Argentometri
Rusnawati Ruslan
441413030
Kelas kimia B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
A. Tujuan Praktikum
Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur dengan metode Mohr dan
Volhard.
B. Dasar Teori
Titik akhir titrasi akan mudah teramati bila penambahan sedikit titran
menyebabkan perubahan besar PAg oleh karena itu perlu diperhatikan
variabelvariabel yang dapat menyebabkan perubahan besar PAg.Kosentrasi,
semakin kecil kosentrasi analit dan titran, semakin kecil pula tentang penurunan
PAg dekat titik ekivalen. Kelarutan, semakin kecil harga Ksp, semakin besar pula
tentang perubahan PAg dekat titik ekivalen. Ion iodida memberikan rentang
perubahan PAg paling besar sedangkan ion ioda memberikan rentang perubahan
PAg paling kecil. Untuk titrasi ion iodida rentang endapan maka semakin lambat
tercapainya perubahan warna.
digunakan dalam
6 Labu takar
pengenceran sample
Digunakan untuk
meneteskan sejumlah
larutan yang sangat teliti,
9 Buret tepat terukur, volume
variable dan biasa
digunakan pada metode
titrasi atau volumetri.
Kertas
10 Untuk menyaring larutan
Saring
b. Bahan
N Nama
o Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia
1. AgNO3 1. Padatan kristal tidak 1. Larut dalam air,
2. Merupakan Garam,
(Perak berwarna
3. Oksidator Kuat,
2. titik leleh: 59C
Nitrat ) 4. Dapat diisolasi, Beracun
3. titik didih: 97C, densitas:
1,82
2. K2CrO4 1. zat cair berwarna 1.Pereaksi Analis dan untuk
kuning. Pigmen.
2. titik leleh 970C . 2.Mudah bereaksi dengan Air.
3. densitas 2,73 g/mL 3.Larutan Basa. Beracun.
4.Dapat diisolasi
4. HNO3 1. Massa jenis : 1,502 gr/cm3, 1.Merupakan oksidator yang
2. Titik didih : 86C,
kuat dan asam kuat,
3. Titik lebur : -42C,
2. Reaksi dengan amonia
4. Energi evaporasi : 9,43
menghasilkan amonium
kkal/mol pada 20oC, nitrat, menurut reaksi:
5. Berat Molekul 63,02gram/mol,
HNO3 + NH3
6. Nilai entropi : 37,19 kkal/mol
NH4NO3,
oK pada 25oC,
3. Reaksi dengan nikel sulfida
7. Tidak berwarna.
menghasilkan garam nikel
nitrat, nitrogen monoksida,
belerang, dan air.
3 NiS + 8 HNO3 3
Ni(NO3)2 + 2 NO + 3 S +
4 H2O.
4. Reaksi dengan NiS yang
ditambah asam klorida,
menghasilkan garam nikel
klorida.
5. H2O 1. cairan bening tak 1. pelarut polar
2. merupakan ion H+ , yang
berwarna
2. titik didih 1000 C berasosiasi dengan OH-
3. titik lebur 00 C (273,15
K)
D. Prosedur Kerja
1. Penetapan NaCl dalam garam dapur (Cara Mohr)
NaCl 1 gram
Menimbang dan melarutkan dengan air
suling, masukkan ke dalam labu takar 100
mL
Mengambil 25 mL larutan contoh,
masukkan ke dalam Erlenmeyer,
tambahkan indicator K2Cr2O4 5 %
Titrasi dengan larutan AgNO3
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Menghitung kadar NaCl dalam garam dapur
2. Cara Volhard
Perhitungan
1) Molar NaCl
M AgNO3 = 0,1 M
V NaCl = 25 ml
M AgNO3 = 0,1 M
BE NaCl = 58, 5
Penyelesaian
V AgNO3 X M AgNO3 X BE NaCl
X 100%
Mg contoh
Kadar NaCl =
= 20,7 %
Dik : V KSCN = 35 ml
M KSCN = 0,1 M
BE NaCl = 58, 5
Penyelesaiaan
= 2,04 %
F. Pembahasan
Argentometri merupakan analisis volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga
diartikan sebagai cara pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar
Ag+ itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Tujuan dari percobaan, dapat menentukan klorida dalam garam dapur kasar
Sebelum memulai percobaan, kita persiapkan alat dan bahannya. Alat yang
digunakan diantaranya adalah labu ukur 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, pipet tetes,
corong penyaring, kertas saring, statif dan klem, buret asam, gelas kimia,
pengaduk dan kaca arloji, sedangkan bahan-bahan yaitu larutan AgNO3 0,1 M
garam dapur, indikator K2CrO4 5%, aquadest, HNO3 4 M, indikator Fe3+, dan
KSCN 0,1 M.
1. Penetapan NaCl dalam aram dapur (Cara Mohr)
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode Mohr dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik
ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna larutan
menjadi merah dan munculnya endapan putih secara permanen. Pada percobaan
ini langkah yang pertama dilakukan menimbang garm dapur 1 gram dalam bentuk
padatan warna putih,kemudian melarutkan dengan aquadest dan memasukkan
kedalam labu takar 100 ml warna larutan menjadi bening
Gambar 1
Setelah itu memipet 25 ml larutan contoh dan menambahkan indikator
K2CrO4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi warna kuning mudah.
Dipilih indikator K2CrO4 karena suasana sistem cenderung netral. Kalium kromat
hanya bisa digunakan dalam suasana netral. Jika kalium kromat pada reaksi
dengan suasana asam, maka ion kromat menjadi ion bikromat dengan reaksi :
2 2
4 7
2 CrO + 2 H+ Cr2O + H2O
Sedangkan dalam suasana basa, ion Ag+ akan bereaksi dengan OH- dari
basa dan membentuk endapan Ag(OH) dan selanjutnya teroksidasi menjadi H 2O
dengan reaksi:
Ag+ + 2OH- Ag(OH)2
Gambar 2
Kemudian dititrasi dengan AgNO3, dari hasil yang kita dapatkan terdapat
endapan merah bata pada volume 35,5 ml, yang mana ion Cl - sudah habis dan
CrO4 yang bereaksi. Saat itulah AgNO3 tepat habis bereaksi dengan NaCl.
Keadaan tersebut dinamakan titik ekuivalen dimana jumlah mol grek AgNO3 sama
dengan jumlah mol grek NaCl.
Pada titrasi ini, digunakan kromat sebagai indicator sebab bila
dibandingkan dengan AgCl maka yang mengendap terlebih dulu adalah AgCl.
Titik akhir titrasi ditandai dengan endapan merah bata dari perak kromat
(Ag2CrO4) dengan pH 7-10. Kelarutan perak kromat beberapa kali lebih besar
dari pada kelarutan perak klorida. Akibatnya, endapan perak terbentuk lebih dulu
dari pada endapan perak kromat. Dengan mengatur ion kromat sebagai indicator,
pembentukan perak kromat dapat ditangguhkan hingga semua ion klorida
terendapkan sebagai perak klorida atau hingga konsentrasi ion mencapai titik
ekivalen.
Gambar 3
Gambar 4
Setelah memipet larutan contoh 25 ml dan menambahkan 50 mL AgNO3
0,1 M dan diencerkan sehingga terbentuk larutan berwarna putih yang mempunyai
endapan putih.
Gambar 5
Kemudian larutan homogen, dikocok dan disaring hingga terdapat filtrat
dan residu dimana filtrat tersebut menjadi berwarna bening.
Gambar 6
Selanjutnya Air saringan tersebut ditambahkan 10 mL HNO3 4 M dan
ditambahkan 5 mL indikator Fe3+, terjadi perubahan warna larutan yaitu larutan
berwarna keruh dan terbentuk endapan putih.
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih)
Gambar 7
Langkah selanjutnya dititrasi dengan KSCN 0,1 M hingga terjadi
perubahan warna larutan menjadi merah disertai terbentuknya endapan putih pada
volume 0, 2 mL. Reaksinya :
AgNO3 + KSCN K(AgCN)2 + KNO3
Gambar 8
Sesuai dengan hasil perhitungan maka yang diperoleh bahwa kadar NaCl
pada percobaan ini adalah 2,04 %.
G. Kesimpulan
1. Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO 3. Ada
3 metode argentometri yaitu metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Akan tetapi
metode yang dipakai dalam percobaan ini adalah metode Mohr dan Volhard.
2. Metode Mohr didasarkan pada pembentukan endapan berwarna dan metode
Volhard berdasarkan pembentukan larutan senyawa kompleks berwarna.
3. Dalam penentuan kadar NaCl pada garam dapur metode Mohr, didapatkan
sebanyak 20,7 % kadar NaCl
4. Dalam penentuan kadar NaCl pada garam dapur metode Volhard, didapatkan
sebanyak 2,04 % kadar NaCl.
H. Kemungkinan Kesalahan
a. Kurangnya pengetahuan praktikan dalam penggunaan alat, misalnya buret
b. Kurang teliti dalam membersikan alat praktikum.
c. Kesalahan dalam mengamati perubahan warna yang terjadi
Daftar Pustaka
Day, J.D. Underwood. 1988. Analisis kimia kualitatif (edisi keempat). Jakarta :
Erlangga
Svhela. Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka