3.1 Geomorfologi
geomorfologi ini lebih dipengaruhi oleh adanya proses erosi dan gaya
sesar dan lipatan. Satuan ini menempati sekitar 15% dari daerah
26
27
dengan 30%. Batuan penyusunnya berupa batu pasir, batu pasir tufaan,
berupa lipatan.sesar dan Satuan ini menempati sekitar 65% dari daerah
Satuan geomorfologi ini terdiri dari bentang alam perbukitan yang relatif
agak curam dengan elevasi antara 875 - 1225 meter di atas permukaan laut,
memiliki relief agak curam, kemiringan lerengnya antara 14% sampai dengan
sisipan batupasir tufaan berukuran halus. Pola pengaliran yang berkembang pada
suatu pola tertentu pada suatu sistem aliran sungai hingga menghasilkan
berbagai macam sistem pola pengaliran sungai. Hal ini merupakan refleksi dari
proses morfologi yang terjadi pada daerah tertentu baik akibat aktivitas tektonik
maupun erosi yang terjadi di daerah tersebut. Selain itu pola aliran sungai pun
suatu wilayah.
Dengan mengamati sifat fisik batuan, keadaan topografi, struktur geologi yang
Daerah vulkanik, kerucut (kubah) intrusi dan sisa - sisa erosi. Pola
pengaliran radial pada daerah vulkanik disebut sebagai pola pengaliran multi
radial. Pola pengaliran radial memiliki dua sistem yaitu sistem sentrifugal
(menyebar ke luar dari titik pusat), berarti bahwa daerah tersebut berbentuk
kubah atau kerucut, sedangkan sistem sentripetal (menyebar kearah titik pusat)
untuk membuat suatu rekontruksi geologi dan untuk menjelaskan tentang keadaan
Geologi di daerah pemetaan, untuk penjelasan ini akan dibagi kedalam 4 bagian,
antara lain :
1.Stratigrafi
2. Struktur geologi
3. Sejarah geologi
4. Kebencanaan
3.2.1 Stratigrafi
(litologi unit) daerah pemetaan berdasarkan ciri ciri litologi yang diamati dari
satuan batuan daerah pemetaan ke dalam lima satuan batuan. Satuan batuan
tersebut ditinjau dari umur relatifnya yang lebih tua antara lain:
1. Satuan batugamping
2. Satuan batupasir
5. Aluvium
bagian barat laut daerah pemetaan, seperti yang terlihat pada singkapan di
Warna segar pada satuan ini adalah putih dengan warna lapuk cokelat, kemas
Fo
to 3.4 Singkapan batugamping stasiun 54 di sungai
Cibatutepas Foto : Indramawan
pada bagian barat laut daerah pemetaan. Singkapan tersebut banyak terdapat
di sungai Cibatutepas
34
antara batugamping ini dengan satuan batupasir yang ada diatasnya adalah
tidak selaras.
dengan sisipan berupa batupasir sangat halus dan batulempung yang berarah
warna segar abu abu gelap, warna lapuk hitam, besar butir pasir sedang,
berupa batupasir sangat halus berwarna segar abu abu gelap, warna lapuk
hitam, besar butir pasir sangat halus, bentuk butir menyudut tanggung, kemas
batulempung berwarna segar abu abu terang, warna lapuk abu - abu gelap,
kontak antarlapisan erosional. Pada satuan ini juga terdapat beberapa struktur
Foto : Hendriyana
36
Foto 3.6 Struktur sedimen graded bedding (stasiun 50), paralel laminasi (stasiun 40), dan bioturbasi
(stasiun 42)
karena adanya struktur geologi berupa sesar naik pada batas kontak antara
dan Batulanau pada Lembar Cianjur yang berumur Miosen Awal (Tabel 3.7).
Satuan Breksi ini merupakan satuan batuan yang terdiri dari breksi
sedimen dengan komponen lebih dari satu jenis (polimik) yaitu batuan beku
seperti yang terlihat pada singkapan di stasiun 12 di daerah Cinengah (Foto 3.8).
Secara megaskopis matriks breksi ini berwarna segar abu abu gelap, warna
38
lapuk hitam, ukuran butir pasir kasar, bentuk butir menyudut tanggung, terpilah
batupasirnya berwarna segar abu abu gelap, warna lapuk hitam, ukuran butir
pasir kasar, bentuk butir menyudut tanggung, terpilah sedang, kemas terbuka,
warna segar putih, warna lapuk cokelat, besar butir halus, bentuk butir
Anggota Breksi dan Batupasir dimana satuan ini diendapkan selaras dengan
Tengah). Oleh karena itu Satuan Breksi ini diperkirakan diendapakan pada
tengah.
Batupasir pada Lembar Cianjur yang berumur Miosen Awal (Tabel 3.8).
warna segar putih kecoklatan, warna lapuk coklat, besar butir pasir sedang,
segar putih kecoklatan, warna lapuk coklat, besar butir pasir sangat halus,
41
berada di bagian atas dari Satuan Batupasir dan Satuan Breksi, oleh karena itu
Satuan Batupasir Tufaan ini merupakan satuan batuan yang memiliki umur
dengan peneliti terdahulu satuan ini memiliki umur relatif Miosen Akhir
yang diendapkan secara tidak selaras dengan satuan batuan yang berada
dibawahnya yaitu Satuan Breksi dan Satuan Batupasir. Oleh karena itu
bawahnya.
Batupasir Tufaan pada Lembar Cianjur yang berumur Miosen Akhir (Tabel
3.9).
3.2.6 Aluvium
lempung, lanau, pasir, dan bongkah yang banyak hadir sebagai bongkahan
Foto : Hendriyana
44
keseluruhan lokasi pemetaan dan tersebar pada bagian utara daerah pemetaan
secara tidak selaras dengan satuan batuan lainnya. Oleh karena itu hubungan
stratigrafi endapan ini dengan satuan batuan lainnya adalah tidak selaras.
(Tabel 3.10).
Aluvium Aluvium
(Penulis 2012) (Sudjatmiko, 1972)
Aluvium terdiri dari material sedimen Lempung, lanau, pasir, dan kerikil.
lepas berukuran berukuran lempung, Terutama endapan sungai sekarang.
lanau, pasir, dan bongkah yang banyak Termasuk rombakan lereng di utara dan
hadir sebagai bongkahan berupa di selatan Cianjur
batulempung, batulanau, batupasir, Formasi ini berumur Resen.
andesit, basalt, dan batugamping.
Aluvium berumur Resen
pada jenis struktur dan arah umum strukturnya yang didapat berdasarkan data
geologi regionalnya.
pemetaan meliputi struktur lipatan (antiklin dan sinklin), dan sesar (sesar naik
Pada daerah pemetaan terdapat dua struktur lipatan yang terdiri dari
satu struktur sinklin dan satu struktur antiklin. Struktur struktur tersebut
sekitar daerah desa Cinengah. Sinklin ini berada pada Satuan Tuf dan Breksi.
Sinklin ini didapat dari adanya arah dip yang saling berlawanan di daerah
di sekitar desa Sukaresmi hingga desa Cibitung. Antiklin ini berada pada
Satuan Batupasir Halus. Antiklin ini didapat dari adanya arah dip yang saling
dilakukan melalui analisa data citra landsat dengan melihat adanya suatu
bidang kelurusan dan interpretasi peta topografi, seperti pola pengaliran sungai,
47
pola kontur, dan pola kelurusan punggungan dan lembahan. Sedangkan untuk
struktur sesar di lapangan, seperti air terjun, serta breksiasi, dan cermin sesar
pemetaan antara lain Sesar Mendatar Dekstral Palasari dan Sesar Naik
Kemang.
keberadaan struktur sesar ini antara lain adanya kelurusan pada interprertasi
Gambar 3.10 Kelurusan sesar mendatar dekstral dilihat dari data citra satelit
48
lapangan yaitu dengan ditemukannya adanya air terjun sebagai suatu hasil
struktur sesar, adanya breksiasi, dan ditemukannya cermin sesar di stasiun 47-
Foto 3.12 Indikasi struktur geologi berupa cermin sesar (stasiun 47), air
terjun(stasiun 34) dan breksi sesar (stasiun 26)
Gambar 3.13 Kelurusan sesar naik kemang dilihat dari data citra satelit
batimetri berada pada kedalaman neritik dalam. Proses yang pertama kali terjadi
batgamping.
50
material sedimen pasir sedang dan breksi polimik pada kedalaman 200-800 mdpl
(middle upper bathyal) pada kala Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Pada
tufaan.
struktur geologi antiklin, sinklin, dan sesar naik yang berarah relatif timurlaut
dan erosi permukaan pada seluruh batuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
Hasil dari pelapukan dan erosi ini kemudian mengalami transportasi oleh media
berupa aluvium yang terlihat di daerah ini. Kegiatan pelapukan dan erosi ini
oleh perbukitan dengan kemiringan lereng agak curam hingga sangat curam
51
dengan batuan penyusun berupa batuan sedimen dengan tingkat erosi dan