Anda di halaman 1dari 22

Makalah Mandiri PBL

Kelainan Fungsi Pankreas

NAMA : RORY SANDIKA


NIM : 10.2008.130
EMAIL : rory_peace@yahoo.com

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JL. ARJUNA UTARA NO. 6 JAKARTA BARAT 11470
2011

Pendahuluan

Latar Belakang

Pola makan serta diet komponen makromolekul, seperti karbohidrat, lemak, dan
protein cukup berpengaruh terhadap jalannya metabolism dalam tubuh. Akan tetapi
jika ada diet bahan-bahan tertentu, ada kompensasi dalam tubuh yang dapat
mempertahankan keseimbangan ini. Namun jika dibiarkan terus-menerus dapat
memberikan dampak yang kurang baik terhadap pertahanan serta mengganggu fungsi
tubuh.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini antara lain membahas tentang
metabolisme karbohidrat, metabolisme protein, metabolisme lemak, serta cara
kompensasinya untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Dibahas juga mengenai
hormon-hormon yang turut bekerja pada metabolisme-metabolisme tersebut.

Bab II

Isi

2.1 Kelenjar dan Hormon yang Berperan

2.1.1 Pankreas

Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan melalui duktus
pankreatikus ke dalam lumen saluran pencernaan. Di antara sel-sel eksokrin pankreas
tersebar sel endokrin yang dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans. Pada sel endokrin
pankreas terdapat sel alfa yang menghasilkan glucagon, sel beta menghasilkan insulin
yang merupakan sel terbanyak, sel delta tempat sintesis somatostatin, dan sel PP
menghasilkan polipeptida pankreas yang merupakan sel endokrin paling jarang. Hormon
pankreas yang paling penting untuk metabolisme bahan bakar adalah insulin dan
glukagon.1

Insulin

Insulin memiliki peranan penting dalam menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan
asam amino serta meningkatkan anabolisme molekul-molekul nutrien ini. Insulin
memiliki efek terhadap karbohidrat, lemak dan protein. 1

Efek pada karbohidrat

Insulin memiliki empat efek yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan
meningkatkan penyimpanan karbohidrat sebagai berikut:


Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar sel. Molekul
glukosa dapat menembus membran sel jika ada insulin. Insulin meningkatkan
mekanisme terfasilitasi (dengan perantara pembawa) glukosa ke dalam sel-sel
tergantung insulin tersebut melalui fenomena transporter recruitment. Sel-sel
tergantung insulin memiliki simpanan pengangkut glukosa intrasel. Pengangkut
tersebut diinsersi ke dalam membran plasma sebagai respons terhadap
peningkatan sekresi insulin, sehingga terjadi peningkatan pengangkutan glukosa
ke dalam sel.


Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, terjadi di
otot dan hati.


Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.


Insulin menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. 1
Efek pada lemak

Insulin memiliki beberapa efek untuk menurunkan kadar asam lemak darah dan
mendorong pembentukan simpanan trigliserida sebagai berikut:


Insulin meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa. Glukosa
berfungsi sebagai prekusor untuk pembentukan asam lemak dan gliserol, yaitu
bahan mentah untuk membentuk trigliserida.


Insulin mengaktifkan enzim-enzim yang mengkatalisasi pembentukan asam
lemak dari turunan glukosa.


Insulin meningkatkan masuknya asam-asam lemak dari darah ke dalam sel
jaringan adiposa.


Insulin menghambat lipolisis, sehingga terjadi penurunan pengeluaran asam
lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah. 1

Efek pada Protein

Insulin menurunkan kadar asam amino darah dan meningkatkan sintesis protein sebagai
berikut:


Insulin mendorong transportasi aktif asam-asam amino dari darah ke dalam otot
ke dan jaringan lain. Efek ini menurunkan asam amino dalam darah dan
menghasilkan bahan pembangunan untuk sintesis protein di dalam sel.


Insulin meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino ke dalam protein
dengan merangsang perangkat pembuat protein di dalam sel.


Insulin menghambat penguraian sel. 1

Secara singkat, insulin merangsang jalur-jalur biosintetik yang menyebabkan


peningkatan pemakaian glukosa, peningkatan penyimpanan karbohidrat, lemak,
sintesis protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino
dalam darah. Pola metabolik ini khas dalam keadaan absorptif. Jika sekresi insulin
rendah, terjadi katabolisme. Ini terjadi pada keadaaan pasca-absorptif.

Stimulus yang meningkatkan sekresi insulin

Peningkatan kadar glukosa darah, seperti yang terjadi setelah penyerapan


makanan, secara langsung merangsang sintesis dan pengeluaran insulin oleh sel .
Insulin menurunkan kadar glukosa darah ke tingkat normal karena terjadi pemakaian
dan penyimpanan zat gizi ini. Sebaliknya, penurunan kadar glukosa darah di bawah
normal, seperti keadaan puasa, secara langsung menghambat sekresi insulin.
Penurunan kecepatan sekresi insulin ini menyebabkan perubahan metabolisme dari
keadaan absorptif ke keadaan pasca-absorptif.

Selain konsentrasi glukosa plasma, berbagai masukan berikut juga berperan dalam
mengatur sekresi insulin.


Peningkatan kadar asam amino plasma, seperti yang terjadi setelah makan
makanan tinggi protein, secara langsung merangsang sel-sel untuk
meningkatkan sekresi insulin, sehingga kadar asam amino dalam darah menurun,
sedangkan sintesis protein meningkat.


Hormon pencernaan utama yang disekresikan oleh saluran pencernaan sebagai
respons terhadap adanya makanan, terutama gastric inhibitory peptide,
merangsang sekresi insulin pankreas.


Sistem saraf otonom secara langsung mempengaruhi sekresi insulin. Pulau-pulau
Langerhans dipersarafi oleh serat saraf parasimpatis dan simpatis. Peningkatan
aktivitas parasimpatis merangsang pengeluaran insulin. Sebaliknya stimulasi
simpatis, dan peningkatan pengeluaran epinefrin akan menghambat sekresi
insulin. Aktivitas simpatis, seperti stres (fight or flight) dan olahraga
mengakibatkan penurunan insulin menyebabkan kadar glukosa darah naik. 1

Insulin berlebihan menyebabkan hipoglikemia dan dapat terjadi melalui dua cara.
Pertama, kelebihan insulin dapat terjadi pada pasien diabetes yang disuntikan melebihi
asupan kalori dan tingkat olahraga, sehingga terjadi keadaan yang disebut syok insulin.
Kedua, kadar insulin dalam darah berlebihan dapat terjadi pada individu non-diabetes
yang mengidap tumor sel . Pada kasus yang ringan, gejala-gejala hipoglikemia,
misalnya tremor, rasa lelah, mengantuk, dan ketidakmampuan berkonsentrasi, bersifat
nonspesifik. Konsekuensi kelebihan insulin terutama adalah manifestasi efek
hipoglikemia di otak. Otak mengandalkan pasokan glukosa darah dan penyerapannya
tidak bergantung insulin. Pada kelebihan insulin, lebih banyak glukosa yang masuk ke
sel-sel tubuh lain yang bergantung pada insulin. Akibatnya terjadi penurunan kadar
glukosa darah sehingga glukosa yang mengalir ke otak tidak tercukupi.

Glukagon

Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormone ini menimbulkan berbagai efek pada
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein.

Efek pada Karbohidrat

Efek glukagon pada metabolism karbohidrat timbul akibat peningkatan pembentukan


dan pengeluaran glukosa oleh hati sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah.
Glukagon menimbulkan efek hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen,
meningkatkan glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis.

Efek pada Lemak

Glukagon mendorong penguraian lemak dan menghambat sintesis trigliserida. Glukagon


meningkatkan pembentukan keton di hati dengan mendorong perubahan asam lemak
menjadi badan keton. Akibatnya, kadar asam lemak dan badan keton dalam darah
meningkat.

Efek pada Protein

Glukagon menghambat sintesis protein dan meningkatkan penguraian protein di hati. 1


Pengaturan sekresi glukagon


Glukosa adalah pengendali terpenting sekresi glukagon. Hipoglikemia
meningkatkan sekresi glukagon; akibat efek hiperglikemik glukagon, konsentrasi
glukosa darah kembali normal.


Asam amino terutama arginin dan alanin, merangsang sekresi glukagon. Respons
glukagon terhadap asupan protein bermanfaat karena tanpa efek hiperglikemik
glukagon, peningkatan sekresi insulin dapat menyebabkan hipoglikemia.


Puasa dan olahraga merangsang sekresi glukagon. Stimulasi sekresi glukagon
membantu mencegah penurunan mencolok konsentrasi glukosa darah. 2

2.2 Metabolisme

2.2.1 Metabolisme karbohidrat

Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia melalui
lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisa terjadi
dalam keadaan anaerob, maka produk akhir glukosa tersebut berupa laktat. Namun,
jaringan yang dapat menggunakan oksigen mampu memetabolisme piruvat menjadi
asetil-KoA, yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi
sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan pelepasan ATP, pada proses fosforilasi oksidatif.3

Glikolisis

Glikolisis terjadi di sitosol. Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi


piruvat (keadaan aerob) dan laktat (keadaan anaerob).
Langkah-langkah terjadinya glikolisis adalah sebagai berikut:


Reaksi fosforilasi glukosa : glukosa glukosa 6-P

Enzim: heksokinase (di jaringan lain), dan glukokinase (di hepar)

Memerlukan ATP dan Mg 2+ ADP


Glukosa 6-P Fruktosa 6-P

Enzim fosfoheksosaisomerase


Fruktosa 6-P Fruktosa 1,6 bifosfat

Enzim fosfofruktokinase

Memerlukan ATP dan Mg 2+ ADP


Fruktosa 1,6 bifosfat gliseraldehid-3-P + DHAP (Dihidroksiaseton fosfat)

Enzim aldolase

DHAP gliseraldehid 3-P (oleh enzim fosfotriosa isomerase)


Gliseraldehid 3-P 1,3 bifosfogliserat

Enzim gliseraldehid 3-P dehidrogenase

Memerlukan NAD+ + Pi NADH


1,3 bifosfogliserat 3-fosfogliserat

Enzim fosfogliserat kinase

Menghasilkan ATP


3-fosfogliserat 2-fosfogliserat

Enzim fosfogliserat mutase



2-fosfogliserat PEP (Fosfoenolpiruvat)

Enzim enolase

Inhibitor: flourida

Memerlukan Mg2+


PEP (enol) piruvat

Enzim piruvat kinase

Menghasilkan ATP


(Enol) piruvat (keto) piruvat

Mengalami konversi spontan

Jumlah ATP yang dihasilkan:


8 ATP (aerob)


2 ATP (anaerob)

Oksidasi piruvat

Mekanisme ini memerlukan kompleks piruvat dehidrogenase, yakni asetil-KoA, NADH,


Kinase spesifik. Piruvat DH dihambat oleh produknya, yaitu asetil-KoA dan NADH.

Siklus Asam Sitrat (SAS)

SAS terjadi di matriks mitokondria. SAS dapat dilakukan jika terdapat asetil-KoA, yang
merupakan produk dari piruvat DH.

Reaksi-reaksinya sebagai berikut:

Gambar 1. Gambaran Reaksi Siklus Krebs



Asetil-KoA + oksaloasetat + H2O sitrat + KoA (oleh enzim sitrat sintase)

Sitrat isositrat (oleh enzim akonitase; dihambat oleh Flouroasetat)

Isositrat + NAD+ -ketoglutarat + CO2 + NADH + H+ (oleh enzim isositrat DH)

-ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil-KoA + CO2 + NADH + H+ (oleh enzim -


ketoglutarat DH)

Suksinil-KoA + GDP + Pi Suksinat + GTP + KoA (oleh enzim suksinat tiokinase)



Suksinat + FAD Fumarat + FADH2 (oleh enzim suksinat DH ; dihambat oleh
malonat)


Fumarat + H2O Malat (enzim fumarase)


Malat + NAD+ oksaloasetat + NADH + H+ (enzim malat dehidrogenase)

Total ATP yang dihasilkan pada 1 molekul glukosa:

Glikolisis (aerob) 8 ATP

Oksidasi piruvat 6 ATP

SAS 24 ATP

Total keseluruhan 38 ATP

Metabolisme
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena
portae. Sebagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen,
sehingga kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena
fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian
besar (2/3) akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen.
Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika
penimbunan dalam bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat
akan diubah menjadi lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan
kembali energi tersebut, simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul
oleh mobilisasi lemak. Jika dihitung dalam jumlah kalori, simpanan energi dalam bentuk
lemak jauh melebihi jumlah simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak energi, mendapatkan
energi dari hasil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah
akan diisi kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang
diperlukan lebih banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan.
Dalam jaringan lemak diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah
menjadi asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam
metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu
proses pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO 2 dan H2O dan

terlepas enersi dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar

yaitu ATP (Adenosin Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan enersinya sambil

berubah menjadi ADP (Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah

menjadi "asam laktat". Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki

aliran darah menuju ke hepar.


Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam piruvat dan selanjutnya
menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan energi. Hal ini hanya terdapat di
dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga
glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme
karbohidrat selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon
tertentu. Hormon Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas
sangat memegang perananan penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di
dalam jaringan, merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar
maupun otot. Hal ini terjadi apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya
apabila kadar glukosa darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar
glukosa darah akan menaik kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitu
mengubah lemak atau protein menjadi glukosa.4

2.2.2 Metabolisme Lipid

Asam lemak rantai panjang dapat berasal dari lipid di dalam makanan atau bisa
dari hasil sintesis de novo dari asetil-KoA derivat karbohidrat. Di dalam jaringan, asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil-KoA atau diesterifikasi dengan gliserol yang
menyusun cadangan utama kalori tubuh dalam bentuk triasilgliserol.
Gambar 2. Gambaran singkat metabolisme asam lemak.

Asetil Ko-A yang dibentuk oleh oksidasi- dapat mengalami beberapa proses.


Asetil-KoA yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini dioksidasi menjadi CO 2
+ H2O melalui siklus asam sitrat.


Menjadi prekusor untuk membentuk kolesterol dan steroid lain.


Di hati, senyawa ini digunakan untuk membentuk badan keton (asetoasetat dan 3-
hidroksibutirat) yang merupakan bahan bakar penting pada keadaan puasa.3

2.2.3. Metabolisme Protein


Protein diserap dalam bentuk asam amino. Asam amino terdiri atas asam amino
esensial dan asam amino non-esensial. Jenis asam amino non-esensial dapat dibentuk dari
intermediet melalui proses transaminasi dengan menggunakan nitrogen amino dari
kelebihan asam amino lain.

Gambar 3. Gambaran singkat metabolisme asam amino

Proses transaminasi adalah proses yang mana suatu gugus amino dipindahkan,
biasanya dari Glu suatu keto acid dan reaksi ini menghasilkan asam amino yg terkait
plus -ketoglutarat. Setelah deaminasi, nitrogen amino yang berlebih akan dikeluarkan
sebagai urea, dan kerangka karbon yang tersisa setelah transaminasi akan mengalami
oksidasi menjadi CO2 lewat SAS, glukoneogenesis atau membentuk badan keton.3
Pada keadaan puasa, terjadi pengeluaran alanin yang cukup banyak dari otot
rangka, jauh melebihi konsentrasinya di protein otot yang sedang dikatabolisme. Alanin
yang dibentuk melalui transaminasi piruvat yang dihasilkan oleh glikolisis glikogen otot,
dan diangkut ke hati zat ini menjadi substrat bagi glukoneogenesis setelah transaminasi
kembali menjadi piruvat. Siklus glukosa-alanin merupakan cara tidak langsung
pemanfaatan glikogen otot untuk mempertahankan glukosa darah dalam keadaan puasa. 3
2.2.4 Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekusor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau


glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik (trp, ala, ser,sis, thre,
gli, tir, phe, isoleu, met, val, his, pro, gln, glu, asp, arg), laktat, gliserol dan propionat.
Terjadi di hati dan ginjal. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika
karbohidrat dari makanan atau cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa
merupakan hal yang esensial terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan
glukoneogenesis biasanya bersifat fatal, misalnya hipoglikemia, yang dapat menyebabkan
koma dan kematian. Glukoneogenesis memberihkan laktat yang dihasilkan oleh otot dan
eritrosit serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa. 3

2.3 Gizi

2.3.1 Karbohidrat

Jenis Karbohidrat

Karbohidrat terdiri atas unsur-unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang
umumnya mempunyai rumus kimia Cn(H2O)n . Rumus umum ini member kesan zat
karbon yang diikat dengan air sehingga dinamakan karbohidrat. Karbohidrat yang
terdapat dalam makanan ada tiga jenis, yakni monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Monosakarida dan disakarida terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa
(tawar). Monosakarida terbagi atas glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Sedangkan
disakarida terbagi atas sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa).

Sumber karbohidrat

Sumber karbohidrat yang menjadi bahan makanan pokok di Indonesia antara lain beras,
umbi, sagu, singkong. Selain itu, buah-buahan juga mengandung karbohidrat, yakni
pisang, nangka, durian, sawo, mangga, salak, dan sebagainya. Namun kadar karbohidrat
yang terdapat pada buah-buahan relatif lebih kecil dibandingkan dengan bahan makanan
pokok.5

Fungsi karbohidrat


Sumber energi utama


Karbohidrat yang tidak dapat dicerna membantu melancarkan BAB


Sebagai bagian dari struktur sel, dalam bentuk glikoprotein.


Cadangan karbohidrat pada hati dan otot dalam bentuk glikogen, merupakan salah
satu bentuk karbohidrat yang mudah dimobilisasikan jika tubuh memerlukan
banyak energi. 5

Kebutuhan karbohidrat

1 gr karbohidrat = 4 kalori.

Karbohidrat yang ideal dikonsumsi yakni 60-70% total kalori/hari.

2.3.2 Protein

Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O dan unsur khusus yang terdapat di


dalam protein dan tidak terdapat di dalam molekul karbohidrat dan lemak adalah nitrogen
(N). Jika protein mengalami hidrolisa total, akan dihasilkan 20 jenis asam amino. Asam
amino terdiri dari sebuah gugus amino dan sebuah gugus karboksil serta sebuah atom
hidrogen.Ada dua jenis asam amino, yakni asam amino esensial dan asam amino non-
esensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh, namun tubuh tidak dapat mensintesisnya, sehingga perlu asupan dari makanan.
Contoh asam amino esensial lysine, leucin, isoleucin, valine, threonin, phenylalanine,
methionin, tryptophane, sedangkan untuk anak-anak yang dalam masa pertumbuhan
sangat memerlukan histidin dan arginin. Sedangkan asam amino non-esensial merupakan
asam amino yang tidak terlalu dibutuhkan oleh tubuh, namun tubuh dapat
mensintesisnya. Contoh asam amino non-esensial glisin, prolin, asam glutamate, asam
aspartat, serin, alanin. 5

Sumber Protein

Sumber protein hewani, yakni unggas, telur, ikan, susu, dan produknya.

Sumber protein nabati, yakni keledai, kacang tanah, kacang polong, kacang merah,
tempe, tahu, oncom. 5

Fungsi Protein


Bahan enzim untuk mengkatalisi reaksi-reaksi biokimia misalnya tripsin


Protein cadangan disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan makanan
misalnya dalam lapisan aleuron (biji jagung) , ovalbumin (putih telur).


Protein transport , mentransfer zat-zat atau unsure-unsur tertentu misalnya
hemoglobin untuk mengikat O2.


Protein kontraktil , untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya myosin untuk
kontraksi otot.


Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya antibodi
yang mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing (antigen) ke
dalam tubuh.


Hormon merupakan protein yang berfungsi sebagai pengatur proses dalam tubuh,
misalnya hormon insulin.


Protein struktural, merupakan protein yang menyusun struktur sel, jaringan dan
tubuh organisme hidup misalnya glikoprotein untuk dinding sel, keratin untuk
rambut dan bulu. 6

Kebutuhan Protein

1 gr protein = 4 kalori
Kebutuhan protein = 10 15% total kalori / hari

Bayi = 1,6 2,2 g/KgBB/hari

Anak = 1,0 1,1 g/KgBB/hari

Dewasa = 0,75 1 g/KgBB/hari

Hamil = 1,3 10,7 g/KgBB/hari

Laktasi = 11,8 14,7 g/KgBB/hari

2.3.3 Lemak

Lemak adalah kelompok ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut
tertentu (zat pelarut lemak), seperti petroleum benzene, ether. Lemak terdiri dari asam
lemak dan gliserol. Apabila dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat dan lemak
dari yang diperlukan oleh tubuh, maka lemak dan karbohidrat tersebut tidak akan
langsung dibakar. Tetapi kelebihan ini akan diubah oleh tubuh menjadi lemak dan
disimpan sebagai cadangan tenaga yang akan diambil jika tubuh membutuhkan sewaktu-
waktu. Lemak cadangan ini terutama disimpan di bawah kulit dan sekitar otot. Selain itu,
terdapat pula simpanan lemak di sekitar jantung, paru-paru, ginjal dan organ tubuh
lainnya. Cadangan lemak memang diperlukan di dalam tubuh. Tetapi jika cadangan ini
jumlahnya terlalu banyak dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Lemak yang pada
pada suhu kamar disebut lemak atau gajih, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut
minyak.5

Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Lipid sederhana :

lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida),

ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi

B. Lipid majemuk

fosfolipid

lipoprotein

C. Lipid turunan

asam lemak

sterol (kolesterol).7

Fungsi lemak

Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel,
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, memberi rasa kenyang dan
kelezatan, dan memelihara suhu tubuh.7

Sumber lemak

Lemak nabati, berasal dari tumbuhan, dan mengandung lebih banyak asam lemak tak
jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, pada suhu kamar berbentuk cair
yang disebut minyak.5 Contoh lemak nabati minyak sawit, minyak kelapa, margarin,
minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak jagung. 8
Lemak hewani, berasal dari hewan, mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya
mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk
padat. 5 contohnya adalah keju, mentega, lemak daging (sapi/kambing). 8

Kebutuhan lemak

Nilai kalori lemak : 9 kal/gr lemak.

o Dalam bentuk lemak, energi dapat disimpan dalam jumlah besar dengan massa yang
kecil, dan tidak memerlukan banyak air (seperti pada penimbunan karbohidrat dan
protein) sehingga mempunyai volume dan berat relatif rendah.

o Kebutuhan lemak dalam tubuh adalah sebesar 15-20% dari jumlah total kalori per hari.

o Perbandingan konsumsi lemak jenuh tak jenuh: 1 : 2

o Kebutuhan kalori per hari 2100 kalori, berarti 400 kalori untuk lemak.
o Di negara kaya konsumsi lemak mencapai 30-40% dari total kalori/hari tetapi hal ini
sangat berbahaya.

o Di Indonesia hanya 7-8% dari energi total, hal ini dianggap terlalu rendah.
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Karbohidrat, lemak dan protein merupakan komponen utama dalam memenuhi


ketersediaan energi bagi manusia menjalankan aktivitasnya. Kebutuhan pun disesuaikan
dengan aktivitas yang dilakukan. Selain ketiga bentuk makromolekul diatas dibutuhkan,
juga diperlukan vitamin, mineral dan air untuk menyeimbangkan metabolisme yang
terjadi dalam tubuh. Adapun metabolisme dalam bentuk anabolik (pembentukan) dan
katabolik (penguraian). Kedua mekanisme tersebut dijalankan sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Terdapat pula hormon-hormon yang membantu menjalankan metabolisme,
misalnya insulin, glukagon. Insulin pada dasarnya bersifat anabolik, sedangkan glukagon
bersifat katabolik. Jika tubuh kelebihan kadar glukosa darah, misalnya setelah makan,
maka insulin yang bekerja untuk proses glikogenesis. Sebaliknya, tubuh yang kekurangan
kadar glukosa darah, maka glucagon akan merangsang glukoneogenesis, yaitu proses
mengubah prekusor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen.

3.2 Saran

Sebaiknya mengatur pola makan yang baik dan makan makanan yang mengandung gizi
seimbang sesuai dengan kebutuhan individu, agar metabolisme dalam tubuh dapat
bekerja dengan baik.
Daftar Pustaka

1. Sherwood, L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001

2. Guyton Et Hall. Buku saku fisiologi kedokteran, edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2010.

3. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, dan Rodwell VW.Biokimia Harper, edisi 27.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.

4. Metabolisme karbohidrat. Diunduh dari http://library.usu.ac.id, 2 November 2010.

5. Sediaoetama, AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat:
2008.

6. Pembentuk fungsi dan sumber protein. Diunduh dari http://id.shvoong.com/exact-


sciences/, 2 November 2010.

7. Nutracare. Diunduh dari http://medicastore.com/, 2 November 2010.

8. Pedoman gizi. Diunduh dari http://www.gizi.net/, 3 November 2010.

Anda mungkin juga menyukai