Anda di halaman 1dari 7

KASUS: GLAUKOMA

REKAM MEDIS

Pemeriksaan Fisik Hewan

Anamnesa

Kucing mengalami pembengkakan bola mata sebelah kanan . Bagian mata


sebelah kanan terdapat vasa injectio dan pupil membesar. Kornea mata
mengalami kekeruhan dan terdapat discharge. Awal ditemukan kucing tidak mau
makan dan minum serta tidak defekasi dan urinasi. Satu hari setelah pakan diganti
kucing kembali nafsu makan dan minum serta kondisi tubuh semakin membaik.

Tabel 1 Pemeriksaan Fisik Kucing Belo


Signalement
Nama Belo
Jenis hewan/spesies Kucing
Ras/Breed Mix
Warna rambut Kuning-putih
Jenis kelamin Betina
Umur 2 bulan
Berat badan 0,6 kg
Tanda Khusus Tidak ada
Status Present
Perawatan Baik
Habitus Tulang punggung melengkung ke
Tingkah laku ba
Gizi wa
Pertumbuhan badan h
Sikap berdiri Jinak
Suhu tubuh Baik
Frekuensi nadi Baik
Frekuensi nafas 38.3 oC
Adaptasi lingkungan 132 kali/menit
36 kali/menit
Baik
Kepala dan leher
Inspeksi
Ekspresi wajah Tenang
Pertulangan kepala Tegas
Posisi tegak telinga Tegak keduanya
Posisi kepala Lebih tinggi dari tulang punggung
Palpasi
Turgor kulit Baik (< 3 detik)
Kondisi kulit Halus, tidak ada perlukaan
Mata dan orbita mata kiri
Palpebrae Membuka dan menutup sempurna
Cilia Keluar sempurna
Konjungtiva rose, tidak ada perlukaan
Membrana nictitans Tersembunyi
Mata dan orbita mata kanan
Palpebrae Membuka dan menutup sempurna
Cilia Keluar sempurna
Konjungtiva merah, ada perlukaan
Membrana nictitans Tersembunyi
Bola mata kiri
Sklera Putih
Cornea Keruh
Konjungtiva Mukosa licin, mengkilat,rose
Iris Coklat, tidak ada perlekatan
Limbus Rata, tidak ada dilatasi
Pupil Tidak ada perubahan
Reflex pupil Ada
Vasa injectio Ada
Bola mata kanan
Sklera Putih
Cornea Keruh
Konjungtiva Hiperemi, discharge mucopurulent
Iris Coklat, tidak ada perlekatan
Limbus Rata, tidak ada dilatasi
Pupil Tidak ada perubahan
Reflex pupil Ada
Vasa injectio Ada
Hidung dan sinus-sinus
rose, udara keluar masuk bebas,
tida
k
ada
pen
ye
mpi
tan
dan
pel
eba
ran
lub
ang
hid
ung
,
bas
ah
Mulut dan rongga mulut
Rusak/luka bibir Tidak ada
Mukosa Licin, rose, tidak ada perlukaan
Gigi geligi Tidak ada lubang gigi, gigi
Lidah len
gka
p
rose, tidak ada kerusakan
per
mu
kaa
n
Leher
Perototan Teraba, tidak ada pembengkakan
Trachea Tidak ada reaksi batuk
Esofagus Tidak ada isi makanan
Ln. Retropharyngealis/ ln. Teraba, kenyal, kecil, lobulasi
Mandi tida
bularis k
jela
s
Telinga
Posisi Tegak keduanya
Bau Tidak ada bau khas serumen
Permukaan bersih, halus, tidak ada perlukaan
Krepitasi Tidak ada
Reflek panggilan Ada
Thorak Sistem Pernapasan
Inspeksi
Bentuk rongga thorak Simetris
Tipe pernapasan Costalis
Ritme Teratur
Intensitas nafas Dalam
Frekuensi nafas 36 kali/menit
Palpasi
Penekanan rongga thorak Tidak ada rasa sakit
Palpasi intercostal Tidak ada rasa sakit
Perkusi
Lapangan paru-paru Tidak ada perluasan
Gema perkusi Nyaring
Auskultasi
Suara pernapasan Dominan suara vesikular inspirasi
Suara ikutan antara inspirasi jela
dan ekspirasi s
Tidak ada
Thorak Sistem Peredaran Darah
Inspeksi
Ictus cordis Tidak terlihat
Perkusi
Lapangan jantung Tidak ada perluasan
Auskultasi
Frekuensi 132 kali/menit
Intensitas Kuat
Ritme Teratur
Suara sistol dan diastol Terdengar jelas sistol dan diastol
Ekstrasistolik Tidak ada
Lapangan paru-paru Tidak ada kelainan
Sinkron pulsus dan jantung Sinkron
Abdomen dan organ pencernaan yang berkaitan
Inspeksi
Besarnya Kiri lebih besar dari kanan
Bentuknya Simetris kiri dan kanan
Suara peristaltik lambung Terdengar
Palpasi
Epigastrikus Tidak ada reaksi sakit
Mesogastrikus Tidak ada reaksi sakit (vu/usus)
Hypogastrikus Tidak ada reaksi sakit (vu/usus
bes
Isi usus halus ar)
Isi usus besar Tidak teraba makanan
Tidak teraba isi usus
Auskultasi
Peristaltik usus Terdengar
Anus
Sekitar anus Bersih
Refleks sphincter ani Ada
Perbesaran Kolon Kucing Tidak ada
Kebersihan daerah perineal Bersih
Alat gerak
Inspeksi
Perototan kaki depan Simetris
Perototan kaki belakang Simetris
Spasmus otot Tidak ada
Tremor Tidak ada
Sudut persendian Tidak ada perlukaan, tidak ada
pe
Cara bergerak-berjalan mb
eng
Cara bergerak-berlari kak
an,
tida
k
ada
kre
pita
si
Stabil

Koordinatif
Palpasi
Struktur pertulangan
Kaki kiri depan Kompak, tidak ada krepitasi
Kaki kanan depan Kompak, tidak ada krepitasi
Kaki kiri depan Kompak, tidak ada krepitasi
Kaki kiri belakang Kompak, tidak ada krepitasi
Konsistensi pertulangan Keras, kompak
Reaksi saat palpasi Tidak ada rasa sakit
Letak reaksi sakit -
Panjang kaki depan ka/ki Sama panjang
Panjang kaki belakang ka/ki Sama panjang
Palpasi
Limfoglandula poplitea
Ukuran Tidak ada pembesaran
Konsistensi Kenyal
Lobulasi Jelas
Perlekatan Tidak ada
Panas Sama panas dengan suhu kulit
seki
Kesimetrisan kanan dan kiri tar
Simetris
Kestabilan pelvis
Konformasi Tegas, proporsional
Kesimetrisan Simetris
Tuber ischii Tidak ada krepitasi
Tuber coxae Tidak ada krepitasi
Diagnosis Klinis Glaukoma
Diagnosa Banding Uveitis, Konjungtivitis
Prognosa Fausta
Uji Lanjut Tes tonometry

Gambar 1 Glaukoma (peningkatan IOP) pada mata sebelah kanan


Etiologi
Glaukoma merupakan penyakit pada mata karena peningkatan tekanan
intraokular (IOP) sebagai dampak kerusakan dari sel ganglion retina dan optic
disk yang akan menyebabkan kebutaan jika tidak diatasi. Tekanan intraokular
normal mata sekitar 10-35 mmHg tergantung pada pemeriksa, tonometer, tabel
konversi, ras, umur, dan spesies. Glaukoma terjadi akibat adanya penyumbatan
aliran aqueous humor. Aqueous humor disekresikan oleh epitel processus siliari
dari kamar belakang hingga mencapai kamar depan dengan penyilangan pupil
(Morgan 2011).
Glaukoma pada kucing umumnya terjadi akibat inflamasi pada iris dan
jaringan sekitarnya (chronic uveitis). Penyebab lainnya meliputi dislokasi atau
luxation lensa, perdarahan pada bola mata (hyphema), tumor, trauma, kondisi
lainnya. Cairan bagian depan mata akan langsung ke kamar belakang dan terjadi
peningkatan tekanan intraokular (Morgan 2011).
Kebutaan pada penderita glaukoma terjadi karena kerusakan parah pada
optik akibat tekanan intraokular yang tinggi dan adanya iskemia sel akson saraf
akibat tekanan intraokular maupun insufisiensi vaskular yang selanjutnya
mempengaruhi progresifitas penyakit (McMonnies 2015). Glaukoma dapatan
sering menyerang kucing dan kemungkinan hanya menginfeksi satu mata,
tergantung penyebabnya. Glaukoma primer atau bawaan jarang terjadi tetapi
terlihat pada ras Siamese dan domestik rambut pendek.

Gejala Klinis
Tingkat penyakit glaukoma menurut Langohr (2011) terbagi atas 3, yaitu:
early non-congestive glaucoma yaitu peningkatan IOP yang menyebabkan
perubahan patologis ringan; acute congestive glaucoma yaitu ada sedikit atau
tidak ada aliran air dan peningkatan IOP ekstrim (>50 mmHg). Kompresi celah
silia dan pembuluh darah untuk meningkatkan drainase via episklera, kongesti
vena konjungtiva, serta iskemia sfingter iris dan terjadi midriasis; end stage
glaucoma yaitu terjadi pembesaran bola mata dan dapat menyebabkan kebutaan
permanen. IOP dapat bervariasi.
Glaukoma akut akan menyebabkan kemerahan, discharge berair, nyeri
(berkedip berlebihan, menggesek mata), kekeruhan, dan kebutaan pada mata
terinfeksi. Glaukoma tidak akan ditemukan hingga menjadi kronis dan terjadi
pembesaran bola mata. Glaukoma biasanya ditemukan ketika mata yang diperiksa
mengalami masalah lain seperti uveitis. Glaukoma akut biasanya terkena pada
satu mata, meskipun uveitis terlihat pada kedua matanya (Morgan 2011).

Diagnosa
Glaukoma dapat didiagnosa dengan mengukur tekanan bola mata
menggunakan tonometer. Jika terkena uveitis, tes laboratorium sering
membutuhkan pencarian penyebab uveitis. Glaukoma primer didiagnosa ketika
tidak ditemukan kausa penyebab glaukoma sekunder (Morgan 2011)

Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari kasus glaukoma adalah konjungtivitis dan uveitis
(Morgan 2011)
Prognosa
Prognosa glaukoma sekunder beragam tergantung pada penyebabnya.
Kebanyakan kucing yang terkena penyakit glaukoma ringan dan uveitis berespon
baik dengan pengobatan (fausta). Glaukoma primer selalu sulit untuk diobati dan
kebanyakan mata yang terinfeksi mengalami kebutaan (Morgan 2011).

Pengobatan
Selama kucing berada dalam penanganan, kucing belum diberikan obat
namun hanya diberi pakan dan minum untuk menjaga kondisi tubuh kucing agar
tetap sehat. Lima hari kemudian kucing diberi obat yaitu timolol untuk
menurunkan tekanan intaraokular pada mata kucing tersebut. Menurut Morgan
(2011), pengobatan dilakukan untuk menurunkan tekanan, memelihara
penglihatan, dan meredakan rasa nyeri. Kebanyakan kucing diobati pada
glaukoma sekunder karena glaukoma primer jarang terjadi dan glaukoma akut
kadang tidak dikenali. Pengobatan glaukoma sekunder dilakukan dengan
pemberian obat-obatan anti glaukoma dan terapi berdasarkan penyebabnya. Obat-
obatan topikal umum digunakan pada glaukoma primer dan sekunder, akut dan
kronis, seperti beta-blocker berupa timolol (Timoptic), levobunolol (Betagen),
betaxolol (Betoptic); carbonic anhydrase inhibitors berupa dorzolamide (Trusopt),
brinzolamide (Azopt); dan kombinasi berupa timolol/dorzolamide (Casopt).
Enukleasi dapat dilakukan jika glaukoma tidak dapat terkontrol dan menyebabkan
kebutaan.

Daftar Pustaka

Langohr IM. 2011. Canine, feline, and equine glaucoma. Proceeding of the
ACVP/ ASVCP Concurrent Annual Meeting in Nashville, Tennessee, USA, 3-7
Desember 2011.
McMonnies CW. 2015. Intraocular pressure and glaucoma: Is physical exercise
benefical or a risk? J Optom. 170:1-9.
Morgan RV. 2011. Glaucoma in Cats. Philadelphia (US): Saunders Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai