Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
47
48
yang didapat oleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi ini kemudian
digabungkan oleh peneliti dalam satu tabel identifikasi risiko awal.
Tahap yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti adalah memastikan risiko
yang telah terdaftar tersebut ada atau tidak, serta mengukur tingkat keparahan dan
kemungkinan risiko kecelakaan kerja untuk mendapatkan peringkat dari masing-
masing risiko kecelakaan kerja yang telah terdaftar. Tahap ini dilakukan peneliti
dengan menggunakan metode FGD. Irwanto (2006:1-2) mendefinisikan FGD
adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai
suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Metode FGD dilakukan dengan mengumpulkan peserta sebanyak 6 orang yang
terdiri dari 2 orang pembina K3 dan 4 orang pekerja PT. SUB Unit Jember. Pada
tahap ini peneliti juga memastikan kepada forum FGD apakah risiko yang telah
terdaftar pada masing-masing area masih perlu ditambah ataukah dikurangi, untuk
memastikan bahwa risiko yang telah terdapat pada masing-masing area tersebut
telah terdaftar secara optimal dan faktual.
Peneliti kemudian menentukan peringkat risiko berdasarkan tingkat risiko
dan tingkat kemungkinan yang didapat dari hasil FGD. Peringkat risiko ditentukan
dengan cara mencocokkan hasil tingkat keparahan risiko dan tingkat kemungkinan
risiko pada matriks risiko. Hasil peringkat risiko yang telah didapatkan kemudian
digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat diagram Fault Tree Analysis.
Diagram Fault Tree Analysis disusun berdasarkan risiko yang memiliki peringkat
risiko dimulai dari moderate risk, high risk, sampai dengan extreme risk. Data
untuk penyusunan diagram ini merupakan data kronologis kejadian kecelakaan
kerja, yang didapatkan dari hasil melakukan wawancara mendalam kembali dengan
informan utama dan juga melalui data sekunder yakni berita acara kecelakaan kerja.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah mengevaluasi
risiko. Evaluasi risiko dilakukan dengan menggunakan konsep ALARP (As Low As
Reasonably Practicable), yang menekankan pengertian practicable atau praktis
untuk dilaksanakan (Ramli, 2010:98). Risiko-risiko yang telah didapatkan akan
dikategorikan menjadi secara umum dapat diterima (generally acceptable), dapat
ditolerir (tolerable), atau tidak dapat diterima (generally unacceptable).
49
Menurut Ramli (2010:98) pada area merah atau risiko tidak dapat diterima
(generally unacceptable) adanya risiko tidak dapat ditolerir, sehingga harus
dilakukan langkah pencegahan. Pada bagian kuning atau area ALARP, risiko dapat
ditolerir dengan syarat semua pengamanan telah dijalankan dengan baik. Pada area
hijau risiko sangat kecil dan secara umum dapat diterima tanpa melakukan upaya
tertentu.
Untuk menentukan suatu risiko masuk dalam salah satu dari ketiga kategori
tersebut peneliti membuat matriks ALARP. Matriks ALARP ini dibuat berdasarkan
pertimbangan dari informan utama sejauh mana suatu risiko dapat diterima
(generally acceptable), dapat ditolerir (tolerable), atau tidak dapat diterima
(generally unacceptable) dengan mempertimbangkan konteks biaya dan manfaat
pengendaliannya. Matriks ALARP yang telah selesai dibuat kemudian digunakan
untuk menentukan evaluasi risiko-risiko yang telah didapatkan pada proses
sebelumnya.
Langkah terakhir yang dilakukan adalah menentukan pengendalian risiko.
Pada langkah ini peneliti kembali melakukan wawancara mendalam kepada
informan utama untuk mendapatkan data tentang pengendalian risiko yang telah
dilakukan perusahaan untuk menanggulangi risiko-risiko tersebut.
veneer setiap tahun, PT. SUB Unit Banyuwangi yang mampu memproduksi
sebanyak 70.000 m3 bahan baku veneer setiap tahun dan PT. SUB Unit Jember
yang mampu memproduksi sebanyak 160.000 m3 bahan baku veneer setiap
tahunnya.
PT. SUB memiliki visi dan misi yang menjadi landasan dalam setiap
aktivitas kerjanya. Visi PT. SUB adalah terwujudnya industri primer hasil hutan
kayu yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui pemanfaatan dan
pemberdayaan/pembibitan hutan kemasyarakatan jenis kayu sengon. Misi PT. SUB
diantaranya adalah memanfaatkan hasil produksi tanaman sengon masyarakat
seoptimal mungkin, mensejahterakan petani sengon khususnya di Provinsi Jawa
Timur, dan melakukan pembibitan dan memperbanyak tanaman sengon di Provinsi
Jawa Timur bekerja sama dengan kelompok tani dan dinas kehutanan yang terkait
sebagai fasilitator.
51
Bahan baku
Rotary Boiler
Hand clipper
Press dryer
Repair core
Packing
Gambar 4.1 Proses Produksi Veneer PT. SUB Unit Jember (Sumber: Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) & Upaya Pemantauan Lingkungan
UPL PT. SUB Unit Jember)
Secara prinsip proses produksi mulai dari penyimpanan bahan baku sampai
dengan produk akan terbagi menjadi beberapa bagian proses. Adapun rincian dari
bagian proses tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Log yard
Bahan baku yang digunakan adalah kayu bulat (log) sengon dengan standar
sebagai berikut:
1) Diameter antara 15-60 cm
2) Panjang 100-200 cm
3) Kupas kulit
4) Kayu dari supplier/ team pencari kayu diterima di seksi log yard untuk
ditata jumlah dan volumenya. Setelah selesai pendataan, kayu di supply
ke log pool dengan jumlah dan volume yang disesuaikan dengan
permintaan bagian produksi.
52
b. Rotary
Agar dapat diproses lebih lanjut, kayu yang sudah berada di log pool dicuci
bersih dan ditentukan titik tengah kayu atau centering dengan menggunakan
busur dan kapur tulis. Setelah selesai log siap diproses dengan mesin rotary.
Hasil dari proses rotary adalah :
1) Green Veneer
Green Veneer adalah lembaran kayu yang mempunyai standar tertentu,
dan dapat diproses lebih lanjut. Hasil dari proses rotary ini biasanya
sebesar 72% dari bahan baku (log) yang digunakan.
2) Limbah Padat/Sampah
Sampah dihasilkan dari hasil kupasan pertama, berupa lapisan kayu
paling luar dan tidak dapat diproses lebih lanjut. Limbah padat berupa
kupasan kayu tersebut kemudian dibawa ke boiler untuk dibakar.
Besarnya limbah padat yang dihasilkan dari proses ini kurang lebih
sebesar 28% dari bahan baku (log) yang digunakan.
c. Hand clipper dan Auto Clipper
Green Veneer yang dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan atau
sesuai standar, ada tiga kategori hasil potongan Hand clipper, yaitu:
1) OPC
2) OPC Floorbase
3) Faceback
4) Poly-poly
d. Press dryer
Hasil dari potongan-potongan hand clipper yang berupa OPC, OPC
Floorbase, Faceback, Poly-poly dikeringkan dengan menggunakan mesin
press dryer.
e. Core Builder
Poly-poly dan potongan veneer yang tidak utuh diproses dengan mesin core
builder agar potongan-potongan veneer menjadi potongan yang utuh sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
53
f. Repair core
Veneer OPC diseleksi dan diperbaiki, yang sesuai dengan standard langsung
dikemas dengan volume 2 m3/bundle atau 230 pcs/bundel, sedangkan yang
tidak memenuhi standar kembali diproses dengan menggunakan mesin core
builder.
g. Packing
Packing merupakan tahapan akhir dari seluruh proses produksi, hasil
produksi disusun berdasarkan kualitasnya, yaitu:
1. OPC
2. OPC Floorbase
3. Faceback
4. Poly-poly
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan
bahwa area yang sering mengalami kejadian kecelakaan kerja adalah area rotary,
press dryer dan repair core, sehingga peneliti membagi berdasarkan ketiga area
tersebut, untuk mempermudah penelitian. Berdasarkan hasil wawancara mendalam,
peneliti juga menemukan bahwa bagian hand clipper merupakan bagian dari area
mesin rotary. Peneliti juga menambahkan satu area baru, yakni cakupan dari ketiga
area tersebut karena ditemukan satu risiko yang sama pada ketiga area tersebut,
yang disebut dengan lalu lintas area produksi, yakni forklift yang sedang berlalu
lalang pada ketiga area tersebut untuk mengangkut veneer dan limbah padat dari
hasil sisa pemrosesan kayu log.
Area rotary, press dryer, dan repair core tidak berada dalam gedung yang
berbeda, namun berada di dalam satu gedung yang sama. Satu set alat rotary, dan
dan satu set alat press dryer dipasang berjajar sampai ke area repair core. Hal ini
dilakukan untuk mengefisiensikan waktu sehingga aliran produk veneer tidak
terputus. Selengkapnya akan digambarkan dalam denah ilustrasi berikut:
54
2 2 2 2
U
5
3 3 3 3
4 4 4 4 4
5
4 4 4 4 4
5
4 4 4 4 4
Gambar 4.2 Ilustrasi Denah Area Rotary. Press dryer dan Repair core
Keterangan :
1. Log Pool : tempat pencucian kayu log sebelum masuk ke mesin rotary
2. Area Rotary : pada area ini kayu log yang telah dicuci dimasukkan ke mesin
rotary untuk dikupas menjadi lembaran veneer
3. Area Press dryer : pada area ini lembaran veneer dikeringkan menggunakan
mesin press dryer
4. Repair core : Area ini merupakan area workshop para pekerja repair core,
yakni bagian perbaikan dan penambalan veneer yang berlubang
55
5. Tumpukan Veneer yang siap dikirim : pada bagian ini veneer dipilah oleh
bagian quality control, dikemas dalam ukuran paket tertentu, kemudian siap
dikirimkan ke pabrik untuk selanjutnya diproses menjadi plywood
: arah aliran bahan
: pintu keluar
Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Risiko, Tingkat Keparahan, Tingkat Kemungkinan, dan Peringkat Risiko
Keberadaan Peringkat /
Penilaian Risiko
No. Aktivitas kerja Sumber Risiko Risiko Konsekuensi Risiko Kategori
Ada Tidak Kemungkinan Keparahan Risiko
1. Area Rotary
Pisau Rotary Tergores pisau Rotary Tangan terluka
D 2 L (Low Risk)
saat proses produksi
Tergores saat membawa Cedera pada
M (Moderate
atau mengganti pisau anggota tubuh E 3
Risk)
Rotary yang terkena
Terpotong pisau Rotary Tangan atau
anggota badan H (High
E 4
lainnya cidera Risk)
berat (terpotong)
Pisau Hand clipper Terpotong pisau Hand Tangan atau
clipper anggota badan H (High
E 4
lainnya cidera Risk)
berat (terpotong)
Bahan (kayu log) Mata terkena pecahan Cedera pada mata
kayu pada saat proses E 2 L (Low Risk)
pemotongan
Kepala terkena pecahan Cedera ringan M (Moderate
C 2
kayu pada kepala Risk)
Kejatuhan log Cedera pada jari
E 2 L (Low Risk)
kaki
Terjepit ketika Cedera pada
memasang log tangan atau jari E 2 L (Low Risk)
tangan
Roll and Belt Terjepit atau tergores Cedera ringan
M (Moderate
Conveyor sambungan Roll and belt pada tangan atau E 3
Risk)
conveyor jari tangan
56
57
Keberadaan Peringkat /
Penilaian Risiko
No. Aktivitas kerja Sumber Risiko Risiko Konsekuensi Risiko Kategori
Ada Tidak Kemungkinan Keparahan Risiko
Alat-alat yang Baju atau anggota tubuh Cedera sedang,
H (High
berputar (Rotary, Roll tersangkut dan tertarik dan cedera berat. E 4
Risk)
and belt conveyor) masuk
Pecahan kayu dan Tersandung dan Cedera ringan
kulit kayu (sampah terpeleset pecahan kayu sampai sedang
E 2 L (Low Risk)
hasil pemotongan dan
pengupasan)
Chuck Tangan terjepit chuck Cedera ringan
E 2 L (Low Risk)
(penjepit kayu) sampai sedang
Ceceran oli Terpeleset oli pada saat Cedera ringan
E 2 L (Low Risk)
mesin diservis sampai sedang
Paku palet Kaki menginjak dan Cedera ringan
E 2 L (Low Risk)
tertusuk paku palet sampai sedang
Tumpukan kayu log Tertimpa tumpukan Cedera ringan
kayu yang roboh karena sampai sedang M (Moderate
D 3
tidak stabil akibat Risk)
melebihi tiga tumpukan
Veneer Tangan tertancap Veneer Cedera sedang E 2 L (Low Risk)
Ampulur Jari tertimpa ampulur Memar pada jari E 2 L (Low Risk)
2. Area press dryer
Proses pemasukan Panas Kontak dengan alat Luka bakar
dan pengeluaran press dryer yang masih ringan, dan H (High
B 2
veneer pada mesin panas sedang Risk)
press dryer
Panas Panas yang ada pada Kerusakan mesin,
mesin dapat area kerja
menimbulkan kebakaran terbakar, dapat - - -
memakan korban
jiwa
58
Keberadaan Peringkat /
Penilaian Risiko
No. Aktivitas kerja Sumber Risiko Risiko Konsekuensi Risiko Kategori
Ada Tidak Kemungkinan Keparahan Risiko
Getah, serbuk kayu, Getah, serbuk kayu, dan Cedera ringan,
dan uap panas uap panas pada saat sedang, sampai H (High
B 2
pemrosesan dapat berat pada mata Risk)
memercik ke mata
Plat press dryer Jari pekerja tanpa Cedera ringan H (High
E 4
sengaja terjepit plat sampai berat Risk)
Penyangga plat press Penyangga plat terjatuh Cedera kepala M (Moderate
E 3
dryer Risk)
Kipas veneer Jari pekerja tanpa Cedera ringan
sengaja masuk dalam sampai berat E 2 L (Low Risk)
kipas
3. Area core setting
Penambalan dan Pisau cutter Tangan tergores pisau Tangan terluka H (High
A 2
pemotongan veneer cutter Risk)
Paku Kaki atau tangan Kaki atau tangan
E 2 L (Low Risk)
tertusuk paku terluka
Serpihan kayu Kaki atau tangan Kaki atau tangan
E 2 L (Low Risk)
tertusuk serpihan kayu terluka
Peralatan yang Terpeleset atau Terjatuh, luka
E 2 L (Low Risk)
berserakan tersandung peralatan memar
Potongan sisa pisau Tergores potongan pisau Terluka, cedera
cutter yang cutter ringan dan sedang E 2 L (Low Risk)
berserakan
4. Lalu lintas area Forklift yang sedang Terserempet, tertabrak, Cedera sedang
produksi berlalu-lalang di area atau terlindas forklift, sampai berat H (High
E 4
rotary, press dryer, terjatuh ketika Risk)
dan repair core menumpang forklift
59
a. Area Rotary
Area rotary merupakan area awal dimulainya proses produksi veneer. Pada
area ini terdapat beberapa tahapan yakni kayu gelondongan (log) yang telah dicuci
bersih pada log pool atau log yard kemudian ditumpuk. Kayu log yang ditumpuk
untuk menunggu giliran dimasukkan dalam mesin rotary tidak boleh melebihi tiga
tumpukan, sebab tumpukan kayu log dapat terjatuh dan menimpa pekerja.
Tumpukan kayu log juga dapat terjatuh apabila kayu yang digunakan masih penuh
dengan getah, sehingga licin ketika ditumpuk. Proses selanjutnya adalah centering,
atau menentukan titik tengah kayu, yang digunakan untuk menjepit kayu log ketika
dimasukkan ke dalam mesin rotary. Berikut adalah contoh gambar mesin rotary
dan prinsip kerja mesin rotary, perusahaan tidak berkenan apabila peneliti
mengambil dokumentasi pada proses produksi, sehingga peneliti mengambil
ilustrasi dari sumber luar (internet), yang memiliki prinsip kerja yang sama dengan
mesin yang digunakan perusahaan.
59
60
Kayu log yang telah melalui centering selanjutnya dipasang pada penjepit
kayu (chuck). Menurut hasil wawancara, pada proses ini pekerja dapat terjepit oleh
penjepit kayu apabila pekerja kurang berhati-hati dan berkonsentrasi ketika
memasang penjepit kayu, namun cedera yang diakibatkan tergolong ringan, serta
sangat jarang terjadi. Kayu log juga dapat terjatuh dan mengenai jari kaki pekerja
apabila kayu log tidak terpasang dengan baik dan pekerja kurang berhati-hati dalam
memasang kayu log pada penjepit. Kayu log yang telah terpasang pada penjepit
kemudian diangkat dengan menggunakan sistem katrol, dan dipasang pada penjepit
rotary.
Kayu log yang telah dipasang pada mesin rotary kemudian diputar dengan
cepat, dan dikupas menggunakan pisau rotary sehingga menghasilkan lembaran-
lambaran kayu yang disebut dengan veneer. Pada awal-awal pengupasan kayu log
selalu menghasilkan sampah terlebih dahulu, karena potongan melintang kayu log
tidak berbentuk bulat sempurna, sehingga menghasilkan lembaran yang berlubang-
lubang. Kayu log yang telah terkupas bagian luarnya akan membentuk hampir
silindris sempurna dan menghasilkan lembaran-lembaran veneer yang baik, namun
61
menyisakan lubang-lubang mata kayu kecil, yang dapat diperbaiki dan ditambal
pada bagian repair core.
Pada proses tersebut, tangan pekerja dapat tergores oleh pisau rotary, dan
bahkan dapat pula terpotong oleh pisau rotary, apabila pekerja kurang berhati-hati.
Pisau rotary juga dapat melukai tangan pekerja ketika pekerja mengganti dan
membawa pisau rotary untuk diasah. Hal ini disebabkan pekerja tidak memasang
alat pembawa pisau dan penutup mata pisau ketika membawa pisau untuk diasah,
sehingga pisau terjatuh dan melukai pekerja.
Mesin rotary juga menimbulkan risiko dari sampah kayu yang dihasilkan.
Pecahan kayu dapat terlempar mengenai kepala ataupun mata pekerja. Selain itu
pecahan kayu dan kulit kayu yang berceceran di lantai dapat mengakibatkan pekerja
tersandung dan terpeleset. Namun hal ini dapat diminimalisir karena pekerja selalu
membersihkan lantai dengan cara disapu setiap beberapa menit sekali.
Pada saat mesin rotary sudah mengeluarkan lembaran-lembaran veneer,
lembaran-lembaran veneer ini selanjutnya akan dipotong oleh pisau hand clipper
yang memotong veneer sesuai ukuran yang diinginkan. Proses ini dapat
menimbulkan risiko tangan terpotong pisau hand clipper, terutama untuk pekerja
yang berada di bagian reeling. Reeling adalah proses pemasangan selotip pada
pinggiran veneer, yang dilekatkan secara otomatis oleh mesin, namun pekerja harus
mengganti gulungan selotip pada mesin secara manual apabila selotip pada mesin
habis. Bagian reeling tersebut terletak didekat pisau hand clipper.
Alat-alat yang berputar (rotary, roll and belt conveyor) juga dapat
menimbulkan risiko bagi pekerja. Anggota tubuh pekerja berisiko tergores
sambungan roll and belt conveyor atau bahkan dapat tertarik masuk. Sambungan
roll and belt conveyor yang digunakan biasanya terbuat dari kawat dan dapat
mengait apabila sedang berputar. Hal ini dapat terjadi apabila pekerja
membersihkan serpihan kayu di sela-sela roll and belt conveyor tanpa
menggunakan stick, dan langsung menggunakan tangan.
Risiko lain yang dihadapi pekerja adalah, dapat terpeleset oli ketika mesin
sedang diservis, menginjak paku palet, tangan tertancap veneer, dan jari tertimpa
ampulur. Palet adalah alas veneer pada troli yang digunakan untuk mengangkut
62
tumpukan veneer agar lebih dekat ke alat press dryer. Paku yang ada pada palet
dapat menembus sepatu pekerja apabila sol sepatu yang dipakai kurang tebal.
Risiko tertancap pinggiran veneer yang tajam dan jari tertimpa ampulur juga pernah
dialami pekerja, meski masing-masing hanya terdapat satu kejadian. Ampulur
adalah inti kayu yang sudah tidak dapat dikupas lagi oleh mesin rotary karena
terlalu kecil, biasanya berbentuk stick silindris panjang.
b. Area Press dryer
Area press dryer merupakan area kedua setelah area rotary. Pada area ini
lembaran veneer dimasukkan ke dalam alat press dryer dengan tujuan mengurangi
kadar air pada veneer dengan standard tertentu. Namun demikian kadar air dalam
veneer tidak boleh sampai 0 atau benar-benar kering, sebab lem tidak dapat
menempel apabila lembaran veneer sampai benar-benar kering. Berikut adalah
contoh alat press dryer, perusahaan tidak berkenan apabila peneliti
mendokumentasikan proses produksi, sehingga peneliti mengambil sumber ilustrasi
dari luar (internet).
lembaran veneer selama beberapa waktu tertentu. Veneer yang telah kering
kemudian dikeluarkan dari balik alat, lembaran veneer dikeluarkan satu persatu
dengan menggunakan pengait untuk menggapai ujung veneer, setelah tergapai
dikeluarkan memakai tangan.
Pada area ini risiko yang dihadapi pekerja terutama adalah luka bakar akibat
bersentuhan dengan plat press dryer, karena pada saat dioperasikan plat press dryer
berada dalam kondisi sangat panas dan pekerja bekerja dengan cepat untuk
memasukkan dan mengeluarkan lembaran veneer di sela-sela plat press dryer.
Risiko lain yang dihadapi pekerja yakni, ketika alat press dryer dioperasikan,
kandungan air dan getah pada lembaran veneer menjadi mendidih sehingga dapat
menyebabkan memerciknya getah, uap dan partikel lain ke mata pekerja. Namun
demikian kondisi plat press dryer yang panas tidak menimbulkan risiko kebakaran
sebab meski dalam kondisi sangat panas namun plat press dryer tidak menimbulkan
percikan api. Kasus kebakaran juga belum pernah terjadi di area ini.
Pada area ini pekerja juga berisiko terjepit plat press dryer, yang dapat
disebabkan karena kurangnya koordinasi antara operator dengan pekerja. Hal ini
juga dapat disebabkan rusaknya sistem hidrolis alat press dryer sehingga plat press
dryer dapat mengepres secara tiba-tiba. Pada saat mesin diservis, penyangga plat
press dryer juga dapat terjatuh dan mengenai kepala pekerja, apabila penyangga
tidak dibaut ketika diturunkan.
Terdapat beberapa kipas angin yang terletak di sekitar alat press dryer.
Fungsi kipas angin ini sebenarnya adalah untuk mengipasi lembaran veneer agar
cepat kering, namun pekerja terkadang menggunakannya untuk mengipasi tubuh
pekerja. Hal ini menimbulkan risiko pekerja dapat terkena bilah kipas angin yang
sedang berputar, terutama apabila pekerja kurang waspada, sebab kisi-kisi
pengaman kipas ini cukup besar untuk dapat dilewati anggota tubuh pekerja (karena
memang kipas ini didesain bukan untuk mengipasi tubuh pekerja).
c. Area Repair core
Area repair core merupakan salah satu area yang tersering mengalami
kecelakaan kerja. Langkah kerja pada proses repair veneer diawali dengan
meletakkan lembaran veneer yang tidak dipakai tepat diatas lubang atau mata kayu
64
pada veneer yang akan ditambal, atau pada pinggiran veneer yang retakannya
terlalu dalam, ditindas dengan kuat dengan menggunakan tangan yang tidak
memegang pisau cutter. Langkah selanjutnya pekerja memotong 2 lapis lembaran
veneer tersebut dengan menggunakan pisau cutter (selapis veneer yang digunakan
untuk menambal diletakkan diatas selapis veneer yang ditambal), potongan
berbentuk elips melingkari lubang atau mata kayu pada veneer yang akan ditambal,
sehingga menghasilkan dua potongan elips yang sama. Langkah terakhir adalah
membuang potongan veneer yang terdapat mata kayunya, dan mengganti atau
menambal dengan potongan veneer yang baik.
Potongan veneer tersebut direkatkan dengan menggunakan gummed tape.
Gummed tape adalah pita isolasi, yang dapat merekat atau lemnya aktif ketika
terkena air (seperti lem pada perangko), sehingga pekerja harus mengolesi gummed
tape dengan air terlebih dahulu, sebelum digunakan untuk merekatkan tambalan
veneer. Veneer yang digunakan untuk menambal adalah veneer yang kualitasnya
baik, namun potongannya terlalu kecil, dibawah lebar standar veneer yang
diinginkan perusahaan, sehingga menjadi limbah.
Pada area ini pekerja secara cepat dan cekatan menambal lubang mata kayu
pada veneer menggunakan pisau cutter dan gummed tape. Umumnya kecelakaan
kerja terjadi akibat jari tangan pekerja tergores pisau cutter. Jari yang tergores pisau
cutter umumnya adalah jari yang digunakan untuk menindas veneer, atau tangan
yang tidak dominan. Apabila pekerja menggunakan pisau cutter pada tangan kanan,
maka biasanya yang tergores adalah jari tangan kiri, dan sebaliknya. Kecelakaan
kerja di bagian ini biasa dijumpai pada pekerja yang masih baru, atau masih belum
terbiasa dengan prosedur kerja penambalan veneer.
Risiko lain yang mungkin terjadi pada area ini adalah kaki tertusuk paku
palet, tertusuk atau tergores serpihan kayu, terpeleset dan tersandung peralatan yang
berserakan, serta tergores potongan pisau cutter. Namun hal ini jarang terjadi sebab
pekerja sudah menerapkan sistem housekeeping yang baik. Setiap beberapa menit
sekali, apabila area sekitar dirasa sudah cukup kotor atau berantakan, pekerja
langsung berusaha merapikan dan menyapu tempat tersebut, sehingga risiko-risiko
yang telah disebutkan diatas dapat diminimalisir.
65
4.5 Tingkat Keparahan dan Kemungkinan Risiko PT. SUB Unit Jember
Untuk menentukan tingkat keparahan dan tingkat kemungkinan masing-
masing serta menentukan peringkat risiko yang telah ditemukan, peneliti
menggunakan ukuran kualitatif kemungkinan dan keparahan menurut AS/NZS
4360:2004. Menurut standar AS/NZS 4360:2004, kemungkinan atau likelihood
diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang
dapat terjadi setiap saat. Untuk keparahan atau consequency dikategorikan antara
kejadian yang tidak menimbulkan cedera atau kerugian atau hanya kerugian kecil
dan yang paling parah jika dapat menimbulkan kejadian fatal (meninggal dunia)
atau kerusakan besar terhadap aset perusahaan.
Tabel 4.2 Ukuran Kualitatif Kemungkinan Menurut AS/NZS 4360:2004
Sesi FGD dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 25 Februari 2016, pukul
10.00 WIB bertempat di ruang kesehatan PT. SUB Unit Jember. Sesi FGD
berlangsung lancar dan kondusif. Peserta FGD juga cukup antusias dalam
mengikuti sesi FGD. Hambatan yang ditemui peneliti adalah salah satu peserta
FGD yakni koordinator K3 harus meninggalkan forum karena harus mengurus
prosedur pembuangan limbah perusahaan. Hambatan lain yang ditemui peneliti
adalah waktu FGD yang sangat terbatas, yakni di sela-sela waktu istirahat pekerja
serta tempat FGD yang juga terbatas, sehingga hanya dapat menampung 6 orang
peserta.
Hasil FGD tersebut menilai tingkat keparahan dan tingkat kemungkinan
risiko masing-masing area. Tingkat keparahan dan kemungkinan risiko yang
didasarkan pada tabel 4.3 dan tabel 4.4, berikut gambaran tingkat keparahan dan
tingkat kemungkinan risiko pada masing-masing area:
a. Tingkat keparahan dan tingkat kemungkinan risiko area rotary
Tingkat keparahan dan tingkat kemungkinan risiko pada area rotary
disajikan dalam gambar 4.6 berikut:
68
16
14
12
10
8 Kemungkinan
6 Keparahan
4
2
0
A 5 B 4 C 3 D 2 E 1
3,5
2,5
2
Kemungkinan
1,5 Keparahan
1
0,5
0
A 5 B 4 C 3 D 2 E 1
Gambar 4.7 Tingkat Kemungkinan dan Tingkat Keparahan Area Press Dryer
3 Kemungkinan
Keparahan
2
0
A 5 B 4 C 3 D 2 E 1
Gambar 4.8 Tingkat Kemungkinan dan Tingkat Keparahan Area Repair Core
d. Tingkat keparahan dan tingkat kemungkinan risiko area lalu lintas produksi
Pada area lalu lintas area produksi hanya ditemukan satu risiko, yakni risiko
yang berkaitan dengan forklift yang sedang berlalu lalang di area produksi, seperti
terserempet, tertabrak, dan terlindas forklift. Forklift juga menimbulkan risiko
terjatuh apabila pekerja menumpang forklift yang sedang berjalan. Forum sepakat
bahwa risiko ini sangat jarang terjadi atau E (rare) serta menimbulkan cedera
sedang sampai berat apabila sampai terjadi atau 4 (major).
Kemungkinan
Keparahan
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Keterangan :
E : Extreme Risk atau risiko sangat tinggi, dibutuhkan tindakan secepatnya
H : High Risk atau risiko tinggi, dibutuhkan perhatian dari manajemen puncak
M : Moderate Risk atau risiko sedang, tanggung jawab manajemen harus spesifik
L : Low Risk atau risiko rendah, menangani dengan prosedur lain.
Dalam matriks ini, tingkat keparahan ditinjau dari berbagai aspek yaitu
dampak terhadap manusia, keuangan, kelangsungan usaha, lingkungan, dan
tanggapan media massa. Masing-masing aspek diberi peringkat 1-5 mulai dari yang
terendah sampai tertinggi. Selanjutnya jika dikombinasikan dengan kemungkinan
akan diperoleh peringkat risiko yang dikategorikan atas risiko sangat tinggi (E),
risiko tinggi (H), risiko sedang (M), dan risiko rendah (M). Berikut adalah penilaian
peringkat risiko masing-masing area, berdasarkan tingkat kemungkinan dan tingkat
keparahan yang didapatkan dari sesi FGD:
a. Penilaian peringkat risiko area rotary
Pada area rotary membahas mulai dari risiko tergores pisau rotary. Pada
risiko tergores pisau rotary saat proses produksi, didapatkan hasil unlikely (D)
untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga
kombinasi tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks. Risiko yang kedua
adalah tergores pada saat membawa atau mengganti pisau rotary, didapatkan hasil
rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta moderate (3) untuk tingkat keparahan
sehingga kombinasi tersebut menghasilkan moderate risk (L) pada matriks. Risiko
73
selanjutnya adalah risiko terpotong pisau hand clipper, didapatkan hasil rare (E)
untuk tingkat kemungkinan, serta major (4) untuk tingkat keparahan, sehingga
kombinasi tersebut menghasilkan high risk (H) pada matriks. Berlanjut ke risiko
mata terkena pecahan kayu, didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat kemungkinan,
serta minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan
low risk (L) pada matriks. Risiko selanjutnya adalah kepala terkena pecahan kayu,
didapatkan hasil possible (C) untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk
tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan moderate risk (M)
pada matriks. Risiko selanjutnya adalah kejatuhan kayu log, didapatkan hasil rare
(E) untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga
kombinasi tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks.
Berlanjut ke risiko terjepit ketika memasang kayu log, didapatkan hasil rare
(E) untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga
kombinasi tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks. Selanjutnya adalah
risiko terjepit atau tergores sambungan roll and belt conveyor, didapatkan hasil
rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta moderate (3) untuk tingkat keparahan,
sehingga kombinasi tersebut menghasilkan moderate risk (M) pada matriks.
Berlanjut ke risiko baju atau anggota tubuh tertarik masuk alat-alat yang berputar
(rotary, roll and belt conveyor), didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat
kemungkinan, serta major (4) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi
tersebut menghasilkan high risk (H) pada matriks. Selanjutnya adalah risiko
tersandung dan terpeleset pecahan kayu, didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat
kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi
tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks.
Risiko selanjutnya adalah risiko tertimpa tumpukan kayu log, didapatkan
hasil unlikely (D) untuk tingkat kemungkinan, serta moderate (3) untuk tingkat
keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan moderate risk (M) pada
matriks. Risiko-risiko terakhir yang ditemukan di area rotary adalah risiko tangan
terjepit chuck, terpeleset ceceran oli pada saat diservis, kaki tertusuk paku palet,
tangan tertancap veneer, dan jari tertimpa ampulur. didapatkan hasil rare (E) untuk
74
tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi
tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks.
b. Penilaian peringkat risiko area press dryer
Pada area press dryer membahas mulai dari risiko kontak dengan alat press
dryer yang masih panas serta risiko getah, serbuk kayu, dan uap panas yang dapat
memercik ke mata, didapatkan hasil likely (B) untuk tingkat kemungkinan, serta
minor (2) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan high
risk (H) pada matriks. Risiko selanjutnya adalah risiko jari pekerja tanpa sengaja
terjepit plat press dryer, didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta
major (4) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan high
risk (H) pada matriks. Berlanjut ke risiko penyangga plat press dryer terjatuh dan
mengenai kepala, didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta
moderate (3) untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan
moderate risk (M) pada matriks. Risiko terakhir yang ditemukan di area press dryer
adalah risiko jari pekerja tanpa sengaja masuk dalam kipas veneer, didapatkan hasil
rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat keparahan,
sehingga kombinasi tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks.
c. Penilaian peringkat risiko area repair core
Pada area repair core, membahas mulai dari risiko tergores pisau cutter,
didapatkan hasil almost certain (A) untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2)
untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan high risk (H)
pada matriks. Risiko lain yang terdapat di area repair core adalah risiko kaki atau
tangan tertusuk paku, kaki atau tangan tertusuk serpihan kayu, terpeleset atau
tersandung peralatan yang berserakan, dan tergores potongan pisau cutter,
didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta minor (2) untuk tingkat
keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan low risk (L) pada matriks.
d. Penilaian peringkat risiko area lalu lintas produksi
Pada area lalu lintas area produksi hanya ditemukan satu risiko, yakni risiko
yang berkaitan dengan forklift yang sedang berlalu lalang di area produksi, seperti
terserempet, tertabrak, dan terlindas forklift. Forklift juga menimbulkan risiko
terjatuh apabila pekerja menumpang forklift yang sedang berjalan. Dari penilaian
75
sebelumnya didapatkan hasil rare (E) untuk tingkat kemungkinan, serta major (4)
untuk tingkat keparahan, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan high risk (H)
pada matriks.
4.7 Pembuatan Diagram Fault Tree Analysis (FTA) Risiko Kecelakaan Kerja
PT. SUB Unit Jember
. Ramli (2010:146) mengemukakan bahwa Fault Tree Analysis (FTA)
menggunakan metode analisis yang bersifat deduktif. Dimulai dengan menetapkan
kejadian puncak yang mungkin terjadi dalam sistem atau proses, selanjutnya semua
kejadian yang dapat menimbulkan akibat dari kejadian puncak tersebut
diidentifikasikan dalam bentuk pohon logika ke arah bawah. FTA bertujuan untuk
menelusuri penyebab dasar terjadinya suatu kecelakaan kerja. Menurut hasil
penelitian Pitasari, et al (2014) yang meneliti mengenai analisis kecelakaan kerja
pada operator gerinda tangan dengan menggunakan metode HAZOPS dan Fault
Tree Analysis (FTA), metode Fault Tree Analysis (FTA) dapat pula digunakan
pada tahapan setelah penilaian peringkat risiko. Hal tersebut dilakukan agar event
atau risiko yang dianalisis adalah risiko yang benar-benar penting untuk dianalisis
dan ditelusuri lebih lanjut. Risiko-risiko yang penting untuk dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) diantaranya adalah
risiko-risiko yang berada pada kategori peringkat Extreme Risk, High Risk, dan
Moderate Risk. Apabila direkapitulasi, risiko-risiko yang perlu dilakukan analisis
menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), diantaranya sebagai berikut
Peringkat /
No. Aktivitas kerja Risiko Konsekuensi Kategori
Risiko
1. Area rotary
1a. Membawa atau Tergores saat membawa Cedera pada
M (Moderate
memindahkan atau mengganti pisau anggota tubuh
Risk)
pisau rotary Rotary yang terkena
1b. Pemotongan Terpotong pisau Hand Tangan atau
lembaran veneer clipper anggota badan
H (High
dari mesin rotary lainnya cidera
Risk)
menggunakan berat (terpotong)
pisau hand clipper
76
Peringkat /
No. Aktivitas kerja Risiko Konsekuensi Kategori
Risiko
1c. Memasukkan kayu Kepala terkena pecahan Cedera ringan
M (Moderate
log ke dalam mesin kayu pada kepala
Risk)
rotary
1d. Membersihkan roll Terjepit atau tergores Cedera ringan
and belt conveyor sambungan Roll and belt pada tangan atau
yang macet akibat conveyor jari tangan M (Moderate
tersumbat sampah Risk)
sisa kayu hasil
produksi veneer
1e. Pekerjaan di sekitar Baju atau anggota tubuh Cedera sedang,
H (High
area rotary tersangkut dan tertarik dan cedera berat.
Risk)
masuk
1f. Meletakkan kayu Tertimpa tumpukan Cedera ringan
log pada rak kayu yang roboh karena sampai sedang
M (Moderate
sebelum tidak stabil akibat
Risk)
dimasukkan ke melebihi tiga tumpukan
mesin rotary
2. Area press dryer
2a. Proses pemasukan Kontak dengan alat Luka bakar
dan pengeluaran press dryer yang masih ringan, dan H (High
veneer pada mesin panas sedang Risk)
press dryer
2b. Proses pemasukan Getah, serbuk kayu, dan Cedera ringan,
dan pengeluaran uap panas pada saat sedang, sampai H (High
veneer pada mesin pemrosesan dapat berat pada mata Risk)
press dryer memercik ke mata
2c. Proses pemasukan Jari pekerja tanpa Cedera ringan
dan pengeluaran sengaja terjepit plat sampai berat H (High
veneer pada mesin Risk)
press dryer
2d. Proses maintenance Penyangga plat terjatuh Cedera kepala M (Moderate
mesin press dryer Risk)
3. Penambalan, Tangan tergores pisau Tangan terluka
H (High
perbaikan, dan cutter
Risk)
pemotongan veneer
4. Lalu lintas area Terserempet, tertabrak, Cedera sedang
produksi, forklift atau terlindas forklift sampai berat
yang sedang
H (High
berlalu lalang di
Risk)
area rotary, press
dryer, dan repair
core
Daftar risiko yang telah dipilih tersebut kemudian dijadikan acuan untuk
memilih risiko yang akan dianalisis lebih lanjut. Untuk mempermudah, peneliti
tetap mempertahankan urutan risiko sesuai urutan dalam identifikasi risiko, yakni
berdasarkan lokasi di area produksi. Data kronologis kejadian kecelakaan kerja
77
yang digunakan untuk menyusun diagram FTA, didapatkan peneliti dari hasil
wawancara mendalam dengan ahli K3 perusahaan, dan dari data kronologis
kejadian pada laporan kecelakaan kerja. Hasil dan pembahasan risiko kecelakaan
kerja dengan menggunakan FTA, akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Area Rotary
Pada area rotary ditemukan enam risiko yang perlu ditelusuri lebih lanjut
dengan menggunakan diagram FTA, yakni risiko terpotong pisau hand clipper dan
risiko baju atau anggota tubuh tertarik masuk pada mesin yang berada pada kategori
high risk, serta risiko tergores saat membawa atau mengganti pisau rotary, risiko
kepala terkena pecahan kayu, risiko terjepit atau tergores sambungan roll and belt
conveyor dan risiko tertimpa tumpukan kayu yang roboh karena tidak stabil akibat
melebihi tiga tumpukan yang berada pada kategori moderate risk. Masing- masing
risiko tersebut akan dianalisis menggunakan diagram FTA sebagai berikut:
1) Tergores pada saat membawa pisau rotary
Risiko tergores saat membawa pisau rotary dapat terjadi karena beberapa
sebab, namun hanya dibutuhkan salah satu penyebab untuk dapat menimbulkan
kejadian tergores pada saat membawa pisau rotary. Penyebab yang pertama adalah
orang yang mengambil pisau bukan operator, operator pada waktu tersebut sedang
sibuk atau tidak berada di tempat sehingga menyuruh pekerja untuk membawakan
pisau, padahal pekerja yang bersangkutan belum pernah mendapatkan pelatihan
mengenai tata cara membawa pisau rotary yang benar.
Penyebab yang kedua adalah penutup dan alat pembawa pisau tidak terpasang
atau hanya terpasang salah satu, pekerja enggan mengambil kedua alat tersebut,
padahal kedua alat tersebut berfungsi untuk memantapkan pegangan tangan pekerja
pada pisau sehingga pekerja dapat membawa pisau dengan lebih aman. Penyebab
selanjutnya adalah pisau licin, pisau masih terlumuri oli bekas pemakaian pada
mesin rotary, sehingga pisau dapat tergelincir dari tangan pekerja, terjatuh dan
menggores tubuh pekerja.
Penyebab terakhir yang ditemukan adalah pekerja terpeleset lantai licin,
terjatuh dan pisau yang sedang dibawa menggores pekerja. Terpeleset lantai licin
ini bisa disebabkan karena lantainya basah (terkena tetesan air dari log pool),
78
pekerja tidak memakai sepatu secara semestinya (tumit pekerja tidak dimasukkan
dalam sepatu), atau sepatu yang dipakai pekerja tidak standard (memiliki sol yang
tipis dan licin apabila dipakai pada lantai basah, sepatu yang seharusnya dipakai
adalah yang memiliki sol tebal serta tidak licin apabila dipakai pada lantai basah).
Berikut adalah penggambaran penyebab-penyebab risiko tergores pada saat
membawa pisau rotary, apabila digambarkan dengan diagram FTA:
Orang yang mengambil Penutup mata pisau dan alat Pisau licin,terjatuh dan
pisau bukan operator pembawa pisau tidak terpasang menggores pekerja
atau hanya terpasang salah satu
Gambar 4.9 FTA untuk Tergores Pada Saat Membawa Pisau Rotary
2) Terpotong pisau hand clipper
Risiko terpotong pisau hand clipper dapat disebabkan oleh tiga hal. Penyebab
yang pertama adalah kurang konsentrasi, umumnya disebabkan karena pekerja
terburu-buru ingin menyelesaikan pekerjaan, atau dapat pula terjadi apabila pekerja
79
sedang mengantuk (pada shift malam) apabila pekerja tidak beristirahat dulu pada
siang harinya.
Penyebab yang kedua adalah kurang koordinasi pada saat servis mesin. Hal
ini dapat terjadi jika terdapat kesalahanpahaman komunikasi antara pekerja yang
sedang menyervis mesin dengan operator mesin, ketika pekerja sedang menyervis
mesin operator menyalakan alat tanpa sengaja, atau alat lepas dari pengawasan
operator sehingga tanpa sengaja dinyalakan orang lain.
Penyebab yang ketiga adalah kondisi tubuh pekerja sedang tidak sehat
sehingga pekerja melakukan kesalahan pada mesin hand clipper. Pekerja yang
paling berisiko terpotong pisau hand clipper adalah pekerja yang menangani bagian
reeling, yakni yang memasang dan mengganti roll selotip yang mengisolasi
pinggiran veneer agar tidak pecah. Bagian penggantian roll selotip reeling terletak
sangat dekat dengan pisau hand clipper, jadi setelah veneer dipotong, veneer
tersebut langsung diselotip pinggirannya oleh bagian reeling. Berikut adalah
diagram FTA untuk risiko anggota tubuh terpotong pisau hand clipper:
Kurang Konsentrasi
Kurang Kelelahan
koordinasi Kerja/kondisi
saat servis tubuh sedang
mesin tidak sehat
Mengantuk
Terburu-
buru Kurang
pulang atau tidur
istirahat pada
siang
hari
Gambar 4.10 FTA untuk Anggota Tubuh Terpotong Pisau Hand clipper
80
Operator tidak
memilih bahan
baku dengan
baik
Gambar 4.12 FTA untuk Terjepit atau Tergores Roll and belt conveyor
82
5) Baju atau anggota tubuh tersangkut dan tertarik masuk alat-alat yang berputar
Risiko baju anggota tubuh tertarik masuk alat-alat yang berputar (rotary, dan
roll and belt conveyor dapat terjadi karena baju pekerja yang kancingnya dibuka
oleh pekerja, untuk mendinginkan suhu tubuh, kemudian tersangkut dan tertarik
masuk mesin yang berputar. Faktor kekurang hati-hatian pekerja juga dapat menjadi
pencetus terjadinya risiko ini. Diagram FTA risiko ini dapat dilihat pada gambar
dibawah:
Suhu ruangan
panas, pekerja
mencoba
mendinginkan suhu
tubuh
Gambar 4.13 FTA untuk Baju atau Anggota Tubuh Tersangkut dan Tertarik Masuk Roll
Belt Conveyor
83
Agar cepat
selesai/pekerja Kayu masih
terburu-buru baru, belum
kering
Risiko lain yang terdapat pada area press dryer adalah risiko penyangga plat
terjatuh dan mengenai kepala pekerja, yang berada pada kategori moderate risk.
Masing- masing risiko tersebut akan dianalisis menggunakan diagram FTA sebagai
berikut:
1) Kontak dengan alat press dryer yang masih panas
Risiko kontak dengan alat press dryer yang masih panas dapat terjadi apabila
pekerja tidak memakai atau tidak membawa APD yang telah diberikan perusahaan.
Kekurang hati-hatian pekerja dalam proses pemasukan dan pengeluaran veneer
pada mesin press dryer juga menjadi pencetus terjadinya risiko ini, seperti ketika
lupa memakai stick yang telah disediakan untuk menarik veneer dari alat press
dryer yang masih panas. Diagram FTA risiko ini dapat dilihat pada gambar
dibawah:
Karyawan
kurang
disiplin
Gambar 4.15 FTA untuk Kontak Dengan Alat Press dryer yang Masih Panas
85
2) Terkena percikan getah, serbuk kayu, dan uap panas pada mata
Risiko terkena percikan getah, serbuk kayu, dan uap panas pada
mata dapat terjadi apabila pekerja tidak memakai safety googles. Pekerja
tidak memakai safety googles karena pekerja merasa kurang nyaman dan
kurang terbiasa ketika memakai safety googles. Faktor kekurang hati-hatian
juga dapat berperan dalam menentukan terjadinya risiko ini. Diagram FTA
risiko ini dapat dilihat pada gambar dibawah:
Kurang nyaman
memakai Safety
Googles
Gambar 4.16 FTA untuk Terkena Percikan Getah, Serbuk Kayu, dan Uap Panas
pada Mata
86
Mengantuk
Kebocoran
seal hidrolis
Kurang
tidur pada
siang hari
Gambar 4.17 FTA untuk Jari Pekerja Tanpa Sengaja Terjepit Plat
87
Human Error
Kurang hati-
hati
Saat perbaikan penyangga tidak
diturunkan dan dibaut, sehingga
terjatuh
Tidak
Sesuai SOP
Mengantuk
Kurang
Terburu-buru Beda Pengalaman tidur pada
siang hari
Pekerja Menumpang
Forklift yang
berjalan Unsafe
action
Consequency
Likelihood
1 2 3 4 5
A T T GU GU GU
B T T T GU GU
C T T T T GU
D GA T T T GU
E GA GA GA T T
92
93
93
94
94
95