Disusun Oleh :
Kahila Delfia
1208468636
Pembimbing:
dr. Agus Tri Joko, Sp.S
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Agama Islam
Status perkawinan Menikah
Pekerjaan wiraswasta
Tanggal Masuk RS 07 Juni 2015
Medical Record 89 xx xx
Keluhan Utama
Lemah anggota gerak sebelah kanan
RESUME ANAMNESIS
Tn.TH 61 tahun mengalami lemah anggota gerak sebelah kanan
terjadi secara cepat dan tiba-tiba sejak 3 minggu SMRS. Bicara
pelo(+) , masih mengerti pembicaraan, tidak bisa merasakan sensasi
sentuhan anggota gerak (+),.
Pasien rujukan RS Pasir dengan stroke+hipertensi urgensi
Pasien mempunyai riwayat hipertensi yang tidak terkontrol dengan
tekanan darah tertinggi 230/120mmHg daan riwayat penyakit DM
yang tidak diketahui.
Hasil ct scan di dapatkan stroke infark
Pasien juga mengeluhkan mencret 3x/hari, warna kuning kecoklatan,
cair dan berampas, lendir (+).
Pasien mempunyai kebiasaan buruk seperti jarang berolahraga, suka
makanan yang bersantan dan asin serta mempunyai kebiasaan
merokok. (1 hari 1 bungkus).
B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN : Sulit dinilai GCS: -
2) FUNGSI LUHUR : Sulit dinilai
3) KAKU KUDUK : Tidak ada
4) SARAF KRANIAL :
1. N. I (Olfactorius )
Kanan Kiri Keterangan
Daya pembau Sulit dinilai
2. N.II (Opticus)
Kanan Kiri Keterangan
Daya Sulit dinilai
penglihata
n
Lapang
pandang
Pengenalan
warna
3. N.III (Oculomotorius)
Kanan Kiri Keterangan
Ptosis - - Normal
Pupil
Bentuk Bulat Bulat Normal
Ukuran 3 3 Normal
Gerak bola mata m m SDN
Refleks pupil m m
Langsung SDN SDN Normal
Tidak Normal
langsung + +
+ +
4. N. IV (Trokhlearis)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola SDN SDN Sulit dinilai
mata
5. N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Sulit dinilai
Sensibilitas
Refleks kornea
6. N. VI (Abduscens)
Kanan Kiri Keterangan
Gerak bola SDN SDN Sulit dinilai
mata - - -
Strabismus - - -
Deviasi
7. N. VII (Facialis)
Kanan Kiri Keterangan
Tic
Motorik :
- mengerutka
n dahi
- mengangka
t alis Sulit dinilai
- menutup
mata
- sudut mulut
- lipatan
nasolabial
Daya perasa
Tanda chvostek
8. N. VIII (Akustikus)
Kanan Kiri Keterangan
Pendengaran Sulit dinilai
9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faring
Daya perasa Sulit dinilai
Refleks muntah
10. N. X (Vagus)
Kanan Kiri Keterangan
Arkus faring Sulit dinilai
Disfonia
11. N. XI (Assesorius)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik Sulit dinilai
Trof
V. SISTEM SENSORIK
Sensasi Kanan Kiri Keterangan
Raba
Nyeri Sulit dinilai
Suhu
Propioseptif
VI. REFLEKS
Kanan Kiri Keterangan
Fisiologis
Biseps + +
Triseps + + Normal
KPR + +
APR + +
Patologis
Babinski - -
Chaddock - - Refleks patologis (-)
Hoffman - -
Tromer
Reflek primitif : - -
Palmomental - -
Snout
X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum
Kesadaran : CM GCS: sulit dinilai
Tekanan darah : 150/110 mmHg
Pernafasan : 18x/ mnt, teratur
Nadi : 76/menit
Fungsi luhur : sulit dinilai
Rangsang meningeal : sulit dinilai
Saraf kranial : Sulit dinilai
Motorik : Hemiparesis dekstra
Sensorik : Sulit dinilai
Koordinasi : Sulit dinilai
Otonom : BAK (+) dengan kateter,
BAB (+)
Refleks
- Fisiologis : Normal
- Patologis : (-)
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS KLINIS : Stroke + Hipertensi grade II + DM
tipe II + Dislipidemia + GEA ec
bakterial
DIAGNOSIS TOPIK : Sistem karotis sinistra
DIAGNOSIS ETIOLOGIK : Stroke Non Hemoragik
DIAGNOSIS BANDING : Stroke Hemoragik
JAWABAN KONSUL
Dr. Sp.PD
DM+HT+dislipidemia
Amdixal
Micardis
Simvastatin
Injeksi lantus
b. Khusus
- O2 3 lpm
- IVFD RL 20 tpm
- Citicolin 80mg x 1
- Simvastatin 1x 20 mg
- Amlodipin 1x 5 mg
- Lantus 4-0-0
F. HASIL PEMERIKSAAN
Darah rutin (7 Juni 2015) Pemeriksaan Gula darah
sewaktu
Hb : 15,2 gr% GDS : 211 mg/dl
Leukosit : 16.900/mm3
Trombosit : 309.000/mm3
Ht : 43,9 vol%
Kimia darah (
Glu : 163 mg/dl LDL-CHOL : 134
Chor : 178 mg/dl HDL : 25,3
Kreatinin : 102,9 mg/dl TG : 92
Ureum : 1,35 mg/dl Na+ : 143,6 mmol
AST : 33 U/L K+ : 3,59 mmol
ALT : 14U/L Cl :114,8 mmol
ALB : 3,96 g/dL
CT scan :
Tampak lesi hipodens
pada hemisfer
cerebri sinistra
Sulci, sisterna dan
ventrikel tidak
melebar. Tidak
tampak deviasi
struktur garis tengah.
Cerebellum dan
batang otak normal.
Tidak tampak
gambaran SOL
Kesan:
Stroke infark.
G. DIAGNOSIS AKHIR
Stroke non hemoragik + Hipertensi grade II + DM tipe II + Dislipidemia +
GEA
H. FOLLOW UP
Tanggal 18 Juni 2015
S: Pasien kurang kooperatif, lemah anggota gerak sebelah kanan,
tungkai kanan sudah mulai bergerak, mencret sudah berkurang.
O: Kesadaran CM GCS : SDN
TD :150/110 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit, regular T : 36,50C
Fungsi luhur : sulit dinilai
Kekuatan motorik : sulit dinilai
Sensorik : sulit dinilai
Otonom : BAK (+) dengan kateter,
BAB (+) sejak dirawat
A: Stroke non hemoragik + hipertensi grade II + DM tipe II +
hiperkolesterolemia + GEA
P: - IVFD RL 20 tetes/menit Kotrimoksazol 2x2
-Citicolin injeksi 3x 125mg Lantus 0-0-6
- Bisoprolol 1x1 Loperamid 3x 2 mg
- Micardis 80mg 1 0 0 Simvastatin 1x 20mg
- Clopidogrel 1x1
- Amlodipin 0-1-0
PEMBAHASAN
1. Stroke
1.1 Definisi Stroke
Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi
klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun motorik, yang
berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan
kematian tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan
vaskular.1
1.2 Klasifikasi stroke
Stroke dapat diklasifkasikan berdasarkan kelainan patologik pada
otak, waktu terjadinya dan lokasi lesi vaskuler.2
A Berdasarkan kelainan patologik pada otak :
1 Stroke Hemoragis (perdarahan) :
Perdarahan intraserebral
Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subarakhnoid)
2 Stroke Non Hemoragis:
Trombosis serebri
Emboli serebri
Lakuner
B Berdasarkan penilaian terhadap waktu kejadiannya, yaitu:
1 Transient Ischemic Attack (TIA): defsit neurologis dalam durasi
kurang dari 24 jam. 80% dari semua TIA hilang dalam waktu kurang
dari 30 menit.
2 Prolonged Reversible Ischemic Neurolagical Deficits (PRIND): defsit
neurologik yang menghilang lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
3 Stroke in Evolution (SIE) yaitu defsit neurologik yang secara
bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat dalam
beberapa jam atau hari.
4 Completed stroke, yaitu defsit neurologis yang menetap atau hanya
berubah sedikit selama observasi, dan akan menghilang setelah
lebih dari 3 minggu atau menyebabkan kacacatan.
C Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1 Sistem karotis
Motorik : hemiparese sinistra, disartria
Sensorik : hemihipestesi sinistra
1.3 Patofisiologi
Terdapat empat bentuk utama dari gangguan pembuluh darah otak,
yaitu:
1. Trombotik stroke
Trombosis merupakan penyebab tersering stroke iskemik
(40%), biasanya disebabkan stenosis aterosklerosis atau oklusi
pembuluh darah besar, terutama arteri karotis dan arteri serebri
media. Oleh karena oklusi pembuluh darah merupakan proses yang
bertahap, sehingga onsetnya akan lebih lambat dari tipe stroke
lain. Beberapa tanda akan mendahului tipe stroke ini, dimana
setengah dari seluruh pasien trombotik stroke dilaporkan pernah
terserang TIA
2. Emboli stroke
Emboli merupakan 30% dari penyebab stroke. Stroke emboli
timbul akibat platelet, kolesterol, fbrin, dan komponen-komponen
darah lainnya yang mengapung di dalam sirkulasi hingga mencapai
distal pembuluh darah korteks
3. Lakunar stroke
Tipe lakunar merupakan 20% dari penyebab stroke. Lakunar
stroke merupakan suatu infark yang sangat kecil, yaitu kurang dari
1 cm3, yang timbul jika terjadi perforasi kecil pada cabang arteriol.
Lebih kurang 85% pasien akan sembuh dengan memuaskan
4. Hemoragi stroke
Hemoragi intraserebral hanya menyebabkan 10% dari semua
stroke, paling jarang terjadi, tetapi merupakan tipe cerebro
vascular accident yang paling berbahaya.
3.2 Klasifikasi
Klasifkasi etiologis DM menurut American Diabetes Association 2010
(ADA 2010), dibagi dalam 4 jenis yaitu:
. Diabetes Melitus Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes
Mellitus/IDDM
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas
karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak
sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan dengan level protein c-
peptida yang jumlahnya sedikit atau tidak terdeteksi sama sekali.
Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.
2. Diabetes Melitus Tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes
Mellitus/NIDDM
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin
tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena
terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer
dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena
terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena
dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan
defsiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan
berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa bersama bahan
sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami
desensitisasi terhadap adanya glukosa. Onset DM tipe ini terjadi
perlahan-lahan karena itu gejalanya asimtomatik. Adanya resistensi
yang terjadi perlahan-lahan akan mengakibatkan sensitivitas
reseptor akan glukosa berkurang. DM tipe ini sering terdiagnosis
setelah terjadi komplikasi.
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
DM tipe ini terjadi karena etiologi lain, misalnya pada defek
genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenik,
infeksi virus, penyakit autoimun dan kelainan genetik lain.
3.3 Diagnosis
Diagnosis klinis DM ditegakkan bila ada gejala khas DM berupa
poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya. Jika terdapat gejala khas dan pemeriksaan
Glukosa Darah Sewaktu (GDS) 200 mg/dl diagnosis DM sudah dapat
ditegakkan. Hasil pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) 126 mg/dl
juga dapat digunakan untuk pedoman diagnosis DM. Untuk pasien tanpa
gejala khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja
belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. Diperlukan
investigasi lebih lanjut yaitu GDP 126 mg/dl, GDS 200 mg/dl pada hari
yang lain atau hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) 200 mg/dl.
.
Gambar 3. Alur penegakkan diagnosis Diabetes Melitus
yang pada akhirnya aksi RAS akan meningkat. Jika RAS dibiarkan
akan bertambah.
otak, yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel sel otak.
infus salin (drip insulin 100u/100ml 0,9% NaCl via infus dan
darah
gula darah kapiler setiap jam sampai pada sasaran glukosa selama 4
jam kemudian dan turunkan lagi tiap 2 jam . bila gula darah stabil
Periksa ulang darah setiap 20 menit dan ulang 25ml D50W intravena
bila gula darah < 60 mg/dl. Mulai lagi dengan insulin drip bila gula 2
kali > 70mg/dl ( periksa dua kali). Mulai insulin dengan algoritma lebih
4. Dislipidemia
4.1 Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi
lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL.
5 Gastroenteritis/ diare
5.3 Definisi Gastroenteritis/ diare
Gastroenteritis akut/ diare akut merupakan peradangan pada lambung dan usus yang
ditandai dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar lebih dari 3 kali
dengan konsistensi feses yang cair yang dapat disertai dengan darah atau lendir.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu
infeksi (disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di lapangan
ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
5.3 Diagnosis
Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsenterasi tinja, lendir
dan/darah dalam tinja
Muntah, rasa haus, lemah, kesadaran menurun, demam, sesak, kejang, kembung
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Jenis makanan dan minuman yang di minum selama diare, mengonsumsi makanan
yang tidak biasa
Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum