Anda di halaman 1dari 7

PERAN PEMERIKSA PAJAK DALAM MENUNJANG PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATU

Vicia Damayanti
Endang Siti Astuti
Muhammad Saifi
(Ps Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya,
105030400111020@mail.ub.ac.id)

ABSTRAK

The assertive and consistent effort to maintenance law is indeed needed in implementing self assessment system.
That maintenance effort is done by Tax Service Office Pratama Batu by inspecting and giving guidance to the
taxpayers. The implementation and the result of tax investigation are greatly depend on the role of tax inspector.
The purpose of this study is to explain the role of tax inspector in supporting tax reception especially income tax.
This study uses descriptive qualitative method. The information is obtained by doing direct interview to all tax
inspectors in Tax Service Office Pratama Batu. The result of the study shows that the role of tax inspector directly
can be seen from the total of letter of tax determination established for the taxpayers based on the result of
inspection. Meanwhile, indirectly, their role can be seen from taxpayers subservience in fulfilling their taxation
obligation based on the education and guidance given.

Keywords : Tax Inspector, Tax Investigation, Tax Reception

PENDAHULUAN penyampaian SPT Tahunan yang dilaporkan


Pajak memberikan peranan yang sangat oleh Wajib Pajak ditindaklanjuti oleh masing-
besar dalam pembangunan dan perekonomian masing Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang
di Indonesia, karena tidak dipungkiri bahwa berada di setiap wilayah di Indonesia, dan salah
pajak merupakan sumber utama penerimaan
satunya adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
negara. Pajak berasal dari kontribusi yang
Pratama Batu. KPP Pratama Batu sebagai
diberikan masyarakat dan hasil kontribusi
tersebut kembali lagi kepada masyarakat dalam instansi pemerintahan yang berwenang
bentuk pembangunan yang bertujuan untuk memungut pajak dan melakukan segala cara
kepentingan umum, seperti pembangunan guna meningkatkan dan mengamankan
rumah sakit, sekolah, jalan raya, jembatan dan penerimaan negara. Tantangan terbesar yang
sebagainya. Salah satu jenis pajak yang menjadi dihadapi KPP Pratama Batu yaitu
sumber penerimaan negara adalah Pajak
menumbuhkan kesadaran masyarakat terutama
Penghasilan yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Wajib Pajak wilayah kota Batu dalam
perubahan terakhir atas Undang-Undang melaporkan dan membayar pajak secara
Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak transparan. Butuh kerja sama yang baik antara
Penghasilan. Sistem pemungutan Pajak kedua belah pihak yaitu Wajib Pajak dan pihak
Penghasilan di Indonesia adalah berdasarkan fiskus dalam proses pelaksanaan kewajiban
sistem self assessment. Self assessment system
perpajakan agar visi dan misi yang dibentuk
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
oleh KPP Pratama Batu mampu berjalan dengan
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang lancar.
terutang (Mardiasmo, 2009:07). Disebabkan oleh Kesadaran dan kejujuran merupakan dua hal
peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak yang paling utama dalam melaksanakan
menerapkan sistem self assessment berakibat kewajiban perpajakan, namun yang terjadi
tidak sedikit Wajib Pajak yang melakukan banyak kelalaian yang dilakukan Wajib Pajak di
tindakan perlawanan aktif terhadap pajak.
wilayah kota Batu dalam menghitung hingga
Perlawanan aktif terhadap pajak terdiri dari 3
melaporkan kewajiban perpajakannya. Hal
(tiga), diantaranya adalah Penghindaran Pajak
(tax avoidance), Pengelakan Pajak (tax evation), tersebut dikarenakan Wajib Pajak di wilayah
dan Melalaikan Pajak (tax delinquency) kota Batu menganggap tarif pajak terlalu tinggi,
(Sumarsan, 2010:8-10). Ketidakpatuhan secara selain itu Wajib Pajak kurang memahami
bersamaan dapat menimbulkan upaya mengenai kewajiban untuk membayar pajak
menghindarkan pajak secara melawan hukum dan peraturan yang menurut masyarakat terlalu
atau tax evasion (Nurmantu, 2000:7).
rumit. Penegakan hukum (law enforcement)
Jumlah pajak terutang diperhitungkan oleh
sangat diperlukan sebagai dasar yang
Wajib Pajak sendiri dan dilaporkan melalui
digunakan pihak fiskus kepada Wajib Pajak
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan. Atas
agar lebih mematuhi peraturan yang berlaku.

1
Upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Menurut golongannya, pajak dibagi menjadi
KPP Pratama Batu dilaksanakan dengan cara dua, yaitu Pajak Langsung yang
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan
pengenaan sanksi terhadap Wajib Pajak di kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban
wilayah kota Batu yang sengaja melakukan langsung Wajib Pajak, seperti contoh Pajak
perlawanan aktif dalam melaksanakan Penghasilan. Selanjutnya adalah Pajak Tidak
kewajiban perpajakannya. Salah satu Langsung, dimana pajak yang pembebanannya
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan dapat dilimpahkan ke pihak lain, seperti
terhadap Wajib Pajak di wilayah kota Batu contohnya Pajak Pertambahan Nilai (Sumarsan,
adalah dengan melakukan kegiatan 2010:12). Seiring berjalannya waktu, masyarakat
Pemeriksaan Pajak. yang dirasa mampu mandiri oleh pemerintah
Pemeriksaan Pajak di KPP Pratama Batu diberikan wewenang, kepercayaan, dan
dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pajak. Pada Tim tanggungjawab untuk menentukan sendiri
Pemeriksa Pajak terdiri dari satu Supervisor, besarnya pajak yang terutang. Pemberian hak
satu Ketua Tim, dan satu Anggota Tim. Dalam penuh tersebut mengakibatkan Wajib Pajak
pelaksanaan Pemeriksaan Pajak oleh pejabat untuk menghitung, menyetor dan melaporkan
fungsional KPP Pratama Batu, peran Pemeriksa sendiri pajak yang terutang. Sistem pemungutan
sangat dibutuhkan guna melaksanakan pajak seperti hal tersebut disebut Self Assessment
pengawasan serta pembinaan terhadap Wajib System. Dalam sistem ini, fiskus tidak ikut
Pajak di wilayah kota Batu. Tidak hanya campur dan hanya mengawasi Wajib Pajak
pelaksanaan pemeriksaan, tetapi juga hasil dari (Mardiasmo, 2009:07).
Pemeriksaan sangat bergantung pada peran Tim
Pajak Penghasilan
Pemeriksa Pajak. Dengan jumlah pemeriksa di
Pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
KPP Pratama Batu yang tidak begitu banyak
tentang perubahan terakhir atas Undang-
membuat KPP Pratama Batu terutama Seksi
Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Pemeriksaan dan Kelompok Jabatan Fungsional
Penghasilan, Penghasilan merupakan setiap
bekerja keras agar target penerimaan pajak
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
dapat diperoleh secara maksimal. Penelitian ini
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
bertujuan untuk menjelaskan peran Pemeriksa
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
Pajak dalam menunjang Penerimaan Pajak
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
menambah kekayaan Wajib Pajak yang
Batu.
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk
TINJAUAN TEORI apapun. Dalam Pajak Penghasilan, yang
Pajak menjadi Subjek Pajak adalah orang pribadi yang
Menurut Adriani dalam Sumarsan (2010:3), dapat bertempat tinggal atau berada di
pajak adalah iuran masyarakat kepada negara Indonesia ataupun di luar Indonesia, badan
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang terdiri dari sekumpulan orang dan/atau
yang wajib membayarnya menurut peraturan- modal yang merupakan kesatuan baik yang
peraturan umum (Undang-Undang) dengan melakukan usaha maupun tidak, bentuk usaha
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung tetap seperti cabang perusahaan, pabrik,
dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk bengkel, proyek konstruksi, komputer, dan lain
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sebagainya. Sesuai dengan jenisnya, pada Pajak
berhubung tugas negara untuk Penghasilan yang menjadi objek pajak adalah
menyelenggarakan pemerintahan. Dijelaskan penghasilan. Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri,
dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan
tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum luar Indonesia. Sedangkan bagi Wajib Pajak
dan Tata Cara Perpajakan, pajak merupakan Luar Negeri, yang menjadi Objek Pajak hanya
kontribusi wajib kepada negara yang terutang penghasilan yang berasal dari Indonesia saja.
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Pemeriksaan Pajak
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
tidak mendapatkan imbalan secara langsung
17/PMK.03/2013 tentang Perubahan Ketiga atas
dan digunakan untuk keperluan negara bagi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara

2
Pemeriksaan Pajak, pada Pasal 1 Pemeriksaan Kantor. Pemeriksaan Lapangan adalah
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan Pemeriksaan yang dilakukan di tempat
menghimpun dan mengolah data, keterangan kedudukan, tempat kegiatan usaha atau
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak,
objektif dan profesional berdasarkan suatu atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan Jenderal Pajak, sedangkan Pemeriksaan Kantor
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau adalah Pemeriksaan yang dilakukan di Kantor
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan Direktorat Jenderal Pajak.
ketentuan peraturan perundang-undangan Objek Pemeriksaan pada umumnya adalah
perpajakan. Berdasarkan pengertian ini, maka Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dan/atau
fokus pemeriksaan pajak adalah pada ketaatan SPT Masa beserta lampiran-lampirannya.
(compliance) Wajib Pajak dalam menjalankan Lampiran-lampiran SPT meliputi Laporan
asas self assessment system, yaitu menghitung, Keuangan, Daftar Perhitungan Penyusutan/
membayar, dan melaporkan seluruh kewajiban Amortisasi Fiskal, Surat Setoran Pajak (SSP), dan
perpajakannya sesuai ketentuan yang berlaku. lain-lain. SPT dan lampiran-lampirannya akan
Pada Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan menjadi tolak ukur kepatuhan Wajib Pajak.
Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Perubahan Sebagaimana SPT dan lampiran-lampirannya
Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor menjadi objek yang utama dari pemeriksaan
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara pajak, pemeriksaan atas kebenaran dan
Pemeriksaan Pajak, menyebutkan bahwa kelengkapan kewajiban perpajakan seorang
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan Wajib Pajak yang seperti dinyatakan pada SPT
Pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji Wajib Pajak tersebut akan memerlukan
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan pengujian dan teknik-teknik pemeriksaan yang
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melibatkan masalah pembukuan atau
melaksanakan ketentuan peraturan perundang- pencatatan Wajib Pajak, karena angka-angka
undangan perpajakan. Ruang lingkup yang tercantum pada SPT bersumber dan
pemeriksaan menentukan luas dan kedalaman didukung oleh Laporan Keuangan. Pemeriksa
pemeriksaan. Penentuan ruang lingkup akan Pajak pasti akan menerapkan sebagian dari
mempengaruhi teknik pemeriksaan yang akan teknik audit yang berlaku umum yang lazim
diterapkan, jangka waktu pemeriksaan, dan digunakan oleh Akuntan Publik (Priantara,
sasaran atau jenis pajak yang diperiksa. Seperti 2000:37).
yang dijelaskan pada Pasal 3 dalam Peraturan Pelaksanaan pemeriksaan pajak dimulai dari
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 dikeluarkannya Surat Perintah Pemeriksaan
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan oleh Pejabat yang berwenang dan berakhir
Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 sampai dengan disetujuinya Laporan
tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, Ruang Pemeriksaan Pajak. Laporan harus memuat
Lingkup Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan tentang ruang lingkup pemeriksaan, memuat
pemenuhan kewajiban perpajakan dapat bukti-bukti kuat mengenai ada tidaknya
meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis penyimpangan terhadap peraturan perundang-
pajak, baik untuk satu atau beberapa Masa undangan perpajakan, dan memuat informasi
Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan. pemeriksaan pajak.
Dijelaskan juga pada Pasal 69 dalam Peraturan
Pemeriksa Pajak
Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
17/PMK.03/2013 tentang Perubahan Ketiga atas
Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, Ruang
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara
Lingkup Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam
Pemeriksaan Pajak, Pemeriksa Pajak merupakan
rangka melaksanakan ketentuan peraturan
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat
perundang-undangan perpajakan dapat
Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang ditunjuk
meliputi penentuan, pencocokan, atau
oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas,
pengumpulan materi yang berkaitan dengan
wewenang, dan tanggung jawab untuk
tujuan Pemeriksaan.
melaksanakan pemeriksaan. Dalam Tim
Jenis Pemeriksaan Pajak dibagi menjadi dua,
Pemeriksa Pajak, terdiri dari satu Supervisor,
yaitu Pemeriksaan Lapangan dan Pemeriksaan
satu Ketua Tim, dan satu Anggota Tim.

3
Pengertian Supervisor adalah Pemeriksa Pajak atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib
yang bertugas melakukan pengendalian dan Pajak dalam rangka Pemeriksaan.
pengawasan atas pelaksanaan pemeriksaan
Selain kewajiban Pemeriksa Pajak, dijelaskan
serta memberikan bimbingan kepada Pemeriksa
juga pada Pasal 12 mengenai kewenangan
Pajak yang berada dalam suatu kelompok
Pemeriksa Pajak dalam hal Pemeriksaan untuk
pemeriksa pajak, sedangkan Ketua Tim adalah menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Pemeriksa Pajak yang bertugas mengarahkan perpajakan yang dilaksanakan dengan jenis
dan mengkoordinasikan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan, yaitu sebagai berikut:
pemeriksaan serta sekaligus melaksanakan 1. melihat dan/atau meminjam buku, catatan,
pemeriksaan bersama-sama dengan Anggota dan/atau dokumen yang menjadi dasar
Tim yang berada dalam suatu Tim Pemeriksa pembukuan atau pencatatan, dan dokumen
Pajak, Anggota Tim yang dimaksud merupakan lain yang berhubungan dengan
Anggota Tim adalah Pemeriksa Pajak yang penghasilan yang diperoleh,
bertugas melaksanakan pemeriksaan pajak kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
dalam suatu Tim Pemeriksa Pajak. Pajak, atau objek yang terutang pajak;
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2. mengakses dan/atau mengunduh data yang
17/PMK.03/2013 tentang Perubahan Ketiga atas dikelola secara elektronik;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3. memasuki dan memeriksa tempat atau
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara ruang, barang bergerak dan/atau tidak
Pemeriksaan Pajak, pada Pasal 11 memuat bergerak yang diduga atau patut diduga
tentang kewajiban dan kewenangan Pemeriksa digunakan untuk menyimpan buku atau
Pajak. Dalam hal Pemeriksaan untuk menguji catatan, dokumen yang menjadi dasar
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan pembukuan atau pencatatan, dokumen
yang dilaksanakan dengan Pemeriksaan lain, uang dan/atau barang yang
Lapangan, kewajiban Pemeriksa Pajak adalah dapat memberi petunjuk tentang
sebagai berikut : penghasilan yang diperoleh, kegiatan
menyampaikan Surat Pemberitahuan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau
Pemeriksaan kepada Wajib Pajak; objek yang terutang pajak;
1. memperlihatkan Tanda Pengenal 4. meminta kepada Wajib Pajak untuk
Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah memberi bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan kepada Wajib Pajak pada Pemeriksaan, antara lain berupa :
waktu melakukan Pemeriksaan; a. menyediakan tenaga dan/atau
2. memperlihatkan Surat Tugas kepada Wajib peralatan atas biaya Wajib Pajak
Pajak apabila susunan tim Pemeriksa apabila dalam mengakses data yang
Pajak mengalami perubahan; dikelola secara elektronik memerlukan
3. menjelaskan alasan dan tujuan peralatan dan/atau keahlian khusus;
Pemeriksaan kepada Wajib Pajak; b. memberikan bantuan kepada
4. menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksa Pajak untuk membuka
Pemeriksaan kepada Wajib Pajak; barang bergerak dan/atau tidak
5. memberikan hak hadir kepada Wajib Pajak bergerak; dan/atau
dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil c. menyediakan ruangan khusus tempat
Pemeriksaan dalam batas waktu yang telah dilakukannya Pemeriksaan Lapangan
ditentukan; dalam hal Pemeriksaan dilakukan di
6. melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak tempat Wajib Pajak;
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya 5. melakukan penyegelan tempat atau ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan tertentu serta barang bergerak dan/atau
perundang-undangan perpajakan; tidak bergerak;
7. mengembalikan buku atau catatan, 6. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis
dokumen yang menjadi dasar pembukuan dari Wajib Pajak; dan
atau pencatatan, dan dokumen lainnya 7. meminta keterangan dan/atau bukti yang
yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lama diperlukan dari pihak ketiga yang
7 hari sejak tanggal Laporan Hasil mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak
Pemeriksaan; dan yang diperiksa melalui kepala unit
8. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak pelaksana Pemeriksaan.
berhak segala sesuatu yang diketahui

4
Penerimaan Pajak tersebut merupakan lima orang Pemeriksa Pajak
Penerimaan perpajakan adalah semua yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak
penerimaan negara yang terdiri atas pajak Pratama Batu.
dalam negeri dan pajak perdagangan Teknik analisis data yang digunakan adalah
internasional (Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 4 Tahun langkah-langkah seperti yang dikemukakan
2012 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang oleh Miles dan Hubberman (1984) dalam buku
Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Anggaran Sugiyono (2009:246-249). Berikut ini merupakan
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran gambaran model interaktif dalam analisis data
2012). Penerimaan negara terdiri dari yang dikemukakan oleh Miles dan Hubberman :
penerimaan dalam negeri dan hibah.
Penerimaan dalam negeri terdiri dari
Penerimaan Pajak dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak. Menurut Suandy (2008:2) sumber-
sumber penerimaan negara dapat
dikelompokkan menjadi penerimaan dari
berbagai sektor yaitu pajak, kekayaan alam, bea
dan cukai, retribusi, iuran, sumbangan, laba dari
Badan Usaha Milik Negara, dan sumber-sumber
lain. Sumber yang paling utama adalah dari
sektor pajak. Gambar 1. Model Analisis Interaktif
Direktorat Jenderal Pajak sebagai bagian dari Miles dan Hubberman
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sumber : Sugiyono (2009:247)
mempunyai tanggung jawab untuk menarik
pajak dari masyarakat. Direktorat Jenderal Pajak PEMBAHASAN

sebagai salah satu institusi pemerintah di bawah Peran Pemeriksa Pajak dalam Menunjang

Kementerian Keuangan yang mengemban tugas Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

untuk mengamankan penerimaan pajak negara Pratama Batu

dituntut untuk selalu dapat memenuhi Penerimaan pajak menjadi fokus utama

pencapaian target penerimaan pajak yang dalam menjalankan kegiatan di KPP Pratama
senantiasa meningkat dari tahun ke tahun di Batu. Berbagai upaya dilakukan untuk

tengah tantangan perubahan yang terjadi dalam meningkatkan penerimaan pajak, baik secara
kehidupan sosial maupun ekonomi di intensifikasi maupun ekstensifikasi. Secara

masyarakat. Berdasarkan kewenangan dalam intensifikasi dilakukan dengan cara melakukan

pemungutannya, pajak dapat digolongkan pengawasan terhadap Wajib Pajak yang telah

menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. terdaftar di KPP Pratama Batu, sedangkan
secara ekstensifikasi dilakukan dengan cara
METODE PENELITIAN menentukan Wajib Pajak baru melalui Sensus
Jenis penelitian yang digunakan dalam Pajak Nasional, serta penggalian potensi yang
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dilakukan pihak internal dari seksi Pengawasan
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Konsultasi dengan melakukan kunjungan
dan Taylor dalam Moleong (2007:4) menjelaskan terhadap Wajib Pajak yang mempunyai potensi
bahwa metode kualitatif sebagai prosedur untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif Peningkatan jumlah Wajib Pajak terjadi terus
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- menerus, namun jumlah Pemeriksa Pajak tidak
orang dan perilaku yang diamati. Penggunaan mengalami peningkatan. Dengan penambahan
jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan jumlah Wajib Pajak yang sangat pesat tersebut
kualitatif ini lebih mendukung pada pemecahan tetapi tidak diimbangi dengan penambahan
permasalahan yang berkaitan dengan fokus jumlah Pemeriksa Pajak membuat beban
penelitian dengan mendeskripsikan dan Pemeriksa Pajak menjadi lebih besar karena
menganalisis masalah yang diteliti sehingga Pemeriksa harus mampu melakukan
peneliti dapat membahas peran Pemeriksa Pajak pengawasan terutama dalam hal Pemeriksaan
dalam menunjang penerimaan Pajak Pajak dan mampu memaksimalkan penerimaan
Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama pajak dari Pemeriksaan Pajak yang berpengaruh
Batu. Informasi yang diperoleh oleh peneliti pada penerimaan pajak di KPP Pratama Batu.
adalah dengan melakukan wawancara secara Sejak tahun 2009 target dan realisasi
langsung kepada semua Informan. Informan penerimaan Pajak Penghasilan dari tahun ke

5
tahun yang ditetapkan pada KPP Pratama Batu
selalu mengalami peningkatan, namun terdapat
tahun dimana realisasi penerimaan yang terjadi
tidak mencapai target. Berikut data dari target
dan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan KPP
Pratama Batu dari tahun 2009 hingga 2013.
Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan
Pajak Penghasilan Tahun 2009-2013
Tahun Target Realisasi %
2009 25.041.463.895 19.898.065.866 79,46
2010 26.463.208.566 30.135.375.338 113,88
2011 26.535.486.555 35.596.543.874 134,15
2012 40.273.931.141 44.002.491.690 109,26
2013 49.652.965.000 48.069.162.351 96,81 Gambar 2. Flowchart prosedur pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak di tempat Wajib Pajak
Sumber : Seksi Pengolahan Data dan
Sumber : Seksi Pemeriksaan KPP Pratama
Informasi, 2014
Batu, 2014
Faktor yang menyebabkan peningkatan
Pemeriksa tidak menargetkan jumlah
target begitu pesat tersebut dikarenakan potensi
Pemeriksaan Pajak di setiap tahunnya, karena
yang dimiliki Wajib Pajak di KPP Pratama Batu
instruksi Pemeriksaan Pajak diberikan ketika
juga bertambah besar. Dengan diadakannya
terdapat indikasi Wajib Pajak melakukan
Sensus Pajak Nasional yang bertujuan untuk
penghindaran pajak, sehingga setiap SP2 yang
penggalian potensi membuat bertambahnya
terbit segera dilakukan Pemeriksaan Pajak. Pada
Wajib Pajak di KPP Pratama Batu yang
tahun 2011 sampai tahun 2013, jumlah SP2
mengakibatkan bertambahnya jumlah
mengalami penurunan, hal tersebut
penerimaan Pajak terutama Pajak Penghasilan.
dikarenakan meningkatnya kepatuhan Wajib
Realisasi dalam pemenuhan penerimaan pajak
Pajak dalam melaksanakan kewajiban
penghasilan tidak selalu memenuhi target,
perpajakannya, sehingga membantu pihak
meskipun begitu KPP Pratama Batu tetap
fiskus dalam melakukan pengawasan
melakukan pengawasan kepada Wajib Pajak
khususnya dalam hal pemeriksaan pajak.
dan memberikan pelayanan maupun
Jumlah SP2 yang terbit setiap tahunnya bisa
pembinaan terhadap Wajib Pajak yang kurang
dikatakan sangatlah besar dibanding dengan
memahami kewajiban perpajakannya.
jumlah Pemeriksa yang tidak begitu banyak,
Salah satu pengawasan yang dilakukan oleh
namun SP2 yang terbit mampu diselesaikan
pihak KPP terhadap Wajib Pajak adalah dengan
oleh Tim Pemeriksa Pajak dengan baik, namun
melakukan Pemeriksaan Pajak. Dasar
peran Pemeriksa Pajak tersebut belum maksimal
dilakukannya pemeriksaan adalah Surat
dikarenakan terdapat tunggakan SP2 sebesar
Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh pihak
30% pada tahun 2013.
KPP Pratama Batu yang mana terdapat indikasi
Tabel 2. Penyelesaian Surat Perintah
Wajib Pajak tersebut melakukan penghindaran
Pemeriksaan (SP2) Tahun 2009-
pajak. Apabila Wajib Pajak meminta kelebihan
2013
pembayaran pajak berdasarkan perhitungan
Tahun
Wajib Pajak sendiri karena usaha mereka Penerbitan Penyelesaian
SP2 %
mengalami rugi atau telah dilakukan penilaian SP2 SP2
Terbit
aktiva kembali maka pihak fiskus akan 2009 134 134 100
melakukan Pemeriksaan Pajak Lapangan, 100
2010 216 216
namun jika terjadi pengurangan pembayaran 100
2011 121 121
pajak, maka Wajib Pajak akan dihimbau terlebih
2012 109 109 100
dahulu dan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
2013 50 35 70
Kurang Bayar, apabila Wajib Pajak mengajukan
Sumber: Seksi Pemeriksaan KPP Pratama Batu,
keberatan maka akan dilakukan Pemeriksaan
2014
Pajak Lapangan. Berikut merupakan flowchart
prosedur pelaksanaan Pemeriksaan Pajak di Tunggakan SP2 hanya terjadi pada tahun
tempat Wajib Pajak : 2013, hal tersebut dikarenakan terdapat Wajib
Pajak yang menolak untuk dilakukan

6
pemeriksaan, ketika melakukan pemeriksaan menyelesaikan Surat Perintah Pemeriksaan
pajak, tidak semua Wajib Pajak menerima secara maksimal serta pelaksanaan
kedatangan Tim Pemeriksa di tempat Wajib Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat,
Pajak dengan baik, sehingga terkadang agar terciptanya kelancaran pelaksanaan
pemeriksaan ditunda dikarenakan Wajib Pajak Pemeriksaan Pajak pada satu Tahun Pajak.
tidak bisa diajak kerja sama dengan pihak Penambahan pemeriksa pajak juga dapat
Pemeriksa, hal tersebut berakibat semakin lama memberikan fokus secara intensif kepada
pemeriksaan berakhir, tetapi untuk tahun-tahun Wajib Pajak yang sedang dilakukan
sebelumnya yaitu tahun 2009 hingga 2012 pemeriksaan, sehingga akan menghasilkan
Pemeriksa mampu menyelesaikan SP2 sesuai hubungan yang baik antara kedua belah
dengan yang telah diterbitkan. pihak.
Tim Pemeriksa belum maksimal dalam 2. Meningkatkan pengadaan kegiatan
melaksanakan Pemeriksaan tepat waktu dan sosialisasi maupun penyuluhan kepada
sesuai dengan jumlah penerbitan SP2, namun Wajib Pajak mengenai kewajiban
Tim Pemeriksa Pajak sangat berperan dalam perpajakannya terutama dalam
pengawasan terhadap Wajib Pajak yaitu pada penyampaian Surat Pemberitahuan agar
pelaksanaan Pemeriksaan Pajak, kerja sama Wajib Pajak paham akan kewajiban mereka
antar anggota sangat berpengaruh saat untuk membayar pajak dan tepat dalam
melakukan Pemeriksaan Pajak, profesionalisme menghitung jumlah pajak terutangnya.
yang tinggi membuat Tim Pemeriksa mampu 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
menyelesaikan SP2 meskipun belum maksimal Pemeriksa Pajak dengan mengadakan
100% yaitu hanya sebesar 70% pada tahun 2013. evaluasi serta memberikan kompensasi dan
Dalam pelaksanaan pemeriksaan, Tim intensif agar kinerja Pemeriksa Pajak dapat
Pemeriksa memberikan edukasi maupun lebih optimal.
penyuluhan kepada Wajib Pajak, hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
bertujuan agar Wajib Pajak memahami
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009.
kewajiban perpajakannya dan tidak melakukan
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
penghindaran pajak.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kesimpulan Nurmantu, S. 2000. Dasar-Dasar Perpajakan.
Dalam Pemeriksaan Pajak di Kantor Bandung: Fakultas Ekonomi UNPAD.
Pelayanan Pajak Pratama Batu diperlukan peran Priantara, D. 2000. Pemeriksaan dan Penyidikan
Pemeriksa Pajak. Pada tahun 2009 sampai tahun Pajak. Jakarta: Djambatan.
2012, Tim Pemeriksa mampu menyelesaikan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) 100% selesai, Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013
namun pada tahun 2013 hanya selesai 70% dan Tanggal 07 Januari 2013 Tentang
masih terdapat tunggakan SP2 30% dari jumlah Perubahan Atas Peraturan Menteri
penerbitan. Secara langsung peran Pemeriksa Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007
Pajak dalam menunjang Penerimaan Pajak Tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
dapat dilihat dari Surat Ketetapan Pajak (SKP) Suandy, E. 2008. Hukum Pajak ed.4. Jakarta:
yang diterbitkan kepada Wajib Pajak Salemba Empat.
berdasarkan hasil pemeriksaan, sedangkan Sumarsan, T. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta:
secara tidak langsung peran Pemeriksa Pajak Indeks.
dalam menunjang Penerimaan Pajak dapat Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
dilihat dari peningkatan kepatuhan Wajib Pajak Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
terhadap pemenuhan kewajiban perpajakannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2012 Tentang
berdasarkan edukasi maupun penyuluhan yang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
diberikan selama pelaksanaan Pemeriksaan 22 Tahun 2011 Tentang Anggaran
Pajak. Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2012.
Saran
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang
1. Pihak Direktorat Jenderal Pajak melakukan
Perubahan Terakhir Atas Undang-
penambahan jumlah Pemeriksa Pajak pada
Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu. Hal
Pajak Penghasilan.
ini dilakukan agar Pemeriksa Pajak dapat

Anda mungkin juga menyukai