terus naik sampai
....................................................................................................... (1.7)
............................................................................................... (1.8)
Dimana :
Untuk titik ke-10, adalah luas penampang setelah patah, sedangkan untuk
....................................................................................................... (1.9)
Dimana :
.................................................................................................... (1.10)
Dimana :
c. Regangan ( )
.................................................................................... (1.11)
Dimana :
.......................................................................... (1.12)
Dimana :
Reduksi penampang dapat juga digunakan untuk menetukan keuletan
material. Semakin tinggi nilai , semakin ulet material tersebut.
BAB III
METODOLOGI
3.1.2 Bahan
1. Spesimen uji tarik pelat.
2. Spesimen uji tarik round bar.
3. Spesimen uji tarik deformat.
4. Specimen uji tarik beton neser.
5. Kertas milimeter.
3.2 Langkah Kerja
1. Menyiapkan Spesimen
Ambil spesimen dan jepit pada ragum.
Ambil kikir, dan kikir bekas machining pada spesimen yang
memungkinkan menmyebabkan salah ukur.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen..
2. Pembuatan gauge length
Ambil penitik dan tandai spesimen dengan dua titikan sejuh 50 mm.
Posisikan gauge lenght tepat di tengah-tengah spesimen.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
3. Pengukuran dimensi
Ambil spesimen dan ukur dimensinya.
Catat jenis spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
4. Pengujian pada mesin uji tarik
Catat data mesin pada lembar kerja.
Ambil kertas milimeter dan pasang pada tempatnya.
Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat.
Setting beban dan pencatat grafik pada mesin tarik.
Berikan beban secara kontinyu sampai spesimen patah.
Amati dan catat besarnya beban pada saat yield, ultimate dan patah
sebagaimana yang tampak pada monitor beban.
Setelah patah, ambil spesimen dan ukur panjang dan luasan penampang
yang patah .
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Artinya
mencari l
= 32,6 kN
103,75mm2
= 0,31 kN/ mm2
Tegangan Tarik Maksimum ( u )
= 43,4 kN
103,75 mm
= 0,42 kN/ mm2
Regangan maksimum
= (L/Lo)x100%
Artinya
Mencari l,
= 45,8 kN
58,49 mm2
= 0,78 kN/ mm2
Tegangan Tarik Maksimum ( u )
= 61,4 kN
58,49 mm
= 1,05 kN/ mm2
Regangan Maksimum
= (L/Lo)x100%
artinya
Mencari l,
= 23,4 kN
123,7 mm2
= 0,19 kN/ mm2
= 29,4 kN
123,7 mm
= 0,24 kN/ mm2
Regangan maksimum
= (L/Lo)x100%
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji tarik yang mengacu pada standart ASTM E8 dapat disimpulkan
hal-hal berikut:
a. Pada specimen plat memiliki y(kN/mm2) = 0,31, u(kN/mm2) = 0,42,
E(kN/mm2)= 4,66, max(%) =22,3 , max(%) = 57
b. Pada specimen beton neser memiliki y(kN/mm2) = 0,78, u(kN/mm2) = 1,05,
E(kN/mm2)= 36, max(%) =24,4 , max(%) = 13
c. Pada specimen raund bar memiliki y(kN/mm2) = 0,19, u(kN/mm2) = 0,24,
E(kN/mm2) = 31,25, max(%) =18,4 , max(%) = 51
d. Spesimen 2 memiliki kekuatan elastic paling besar karena nilai tegangan
yieldnya paling besar
e. Spesimen 2 memiliki kekuatan tarik paling besar karena memiliki tegangan
maksimum paling besar
f. Spesimen 2 memiliki kekakuan paling besar karena modulus elastisitasnya
paling tinggi.
g. Spesimen 3 memiliki keuletan paling rendah karena memiliki elongation
paling kecil.
5.1 Saran
1. Pada saat melakukan pengujian harus dilakukan dengan langkah yang benar.
2. Sebaiknya sudah mempelajari semua hal yang berkaitan dengan praktikum.
3. Menggunakan alat pelindung diri jika memungkinkan adanya potensi bahaya
pada saat pengujian dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA