Disusun oleh:
Pembimbing :
Drg. Yariani
KEPANITERAAN KLINIK
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah evaluasi
program mengenai Upaya Peningkatan Deteksi Suspek TB Paru Di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan Periode Juli September 2016.
Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan
klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pasar Minggu periode
Jul September 2016. Tentunya kami berharap pembuatan laporan ini tidak hanya
berfungsi sebagai apa yang telah disebutkan diatas. Namun, besar harapan kami
agar laporan ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak Puskesmas Kelurahan Cipete
Selatan, dalam rangka menyempurnakan kinerjanya sehingga dapat menjadi
Puskesmas unggulan di wilayah Jakarta.
Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, kami banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Disusun Oleh :
Disusun oleh:
Hastuti Erdianti Hs (030.11.125)
Nurul Ulfa Septiani (030.11.197)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 4
1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tuberkulosis...................................................................... 5
2.2 Tuberkulosis di Indonesia............................................................... 5
2.3 Penularan Tuberkulosis................................................................... 6
2.4 Strategi Nasional Program Pengendalian Tuberkulosis.................. 8
2.5 Penemuan Kasus Tuberkulosis....................................................... 9
2.6 Alur Diagnosis TB Paru Pada Orang Dewasa................................ 16
2.7 Strategi Kemitraan Untuk Penjaringan TB Paru............................. 18
BAB III DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS KELURAHAN
3.1 Data Umum Puskesmas............................................................... 20
3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas..................................... 20
3.1.2 Gambaran Umum Puskesmas........................................ 21
3.1.3 Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas......... 28
3.2 Data Khusus Puskesmas.............................................................. 28
3.2.1 Visi dan Misi Puskesmas............................................... 28
3.2.2 Program Pokok Puskesmas........................................... 29
3.2.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi................................. 30
3.3 Upaya KesehatanWajib Puskesmas ............................................ 40
Tabel 16. Data penemuan kasus suspek TB dan TB baru BTA (+) pada April- Juni
2016............................................................................................... 45
Tabel 17. Data penemuan kasus Diare pada April - Juni 2016....................... 45
Tabel 18. Cakupan Program yang Masih Bermasalah.................................... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Diagnosis TB Paru pada Orang Dewasa.............................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
Jumlah kasus TB Paru di Provinsi DKI Jakarta tahun 2012 yaitu sebanyak
24,5 ribu kasus, dengan prevalesi sebesar 256, artinya terdapat 256 kasus TB Paru
per 100.000 penduduk.2 Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif dan
pada waktu batuk atau bersin penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat mengeluarkan sekitar
4
3000 percikan dahak. Anggota keluarga kasus TB BTA positif merupakan
golongan masyarakat yang paling rentan tertular penyakit TB paru karena sulit
menghindari kontak dengan penderita.5 Walaupun petugas puskesmas sudah
melakukan promosi pada kontak dan penderita TB sebagai aplikasi dari program
Directly Observed Treatment of Shortcourse (DOTS) yakni penemuan dengan
strategi passive promotion case detection, namun tidak semua suspek atau kontak
mau periksa dahak ke puskesmas. Perilaku kesehatan ditentukan atau dipengaruhi
oleh persepsi seseorang terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan yang
dihadapi. Menurut konsep Health Belief Model (HBM) dijelaskan bahwa syarat
pertama yang menentukan seseorang untuk berperilaku terhadap kesehatannya
adalah jika seseorang merasa terancam oleh suatu penyakit. Perasaan terancam itu
timbul apabila adanya kerentanan yang dirasakan dan keparahan yang ditimbulkan
oleh penyakit tersebut. Jadi kemampuan untuk mengenal gejala penyakit sangat
7
penting dalam hal ini. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang
masih dihadapi oleh program P2TBC di Kota Jakarta adalah masih rendahnya
cakupan penjaringan suspek dan cakupan penemuan kasus TB paru di puskesmas.
Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan, kesadaran mengenai TB paru, pola
pikir yang banyak di masyarakat yaitu sering megobati sendiri dengan membeli
obat di warung atau apotek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atau
mendeteksi lebih dini suspek TB paru, mengayomi keluarga terutama yang
memiliki riwayat / gejala TB paru untuk memeriksakan dahak jika terdapat gejala.
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa :
2. Bagi Puskesmas :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI TUBERKULOSIS
2.3 PENULARAN TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.5
Cara penularan :
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan
dapat bertahan selama beberapa jamdalam keadaan yang gelap dan
lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan
oleh konsentrasi percikan darah dalam sputum dan lamanya menghirup
udara tersebut.
Risiko penularan :5
Patogenesis
Tuberkulosis.Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di
alveolus dan menetap disana. Kuman akan menghadapi pertama kali oleh
neutrofil, kemudian baru makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau di
bersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan
silia dengan sekretnya.5
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus
(limfadenitis regional). Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks
primer ini selanjutnya dapat menjadi:5
Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-
10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari
sel-sel histiosit dan sel Datia-Langhans (sel besar dengan banyak inti) yang
dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.5
Diagnosis
Gejala Klinik
Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan konjungtiva anemis, demam, badan kurus, berat badan
menurun. Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apex
paru, bila dicurga adanya infiltrate yang luas, maka pada perkusi akan didapatkan
suara redup, auskultasi bronchial dan suara tambahan ronki basah, kasar, dan
nyaring. Tetapi bila infiltrate diliputi penebalan pleura maka suara nafas akan
menjadi vesicular melemah. Bila terdapat kavitas yang luas akan ditemukan
perkusi hipersonor atau tympani.2
Pemeriksaan Radiologis
25
penyuluhan mengenai penyakit tuberkulosis dapat berjalan secara terus menerus
dan berkesinambungan.5
Disamping itu untuk melakukan penyuluhan perorangan kepada penderita
tuberkulosis dan keluarganya, pengelola program TB puskesmas dapat juga
melakukan kerjasama lintas program dengan petugas Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas) dimana petugas Perkesmas sering mengunjungi pasien
tuberculosis ke rumahnya sehingga petugas Perkesmas dapat dimintai untuk
memberikan penyuluhan mengenai penyakit tuberkulosis dan pentingnya
penderita memakan OAT sampai selesai dan sembuh.5
Keterlambatan dalam mengakses fasilitas DOTS untuk diagnosis dan
pengobatan TB merupakan tantangan utama di Indonesia dengan wilayah
geografis yang sangat luas. Untuk meningkatkan penemuan penderita
tuberkulosis, dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas dapat melakukan
modifikasi metode penemuan suspek tuberkulosis dengan memperhatikan budaya
daerah setempat.5
26
praktik swasta dan mempersilahkan dokter praktik swasta mengambil biaya
konsultasinya.3
Bidan dan perawat praktik swasta dalam kemitraan program
penanggulangan TB berperan dalam menemukan penderita tersangka tuberkulosis
dan mengirimnya ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan BTA sputum.
Peran dari Dinkes dan Puskesmas adalah dengan menyediakan sarana yang
dibutuhkan praktisi swasta dalam program penanggulangan tuberkulosis seperti
pot sputum, OAT dan formulir pencatatan dan pelaporan.4
Kemitraan yang terjalin perlu dilakukan pemantauan secara berkala,
apakah masing-masing pihak telah menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.
Dalam melakukan pemantauan, sebaiknya dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten dan organisasi profesi kesehatan seperti IDI, IBI dan PPNI. Dinas
kesehatan kabupaten juga membuat kesepakatan dengan masing-masing
organisasi profesi kesehatan tersebut.4
27
BAB III
DATA UMUM DAN KHUSUS UPAYA PUSKESMAS
KELURAHAN CIPETE SELATAN ATAU PROGRAM
PUSKESMAS KELURAHAN CIPETE SELATAN
01 36,07 Ha
02 34,15 Ha Padat
03 35,16 Ha Padat
04 30,13 Ha
05 32,07 Ha Padat
06 34,16 Ha Padat
07 31,04 Ha 28
Jumlah 232,78 Ha
Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Cilandak
29
15 69 - 74 169 195 364 364
= 8.809 x 100
30
20.029
= 44
Tabel 4. Data penduduk berdasarkan jenis kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan Tahun 2015
31
Pond Pesantren :0
TK : 12
Paud :4
Sarana kesehatan
Rumah Sakit :0
Puskesmas :1
Rumah Bersalin :3
Apotik :5
Optik :0
Posyandu : 14
Praktek dokter swasta : 7
Klinik :1
a. Kegiatan prioritas
b. Rincian Kegiatan
32
Kegiatan yang berjalan dalam pelayanan Kesehatan di fokuskan di Unit
Pelayanan UPG, KIA, KB, Imunisasi, UPO, MTBS, Rujukan, TB paru, Laboratorium
Sederhana, Pemeriksaan Keterangan Berbadan Sehat, Pemeriksaan Buta Warna.
c.Anggaran
a. Kegiatan Prioritas
b. Rincian Kegiatan
3.1.2.4 Anggaran
Untuk program kesehatan masyarakat anggaran di dapat dari
puskesmas Kecamatan dan Dana BOK 2013.
33
3.1.2.5 Sarana Fisik
Ruangan pelayanan yang tersedia:
A. Unit Pelayanan Loket
B. Unit Pelayanan Umum / ruang tindakan
C. Unit Pelayanan Gigi
D. Unit Pelayanan KB/KI
E. Unit Pelayanan Imunisasi
F. Unit Pelayanan Obat
G. Laboratorium Sederhana
Misi
34
4. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan
untuk memuaskan pelanggan.
5. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral yang
berhubungan dengan bidang kesehatan.
3.2.2 Program Pokok Puskesmas
6. Upaya Pengobatan
35
3.2.3. Struktur Organisasi Dan Deskripsi
3.2.3.1 Struktur Organisasi
1. Kepegawaian
Kegiatan yang dilksanakan oleh Kepegawaian, lebih banyak
disampaikan dalam bentuk table, selengkapnya adalah :
a. Rekapitulasi data pegawai menurut agama
b. Rekapitulasi data pegawai menurut jenis kelamin
c. Rekapitulasi data pegawai menurut status perkawinan
d. Rekapitulasi data pegawai menurut golongan
e. Rekapitulasi data pegawai menurut jenjang pendidikan
f. Rekapitulasi data tenaga kontrak
g. Rekapitulasi data kebutuhan tenaga
UNIT KERJA
NO KAWIN BELUM JANDA/ JUMLAH
( PUSKESMAS )
KAWIN DUDA
1. Kel. Cipete Selatan 11 2 - 13
JUMLAH 11 2 - 13
36
Tabel 7. Rekapitulasi Data Pegawai Negeri Menurut Golongan
UNIT KERJA GOLONGAN
NO JUMLAH
( PUSKESMAS ) I II III IV
1. Kel. Cipete Selatan - 1 2 1 4
JUMLAH - 1 2 1 4
DR.
S1 DOKTER
KALIMATULLAH AL Kel. Cipsel
1. UMUM 2012 Wanita
ULYA
DRG. DIAN S1 DOKTER
Kel. Cipsel
2. KEMALASARI GIGI 2013 Wanita
37
3.2.3.2 DESKRIPSI KERJA
1. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara
dengan baik.
Fungsi :
a. Sebagai seorang manager :
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal.
Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
b. Sebagai seorang dokter :
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat
2. Dokter Umum
Tugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah
kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.
c. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada
penderita dan masyarakat.
d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran masyarakat.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam
wilayah kerja Puskesmas secara teratur.
c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di
Puskesmas.
38
d. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
e. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam
pengembangan peran serta masyarakat.
f. Memberikan penyuluhan kesehatan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Perawat Gigi
Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di
puskesmas.
Fungsi :
a. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di
puskesmas.
b. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan
mengobati gigi yang sakit.
c. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter
gigi.
d. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS
(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).
e. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5. Tata Usaha
Tugas pokok :
a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang
didisposisi.
b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
6. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan
kegiatan Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan
baik.
Fungsi :
39
a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar
gedung.
b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan
Perkesmas.
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.
e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
7. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas
delegasi dari dokter.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan kegiatan Puskesmas.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling.
8. Petugas P2M
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
d. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
f. Melakukan kunjungan rumah.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang
terkait P2P.
h. Memberikan penyuluhan kesehatan.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
9. Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah
kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
40
a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu
menyusui, bayi, dan anak.
b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
d. Melakukan pembinaan dukun bayi.
e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain
yang terkait dengan KIA.
g. Melakukan penyuluhan kesehatan.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
10. Petugas Gizi
Tugas pokok: Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan
gizi di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus
kurang gizi.
c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait
dengan gizi.
d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
g. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
h. Melakukan pembinaan Posyandu.
i. Melakukan rujukan kasus gizi.
41
c. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait
dengan H.S.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan.
e. Pengawasan, penyehatan perumahan.
f. Pengawasan pembuangan sampah.
g. Pengawasan makanan dan minuman.
h. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah).
42
c. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
d. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
e. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan
hari tersebut.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
a. KIA
43
Kunjungan K1 96% 561 140 116 82,85 86,3
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan
(%) 1 Tahun Persen (%)
Berjalan Kegiatan
(%)
44
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah
anak telah mencapai yang dikehendaki.
Pencapaian
Sasaran Cakupan
Target Sasaran (%)
Indikator bulan
(%) 1 tahun Persen
berjalan Kegiatan
(%)
Keluarga
berencana 100% 5325 1331 898 67.5 67.5
aktif
2. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan yang dilakukan dalam program kesehatan lingkungan yaitu :
45
Pemantauan Tempat Pengelolaan Makanan
Pemeriksaan Air Bersih
Pelaksanaan STBM ( Survei Terpadu Berbasis Masyarakat )
3. PROMOSI KESEHATAN
Promkes mempunyai Sasaran , yaitu :
46
b. Fogging Fokus pada wilayah tempat tingga lpenderita DBD
dengan hasil PE
c. PSN Dilakukan setiap hari Jumat bersama lintas sektoral,
masyarakat dan kader terkait
d. GJS Dilakukan Padahari Jumat setiap mingguKe 2-4 tiap bulan
e. Pembentukan Jumantik Sekolah dan Jumantik Mandi
Cakupan suspek 20 18 9 47
TB paru
Penemuan kasus 1 5 5 11
TB BTA (+) (Case
Detection Rate)
Diare 31 30 20 81
Tifoid - - - -
Tabel 14. Data penemuan kasus suspek TB dan TB baru BTA (+) pada April- Juni
2016
Sasaran Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Bulan
(%) 1 Tahun Persen (%)
Berjalan Kegiatan
(%)
Penemuan kasus TB
BTA (+) (Case 90 80 20 10 50 55.5
Detection Rate)
Cakupan suspek
90 80 20 8 40 44.4
TB paru
Tabel 15. Data penemuan kasus Diare pada April - Juni 2016
47
Sasaran
Sasaran Bulan
Indikator Target (%) Cakupan Pencapaian (%)
1 Tahun
Berjalan
Penemuan
100 285 95 93 97,89
kasus Diare
BAB IV
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey yang dilakukan
pada bulan April Juni 2016 di Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan.
1. Data Kualitatif
Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien yang tinggal di RT6
RW 6 Kelurahan Cipete Selatan dengan keluhan batuk berdahak lebih dari
2 minggu dan hasil wawancara dengan pemegang program TB.
2. Data Kuantitatif
48
Data ini diperoleh dari data pelaporan cakupan TB, Tim KPLDH di
Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan, dan Ketua RT setempat.
Kriteria inklusi dalam laporan ini adalah warga RT/RW 6/6 yang
didiagnosa BTA (+), warga yang tinggal di sekitar dan kemungkinan
kontak dengan pasien BTA (+) namun belum dilakukan pemeriksaan
49
sputum, tersangka yang namanya tercatat sesuai maupun tidak data di
P2M TB, di daerah Cipete Selatan
Kriteria eksklusi dalam laporan ini adalah warga yang sudah didiagnosis
TB paru kemudian sembuh, warga yang sudah mendapatkan pengobatan
TB dan BTA (-), penduduk yang tidak bersedia di wawancara dan tidak
ada di tempat saat dikunjungi.
Perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan cara infinit dan finit.
N0=Z2xpxq/d2
50
Setelah diketahui nilai n yaitu besar sampel optimal yang dibutuhkan
selanjutnya angka tersebut dimasukan kedalam rumus populasi finit.
n=n0/(1+n0/N)
N = No/ ( 1+No/N)
= 32/ (1+ 32/ 370)
= 32 / (1,09)
= 29,3 dibulatkan menjadi 29
Untuk mencegah terjadinya drop out, peneliti menambah 15% dari jumlah sampel
Dengan rumus tersebut, sehingga dapat diperoleh besar sampel minimal
berjumlah 4 orang.
Untuk mengantisipasi kejadian drop out sampel karena tidak sesuai kriteria
yang diinginkan maka jumlah sampel ditambah 15% dari nilai n yang didapatkan
sehingga jumlah sampel keseluruhan yang dibutuhkan menjadi
n1 = n + 15%
= 33 orang
51
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dimana semua
subjek penelitian yang diteliti yang berada di RT 06/06 Cipete Selatan
berdasarkan pertimbangan dan pengamatan subjektif tim KPLDH dan pemegang
program TB.
52
BAB V
ANALISIS MASALAH
1. Identifikasi
Masalah
2. Penentuan
8. Prioritas
Monitoring Masalah
& Evaluasi
3. Penentuan
7.
Penyebab
Penyusunan
Masalah
rencana
penerapan
6. Penetapan
4. Memilih
pemecahan
Penyebab
masalah
5. Menentukan yang paling
terpilih
alternatif mungkin
pemecahan
masalah
53
Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin
dicapai dengan kenyataan sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak
puas.
Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah diperlukan tiga
syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Adanya kesenjangan harapan atau tujuan.
2. Adanya rasa tidak puas.
3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
54
perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran
pendekatan sistem adalah sebagai berikut :
55
Input Proses Output
P2 : warga Kelurahan
Money: APBD
Cipete Selatan yang
Method: Puskesmas dan Kunjungan Rumah datang ke Pukemas dan
(Grebek TB), terutama kontak dengan tertangani
pasien TBC
P3 : terdapat sistem
Material: tersedianya SOP penjaringan dan pencatatan dan pelaporan
penemuan TB seta pemeriksaan sputum
BTA.
Lingkungan
Pengetahuan warga Kelurahan Cipete Selatan, kader-kader, pemegang program TB Paru, dan tenaga
kesehatan
Lingkungan
Penemuan kasus TB
BTA (+) (Case 90 80 20 10 50 55.5
Detection Rate)
Cakupan suspek TB
90 80 20 8 40 44.4
paru
58
97,89
Penemuan kasus Diare 100 285 95 93 93
59
Tabel 17. Tabel Penghitungan Besar Masalah Berdasarkan Pencapaian
Indikator Target Pencapaian Besar
masalah
Langkah 2:
60
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
masukkan ke rumus : k = 1 + 3.3 log n
= 1 + 3,3 log 18
= 1 + 4,14
= 5,14
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 88.08
terkecil 1.75
Langkah 4:
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah
kolom/kelas:
61
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Penanganan komplikasi X 5
ibu hamil
Kunjungan nifas X 1
Kunjungan neonatus X 1
Kunjungan bayi X 1
62
HBO X 5
BCG X 1
DPT/HB (1) X 2
DPT/HB-Hib (2) X 2
DPT/HB-Hib (3) X 2
Polio 1 X 2
Polio 4 X 3
Campak X 2
Penemuan kasus TB X 4
BTA (+) (Case
Detection Rate)
Cakupan suspek TB X 4
paru
Diare X 1
63
Kurang ganas : 2
Tidak ganas :1
Kunjungan nifas
5 1 1 1 8
64
Kunjungan neonatus
2.3 1 1 2.6 6.9
Kunjungan bayi
3 1 1 3 8
Kunjungan balita sakit 3 1 1 3 8
HBO 2.6 1 1 1.3 5.9
BCG 3 2 2 3.3 10.3
DPT/HB (1) 3 2.3 2 3.3 10.6
DPT/HB-Hib (2) 3 2 2 3.3 10.3
DPT/HB-Hib (3) 3 2 2 3.3 10.3
Polio 1 3 2 2 3.3 10.3
Polio 4 4.3 2 3 2.6 11.9
Campak 3 2 2 3.3 10.3
Penemuan kasus TB
BTA (+) (Case Detection 4 4.6 4 3.3 15.9
Rate)
65
Persalinan oleh tenaga kesehatan 2
Kunjungan nifas 2
Kunjungan bayi 4
66
Penanganan komplikasi ibu hamil 1 1 1 1 1 1
Kunjungan nifas 1 1 1 1 1 1
Kunjungan neonatus 1 1 1 1 1 1
Kunjungan bayi 1 1 1 1 1 1
67
Tabel 23. Penilaian Prioritas Masalah
Masalah A B C D NPD NPT Urutan
Prioritas
Kunjungan K4
1 5.9 2.3 1 15.87 15.87 XVII
Penanganan komplikasi
ibu hamil 6 6.6 1.3 1 16.38 16.38 XVI
Kunjungan nifas
1 8 2 1 20 20 XV
Kunjungan neonatus
1 6.9 1.6 1 12.64 12.64 XVIII
Kunjungan bayi
1 8 4 1 40 40 VII
Kunjungan balita sakit 1 8 4 1 36 36 IX
HBO 5 5.9 3.3 1 35.97 35.97 X
BCG 3 10.3 2.6 1 34.58 34.58 XI
DPT/HB (1) 2 10.6 3 1 37.8 37.8 VIII
DPT/HB-Hib (2) 2 10.3 2.6 1 31.98 31.98 XII
DPT/HB-Hib (3) 2 10.3 2.6 1 31.98 31.98 XIII
Polio 1 3 10.3 3.3 1 43.89 43.89 IV
Polio 4 2 11.9 3 1 41.7 41.7 V
Campak 2 10.3 3.3 1 40.59 40.59 VI
Penemuan kasus TB BTA
(+) (Case Detection Rate) 4 15.9 3.3 1 65.67 65.67 II
Cakupan suspek TB paru 4 16.3 3.6 1 73.08 73.08 I
Diare 1 11,9 4 1 51,6 51,6 III
68
5.6 Urutan Prioritas Masalah
1. Cakupan suspek TB paru
2. Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection
Rate)
3. Diare
4. Polio 1
5. Polio 4
6. Campak
7. Kunjungan bayi
8. DPT/HB (1)
9. Kunjungan balita sakit
10. HBO
11. BCG
12. DPT/HB-Hib (2)
13. DPT/HB-Hib (3)
14. Persalinan oleh tenaga kesehatan
15. Kunjungan nifas
16. Penanganan komplikasi ibu hamil
17. Kunjungan K4
18. Kunjungan neonates
69
BAB VI
70
MONEY APBD -
(Pembiayaan)
Kurangnya program
Puskesmas yang
berkesinambungan berupa
menarik kepada
masyarakat mengenai
pencegahan, penyebab
Kurangnya edukasi
71
Tidak tersedia alat
penunjang lain, yaitu
radiologi.
72
daftar pasien TB paru
BTA (+)
Nasional) sehat
73
Monitoring untuk pasien TB BTA (+) belum dilaksanakan secara maksimal.
Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan berupa penyuluhan kepada
Fish Bone
masyarakat mengenai pencegahan dan penyebab serta pengobatan TB
2,
INPUT METHOD
(-) Kurangnya petugas lapangan dikarenakan kinerja yang merangkap
MATERIAL
MACHINE Sarana pemeriksaan dahak tidak ada dikelurahan.
1.Tidak tersedianya poliklinik dalam menemukan
pasien TB Tidak tersedia alat penunjang radiologi.
2 Tidak tersedianya pemeriksaan penunjang
Cakupan
LINGKUNGAN P1 penemuan suspek
TB Paru rendah
1 . Kurangnya pengetahuan masyarakat Kurangnya perencanaan pelatihan.
mengenai penyakit TB Tidak dilakukan case finding aktif
2 Kurangnya perwujudan sanitasi rumah
sehat Tidak ada penyuluhan mengenai TB di luar gedung Puskesmas.
3. Stigma negative penyakit TB
Kurangnya penyuluhan mengenai lingkungan dan hidup sehat
Masyarakat yang kurang kooperatif
Tidak ada evaluasi proses tentang deteksi
P2
dini suspek TB.
P3
Tidak ada monitoring dan follow up bagi
pasien yang di duga suspek TB
PROSES
SS
74
6.3 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
75
6.4 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka
selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah.
Penentuan priorotas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan kriteria matriks dengan rumus M x I x V/ C .
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
A. Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat
diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
B. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk
diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
C. Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5.
D. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan
nilainya mendekati angka 1.
76
d) Memberikan informasi sebaik mungkin mengenai penyakit TB, dan
membuat suatu acara atau bentuk apresiasi kepada masyarakat sehingga
pola pikir terhadap stigma berkurang.
Penyelesaian Uru
Nilai Kriteria Hasil akhir
Masalah tan
M I V C (M x I x V) / C
A 4 4 4 3 21.33 I
B 1 1 1 4 0.25 IV
C 3 3 3 3 9 II
D 2 2 2 2 4 III
77
6.5 Rencana Kegiatan (PlanofAction)
Tabel 27. Plan of Action Peningkatan Cakupan Penemuan Suspek TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
78
Penyuluhan Untuk Warga Wilayah Petugas Disesuaikan - Tatap Meningkatnya
mengenai memutus RT/RW 6/6 RT/RW kesehatan, muka, pengetahuan dan
lingkungan rantai keluarahan 6/6 Ketua RT, penyuluh perubahan pola hidup
sekitar rumah perkembangb Cipete Kelurahan Dokter an, yang berisiko TB
ataupun dalam iakan kuman Selatan Cipete muda dialog
rumah, yang TB selatan interaktif
menjadi faktor
resiko
berkembangnya
kuman TB , baik
dalam
memberikan
solusi secara
nyata atau tidak
nyata
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
Memberikan Dapat Ketua RT, Lingkunga Kader, Setiap bulan - Tatap Meningkatnya pasien
79
informasi yang meningkatka Kader n RT/RW Petugas muka, tersangka TB
baik mengenai n penemuan 6/6 Kesehatan sharing
kasus TB Masyrakat Kelurahan dengan Meningkatnya Pasien
stigma TB, dan RT/RW 6/6 Dokter TB yang berobat secara
Cipete pasien tb
membuat acara Dapat Kelurahan Selatan Muda yang rutin dan benar
meningkatka Cipete sudah
atau memberikan
n kesadaran Selatan sembuh
bentuk apresiasi masyarakat
kepada mengenai Memberi
kesehatannya kan
masyarakat,
lebih baik bentuk
sehingga pola lagi Apresias
pikir masyarakat i seperti
Berkurangny sticker
baik terhadap a kasus TB atau
stigma TB relaps, leaflet
ataupun TB
yang belum
diobati
80
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
N Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Nov Des
o.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
81
1. Penyuluhan mengenai
lingkungan sekitar rumah
ataupun dalam rumah, yang
menjadi faktor resiko
berkembangnya kuman TB ,
baik dalam memberikan solusi
secara nyata atau tidak
nyataPenyuluhan
2. Penyuluhan kepada masyarakat
tentang gejala-gejala dan bahaya
penyakit TB dan kunjungan
rumah pasien suspek TB untuk
memberikan edukasi serta
kesadaran untuk pemeriksaan
dahak kepada masyarakat yang
sesuai dengan kriteria inklusi
82
mengenai stigma TB,
dan membuat acara
atau memberikan
bentuk apresiasi
kepada masyarakat,
sehingga pola pikir
masyarakat baik
terhadap stigma TB
83
BAB VII
84
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna dari
dahak yang benar, pola makan yang sehat, lingkungan dan rumah sehat,
dan terakhir mengenai pencegahan dan penularan penyakit TB. Untuk itu
TB.
orang sekitar dan menurunkan angka penularan TB. Kunjungan dilakukan pada
rumah warga RT/RW 06/06 Kelurahan Cipete Selatan yang banyak terdapat
mengetahui tentang penyakit TBC yakni menjawab iya ketika ditanyakan pakah
bahwa penyebab TBC adalah Bakteri. Hal ini dapat dilihat dari bebrapa jawaban
partisipan seperti:
biasanya penyebab TBC kuman dokter, tapi saya kurang tau nama
kumannya
turunan
86
mantoux dan foto paru. Hal ini dapat dilihat dari beberapa jawaban partisipan
seperti:
Ada yang mengatakan memakai riak, dan biasanya harus bolak balik
ke puskesmas kalau tidak salah 3 kali dok. Untuk test lainnya biasanya test yang
disuntik di kulit
Ada yang mengatakan memakai foto paru dok karena saudara saya
langsung foto dan katanya ada flek, batuknya lama sih dok tapi ga pernah
TBC pakai obat bisa sembuh dok, kalau enggak salah 1 tahun dok
Ada yang menjawab bisa sembuh dok kalau minum obat, tapi kalau
diketahui dari beberapa jawaban mereka seperti TBC menular apalagi kalau
badan kita lagi ga sehat, gampang banget ketularan, adapula yang berpendapat
TBC menular dok, tetapi kalau kita sehat dan pake masker, kemungkinan tertular
kecil dok, ada juga yang berpendapat bahwa TBC merupaka penyakit keturunan
atau bawaan seperti flek paru atau TBC itu turunan dok, ada tetangga saya
87
bapaknya kena TBC eh anaknya yang bayi juga kena TBC dok, makanya sering
TBC masih kurang, hal itu terlihat dengan masih banyaknya partisipan yang
Maka dari itu kami melakukan penyuluhan agar partisipan dan masyarakat
Selatan. Penyuluhan dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai dengan 11.30
Pada responden diberikan pre test, pembagian leaflet dan sticker saat
soal post test. Kemudian dilakukan sharing dengan pasien telah sembuh
dari TB. Setelah penyuluhan, pre test dan post test dilakukan, pendataan
88
Penyebaran Leaflet dan sticker Mengenai Penyakit Tuberkulosis Di
89
BAB VIII
8.1 KESIMPULAN
8.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
91
1. Laksono AD, Astuti WD, Waty E, Attoillah. Kajian Standar Pelayanan
Minimal Penyakit Tuberkulosis Terkait Indikator Millennium
Development Goals. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 2012; 15(3): 259-70.
2. Rye A, Saleh YD, Hadiwijoyo Y. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penemuan Penderita TB Paru di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Berita Kedokteran Masyarakat. 2009; 25(4): 189-94.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis
Dan Penatalaksanaan Di Indonesia. PDPI. 2006. Available at:
http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html. Accessed on 30th August
2015
4. Murti ES, Prabandari YS, Riyanto BS. Efektivitas Promosi Kesehatan
Dengan Peer Education Pada Kelompok Dasawisma Dalam Upaya
Penemuan Tersangka Penderita TB Paru. Berita Kedokteran Masyarakat.
2006; 22(3): 128-34.
5. Division of Tuberculosis Elimination.Tuberculosis. Last update April 28,
2015. Available at: http://www.cdc.gov/tb/. Accessed on 4th October 2015
6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Direktur Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat. 2007; p3-4.
7. World Health Organization. The Millennium Development Goals for
Health: A review of the indicators. Jakarta: World Health Organization;
2004.
92
Lampiran
93
94
95
Kuesioner
SOAL KUESIONER
96
PUSKESMAS CIPETE SELATAN
97