Anda di halaman 1dari 60

KATA PENGANTAR

Puju syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , atas semua rahmat serta hidayah-Nya
yang telah di limpahkan. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Infark
Miokard Akut dan Angina Pektoris sesuai dengan waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam
tak lupa kami curahkan kepada nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari alam
jahiliyah menuju alam terang menderang
Makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Sistem Kardiovaskuler. Dalam penyusunan ini
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami harapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini,
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang bersangkutan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa menridhai segala usaha yuang kita
lakukan. Amin.

Gorontalo, 17 September 2015

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

INFARK MIOKARD AKUT

BAB I PENDAHULUAN .. 4

1.1 Latar Belakang .. 4


1.2 Rumusan Masalah . 5
1.3 Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6

2.1 Definisi Infark Miokard Akut 6

2.2 Etiologi Infark Miokard Akut 6

2.3 Patologi Infark Miokard Akut 9

2.4 Manifestasi Klinik Infark Miokard Akut ... 9

2.5 Komplikasi Infark Miokard Akut .. 10

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Infark Miokard Akut .. 11

2.7 Penatalaksanaan Infark Miokard Akut ... 13

2.8 Pengkajian Infark Miokard Akut ... 13

2.9 Diagnosa dan Intervensi Infark Miokard Akut ... 15

BAB III PENUTUP . 29

3.1 Kesimpulan . 29

3.2 Saran ... 29

ANGINA PEKTORIS

BAB I PENDAHULUAN 30

1.1 Latar Belakang 30


1.2 Rumusan Masalah ... 30
1.3 Tujuan . 31
BAB II PEMBAHASAN .. 32

2.1 Definisi Angina Pektoris .. 32

2
2.2 Etiologi Angina Pektoris 32

2.3 Patologi Angina Pektoris 33

2.4 Manifestasi Angina Pektoris 34

2.5 Komplikasi Angina Pektoris 35

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Angina Pektoris 37

2.7 Penatalaksanaan Angina Pektoris 38

2.8 Pengkajian Angina Pektoris 40

2.9 Diagnosa dan Intervensi Angina Pektoris 40

BAB III PENUTUP ... 50

3.1 Kesimpulan .. 50

3.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 52

3
INFARK MIOKARD AKUT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infark miokard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan
oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark menyebabkan kematian
jaringan yang ireversibel.
Infark miokard apabila tidak segera ditangani atau dirawat dengan cepat dan tepat dapat
menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat menyebabkan
kematian, dan apabila sembuh akan terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel
miokardium yang mati. Apabila jaringan cukup luas maka kontraktilitas jantung menurun ,
jaringan parut tersebut lemah sehingga terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka
diperlukan tindakan medis dan tindakan keperawatan yang cepat dan tepat untuk mencegah
komplikasi yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat. Untuk
memberikan pelayanan tersebut diperlukan pengetahuan serta keterampilan yang khusus dalam
mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan pemberian asuhan
keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Adapun gambaran distribusi, umur, geografi, jenis kelamin dan faktor resiko IMA sesuai
dengan angina pektoris atau Penyakit Jantung Koroner pada umumnya. IMA merupakan
penyebab kematian tersering di AS. Di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir IMA lebih sering
ditemukan, apalagi dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit perawatan penyakit jantung
koroner intensif yang semakin tersebar merata. Kemajuan dalam pengobatan IMA di unit
perawatan jantung koroner intensif yang semakin tersebar merata. Kemajuan dalam pengobatan
IMA di unit perawatan jantung koroner intensif berhasil makin menurunkan angka kematian
IMA.

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Bagaimana definisi dari Infark Miokard Akut (IMA)?
2. Bagaimana pemyebab dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA) ?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA)?
4. Bagaimana manifestasi klinik dari penyaki Infark Miokard Akut (IMA)?
5. Bagaimana komplikasi dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA)?
6. Bagaimana cara pemeriksaan diagnostik dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA)?
7. Bagaimana Penatalaksanaan dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA)?
8. Bagaimana Pengkajian dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA)?
9. Bagaimana Diagnosa dan Intervensi Keperawatan dari penyakit Infark Miokard Akut
(IMA)?
1.3 Tujuan Masalah :

1. Untuk mengetahui definisi dari Infark Miokard Akut (IMA).


2. Untuk mengetahui Penyebab dari penyakit Infar Miokard Akut (IMA).
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
5. Untuk mengetahui Komplikasi dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
6. Untuk mengetahui cara Pemeriksaan diagnostik dari penyakit Infark Miokard Akut
(IMA).
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
8. Untuk mengetahui pengkajian dari penyakit Infark Miokard Akut (IMA).
9. Untuk mengetahui diagnosa dan Intervensi keperawatan dari penyakit Infark Miokard
Akut (IMA).

BAB II

PEMBAHASAN

5
2.1 Definisi

Infark miokard akut ini atau disebut juga dengan IMA (Infark Miokardium Akut)
adalah sebuah kondisi kematian pada miokard (otot jantung) akibat dari aliran darah ke
bagian otot jantung terhambat atau juga terganggu. Infark miokard akut ini disebabkan
adanya penyempitan atau pun sumbatan pembuluh darah koroner. Dan pembuluh darah
koroner ini adalah pembuluih darah yang memberikan makan serta nutrisi ke otot jantung
untuk menjalankan fungsinya.
Infark Miokardium Akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut pada arteri koroner.
(Perki, 2004)
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth,
2002)

2.2 Etiologi

Infark Miokard Akut bisa terjadi bila suplai oksigen yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga hal tersebut bisa menyebabkan kematian
sel-sel jantung tersebut. Gangguan oksigenasi dapat terjadi karena berupa factor antara
lain:
1. Berkurangnya Suplai oksigen ke Miokardium
a. Faktor pembuluh darah
Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah sebagai jalan
darah mencapai sel-sel jantung diantaranya aterosklerosis. Aterosklerosis
penyempitan pembuluh darah karena banyaknya kolestrol atau timbunan kolestrol
dipembuluh darah. Jadi darah yang masuk akan terhambat oleh penyempitan
tersebut sehingga oksigen yang akan disuplai ke otot jantung akan berkurang.
b. Faktor sirkulasi
Kondisi yang menyebabkan adanya gangguan pada sirkulasi diantaranya
adalah keadaan saat hipotensi. Saat hipotensi tekanan darah rendah jadi oksigen
yang dibawa juga tidak banyak.
c. Faktor darah

6
Jika daya angkut darah berkurang, maka sebaik apapun pembuluh darah dan
pemompaan jantung maka hal tersebut tidak akan cukup membantu. Hal yang bisa
menyebabkan terganggunya daya angkut darah diantaranya anemia, hipoksemia,
polisitemia.
2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
dengan baik yaitu dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan cardiac
output. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung maka mekanisme
kompensasi ini justru pada akhirnya akan memperberat kondisinya karena hal ini otomatis
akan membuat kebutuhan oksigen semakin meningkat sedangkan dari suplai oksigen itu
sendiri tidak bertambah. Aktivitas pemicunya adalah aktivitas berlebihan, emosi, makan
terlalu banyak.
1. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah
a. Usia lebih dari 40 tahun
Pada sistem kardiovaskular, proses menua menyebabkan: basal heart rate
menurun,respon terhadap stres menurun, LV compliance menurun: karena terjadi
hipertrofi, senileamyloidosis, pada katup terjadi sklerosis dan klasifikasi yang
menyebabkan disfungsi katup, AV node dan sistem konduksi fibrosis, komplains
pembuluh darah perifer menurun, sehingga afterload meningkat, dan terjadi proses
aterosklerotik (Sudoyo, 2008).
b. Jenis kelamin
Menurut Anand (2008), wanita mengalami kejadian infark miokard pertama
kali 9 tahun lebih lama daripada laki-laki. Perbedaan onset infark miokard pertama
ini diperkirakan dari berbagi faktor resiko tinggi yang mulai muncul pada wanita
dan laki-laki ketika berusia muda.
2. Faktor resiko biologis yang dapat diubah
1. Kolesterol serum tinggi ( diatas 200 mg/L)
Penyakit kolesterol merupakan penyakit yang harus diwasapdai, penyakit
kolesterol membawa dampak negatif bagi tubuh dan merupakan salah satu
penyakit yang membawa penyakit lainnya mudah timbul, seperti penyakit
komplikasi seperti penyakit jantung koroner, penyakit hipertensi, gangguan fungsi

7
hati, obesitas, diabetes, dan penyakit lainnya yang berpeluang hinggap pada tubuh
karena kolesterol tinggi.
2. Perokok (>20 btg/hari)
Meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 50%. Seorang
perokok pasif mempunyai resiko terkena infark miokard. Di inggris sekitar
300.000 kematian karena penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan rokok.
Merokok dapat mengakibatkan aterosklerosis yang berujung pada serangan
jantung dan stroke.

8
2.3 Patofisiologi

2.4 Manifestasi

Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanpak infark miokard yang nyata
(suatu serangan jantung tersamar), biasanya timbul manifestasi klinis yang bermakna
(Elizabeth J Corwin, 2000) :

1. Nyeri dengan permulaan yang (biasanya) mendadak, sering digambarkan memiliki sifat
meremukkan dan parah. Nyeri dapat menyebar ke bagian atas tubuh mana saja, tetapi

9
sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher atau rahang. Nitrat dan istirahat dapat
menghilangkan iskemia diluar zona nekrotik (menyebabkan kerusakan jaringan) dengan
menurunkan beban jantung.
2. Terjadi mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat.
3. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot rangka.
4. Kulit yang dingin akibat vasokontriksi simpatis.
5. Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan
aldosteron/ADH.

2.5 Komplikasi
1. Aritmia; ekstra sistol, bradikardia, AV block, takikardia, dan fibrilasi ventrikel.
2. Gagal jantung dan edema paru.
3. Shock.
4. Ruptur(pecah) miokard.
5. Henti Jantung Nafas ( Cardio Pulmonary Arrest )
Komplikasi yang muncul pada penderita infark miokard (Elizabeth J Corwin,2000)
adalah:
a. Tromboemboli (pembukaan darah)
Terjadi tromboembolus akibat kontraktilitas miokardium berkurang. Embolus tersebut
dapat menghambat aliran darah kebagian-bagian jantung yang sebelumnya tidak rusak oleh
infark semula. Embolus tersebut juga dapat mengalir ke organ lain,menghambat aliran
darahnya dan menyebabkan infark diorgan tersebut.
b. Gagal jantung kongesif
Terjadi gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat memompa keluar semua
darah yang diterimanya. Gagal jantung dapat timbul segera setelah infark apabila infark awal
berukuran sangat luas,atau timbul setelah pengaktifan refleks-refleks baroreseptor. Dengan
diaktifkannya refleks-refleks baroreseptor terjadi peningkatan darah yang kembali kejantung
yang rusak serta kontriksi arteri dan arteriol disebelah hilir. Hal ini menyebabkan darah
terkumpul dijantung dan menimbulkan peregangan yang berlebihan terhadap sel-sel otot
jantung. Apabila peregangan tersebut cukup hebat,maka kontraktilitas jantung dapat
berkurang karena sel-sel otot tertinggal pada kurva panjang-tegangan.
c. Disritmia

10
Disritmia dapat timbul akibat perubahan keseimbangan elektrolit dan penurunan pH.
Daerah-daerah dijantung yang mudah teriritasi dapat mulai melepaskan potensial aksi
sehingga terjadi disritmia. Nodus SA dan AV,atau jalur transduksi (serat Purkinje atau berkas
His), dapat merupakan bagian dari zona iskemik atau nekrotik yang mempengaruhi
pencetusan atau penghantaran sinyal. Fibrasi adalah sebab utama kematian pada infark
miokard di luar rumah sakit.
d. Syok kardiogenik
Terjadi syok kardiogenik apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama.
Syok kardiogenik dapat fatal pada waktu infark, atau menimbulkan kematian atau kematian
atau kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal karena
organ-organ ini mengalami iskemia. Syok kardiogenik biasanya berkaitan dengan kerusakan
sebanyak 40% massa otot jantung.
e. Perikarditis
Terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung (biasanya beberapa hari setelah
infark). Perikarditis sebagai bagian dari reaksi peradangan setelah cedera dan kematian sel.
Sebagian jenis perikarditis dapat timbul beberapa minggu setelah infark, dan mungkin
mencerminkan suatu reaksi hipersensitifitas imun terhadap nekrosis jaringan.
f. Rupture miokardium
Setelah infark miokardium sembuh, terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-
sel miokadium yang mati. Apabila jaringan parut ini cukup luas, maka kontraktilitas jantung
dapat berkurang secara permanen. Pada sebagian kasus, jaringan parut tersebut lemah
sehingga kemudian dapat terjadi ruptur miokardium atau neurisma.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
missal hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih

11
Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut
atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal lokasi
atau luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan
fraksi ejeksi (aliran darah)
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri
(fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase AMI kecuali mendekati bedah
jantung angioplasty atau emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan

12
15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan
dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.
2.7 Penatalaksanaan

1. Rawat ICCU, puasa 8 jam


2. Tirah baring, posisi semi fowler.
3. Monitor EKG
4. Infus D5% 10 12 tetes/ menit
5. Oksigen 2 4 lt/menit
6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 50 mg
7. Obat sedatif : diazepam 2 5 mg
8. Bowel care : laksadin
9. Antikoagulan : heparin tiap 4 6 jam /infus
10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas

2.8 Pengkajian

1.Anamnesa

Identitas Pasien

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.


Riwayat Penyakit
-Alasan utama: sesak nafas dan nyeri dada/epigastrium.
-Keluhan : mengeluh sesak napas dan nyeri dada, sesak bertambah jika beraktivitas,
keadaan lemah dan nafsu makan menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien mempunyai riwayat vaskuler (misal:
hipertensi), penyakit jantung, atau mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus.

13
Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit
vaskuler (misal: hipertensi), metabolik (misal: Diabetes Melitus).
Pola fungsi kesehatan
-Pola presepsi hidup : riwayat merokok
-Pola nutrisi : keluhan mual dan muntah, perubahan pola makan setelah sakit
-Pola eliminasi : normal
-Pola tidur : sering terbangun dan susah tidur karena nyeri dada/epigastrium.
-Pola aktivitas : terasa sesak napas saat beraktivitas.
-Pola penanggulangan stress : Pertahanan diri sementara biasanya klien meminta bantuan
orang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan umum : Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung .
Sistem Integument : Pucat atau sianosis, kuku datar , bibir pucat.
Kepala : pusing
Muka : sianosis atau pucat
Jantung : Nyeri dada yang timbulnya mendadak
Abdomen : Nyeri yang timbulnya mendadak

14
2.9 Diagnosa & Intervensi
N Diagnosa Keperawatan Noc Nic
o

1 Nyeri Akut - Tingkat nyeri Observasi:

(00132) - Tingkat - Observasi isyarat


kenyamanan. nonverbal
Domain : 12
ketidaknyamanan,
- Pengendalian
Kelas : 1 khususnya pada
nyeri.
mereka yang tidak
mampu
berkomunikasi
Definisi : Pengalaman Kriteria efektif.
sensori yang tidak Hasil:
menyenangkan akibat - Observasi tanda-
adanya kerusakan Setelah tanda vital.
jaringan dan durasi < 6 dilakukan
bulan. tindakan Mandiri:
keperawatan
Batasan Karakteristik : selama 2X24 - Pemberian
jam analgesik.
a. Subjektif : diharapkan
Mengungkapkan nyeri - Menejemen
isyarat berkurang. medikasi.

b. Objektif : Posisi - Menejemen nyeri.


menghindari Health Education
nyeri
- Instruksikan pasien
Faktor yang berhubungan
untuk
:
menginformasikan
Agen agen penyebab kepada perawat jika
mis : biologi,kimia,dan perbedaan nyeri
psikologis. tidak dapat dicapai

- Informasikan
kepada pasien
tentang prosedur
yang dapat
meningkatkan nyeri
dan tawarkan
strategi koping

15
yang disarankan

- Perbaiki kesalahan
persepsi tentang
analgesik narkotik
atau opioid
(misalnya, resiko
ketergantungan atau
overdosis)

- Manajemen nyeri
(NIC): berikan
informasikan
tentang nyeri,
seperti penyebab
nyeri, berapalama
akan berlangsung,
dan antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur.

Kolaborasi:

- Kelola nyeri pasca


bedah awal dengan
pemberian opiat
yang terjadwal
(misalnya, setiap 4
jam selama 36 jam)
atau PCA

- Manajemen nyeri
(NIC) :

Gunakan
tindakan
pengendalia
n nyeri
sebelum
nyeri
menjadi
lebih berat

16
Laporkan
kepada
dokter jika
tindakan
tidak
berhasil atau
jika keluhan
saat ini
merupakan
perubahan
yang
bermakna
dari
pengalaman
nyeri pasien
di masa lalu.

2 Penurunan Curah Jantung - Tingkat Observasi:


keparahan
(00029) - Pemantauan tanda-
kehilangan
tanda vital.
Domain : 4 darah.
Mandiri:
Kelas : 4 - Efektifitas
pompa - Reduksiperdarah
Definisi : Ketidak jantung. an
adekuatan pompa darah - Perawatanjantung.
oleh jantung untuk - Status
memenuhi kebutuhan sirkulasi. - Perawatanjantungak
metabolisme tubuh. ut.
- Status tanda
vital. - Perawatansirkulasi.
Batasan Karakteristik :
- Kaji dan
a. Gangguan dokumentasikan
Frekuensidan Kriteria tekanan darah,
irama jantung Hasil: adanya sianosis,
(Palpitasi). status dan status
Setelah mental
b. Gangguan dilakukan - Pantau tanda
Perload (edema, tindakan kelebihan cairan
keletihan). keperawatan (misalnya, edema
selama 3x24 dependen, kenaikan
c. Gangguan jam di RS berat badan)
Afterload

17
(dipnea,aliguria). diharapkan - Kaji toleransi
Curah aktifitas pasien
d. Gangguan jantung dengan
kontraktilitas stabil. memerintahkan
(batuk,bunyi adanya awitan nafas
jantung S3 dan pendek, nyeri,
palpitasi, atau
S4).
limbung
e. Perilaku atau - Evaluasi respon
Emosi pasien terhadap
(ansietas,gelisah) terapi oksigen

Factor yang berhubungan - Kaji kerusakan


: kognitif
Health Education:
- Gangguan frekuensi
irama jantung. - Jelaskan tujuan
pemberian oksigen
- Gangguan volume isi per kanula nasal
kuncup (preload, atau sungkap
afterload, kontraktilitas).
- Intruksikan
mengenai
pemeliharaan
keakuratan asupan
dan haluran
- Ajarkan
penggunaan dosis,
frekuensi, dan efek
samping obat
- Anjurkan untuk
melaporkan dan
mengambarkan
awitan palpitasi dan
nyeri, durasi, factor
pencetus, daerah,
kualitas, dan
intensitas
- Berikan informasi
tentang teknik
penurunan stress,
seperti biofeedback,
relaksasi otot
progresif, meditasi,
18
dan latihan fisik
- Ajarkan kebutuhan
untuk menimbang
berat badan setiap
hari
Kolaborasi:

- Konsultasikan
dengan dokter
mengangkut
parameter
pemberian atau
penghentian obat
tekanan darah
- Lakukan perujukan
keperawat praktis
lanjutan untuk
tindak-lanjut, jika
diperlukan
- Pertimbangkan
perujukan
kepetugas social,
manajer kasus, atau
layanan kesehatan
komunitas dan
layanan kesehatan
dirumah
- Lakukan perujukan
kepetugas social
untuk mengevaluasi
kemampuan
membayar obat
yang diresepkan
- Lakukan perujukan
kepusat rehabilitasi
jantung jika
diperlukan.

3 Ansietas - Tingkat Observasi:


. ansietas
(00146) - Pemantauan tanda-
- Pengendalian tanda vital.

19
Domain : 9 diri terhadap Mandiri:
ansietas.
Kelas : 2 - Kaji dan
- Kosentrasi dokumentasikan
tingkat kecemasan
- Koping.
Definisi : Perasaan tidak pasien, termasik
nyaman/ kekhawatiran relaksi fisik.
yang samar disertai
Kriteria - Bimbingan
respon autonom (sumber
Hasil: antisipasi.
seringkali tidak diketahui
oleh individu). - Ansietas - Penurunan ansietas
berkurang
Batasan Karakteristik : - Tehnik
dan
menenangkan diri.
a. Perilaku menunjukan
(gelisah,resah). pengendalian - Peningkatan
diri terhadap koping.
b. Afektif ansietas,
(ketakutan, stress) - Dukungan emosi.
- Menggunaka
c. Fisiologis ( wajah n relaksasi Health educatuion:
tegang,peningkat untuk
an keringat). - Berikan informasi
meredakan
mengenai sumber
ansietas.
d. Parasimpatis komunitas yang
( mual, gangguan tersedia, seperti
tidur). teman, tetanga,
kelompok
e. Simpatis (mulut sahabatmu, tempat
kering,kelemahan ibadah, lembaga
). sekarelawan dan
f. Kognitif (mudah pusat rekreasi
lupa,melamun). - Informasikan
Factor yang berhubungan tentang gejala
: ansietas

Hubungan - Ajurkan anggota


kelurga,stress,penyalahg keluarga bagaimana
unaan zat,ancaman membedakan
kematian. antaera serangan
panik dan gejala

20
penyakit fisik

- Penurunan ansietas
(NIC) :

Sediakan
informasi
faktual
menyangkut
diagnosis,
terapi, dan
prognosis

Instruksikan
pasien
tentang
penggunaan
teknik
relaksasi

Jelaskan
semua
prosedur,
termasuk
sensasi yang
biasanya
dialami
selama
prosedur

Kolaborasi:

- Penurunan ansietas
(NIC) : berikan
obat untuk
menurunkan
ansietas, jika perlu.

4 Kelebihan Volume Cairan - Keseimbanga Observasi:


. n elektrolit
( 00026) - Pemantauan tanda-
- Asam dan tanda vital.
Domain : 2

21
Kelas : 5 basah - Pantau secara
teratur lingkar
Definisi : peningakatan - Keseimbanga abdomen atau
retensi cairan isotonic. n cairan. ekstermitas.
Batasan Karakteristik : - Keparahan - Pemantauan
overload elektrolit.
a. Subjektif : cairan.
- Pemantauan cairan.
- Ansietas - Fungsi ginjal
Mandiri:
- Dispnea.

- Gelisah. - Kaji komplikasi


Kriteria
pulmonal atau
b. Objektif : Hasil: kardiovaskuler
- Kelebihan yang diindikasikan
- Ansarka.
volume dengan peningkatan
- Edema. cairan dapat tanda gawat nafas,
dikurangi. peningkatan
- Diguria. prekuwensi nadi,
- Keseimbanga peningkatan
n cairan tekanan darah,
Factor yang berhubungan stabil. bunyi jantung tidak
: normal, atau suara
nafas tidak normal
- Asupan cairan
berlebihan. - Kaji ekstremitas
atau bagian tubuh
- Asupan natrium yang edema
berlebihan. terhadap ganguan
sirkulasi dan
- Gangguan mekanisme
integritas kulit
pengaturan.
- Kaji efek
pengobatan
(misalnya, steroid,
diuretik, dan litium)
pada edema

- Menejemen cairan.

- Menejemen
cairan/elektrolit.

22
- Menejemen
hiporfolemia.

- Menejemen
eleminasi urine.

Health eduction:

- Ajarkan pasien
tentang penyebab
dan cara mengatasi
edema, pembatasan
diet, dan
penggunaan, dosis,
dan efek samping
obat yang
diprogramkan.

- Manajemen cairan
(NIC) : anjurkan
pasien untuk puasa,
sesuai dengan
kebutuhan.

Kolaborasi:

- Lakukan dialisis,
jika diindikasikan

- Konsultasikan
dengan penyedia
layanan primer
mengenai
pengunaan stoking
antiemboli atau
balutan Ace

- Konsultasikan
dengan ahli gizi
untuk memberikan
diet dengan protein
yang adekuat dan
pembatasan natrium

23
- Manajemen cairan
(NIC) :

Konsultasik
an kedokter
jika tanda
dan gejala
kelebihan
volume
cairan
menetap
atau
memburuk.
Berikan
diuretik jika
perlu.

6. Gangguan Pertukaran Gas - Respon alergi Observasi:


- Keseimbanga
(00030) n elektrolit - Pemantauan tanda-
asam-basa. tanda vital.
Domain: 3 - Respon
- Pemantauan
ventilasi
Kelas: 2 pernafasan.
mekanis.
- Status - Observasi sianosis.
Definisi:
pernafasan:
Kelebihan atau pertukaran - Pantau hasil gas
kekurangan oksigenasi gas. darah.
atau eliminasi - Status
karbondioksida di pernafasan: - Pantau kadar
membrane kapiler- ventilasi. elektrolit
alveolar. - Perfusi - Pantau status
jaringan: mental.
Batasan karakteristik: paru.
a. Subjektif - Tanda-tanda Mandiri:
- Dispnea vital.
- Sakit kepala saat bangun - Manajemen asam-
tidur. basa.
- Gangguan penglihatan. Kriteria hasil:
b. Objektif - Gangguan - Manajemen jalan
- Diaforesis pertukaran napas.
- Hipoksia gas
- Gelisah - Manajemen asma.
berkurang.
- Takikardia - Status - Perawatan emboli:
- Konfusi pernafasan:

24
- Sianosis pertukaran paru.
- Karbondioksida menurun gas tidak
Faktor yang terganggu. - Bantuan ventilasi.
berhubungan: - Status
- Kaji suara paru,
- Perubahan membrane pernafasan:
frekuensi napas,
kapiler-alveolar. ventilasi
kedalaman, dan
- Ketidakseimbangan tidak
usaha napas.
perfusi-ventilasi. terganggu.
Health education:

- Jelaskan
penggunaan alat
bantu yang
diperlukan.
- Ajarkan teknik
pernapasan dan
relaksasi.
- Jelaskan alas an
pemberian oksigen
dan alat lainnya.
- Jelaskan merokok
itu dilarang.
Kolaborasi:

- Konsultasikan
dengan dokter
tentang gas darah
arteri dan
penggunaan alat
bantu yang
dianjurkan sesuai
dengan adanya
perubahan kondisi
pasien.
- Laporkan
perubahan pada
data pengkajian
terkait.
- Berikan obat yang
diresepkan untuk
mempertahankan
keseimbangan

25
asam-basa.
- Persiapkan pasien
untuk ventilasi
mekanis, jika perlu.

7. In to l er an s i - Tol e r a n s i Observasi:
ak t if i t a s aktifitas
( 00092 ) - Ketahanan - Pemantauan tanda-
Domain : 4 - Penghematan tanda vital.
Kelas : 4 energy
Mandiri:
- Kebugaran
Definisi : fisik - Kaji tingkat
ketidakcukupan energy - Energy kemampuan pasien
fisiologis atau fisiologis psikomotorik untuk berpindah
untuk melanjutkan atau - Perawatan dari tempat tidur,
menyelesaikan aktifitas diri berdiri, ambulasi,
sehari-hari yang ingin dan melakukan
atau harus dilakukan. AKS dan AKSI.
Batasan karakteristik :
a. Subjektif Kriteria - Kaji respon emosi,
- Ketidaknyamanan atau hasil : social, dan spiritual
dispnea saat beraktifitas - Menoleransi terhadap aktivitas.
- Melaporkan keletihan aktifitas yang
atau kelemahan secara biasa - T er a p i
verbal dilakukan aktififitas
b. Objektif - Menunjukan
toleransi - Manajemen energy
- Frekuensi jantung atau
tekanan darah tidak aktifitas - Manajemen
normal sebagai respon - Mendemonstr lingkungan
terhadap aktifitas asikan
- Perubahan EKG yang penghematan - Terapi latihan fisik
menunjukan aritmia atau energy. mobilitas sendi
iskemia
Factor yang berhubungan - Terapi latihan fisik
- Kelemahan umum latihan kekuatan
- Tirah baring dan - Promosi latihan
imobilitas fisik latihan
- Ketidakseimbangan kekuatan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen - Bantuan
- Gaya hidup kurang gerak pemeliharaan
rumah
- Manajemen alam
perasaan

26
- Bantuan perawatan
diri
Health education:

- Penggunaan teknik
napas terkontrol
selama aktivitas,
jika perlu.
- Mengenali tanda
dan gejala Intoleran
Aktivitas, termasuk
kondisi yang perlu
dilaporkan kepada
dokter.
- Pentinhnya nutrisi
yang baik.
- Penggunaan
peralatan, seperti
oksigen, selama
aktivitas.
- Penggunaan teknik
relaksasi.
- Dampak Intoleran
Aktivitas terhadap
tanggung jawab
peran dalam
keluarga dan
tempat.
- Tindakan untuk
menghemat energy.
- Menejemen energy
(NIC):

Ajarkan kepada
pasien dan orang
terdekat tentang
teknik perawatan-
diri yang akan
meminimalkan
konsumsi oksigen.

27
Ajarkan tentang
pengaturan aktivitas
dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan.
Kolaborasi:

- Rujuk pasien ke
pelayanan
kesehatan rumah
untuk mendapatkan
pelayanan bantuan
perawatan rumah,
jika perlu.
- Rujuk pasien ke
ahli gizi untuk
perencanaan diet
guna meningkatkan
asupan makanan
yang kaya energy.
Rujuk pasien ke
pusat rehabilitasi
jantung jika
keletihan
berhubungan
dengan penyakit
jantung.

8. P e rf us i - Status Observasi:
J a ri ng an sirkulasi
(P er if er ), - Pemantauan tanda-
- Keparahan tanda vital.
ke t id ak e fe k t i
kelebihan
fa n. Mandiri:
beban
(0 00 24 )
cairan
- pemantauan
D o ma in : 4 - Fungsi neurologis
sensoris :
K e la s : 4 - manajemen sensasi
kutaneus
perifer
D e fi ni s i : - Intergasi
oks ig e n ya n g jaringan : - surveilens kulit
me ng a ki b a tk a kulit dan - perawatan
n membrane sirkulasi :

28
k e ga g al a l an mukosa insufisiensi arteri
p e ng an t ar a n
- Perfusi - perawatan
n u tr is i jaringan : sirkulasi :
k e j ar i ng an perifer insufisiensi vena
p a da t in gk a t
k a pi l e r. - perawatan
embolus : perifer
Ba t as an
- manajemen cairan:
ka ra k te r is t ik kriteria elektrolit
: hasil :
- manajemen cairan
- S u bj e kt if - menunjuka
n - manajemen
P e ru ba ha keseimban hiporpelemia
n s e ns a s i gan cairan
- kaji ulkus statis dan
- menunjuka gejala selulitis
- O bj e kt i f
n (yaitu nyeri,
intergritas kemerahan, dan
P e ru ba ha
jaringan : pembengkakan
n kulit dan pada ekstremitas).
ka ra k te r i membrane
s t ik ku li t mukosa - Perawatan Sirkulasi
( mis a ln ya (insufisiensi Arteri
- menunjuka dan Vena) (NIC):
, ra mb u t,
n perfusi
ku ku , d an jaringan : Lakukan
ke l e mb ap perifer pengkajian
an ) komprehens
if terhadap
P e ru ba ha sirkulasi
n te k an an perifer.
da ra h Pantau
pa da tingkat
ek s t er mi t ketidaknya
as manaan tau
nyeri saat
K e la mba t melakukan
an latihan
pe n ye mb u fisik.
ha n Pantau
status
N a di cairan
ar t er i termasuk
le mah asupan dan

29
Ed e ma haluaran.

K ul i tp u ca - Manajemen sensasi
perifer (NIC):
t s a at
el e pa s i ; Pantau
ti d ak pembedaan
ke mb a l i ketajaman
s a at atau
ketumpulan
tu ng ka i
atau panas
ke mb a l i atau dingin.
di tu ru nk a
n Pantau
parestesia:
P e ru ba ha kebas,
n s uh u kesemutan,
ku li t hiperestesia,
dan
N a di hipoestesia.
le mah Pantau
at a u tromboflebit
ti d ak t er a is dan
ba thrombosis
vena
F a ct or ya n g profunda.
be rh ub un ga n
Pantau
- P e nu ru na n kesesuaian
kos en t ra s i h e lata
penyangga
mo gl ob i n
(rungkup),
da l a m da ra h prosthesis,
sepatu dan
- M as al a h
pakaian.
pe rt uk a ra n

- H i pe rv ol e mi a
Penyuluahan untuk
- H i po ve nt i l as i pasien/ keluarga

- H i po ve l e mi a - Ajarkan
pasien/keluarga
- G a ng gu an tentang:
al i ra n a r te r i
Menghindar
- G a ng gu an i suhu yang

30
al i ra n v en a ekstrem
pada
- K e ti d ak ekstremitas.
s e i mb an ga n
ve nt i l as i Pentingnya
mematuhi
de ng an a l ir an
program
da ra h diet dan
program
pengobtan.

Tanda dan
gejala yang
dapat
dilaporkan
pada dokter.

Perawatan
sirkulasi
(insufisiensi
arteri dan
vena)
(NIC):
ajarkan
pasien untuk
melakukan
perawatan
kaki yang
tepat.

Pentingnya
pencegahan
statis vena
(mis. Tidak
menyilangk
an kaki/
mengangkat
kaki tanpa
menekuk
lutut, dan
latihan fisik.

Manajemen
sensasi
perifer
(NIC):

31
Ajurkan
pasien atau
keluarga
untuk
memantau
posisi
bagian
tubuh saat
pasien
manid,
duduk,
berbaring,
atau
mengubah
posisi.
Ajurkan
pasien atau
keluarga
untuk
memeriksa
kulit setiap
hari untuk
mengetauhu
i perubahan
integritas
kulit.
Aktivitas
kolaboratif
- Beri obat nyeri, beri
tahu dokterjika
nyeri tidak kunjung
reda.
- Perawatan sirkulasi
(insufisiensi arteri
dan vena)(NIC):
berikan obat anti
trombosit atau
antikoagulan, jika
diperlukan.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau
kematian otot jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah

33
koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi
arteri koroner yang cukup.

Terjadinya infark miokard akut karena adanya penurunan supply oksigen ke dalam
miokard yang membuat meningkatkannya curah jantung. Penyakit ini ditandai dengan nyeri yang
menyebar di bagian dada dan di ikuti kesulitan dalam bernapas.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA). Kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

ANGINA PEKTORIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

34
Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik miokard
tanpa adnya infark.Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi
mekanisme terjadinya iskemik. Pada makalah ini terutama akan dibahas mengenai Angina
pectoris tidak stabil karena angina pectoris tidak stabil adalah suatu sindroma klinik yang
berbahaya dan merupakan tipe angina pectoris yang dapat berubah menjadi infark miokard
ataupun kematian.

Sindroma Angina pectoris tidak stabil telah lama dikenal sebagai gejala awal dari infark
miokard akut (IMA).Banyak penelitian melaporkan bahwa angina pectoris tidak stabil
merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan kematian.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
60-70% penderita IMA dan 60% penderita mati mendadak pada riwayat penyakitnya yang
mengalami gejala angina pectoris tidak stabil.Sedangkan penelitian jangka panjang mendapatkan
IMA terjadi pada 5-20% penderita angina pectoris tidak stabil dengan tingkat kematian 14-80%.

Dalam kelompok yang mengalami nyeri dada,terdapat serangan jantung yang jumlahnya
dua kali lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengalami nyeri dada.Dalam kelompok
yang mengalami angina dan kemungkinan serangan jantung sebelumnya(mereka mengakui
pernah mengalami sedikitnya satu kali serangan nyeri dada yang parah,yang berlangsung lebih
lama dari biasanya,bahkan pada saat istirahat),terdapat lebih dari enam kali serangan jantung
dbandingkan kelompok lainnya.

Angina pectoris tidak stabil letaknya diantara spectrum angina pectoris stabil dan infark
miokard,sehingga merupakan tantangan dalam upaya pencegahan terjadinya infark miokard.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi dari Angina Pektoris ?


2. Bagaimana pemyebab dari penyakit Angina Pektoris?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Angina Pektoris?
4. Bagaimana manifestasi klinik dari penyakit Angina Pektoris?
5. Bagaimana komplikasi dari penyakit Angina Pektoris?
6. Bagaimana cara pemeriksaan diagnostik dari penyakit Angina Pektoris?
7. Bagaimana Penatalaksanaan dari penyakit Angina Pektoris?
8. Bagaimana Pengkajian dari penyakit Angina Pektoris?
9. Bagaimana Diagnosa dan intervensi Keperawatan dari penyakit Angina Pektoris?
1.3 Tujuan Masalah :

1. Untuk mengetahui definisi dari Angina Pektoris.


2. Untuk mengetahui Penyebab dari penyakit Angina Pektoris.

35
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Angina Pektoris.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari penyakit Angina Pektoris.
5. Untuk mengetahui Komplikasi dari penyakit Angina Pektoris.
6. Untuk mengetahui cara Pemeriksaan diagnostik dari penyakit Angina Pektoris.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Angina Pektoris.
8. Untuk mengetahui pengkajian dari penyakit Angina Pektoris.
9. Untuk mengetahui diagnosa dan intervensi keperawatan dari penyakit Angina Pektoris.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

36
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon terhadap supalai oksigen yang tidak adequate ke sel-sel miokardium. Nyeri angina
dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Corwin,
2009)

Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan
segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Mansjoer dkk, 2007)

2.2 Etiologi

a. Faktor penyebab nyeri dada antara lain :

1. Anemia berat

Anemia yang berat, dapat menyebabkan suplai oksigen ke otot jantung berkurang.

2. Aterosklerosis

Aterosklerosis yaitu penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh penimbunan


kolesterol sehingga membuat darah yang mengandung oksigen akan terhambat untuk
dialirkan ke otot - otot jantung.

3. Aorta insufisiensi : stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)

b. Factor resiko terjadinya angina pectoris antara lain :

a) Dapat diubah

1. Rokok

2. Obesitas

b) Yang tidak dapat diubah

1. Usia

2. Jenis kelamin

37
38
2.3 Patofisiologi

2.4 Manifestasi Klinik

. 1. Angina pectoris stabil.

39
a. Muncul ketika melakukan aktifitas berat
b. Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa
nyeri yang datang sebelumnya

c. Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang

d. Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan pengobatan terhadap
angina

e. Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain

f. Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stres

2. Angina pectoris tidak stabil.

a Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat dan
lamanya meningkat.

b Timbul waktu istirahat/kerja ringan.

c Tidak dapat diperkirakan

d Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama

e Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina

f EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.

3. Angina variant.

a Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas ringan.
Biasanya terjadi

b EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang
kemudian normal setelah serangan selesai.

40
2.5 Komplikasi

1. Stable Angina Pectoris

Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat stenosis
menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul
bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi atas beberapa
tingkatan :

1. Selalu timbul sesudah latihan berat.


2. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km)
3. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m)
4. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa)

Diagnosa

1. Pemeriksaan EKG.
2. Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan radionuclide).
3. Angiografi koroner.

Terapi

1 Menghilangkan faktor pemberat

2 Mengurangi faktor resiko

3 Sewaktu serangan dapat dipakai

4 Penghambat Beta

5 Antagonis kalsium

6 Kombinasi

2. Unstable Angina Pectoris

Disebabkam primer oleh kontraksi otot polos pembuluh koroner sehingga


mengakibatkan iskemia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini belum diketahui,
kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin,

41
Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi
trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun
pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah
variant (prinzmental).

Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu
serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini
oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik
nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark.

Terapi

1. Inhibitor trombosit: Pasien angina yang tidak stabil efektif terhadap aspirin selama
fase akut maupun kronis.
2. Antikoagulan: Heparin dapat mencegah miokard infark dan mengurangi iskemia dan
depresi ST segmen.
3. Anti trombotik: preparat yang paling banyak digunakan adalah aspirin dimana
dengan pemberian aspirin angka kematian dapat diturunkan sampai 25%. Disamping
itu aspirin dapat juga mencegah re-infark
4. Nitrogliserin: hasilnya masih kontroversi akan tetapi dapat diberikan intravena pada
angina yang tidak stabil disepakati untuk mencegah timbulnya angina.
5. Beta blocker: Mengurangi kecepatan jantung, kontraksi miokard dan kebutuhan
oksigen oleh miokard. Efektif untuk mengurangi nyeri dada. Sebaiknya diberikan
intravenous dilanjutkan dengan beta blocker sampai dengan denyut jantung 60
x/menit.
6. Kalsium Antagonis: Efektif sebagai vasodilatasi. Dalam hal ini yang banyak
digunakan adalah diltiazim juga menyebabkan pengurangan denyut jantung dan
verampamil. Tidak mengurangi infark akan tetapi dapat mengurangi serangan
angina. Yang banyak digaunakan adalah nifedipine, nikardipin yang biasa
dikombinasikan dengan beta blocker.
7. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff
Surgery (CBGS)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

42
Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina harus dilakukan EKG 12
lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderita dengan angina pectoris.
Depresi atau elevasi segmen ST menguatkan kemungkinan adanya angina dan menunjukkan
suatu ischemia pada beban kerja yang rendah.
Foto thoraks pada penderita angina pectoris biasanya normal. Foto thoraks lebih
sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat infark miokard atau penderita
dengan nyeri dada yang bukan berasal dari jantung. Manfaat pemeriksaan foto thorak secara
rutin pada penderita angina masih dipertanyakan.
Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah baku. Dari segi
biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan dengan tes echo. Untuk mendapatkan
informasi yang optimal, protocol harus disesuaikan untuk masing-masing penderita agar
dapat mencapai setidaknya 6 menit. Selama EKG, frekwensi, tekanan darah harus dimonitor
dengan baik dan direkam pada tiap tingkatan dan juga pada saat abnormallitas segmen ST.
metode yang dipakai pada uji beban yaitu dengan menggunakan treadmill dan sepeda statis.
Interpretasi EKG uji latih beban yang paling penting adalah adanya depresi dan elevasi
segmen ST lebih dari 1 mm. Biasanya uji latih beban dihentikan bila mencapai 85% dari
denyut jantung maksimal berdasarkan umur, namun perlu diperhatikan adanya variabilitas
yang besar dari denyut jantung maksimal pada tiap individu. Indikasi absolute untuk
menghentikan uji beban adalah penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg dari
tekanan darah awal meskipun beban latihan naik jika diikuti tanda ischemia yang lain :
angina sedang sampai berat , ataxia yang meningkat, kesadaran menurun, tanda-tanda
penurunan perfusi seperti sianosis.

Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih beban berdasarkan EKG,
maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop yang biasa digunakan adalah
thalium-210.

Tes uji latih ekokardiografi dianalisa berdasarkan penilaian penebalan miokard pada
saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat. Gambaran ekokardiografi yang mendukung
adanya ischemia miokard adalah : penurunan gerakan dinding pada 1 atau lebih segmen
ventrikel kiri, berkurangnya ketebalan dinding saat sistol atau lebih segmen pada saat uji latih

43
beban, hiperkinesia kompensasi pada segmen dinding yang berkaitan atau yang tidak
ischemia.

Tindakan untuk angiografi koroner diagnostic secara langsung pada penderita dengan
nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat dilakukan jika ada kontra indikasi
untuk test non invasive.

2.7 Penatalaksanaan

Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :

- Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan


kuantitas hidup.
- Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian
meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian oksigen ( dengan
meningkatkan aliran darah koroner ) dan menurunkan kebutuhan oksigen ( dengan
mengurangi kerja jantung ).
Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia.
- Penyekat Beta, obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung,
kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping
biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain :
atenolol, metoprolol, ropranolol, nadolol.
- Nitrat dan Nitrit, Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk
mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan
antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload
sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah
penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk
mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang
cukup yaitu 8 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid
mononitrat, nitrogliserin.

44
- Kalsium Antagonis, obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium
melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah
sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium
antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi
vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem,
felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut
- Terapi antiplatelet, obatnya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik akut atau
kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita dapat diberikan tiiclopidin atau
clopidogrel.
- Terapi Antitrombolitik, obatnya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan
antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan resiko terjadinya ischemia pada penderita
dengan factor resiko.
- Terapi penurunan kolesterol, simvastatin akan menurunkan LDL ( low density
lipoprotein ) sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah atheroskelerosis maka aliran
darah di arteria koronaria lebih baik.
Revaskularisasi Miokard
Angina pectoris dapat menetap sampai bertahun-tahun dalam bentuk serangan ringan
yang stabil. Namun bila menjadi tidak stabil maka dianggap serius, episode nyeri dada
menjadi lebih sering dan berat, terjadi tanpa penyebab yang jelas. Bila gejala tidak dapat
dikontrol dengan terapi farmakologis yang memadai, maka tindakan invasive seperti PTCA
( angioplasty coroner transluminal percutan ) harus dipikirkan untuk memperbaiki sirkulasi
koronaria.
Terapi Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan
naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan
menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk
menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah.
Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif,
agresif atau ambisius.

45
2.8 Pengkajian
1 Anamnesa
Identitas Pasien

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.


Riwayat Penyakit
-Alasan utama: Klien tiba-tiba pingsan
-Keluhan : klien tiba-tiba pingsan, dada terasa tertekan, nyeri menjalar ke
bahu belakang, keluar keringat dingin.
Riwayat Penyakit Dahulu : apakah pasien pernah menderita sakit jantung,hipertensi,atau
DM.
Riwayat Penyakit Keluarga : apakah pasien mempunyai keluarga yang menderita
hipertensi,DM,atau penyakit jantung.
Pola fungsi kesehatan
-Pola presepsi hidup : kebiasaan merokok sejak muda, olahraga tidak teratur.
-Pola nutrisi : sulit menelan, porsi makan berkurang,
-Pola eleminasi : normal
-Pola tidur : sering terbangun dan susah tidur karena nyeri dada/epigastrium
-Pola aktivitas : terasa sesak nafas saat beraktivitas.
-Pola penanggulangan stress : Pertahanan diri sementara biasanya klien meminta bantuan
keluarga terutama istri.
2. Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan umum : Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung .
Sistem Integument : Pucat atau sianosis, kuku datar , bibir pucat.
Kepala : pusing
Muka : sianosis atau pucat
Telinga : pendengaran menurun
Jantung : Nyeri dada yang timbulnya mendadak
Abdomen : Nyeri yang timbulnya mendadak
2.9 Diagnosa dan Intervensi

46
No Dioganosa Keperawatan Noc Nic

1. Nyeri Akut - Tingkat nyeri Observasi:

(00132) - Tingkat kenyamanan. - Observasi isyarat


nonverbal
Domain : 12 - Pengendalian nyeri.
ketidaknyamanan,
Kelas : 1 khususnya pada
mereka yang tidak
Kriteria Hasil : mampu
berkomunikasi
Definisi : Pengalaman Setelah dilakukan
efektif.
sensori yang tidak tindakan keperawatan
menyenangkan akibat selama 2X24 jam - Observasi tanda-
adanya kerusakan diharapkan nyeri
tanda vital.
jaringan dan durasi < berkurang.
6 bulan. Mandiri:

Batasan - Pemberian
Karakteristik : analgesik.

c. Subjektif : - Menejemen
Mengungkapk medikasi.
an isyarat
- Menejemen nyeri.
d. Objektif :
Health Education:
Posisi
menghindari - Instruksikan pasien
nyeri untuk
menginformasikan
Faktor yang
kepada perawat jika
berhubungan :
perbedaan nyeri
Agen agen penyebab mis : tidak dapat dicapai
biologi,kimia,dan psikologis
- Informasikan kepada
pasien tentang
prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri
dan tawarkan
strategi koping yang
disarankan

- Perbaiki kesalahan

47
persepsi tentang
analgesik narkotik
atau opioid
(misalnya, resiko
ketergantungan atau
overdosis)

- Manajemen nyeri
(NIC): berikan
informasikan
tentang nyeri, seperti
penyebab nyeri,
berapalama akan
berlangsung, dan
antisipasi
ketidaknyamanan
akibat prosedur.

Kolaborasi:

- Kelola nyeri pasca


bedah awal dengan
pemberian opiat
yang terjadwal
(misalnya, setiap 4
jam selama 36 jam)
atau PCA

- Manajemen nyeri
(NIC) :

Gunakan
tindakan
pengendalian
nyeri
sebelum
nyeri
menjadi
lebih berat

Laporkan
kepada

48
dokter jika
tindakan
tidak berhasil
atau jika
keluhan saat
ini
merupakan
perubahan
yang
bermakna
dari
pengalaman
nyeri pasien
di masa lalu.

2. Ansietas - Tingkat ansietas Observasi:

(00146) - Pengendalian diri - Pemantauan tanda-


terhadap ansietas. tanda vital.
Domain : 9
- Kosentrasi Mandiri:
Kelas : 2
- Koping. - Kaji dan
dokumentasikan
Definisi : Perasaan tingkat kecemasan
tidak nyaman/ Kriteria Hasil : pasien, termasik
kekhawatiran yang relaksi fisik.
- Ansietas berkurang dan
samar disertai respon
menunjukan - Bimbingan
autonom ( sumber
pengendalian diri antisipasi.
seringkali tidak
terhadap ansietas,
diketahui oleh - Penurunan ansietas
individu). - Menggunakan relaksasi
- Tehnik
untuk meredakan
Batasan menenangkan diri.
ansietas.
Karakteristik :
- Peningkatan koping.
g. Perilaku
(gelisah,resah) - Dukungan emosi.
. Health educatuion:
h. Afektif - Berikan informasi
(ketakutan,stre mengenai sumber
ss)

49
i. Fisiologis komunitas yang
(wajah tersedia, seperti
tegang,pening teman, tetanga,
katan kelompok swabantu,
keringat). tempat ibadah,
lembaga
j. Parasimpatis sekarelawan dan
(mual, pusat rekreasi
gangguan
tidur). - Informasikan
tentang gejala
k. Simpatis ansietas
(mulut
kering,kelema - Ajurkan anggota
han). keluarga bagaimana
membedakan
l. Kognitif antaera serangan
(mudah panik dan gejala
lupa,melamun penyakit fisik
).
- Penurunan ansietas
Factor yang (NIC) :
berhubungan :
Sediakan
Hubungan kelurga,
informasi
stres,
faktual
,penyalahgunaan zat,
menyangkut
ancaman kematian.
diagnosis,
terapi, dan
prognosis

Instruksikan
pasien
tentang
penggunaan
teknik
relaksasi

Jelaskan
semua
prosedur,
termasuk

50
sensasi yang
biasanya
dialami
selama
prosedur

Kolaborasi:

Penurunan ansietas
(NIC) : berikan obat
untuk menurunkan
ansietas, jika perlu.

2 Penurunan Curah Jantung - Tingkat keparahan Observasi:


kehilangan darah.
(00029) - Pemantauan tanda-
- Efektifitas pompa tanda vital.
Domain : 4 jantung. Mandiri:
Kelas : 4 - Status sirkulasi. - Reduksiperdaraha
Definisi : Ketidak n
- Status tanda vital.
adekuatan pompa - Perawatan jantung.
darah oleh jantung
untuk memenuhi - Perawatan
Kriteria Hasil : jantungakut.
kebutuhan
metabolisme tubuh. Setelah dilakukan - Perawatan sirkulasi.
tindakan keperawatan
Batasan - Kaji dan
selama 3x24 jam di RS
Karakteristik : dokumentasikan
diharapkan Curah tekanan darah,
f. Gangguan jantung stabil. adanya sianosis,
Frekuensidan status dan status
irama jantung mental
(Palpitasi). - Pantau tanda
kelebihan cairan
g. Gangguan (misalnya, edema
Perload dependen, kenaikan
(edema, berat badan)
keletihan).
- Kaji toleransi
h. Gangguan aktifitas pasien
Afterload dengan
memerintahkan
(dipnea,aliguri
adanya awitan nafas
a).

51
i. Gangguan pendek, nyeri,
kontraktilitas palpitasi, atau
(batuk,bunyi limbung
jantung S3 - Evaluasi respon
dan S4). pasien terhadap
terapi oksigen
j. Perilaku atau
Emosi - Kaji kerusakan
(ansietas, kognitif
gelisah) Health Education:
Factor yang - Jelaskan tujuan
berhubungan : pemberian oksigen
per kanula nasal atau
- Gangguan frekuensi sungkap
irama jantung.
- Intruksikan
- Gangguan volume isi mengenai
kuncup (preload, pemeliharaan
keakuratan asupan
afterload,
dan haluran
kontraktilitas).
- Ajarkan penggunaan
dosis, frekuensi, dan
efek samping obat
- Anjurkan untuk
melaporkan dan
mengambarkan
awitan palpitasi dan
nyeri, durasi, factor
pencetus, daerah,
kualitas, dan
intensitas
- Berikan informasi
tentang teknik
penurunan stress,
seperti biofeedback,
relaksasi otot
progresif, meditasi,
dan latihan fisik
- Ajarkan kebutuhan
untuk menimbang
berat badan setiap

52
hari
Kolaborasi:

- Konsultasikan
dengan dokter
mengangkut
parameter
pemberian atau
penghentian obat
tekanan darah
- Lakukan perujukan
keperawat praktis
lanjutan untuk
tindak-lanjut, jika
diperlukan
- Pertimbangkan
perujukan kepetugas
social, manajer
kasus, atau layanan
kesehatan komunitas
dan layanan
kesehatan dirumah
- Lakukan perujukan
kepetugas social
untuk mengevaluasi
kemampuan
membayar obat yang
diresepkan.
- Lakukan perujukan
kepusat rehabilitasi
jantung jika
diperlukan.

Defisiensi Pengetahuan - Pengetahuan : [sebutkan] Observasi:


: tingkat pemahaman
(00126) - Pemantauan tanda-
tentang pemberian ASI.
tanda vital.
Domain: 5
Mandiri:
Kelas: 4 Kriteria Hasil : - Promosi mekanika
Definisi: tubuh
- Memperlihatkan
Tidak ada atau kurang pengetahuan : diet, yang

53
informasi kognitif dibuktikan oleh indicator - Pencegahan jatuh.
tentang topic tertentu. sebagai berikut
- Pemeliharaan
( sebutkan 1-5 : tidak fertilitas.
Batasan karakteristik :
ada,terbatas,cukup,banya
a. Subjektif : k,atau luas. : - Pelindungan infeksi.

Deskripsi diet. - Koseling laktasi.


Mengungkapkan
masalah secara - Pencegahan
verbal. Deskripsi rasional penggunaanat.
untuk diet.
b. Objektif : - Pengkajian :
Deskripsi bahan
- Tidak mengikuti Periksa
makanan yang
instruksi yang keakuratan
dianjurkan dalam umpan-
diberikan secara diet. balikuntuk
akurat
memastikan
Deskripsi strategi bahwa pasien
- Kesalahan dalam
untuk mengubah memahami
memahami informasi
kebiasaan diet. program
yang ada. terapi dan
Deskripsi informasi
- Kurang pengalaman.
aktivitas lainnya yang
- Kurang perhatian pemantauan diri. relevan.
didalam belajar. Penyuluhan :
- Pasien dan keluarga lain :
individual :
- Kurang kemampuan
mengingat kembali. Mengidentifikasi - Tentukan kebutuhan
kebutuhan terhadap pasien.
- Kurang familier informasi tambahan
dengan sumber- tentang program terapi - Lakukan penilaian
sumber informasi. terhadap tingkat
(misalnya,informasi
pengetahuanpasien
tentang diet) saat ini dan
pemahaman materi
Memperlihatkan (pengetahuan
kemampuan tentang prosedur
(sebutkan keterampilan atau penanganan
atau perilaku). yang diprogramkan).
- Tentukan
kemampuan pasien
untuk mempelajari
informasi khusus
(tingkat
perkembangan,status

54
psikologis,orientasi,
keadaan
emosional,dan
adptasi terhadap
penyakit).
- Tentukan motivasi
pasien untuk
mempelajari
informasi tertentu
(kepercayaan
kesehatan,riwayat
ketidakpatuhan,peng
alaman buruk
dengan perawat
kesehatan dan
pelajaran kesehatan
serta tujuan yang
bersebrangan).
- Kaji belajar pasien.
Health education:

- Beri penyuluhan
sesuai deangan
tingkat pemahaman
n pasien, ulangi
informasi bila di
perlukan.
- Penyluhan : proses
penyakit.
- Penyuluhan :
program
aktifitas/latihan.
- Penyuluhan obat
resep.
- Penyuluhan :
prosedur/terapi.
- Penyuluhan
keterampilan
psikomotor.

55
- Edukasi orang tua.
- Edukasi kesehatan.
- Panduan system
kesehatan.
- Gunakan berbagai
pendekatan
penyuluhan,redemon
strasi, dan berikan
umpan-balik secara
verbal dan tertulis.

Penyuluhan :
individu
- Bina hubungan
saling percaya
- Tetapkan tujuan
pembelajaran
bersama yang
realistis dengan
klien.
- Ciptakan lingkungan
yang kondusif untuk
belajar.
- Pilih metode dan
strategi penyuluhan
sesuai.
- Pilih materi
pengajaran yang
sesuai.
Kolaborasi:

- Beri informasi
tentang sumber-
sumber komunitas
yang dapat
menolong pasien
dalam
mempertahankan
program terapi

56
- Buat rencana
pengajaran
multidisipliner yang
terkoodirnasi,sebutk
an perencanaanya.
- Rencanakan
penyesuaian dalam
terapi bersama
pasien dan dokter
untuk memfasilitasi
kemampuan pasien
mengikuti program
terapi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon
terhadap supalai oksigen yang tidak adequate ke sel-sel miokardium. Nyeri angina dapat
menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen.Faktor terjadinya
angina dapat disebabkan oleh faktor yang dapat diubah yaitu merokok dan obesitas, selain itu
ada faktor yang tidak dapat diubah yaitu usia dan jenis kelamin. Angina pectoris stabil muncul
ketika melakukan aktifitas berat biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul
biasanya sama dengan rasa nyeri yang datang sebelumnya. Angina pectoris tidak stabil

57
merupakan angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat
dan lamanya meningkat biasanya timbul waktu istirahat/kerja ringan dan tidak dapat
diperkirakan. Angina variant merupakan angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat
dan pada waktu aktifitas ringan. Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina
harusdilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderitadengan
angina pectoris. Depresi atau elevasi segmen ST menguatkankemungkinan adanya angina dan
menunjukkan suatu ischemia pada beban kerjayang rendah. Ada dua tujuan utama
penatalaksanaan angina pectoris :
- Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan kuantitas
hidup.
- Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengandemikian meningkatkan
kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberianoksigen
( dengan meningkatkan aliran darah koroner ) dan menurunkankebutuhan oksigen ( dengan
mengurangi kerja jantung ).
3.2 Saran

Saran saya sebagai penyaji kepada mhasiswa/mahasiswi yang telah membaca makalah
ini diharapkan dapat mengenal secara dini gejala dari angina pectoris.Selain itu diharapkan
pembaca dapat menyampaikan informasi ini kepada masyarakat lain yang belum
mnegetahui.Diharapkan kepada pembaca untuk dapat menjaga kesehatan,juhkan diri dari
kebiasaan buruk seperti merokok,bekrja terlalu berat,atau faktor lain yang dapat menyebabkan
Angina Pektoris.

58
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical-Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Kasron, 2012. Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Yogyakarta : Nuha Medika

Kasron, 2012. Kelainan dan Penyakit Jantung Pencegahan Serta Pengobatannya. Yogyakarta
: Nuha Medika

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

59
Wilkinson, Judith M, Ahren Nancy R. 2009. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC

60

Anda mungkin juga menyukai