Chapter II (Filtip) PDF
Chapter II (Filtip) PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Worm screw adalah salah satu peralatan yang terdapat pada pabrik kelapa
sawit. Dimana worm screw ini terdapat pada mesin pengepress (screw press).
Pada mesin, fungsi dari pada worm screw untuk memindahkan sekaligus
mengepres buah sawit sehingga ampas terpisah dari cairan baik itu berupa air
maupun minyak. Worm screw terdiri dari dua unit, yang mana masing-masing unit
memiliki ulir yang berlawanan dan arah putar yang berlawanan. Jarak ulir yang
satu dengan yang lainnya tidak sama, dimana jarak ulir yang satu dengan yang
lain semakin mengecil. Berikut ini adalah gambar dari worm screw.
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ; pemilihan material, pembuatan pola
pisau, sistem rencana pengecoran (saluran turun, cawan tuang, pengalir, saluran
Worm screw yang digunakan terbuat dari baja bahan cor, yaitu baja
paduan. Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi, karbon dan unsur lainnya.
kekerasan dan kekutan baja. Kandungan karbon didalam baja sekitar 0,1-0,7%,
didalam lapisan baja untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas atau
amat besar terhadap sifatnya. Tujuan penambahan unsur campuran lain kedalam
lain untuk menghasilkan sifat yang dikehendaki pada baja. Unsur-unsur campuran
itu yaitu silikon (Si), mangan (Mn), chrom (Cr), molibden, dan nikel (N).
suatu pabrik kelapa sawit. Alat ini memiliki ulir dan arah putaran searah jarum
jam. Dimana masing-masing ulir antara satu dengan yang lainnya mempunyai
jarak yang sama. Dimana fungsinya adalah untuk memindahkan buah maupun
ampas kelapa sawit. Dari segi fisiknya screw konfeyor dibuat dari bahan baja cor
Baja cor digolongkan kedalam baja karbon dan baja paduan. Coran baja
karbon adalah paduan besi karbon dan digolongkan menjadi 3 macam yaitu : baja
karbon rendah (C<0,20%), baja karbon menegah (0,20-0,50%) dan baja karbon
perpanjangan yang tinggi dan harga bentur serta mampu las yang baik. Baja cor
mempunyai struktur yang buruk dan sifat yang getas apabila tidak diadakan
perlakuan panas dengan cara pelunakan atau penormalan maka baja cor menjadi
Baja cor paduan adalah baja cor yang ditambah unsur-unsur paduan. Salah
satu atau beberapa dari unsur-unsur paduan seperti mangan, khrom, molybdenum
atau nikel dibutuhkan untuk memberikan sifat-sifat khusus dari baja paduan
tersebut misalnya sifat-sifat ketahanan aus, ketahanan asam, korosi atau keuletan.
Contoh baja cor adalah baja cor tahan karat dan baja cor tahan panas.
Baja paduan didefenisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan satu
atau lebih unsur campuran seperti nikel, kromium, molibden, vanadium, mangan,
dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat yang dikehendaki (keras,
kuat dan liat), tetapi unsur karbon tidak dianggap sebagai salah satu unsur
campuran. Penambahan unsur didalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu
unsur atau lebih dan tergantung pada karakteristik atau sifat-sifat baja yang dibuat.
Suatu kombinasi antara dua unsur atau lebih unsur campuran memberikan sifat
khas dibandingkan dengan satu unsur campuran, misalnya baja yang dicampur
dengan kromium dan nikel akan menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras
1. Baja karbon mempunyai kekuatan yang terbatas dan tegangan pada baja
4. Kekerasan dan kekuatan baja karbon akan mulai turun bila temperatur
unsur krom sampai 12% sehingga membentuk lapisan tipis berupa oksida
unsur yang menyebabkan karatan. Baja tahan karat yang paling baik
lebih rendah dari pada kadar karbon pada besi cor dan biasanya kurang dari
1,0%C. Sebagai unsur-unsur tambahan selain karbon, baja cor mengandung 0,20
sampai 0,70 Si, 0,5 samapai 100% Mn, fosfor dibawah 0,06 dan belerang dibawah
0,06%.
Struktur mikro dari baja karbon yang mempunyai kadar karbon kurang
dari 0,8% terdiri dari ferit dan perlit. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah
jumlah perlit. Dalam hal ini apabila kadar karbon diatas 0,8% baja ini terdiri dari
perlit dan sementit yang terpisah. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah
jumlah sementit.
2.2.2 Sifat-sifat coran baja karbon
Penambahan mangan juga memberikan kekuatan tarik yang lebih tinggi tetapi
memberikan harga yang lebih tinggi untuk batas mulur dan serta kekuatan tarik.
Perbaikan dari sifat-sifat baja cor dengan jalan menormalkan sangat jelas
apabila kadar karbonnya lebih tinggi. Kalau coran baja ditemper pada 6500C
dari coran baja karbon. Gambar 2.3 menunjukkan hasil pengujian tarik dari baja
karbon yang dinormalkan pada berbagai temperatur. Kekuatan baja karbon sangat
turun, diatas kira-kira 3000C. Perpanjangan dan pengecilan luas turun kalau
Untuk mengukur sifat-sifat mekanis dari baja cor karbon, batang uji
diambil dari bagian-bagian yang berhubungan dengan badan utama atau dari
Baja cor khusus terdiri dari cor paduan rendah dan baja cor paduan tinggi
yang dibuat dengan menambahkan macam-macam unsur paduan kepada baja cor
karbon. Mangan dan juga sisilium biasanya selalu tercampur waktu pengolahan
baja, sehingga dalam hal ini baja cor tidak dapat disebut baja cor khusus, kecuali
Baja ini disebut baja paduan rendah apabila unsur paduannya ditambahkan
mampu kerasnya agak buruk dan hanya kulitnya yang keras. Lapisan yang
mengeras menjadi lebih tebal dengan menambah Mn, Cr, Mo, atau Ni. Baja
tersebut boleh dikatakan mempunyai mampu keras yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena karbon larut dalam austenit yang menyebabkan baja menjadi
berbagai baja yang dicelupkan terhadap berbagai kadar karbon. Kalau kadar
karbon, tetapi tidak demikian untuk kadar karbon lebih dari 0,5-0,6%. Hubungan
antara kadar karbon dan kekerasan ini dapat dipergunakan untuk baja karbon,
karena kekerasan yang tertinggi ditentukan oleh kadar karbon, sedangkan macam
atau kadar unsur paduan hanya memperdalam lapisan yang keras dan tidak
menambah kekerasan.
terhadap perbedaan kekerasan yang kecil antara kulit dan bagian tengahnya.
Tetapi kalau baja karbon dikeraskan dengan menambah unsur paduan maka
Pada umumnya sifat-sifat baja cor menjadi lebih buruk kalau massanya
keuletan yang lebih buruk dibanding dengan kulitnya. Hal ini disebabkan oleh
yang lebih dekat ke tengah, pembekuannya menjadi lebih lambat dan strukturnya
menjadi lemah. Baja cor paduan rendah terdiri dari beberapa macam seperti
diuraikan dibawah ini : baja cor mangan rendah dan baja cor krom mangan
mempunyai mampu keras yang lebih tinggi dari pada baja cor karbon biasa,
sehingga dengan pengolahan panas yang cocok didapat baja yang murni dan ulet.
Baja cor paduan karbon rendah dipergunakan untuk bagian-bagian mesin yang
memerlukan kekuatan dan keuletan, dan baja cor paduan karbon tinggi dipakai
Baja cor tahan karat adalah baja yang diperbaiki tahanan korosinya dengan
menambah nikel atau krom, dan ini akan memberikan katahanan korosi,
ketahanan panas dan ketahanan dingin yang baik sekali dibandingkan dengan baja
cor karbon biasa. Baja didalam air atau udara akan berkarat oleh oksidasi,
sedangkan baja paduan dengan kandungan krom lebih dari harga tertentu
mempunyai sifat pasif terhadap oksidasi dan bebas dari karat. Kandungan krom
yang banyak cendrung untuk membuat sifat pasif dan kebanyakan baja tahan karat
mengandung krom lebih dari 12%. Selanjutnya apabila nikel ditambahkan, maka
ketahanan korosi, keuletan pada temperatur rendah, mampu olah dan mampu
lasnya sangat diperbaiki. Baja tahan karat ini dapat digolongkan menjadi baja
tahan karat martensit, austenit dan ferit sesuai dengan struktur mikronya.
Baja cor tahan karat martensit mempunyai mampu keras dan ketahanan
korosi yang paling baik dalam keadaan setelah dicelup dingin dan ditemper.
Contoh khas adalah baja cor yang mengandung 13% krom yang mempunyai
mampu keras sendiri dengan pengerasan alam yaitu pendinginan udara luar. Baja
ini cocok sekali untuk dipakai pada atmosfir yang bersifat korosi ringan dan cocok
untuk sesuatu yang memerlukan kekuatan, kekerasan dan ketahanan aus yang
Baja cor tahan karat austenit yang khas adalah baja cor 18 Cr-8 Ni yang
mempunyai katahanan korosi dan sifat mekanis yang baik. Struktur dari sistem
ketahanan korosi yang terbaik tak akan didapat kecuali apabila karbon larut dalam
austenit dan tidak megendap secara terpisah. Oleh karena itu baja cor ini dipakai
setelah menjadi austenit seluruhnya dan kemudian didinginkan dalam air setelah
Baja cor tahan karat ferit mengandung krom lebih dari 16% tidak dapat
dikeraskan dengan jalan pencelupan dingin. Baja ini ketahanan korosinya lebih
kecil dibandingkan dengan baja tahan karat austenit, tetapi murah sehingga
industri kimia. Baja ini terutama baik sekali dalam ketahanan korosinya terhadap
asam nitrat. Tetapi baja yang mengandung krom lebih dari 18% akan kehilangan
Umumnya, bahwa baja cor tahan panas adalah nama umum untuk baja cor
yang dipakai pada temperatur tinggi yaitu diatas 6500C. Terdiri dari baja cor
paduan tinggi dengan krom tinggi dan baja cor paduan tinggi dengan nikel tinggi
sesuai dengan komposisi kimianya. Perbedaan dengan baja cor tahan karat ialah
kandungan karbonnya lebih tinggi dan kekuatan yang tinggi pada temperatur
tinggi. Sifat-sfat yang harus dipunyai oleh baja cor tahan panas adalah sebagai
berikut :
logam, ketel uap, mesin jet, turbin gas dan tungku pemanas logam.
Baja cor mangan tinggi mengandung mangan 11 sampai 14% dan karbon
0,9 sampai 1,2% dimana harga perbandingan antara Mn dan C kira-kira 10%.
Struktur setelah dicor sangat getas karena karbit mengendap pada batas butir
austenit, sedangkan struktur yang dicelup dingin dalam air dari 10000C menjadi
austenit seluruhnya dan keuletannya menjadi lebih baik. Kekerasan baja ini kira-
kira 200 HB. Tetapi dapat dikeraskan sampai kira-kira 550 HB dengan penempatan
tinggi terhadap keausan dibawah beban lentur, dengan demikian ia dapat dipakai
sebagai bahan penghancur, lapisan dari gilingan bola silangan rel dan seterusnya.
arus berputar. Inti tidak dipergunakan pada dapur ini dan sebagai ganti inti
dipergunakan cairan baja. Dapur ini mempergunakan arus liar yang kuat yang
dialirkan kedalam cairan baja untuk dirubah menjadi panas, sehingga panas yang
terbatas atau rendah. Lilitan primer terbuat dari tembaga yang dibuat berlubang
Dinding dapur ini terbuat dari campuran asbes dengan semen dan untuk
dapur yang besar (muatan lebih dari 1 ton) terbuat dari kayu berlapis asbes atau
bahan non magnet yang tidak panas/cair karena arus listrik. Dapur ini dilengkapi
dengan mekanik pengungkit agar mudah mengeluarkan isi dapur setelah selesai
dapur dengan baja rongsokan/bekas setelah terlebih dahulu dipilih dan diketahui
tinggi mengalir ke lilitan primer sehingga didapat arus liar yang kuat dan
tahanan didalam dapur. Panas yang timbul didalam dapur digunakan untuk
melebur logam dan setelah terjadi pencairan didalam dapur, pemanasan tetap
dilakukan sampai pada temperatur yang dimestikan untuk pengeluaran baja yang
diproses yang gunanya untuk dioksidasi cairan baja. Sewaktu pencairan baja
terjadi maka terak cair dan bahan-bahan non metal berada disebelah atas (timbul
kebagian atas cairan) dan terak cair dan non metal cair yang timbul keatas
dikeluarkan dari dalam dapur. Didalam dapur ini terak cair tidak dapat diyakini
pada cairan. Untuk mencegah terjadinya oksidasi pada cairan baja didalam dapur,
maka pada permukaan cairan dimasukkan gas reduksi. Setelah proses didalam
dapur selesai, maka baja cair dikeluarkan dari dalam dapur yang ditampung oleh
tetapi dalam beberapa hal produk-produk sukar dibuat dan mempunyai cacat yang
mahal. Oleh karena itu pertimbangan yang teliti tidak dapat dihindarkan.
Pertama, bentuk dari pola hendaknya mudah dibuat. Pola yang sukar
dibuat membutuhkan waktu dan biaya yang banyak. Pola harus sederhana kecuali
bentuk-bentuk yang tidak dapat dicetak dengan cup dan drag saja atau kalau
coran. Mereka tidak didinginkan kalau menyebabkan cacat dalam penuangan dan
hilang apabila bentuk dan ukurannya dirubah sedikit. Oleh karena itu sangat
penting bahwa pembuat dan perencana tetap bekerja sama agar coran mudah
Dinding yang sangat tipis salah air dan coran yang tidak baik, maka tebal
minimum harus dipilih sesuai dengan bahannya. Pada tabel 2.1 menunjukkan
ukuran dan panjangnya. Untuk lubang yang sempit dan panjang, inti akan
terpanaskan lanjut dan terjadi fusi, maka gas dari pasir akan membentuk rongga
udara. Oleh karena itu lubang inti sebaiknya tidak terlalu panjang dan sempit.
dengan menggunakan pasir sebagai bahan cetakan. Hal ini disebabkan beberapa
faktor antara lain ; Pembuatan cetakan yang relatif mudah, biaya pembuatan yang
Cetakan pasir dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain cetakan pasir
basah, cetakan pasir kering, cetakan sapuan dan cetakan CO2. Cetakan basah yaitu
cetakan yang dibuat dari pasir yang mengandung kadar air. Karena itu cetakan ini
mempunyai resiko cacat yang besar diakibatkan terperangkapnya uap air didalam
rongga cetakan.
Cetakan pasir kering yaitu cetakan pasir yang tidak mengandung kadar air.
Cetakan ini biasa digunakan untuk pengecoran paduan lain. Cetakan sapuan
digunakan untuk benda coran berukuran besar, berat dan mempunyai bentuk
silinder sirkular seperti silinder yang besar dan roller untuk pabrik kertas.
Bahan Kurang
200 400 400 800 800 1250 1250 2000 2000 3200
dari 200
Besi cor
3 4 5 8 8 10
Kelabu
Basi cor mutu
45 56 68 8 10 10 12 12 16
tinggi
Basi cor
56 68 8 10 10 12 12 16 16 20
bergrafit bulat
Baja cor 5 6 8 10 12 16
berikut :
cetakan dengan kekuatan yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat
permukaan, kecuali jika udara atau gas yang terjadi dalam cetakan waktu
c. Distribusi besar butir yang cocok. Permukaan coran diperhalus kalau coran
dibuat dalam cetakan yang berbutir halus. Tetapi kalau butiran pasir terlalu
halus, gas dicegah keluar dan membuat cacat, yaitu gelembung udara.
Distribusi besar butir harus cocok mengingat dua syarat tersebut yang
diatas.
Butir pasir dan pengikat harus mempunyai derajat tahan api tertentu
terhadap temperatur tinggi, kalau logam cair dengan temperatur tinggi ini
dikehendaki.
f. Mampu dipakai lagi.
Pasir yang telah digunakan sebaiknya dapat didaur ulang atau digunakan
kembali. Butir-butir pasir sebaiknya tidak pecah akibat panas yang tinggi
Pasir cetak yang paling lazim dipakai adalah pasir gunung, pasir pantai,
pasir sungai dan pasi silica yang disediakan alam. Beberapa dari pasir tersebut
dipakai begitu saja dan yang lain dipakai setelah dipecah menjadi butir-butir
dengan ukuran yang cocok. Kalau pasir mempunyai kadar lempung yang cocok
dan bersifat adhesi mereka dipakai begitu saja, sedangkan kalau sifat adhesinya
kurang, maka perlu ditambah lempug kepadanya. Kadang-kadang berbagai
kadar lempung dibawah 10 sampai 20% mempunyai adhesi yang lemah dan baru
Pasir silica (SiO2) merupakan pasir yang terbaik karena dapat menahan
temperatur tinggi tanpa terurai atau leleh. Pasir silika biasanya murah, mempunyai
tinggi dan cenderung untuk ikut bersatu (menempel) dengan logam. Disamping
itu pasir ini banyak mengandung debu dan oleh karenanya membahayakan
kesehatan kerja.
Disamping pasir silica dapat pula dipakai pasir zircon (ZrSiO2) yang
berwarna kuning tadi dan kegunaan utama adalah untuk cor dan bagian
yang tinggi dan halus, refractory yang baik dan berat jenisnya tinggi, disamping
Untuk ukuran benda kerja yang kecil dan bentuknya liku-liku maka pasir ukuran
kecil harus dipergunakan supaya bentuk detail dari benda kerja dapat sempurna
diperoleh. Sedangkan makin besar benda yang harus dicor, maka makin besar
pula ukuran pasir yang harus dipakai, karena makin besar ukuran pasir makin
dicapai pun tidak terlalu tinggi. Suatu bentuk yang tidak teratur serta tajam dari
butir-butir pasir lebih disukai untuk pembuatan cetakan, karena hal ini menjamin
ikatan yang lebih kuat dari suatu butir pasir lainnya hingga cetakan menjadi kuat
1. Bentuk butir dari pasir cetak digolongkan menjadi butir pasir bundar, butir
pasir sebagian bersudut, butir pasir bersudut, butir pasir kristal. Dari
diantara jenis butiran pasir diatas yang paling banyak adalah jenis butir
2. Tanah lempung terdiri dari kaolinit, ilit dan mon morilonit, juga kwarsa
jika ditambah air akan menjadi lengket. Ukuran butir dari tanah lempung
sejenis dari tanah lempung dengan besar butiran 0,01-10m dan fasa
3. Pengikat lain. Inti sering dibuat dari pasir yang dibubuhi minyak nabati
itu, resin, air kaca atau semen digunakan sebagai pengikat khusus.
2.7 Pola
Pola adalah bentuk dari benda coran yang akan digunakan dalam
pembuatan rongga cetakan. Pola yang digunakan dalam pembuatan cetakan terdiri
dari pola logam dan pola kayu. Pola logam digunakan untuk menjaga ketelitian
ukuran coran, terutama pada produksi massal, dan bisa tahan lama serta
produktifitasnya lebih tinggi. Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat,
karena itu pola kayu lebih cocok digunakan dalam cetakan pasir.
Pemilihan pola bergantung beberapa faktor seperti :
3. Jenis dari proses pencetakan dan tipe cetakan dan peralatan yang
dibutuhkan.
4. Tahan pada pemakaian dan pengikisan, korosi dan pengaruh bahan kimia.
penggunaannya sebagai contoh, logam tahan panas seperti ; besi cor, baja cor dan
paduan tembaga adalah cocok untuk pola pada pembuatan cetakan kulit,
sedangkan paduan ringan adalah mudah diolah dan dipilih untuk pola yang
tangan.
Hal yang pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan pola adalah
dengan mesin. Penetapan kup, drag dan permukaan pisah adalah hal yang paling
penting untuk mendapatkan coran yang baik. Dalam hal ini dibutuhkan
antara lain :
3. Permukaan pisah lebih baik hanya satu bidang, permukaan pisah yang
1. Pola pejal yaitu pola yang biasa dipakai, dimana bentuknya hampir serupa
a. Pola Setengah. Pola ini dibuat untuk membuat cetakan dimana kup dan
bidang.
c. Pola Belahan Banyak. Pola dibagi menjadi tiga atau lebih untuk
inti.
inti.
Gambar 2.9 Pola Tunggal
3. Pola pelat kup dan drag. Pola diletakkan pada dua pelat demikian juga
adalah pelat kup dan drag. Kedua pelat dijamin oleh pena agar bagian atas
Dari beberapa macam pola diatas, diambil kesimpulan bahwa pola yang
digunakan untuk perancangan pembuatan worm screw ini adalah jenis pola belah.
sebelumnya sebanyak tambahan penyusutan pada ukuran pola dapat dilihat pada
tabel 2.3.
(Sumber : Prof.Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr.Kenji Chijiiwa, Teknik Pengecoran Logam,
Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1986, hal 52)
2.7.3 Bahan-bahan untuk pola
Bahan-bahan yang dipakai untuk pola ialah kayu, resin dan logam.
1. Kayu
Kayu yang dipakai untuk pola ialah kayu seru, kayu aras, kayu pinus, kayu
jelutung, kayu mahoni, kayu jati dan lain-lain. Pemilihan kayu menurut macam
dan ukuran pola, jumlah produksi dan lamanya dipakai. Kayu yang kadar airnya
lebih dari 14% tidak dapat dipakai karena akan terjadi pelentingan yang
disebabkan perubahan kadar air dalam kayu. Kadang-kadang suhu udara luar
harus diperhitungkan dan ini tergantung pada daerah dimana pola itu dipakai.
2. Resin Sintetis
Dari berbagai macam resin sintetis, hanya resin epoksid-lah yang banyak
dipakai. Bahan ini mempunyai sifat-sifat penyusutan yang kecil pada waktu
mengeras, tahan aus yang tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik dengan
yang dibuang setelah dipakai dalam cara pembuatan yang lengkap. Pola dibuat
dengan menambahkan zat pembuat busa pada polistirena untuk membuat berbutir,
dan membuat busa. Berat jenisnya yang sangat kecil yaitu 0,02-0,04 dan resin ini
sebagai pola.
Resin epoksid dipakai untuk coran yang kecil-kecil dari satu masa
Bahan yang lazim dipakai untuk pola logam adalah besi cor. Biasanya
dipakai untuk besi cor kelabu karena sangat tahan aus, tahan panas (untuk
pembuatan cetakan kulit) dan tidak mahal. Kadang-kadang besi cor dipakai agar
lebih kuat. Paduan tembaga juga biasa dipakai untuk pola cetak kulit agar dapat
memanaskan bagian cetakan yang tebal secara merata. Bahan aluminium ringan
dan mudah diolah, sehingga sering dipakai untuk pena atau pegas sebagai bagian
1. Pengkerutan
sudut miring pada sisi model yang paralel dengan arah penarikan.
ini pembuat model akan mengetahui wujud akhir (dari gambar teknik) dari
produk model yang akan dibuatnya, hingga dapat menambahkan berapa
4. Distorsi
5. Goyangan
mengadakan sedikit goyang kekanan dan kekiri, meskipun hal ini tidak
yang kecil serta permukaan hasil cetak tidak dikerjakan lanjut, maka hal
model.
Fungsi inti adalah untuk mencegah pengisian logam cair pada bagian suatu
produk yang diinginkan berongga, dan juga mempermudah pola keluar dari
cetakan. Inti terdiri dari inti pasir basah dan inti pasir kering. Inti pasir basah
terbuat dari pasir cetakan, sedangkan inti pasir kering dibuat dari CO2 dan pasir
2. Menyalurkan udara dan gas-gas dari cetakan yang keluar melalui inti.
3. Memegang inti, mencegah bergesernya inti dan penahan inti terhadap gaya
a) Telapak inti mendatar berinti dua. Dalam hal ini inti dipasang mendatar
b) Telapak inti dasar tegak. Inti ditahan tegak oleh telapak inti pada
c) Telapak inti tegak bertumpu dua. Telapak inti dipasang pada drag dan juga
d) Telapak inti untuk penghalang (sebahagian). Pola inti tidak dapat ditarik
kearah tegak lurus pada permukaan pisah karena ada tonjolan yang jauh
ditentukan oleh ukuran tebalnya irisan dan macam logam yang dicairkan. Kualitas
Sistem saluran adalah jalan masuk cairan logam yang dituangkan kedalam
rongga cetakan. Cawan tuang merupakan penerima cairan logam langsung dari
ladel. Saluran turun adalah saluran yang pertama membawa cairan logam dari
Pengalir adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke
bagian-bagian yang cocok pada cetakan. Saluran masuk adalah saluran yang
1. Saluran Turun
Saluran turun dibuat lurus dan tegak dan irisan berupa lingkaran. Kadang-
kadang irisannya dari atas sampai bawah, atau mengecil dari atas ke bawah. Yang
turun dibuat dengan melubangi cetakan dengan menggunakan suatu batang atau
Konstruksinya harus tidak dapat dilalui oleh kotoran yang terbawa dalam logam
cair. Oleh karena itu cawan tuang tidak boleh terlalu dangkal. Cawan tuang
dilengkapi dengan inti pemisah, dimana logam cair dituangkan disebelah kiri
saluran turun. Dengan demikian inti pemisah akan menahan terak atau kotoran,
turun.
Terkadang satu sumbat ditempatkan pada jalan masuk dari saluran turun
agar aliran dari logam cair pada saluran masuk cawan tuang selalu terisi. Dengan
demikian kotoran dan terak akan terapung pada permukaan dan terhalang untuk
lingkaran, sebab irisan demikian mudah dibuat pada permukaan pisah dan juga
pengalir mempunyai luas permukaan terkecil untuk satu luasan tertentu, sehingga
membuang kotoran tersebut. Ada beberapa cara untuk membuang kotoran tersebut
turun)
d. Membuat penyaring
Saluran masuk dibuat dengan irisan yang lebih kecil daripada irisan
pengalir, agar dapat mencegah kotoran masuk kedalam rongga cetakan. Bentuk
cetakan.
2.8.3 Penambah
dalam pembekuan coran, sehingga penambah harus membeku lebih lambat dari
pada coran. Kalau penambah terlalu besar maka persentase terpakai akan
dikurangi, dan kalau penambah terlalu kecil akan terjadi rongga penyusutan.
disamping coran, dan langsung dihubungkan dengan saluran turun dan pengalir
sangat efektif dipakai untuk coran ukuran kecil dan menengah. Penambah atas
merupakan penambah yang dipasang diatas coran, biasanya berbentuk silinder dan
Cairan logam yang dikeluarkan dari tanur diterima dalam ladel dan
ladel jenis penyumbat seperti pada gambar, sedangkan untuk coran kecil
Ladel dilapisi oleh bata samot atau bata tahan apiagalmatolit yang
mempunyai pori-pori kecil, penyusutan kecil dan homogen. Nozel atas dan
dibuat juga dari bata karbon. Nozel dibuat cukup panjang agar membentuk
tumpahan yang halus tanpa cipratan. Ladel harus dikeringkan lebih dahulu oleh
penuangan yang tenang agar mencegah cacat coran seperti retak-retak dan
buruk, kandungan gas, oksidasi karena udara, dan ketelitian permukaan yang
buruk. Oleh karena itu kecepatan penuangan yang cocok harus ditentukan
atas dan penuangan bawah. Penuangan bawah memberikan kecepatan naik yang
kecil dari cairan baja dengan aliran yang tenang. Penuangan atas menyebabkan
kecepatan tuang yang tinggi dan menghasilkan permukaan kasar karena cipratan.
Selain itu dalam hal penuangan atas, laju penuangan harus rendah pada
nozel harus diusahakan agar tidak boleh menyentuh cetakan. Perlu juga mencegah
cipratan dan memasang nozel tegak lurus agar mencegah miringnya cairan yang
jatuh.
2.10 Pengujian dalam Pengecoran
a. Pirometer benam
pyrometer benam yang dapat habis yang dilindungi oleh pipa kertas.
b. Pengujian batang
kawat baja lunak dengan diameter 4 sampai 6 mm dan sebuah jam pengukur.
Ujung kawat baja tersebut dicelupkan kedalam cairan dan waktu yang dibutuhkan
temperatur.
Baja cair diciduk dimasukkan kedalam cetakan pasir atau dalam sendok
membentuk lapisan tipis oksida diukur dengan jam pengukur dan dikonversikan
kepada temperatur.
d. Lain-lain
temperatur.
2.10.2 Pengujian terak
Baja cair disiduk dengan sendok dan dituang kedalam cetakan baja
dituangkan dengan hati-hati kedalam cetakan logam atau cetakan pasir. Pada saat
kadar fosfor dan kadar oksidasi besi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
posfor menyebabkan baja menjadi getas dan oksida besi menyebabkan retakan
batas butir. Batang uji yang dibor dan ditempa dilanjutkan dengan penempaan