perubahan basal sesak napas, batuk, dan/ atau sputum yang diluar batas normal
mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar paru. Gangguan yang penting
adalah :
memburuk.
KLASIFIKASI
Klasifikasi PPOK dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
(Muttaqin, 2008).
DISEASE)
disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam
usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang
oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh.
Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air
trapping). Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan
fungsi paru: ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan
mengalami gangguan.
DISEASE)
bloater).
2) Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).
1) Kelemahan badan
2) Batuk
3) Sesak napas
4) Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
5) Mengi atau wheeze
6) Ekspirasi yang memanjang
7) Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut.
8) Penggunaan otot bantu pernapasan
9) Suara napas melemah
10) Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
11) Edema kaki, asites dan jari tabuh.
PULMONARY DISEASE)
1) Anamnesis :
penyebab.
2) Pemeriksaan fisik :
Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shapped chest (diameter
diperhatikan:
a. Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang
parallel, keluar dari hilus menuju apeks paru. Bayangan tersebut adalah
yang bertambah dan KTP yang normal. Pada emfisema paru terdapat
atau MEFR (maximal expiratory flow rate), kenaikan KRF dan VR,
sedangkan KTP bertambah atau normal. Keadaan diatas lebih jelas pada
stadium lanjut, sedang pada stadium dini perubahan hanya pada saluran
napas kecil (small airways). Pada emfisema kapasitas difusi menurun
6) Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio
R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB
inkomplet.
DISEASE)
lebih awal.
dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas atau
pengobatan empirik.
4) Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan
controversial.
5) Pengobatan simtomatik.
6) Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7) Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan
bronkus.
b. Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan
Penatalaksanaan (Medis)
1) Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara
2) Terapi eksaserbasi akut di lakukan dengan :
a. Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi Infeksi ini
yang kuat.
b. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernapasan karena
baik.
d. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di
secara perlahan.
3) Terapi jangka panjang di lakukan :
a. Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin
9. ANALISA DATA
SPO2 : 96 %
Tanda-tanda vital
TD:140/90 mmhg
R: 30x/menit
N: 103x/menit
T:370
3 Ketidak mampuan Ketidakseimbangan
DS :
Klien mengatakan tidak untuk mengabsorsi
nutrisi kurang dari
nafsu makan sudah 4 hari nutrisi
Klien mengeluh mual dan kebutuhan tubuh
muntah
Klien mengeluh nyeri pada
abdommen
DO :
Klien tampak lemah
Klien hanya menghabiskan
1/3 porsi yang disiapkan di
RS
BB sehat : 50 kg
BB sakit : 46 kg
SPO2 : 96 %
Tanda-tanda vital
TD:140/90 mmhg
R: 30x/menit
N: 103x/menit
T:370
banyaknya mukus,
Airway Managemen
adanya jalan nafas Kriteria Hasil :
buatan, sekresi a. Mendemonstrasikan batuk a. Posisikan pasien untuk
RR diaporesis, pucat,
b. Mampu melakukan
perubahan hemodinamik)
aktivitas sehari hari f. Monitor pola tidur dan
sesuai dengan
kemampuan fisik,
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
m. Bantu klien untuk
diwaktu luang
n. Bantu pasien/ keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
o. Sediakan penguatan
mengembangkan motivasi
dimakan mengandung
Kriteria hasil :
tinggi serat untuk
a. Adanya peningkatan BB
mencegah konstipasi
sesuai dengan tujuan f. Berikan makanan yang
b. BBI sesuai dengan tinggi
terpilih ( sudah
badan
c. Mampu mengidentifikasi dikonsultasikan dengan
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring:
normal
b. Monitor adanya
penurunan BB
c. Monitor lingkungan
selama makan
d. Monitor tipe dan jumlah
dilakukan
e. Monitor interaksi anak
makan
f. Jadwalkan pengobatan
jam makan
g. Monitor turgor kulit
h. Monitor kekeringan,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
k. Monitor intake nuntrisi
l. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
oral
m. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Diagnose Medis & NAND, NIC- NOC. Jakarta: Media Action Publishing.
EGC.
Tim PDPI. 2008. Diagnosis dan Tatalaksana Kegawatdaruratan Paru. Jakarta:
Sagung Seto