Nita Prawitasari
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Abstrak
Salah satu aksi kekerasan yang paling sering terjadi di sekolah adalah
perilaku bullying. Perilaku bullying merupakan bentuk kekerasan baik secara
fisik, verbal ataupun psikologis yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat
menyerang. Di SMP Negeri 1 Jatinangor, berdasarkan data yang didapatkan,
terlihat bahwa siswa lebih banyak melakukan perilaku kekerasan dibandingkan
dengan MTS Maarif dan SMP PGRI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran perilaku bullying pada siswa SMP Negeri 1 Jatinangor.
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 103 orang yang merupakan siswa kelas VII
dan VIII di SMP Negeri 1 Jatinangor yang diambil menggunakan teknik total
sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
dimodifikasi dari materi perilaku bullying. Hasil pengujian validitas diperoleh
sebanyak 15 item yang valid dan hasil pengujian reliabilitas menunjukan nilai
Alpha Cronbach yaitu 0,790. Data yang didapatkan dianalisis dengan statistik
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebanyak 103 siswa yang
melakukan perilaku bullying, sangat sedikit dari siswa (24,2%) melakukan
perilaku bullying secara fisik, sangat sedikit dari siswa (21,9%) melakukan
perilaku bullying secara verbal, dan sangat sedikit dari siswa (16,2%) melakukan
perilaku bullying psikologis.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan pihak sekolah dapat terus
meningkatkan pelaksanaan kegiatan pembinaan, serta pengawasan terhadap
adanya perilaku bullying yang lebih membahayakan dan menjadikan kegiatan-
kegiatan konseling disekolah untuk memfasilitasi pengembangan kemampuan diri
yang lebih baik.
Kata Kunci: perilaku bullying, SMP Negeri 1 Jatinangor, siswa kelas VII-VIII
2
Abstract
Key Words: bullying behavior, SMP Negeri 1 Jatinangor, students grade VII-VIII
Usia
12 tahun 7 6,8
13 tahun 41 39,8
14 tahun 47 45,6
15 tahun 8 7,8
7
Jenis Kelamin
Laki-laki 65 63,1
Perempuan 38 36,9
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Bullying pada Siswa SMP Negeri 1 Jatinangor
Jenis Kelamin
Laki-laki 57 55,3 56 54,4 50 48,5
Perempuan 33 32,0 34 33,0 26 25,2
8
Frekuensi Presentase(
Berdasarkan tabel 4, diketahui ingin(F) membalas %)orang yang
Pernah
bahwa Membully
hampir setengah dari siswa membully yaitu 7 orang (2,7%) dan
Ya 103 39,6
Tidak
mengakui pernah melakukan bullying 157 dari siswa 60,4
sangat sedikit membully
yaitu 103Membully
Tempat orang (39,6%). Hampir untuk mendapatkan perhatian yaitu 6
Depan kelas 18 6,9
setengah dari
Ruang kelas siswa yaitu 101 orang orang (2,3%).
87 Selain itu,
33,5 sangat
(38,8%) membully teman sekelasnya sedikit dari siswa membully temannya
Orang yang dibully
Teman
dan sekelassetengah
hampir dari siswa 101
karena perilaku 38,8
atau penampilannya
Lain-lain: Semuanya 4 1,5
melakukan bullying di ruang kelas berbeda dengan yang lain seperti
Alasan Membully
yaitu 101 gendut
Bertubuh orang (33,5%). Alasan pendiam yaitu
6 11 orang2,3(4,2%),
Hanya iseng 67 25,8
siswa membully
Kelakuannya aneh temannya kelakuannya8 aneh yaitu 3,1
8 orang
Pendiam
bermacam-macam. Hampir setengah 11bertubuh gendut
(3,1%), dan 4,2yaitu 6
Untuk mendapatkan perhatian 6 2,3
Lain-lain:
dari siswa Membalas
membullyorang yang
karena membully
hanya 7
orang (2,3%). Adapun2,7analisis
Tabel 4. Kejadian Perilaku Bullying Pada Siswa SMP Negeri 1 Jatinangor
iseng yaitu 67 orang (25,8%). Sangat masing-masing item pernyataan dari
sedikit dari siswa membully karena perilaku bullying, dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5. Pernyataan Perilaku Bullying Fisik
No. Pernyataan Mean Std.Deviation
1. Saya mencubit teman saya ketika saya merasa 1,75 0,606
kesal atau tanpa alasan yang jelas.
2. Saya mendorong teman saya dengan sengaja. 1,71 0,536
3. Saya menendang teman saya dengan sengaja. 1,24 0,431
4. Saya menginjak kaki teman saya dengan 1,55 0,590
sengaja.
5. Saya melempar dengan barang seperti buku, 1,75 0,555
pensil, atau penghapus kepada teman saya
Berdasarkan tabel 5 dapat barang seperti buku, pensil atau
diketahui bahwa rata-rata skor penghapus kepada teman saya yang
tertinggi dengan nilai mean 1,75 yaitu dapat berarti bahwa jenis perilaku
terdapat pada item pernyataan "Saya bullying fisik yang paling sering
mencubit teman saya ketika saya terjadi pada siswa SMP Negeri 1
merasa kesal atau tanpa alasan yang Jatinangor adalah mencubit dan
jelas" dan Saya melempar dengan melempar dengan barang.
Jenis perilaku bullying verbal yang yang dia rasakan, apa saja yang dia
paling banyak terjadi di SMP Negeri tidak sukai (Olweus, 2002).
1 Jatinangor adalah dengan cara Untuk perilaku bullying
memanggil dengan nama julukan dan psikologis dilihat dari tabel 2, sangat
membuat / menyebarkan gosip (dapat sedikit dari siswa (16,2%) yaitu 42
dilihat pada tabel 6). Hal ini orang melakukan perilaku bullying
disebabkan karena semakin luasnya psikologis. Perilaku bullying
pergaulan anak maka akan semakin psikologis merupakan perilaku yang
banyak pembendaharaan kata yang mengintimidasi dan
dia dapatkan namun anak usia mendiskriminasikan korbannya
sekolah belum bisa menyaring mana seperti mencibir, mengucilkan,
yang boleh dia ucapkan dan tidak memandang dengan sinis,
boleh diucapkan (Agoes, 2005). memelototi, memandang penuh
Pembendaharaan kata bisa berasal ancaman, mendiamkan, meneror
dari berbagai sumber baik itu peran lewat pesan pendek, memandang
media, orang tua, ataupun lingkungan yang merendahkan (SEJIWA, 2008).
sekitar. Orang tua atau guru dapat Jenis perilaku bullying psikologis
membantu meminimalisir perilaku yang paling banyak terjadi di SMP
bullying verbal pada anak, yaitu Negeri 1 Jatinangor adalah dengan
dengan cara sering memberikan cara mengabaikan dan mengucilkan
latihan-latihan positif. Soejanto (dapat dilihat pada tabel 7). Dalam hal
(2005) menyatakan bahwa orang tua ini, bullying psikologis dapat
pun harus mengurangi mencemooh diidentikan pada perasaan anak yang
pada anak, berkata kasar dan cenderung reflek mengeluarkan apa
memberikan contoh yang baik pada yang dirasakan dan dia ekspresikan
saat berkomunikasi dengan orang lewat bahasa tubuhnya. Namun
lain. Selain itu, anak harus sering mereka belum dapat merasakan
diajak berkomunikasi secara lisan kesusahan dan kesulitan yang
dengan cara menyuruh anak bercerita dirasakan atau dialami oleh orang lain
dengan kata-kata yang baik, (Zulkifli, 2009).
mendengarkan apa saja yang Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan anak di sekolah dan apa pada tabel 2, terlihat bahwa perilaku
13
tua, siswa dan anggota masyarakat dan respon serta tersedianya sumber
mengenai perilaku bullying, strategi daya (Olweus, 2002).