Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Gangguan Nutrisi Karena


Peritonitis
Di Ruang Cempaka II RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus

Disusun Oleh :

NUR AZIZAH FAELASUFAH

P1337420114004

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jl.Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik,Semarang Indonesia
T.A 2015
Asuhan Keperawatan Pada Ny. S dengan Gangguan Nutrisi Karena Peritonitis
di Ruang Cempaka II RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus

I. PENGKAJIAN

Tanggal/ jam : 15 Desember 2015/ 14.00 WIB

Nama Praktikan : Nur Azizah Faelasufah

NIM : P1337420114004

Ruang : Cempaka II

A. BIODATA
1. Biodata Klien
Nama : Tn.S
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kandang Mas 01/13, Dawe, Kudus
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Masuk : 23 November 2015
Diagnosa Medis : Peritonitis
Nomor RM : 721 304

2. Biodata Penanggung Jawab


Nama : Ny. K
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kondang Mas 01/13, Dawe, Kudus
Pendidikan : Tidak/ belum tamat SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri

B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri di bagian perut.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien mengatakan nyeri pada seluruh bagian perut dengan skala 6,
terasa tegang, dan sebah kurang lebih sudah 3 hari. Sebelumnya klien
hanya dirawat dirumah. Tanggal 23 November 2015 jam 23.30 WIB
dibawa keluarga ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi. Tn. S di diagnosa
medis menderita Peritonitis. Lalu dilakukan pemeriksaan vital sign pada
Tn. S dan didapatkan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit,
suhu 37C dan pernapasan 25 x/menit. Kemudian klien diberi terapi infus
RL 20 tpm, injeksi ketorolac 1x30 mg, injeksi ranitidin 3x2ml, injeksi
metronidazol 3x500mg. Selanjutnya, Tn. S dipindah ke Ruang Cempaka
II.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah mengalami
sakit parah seperti sekarang. Biasanya klien hanya mengalami sakit
seperti masuk angin, diare ringan dan akan sembuh dengan hanya
meminum obat yang dibeli di apotek. Sebelumnya klien juga tidak pernah
dirawat di rumah sakit dengan penyakit seperti yang sekarang sedang
dideritanya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Istri klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang
pernah mengalami penyakit serupa seperti yang dialami suaminya saat ini
dan juga keluarga klien tidak mempunyai riwayat penyakit menurun.

D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan tidak tahu pasti penyebab dari kondisi yang
dialaminya saat ini. Menurut klien kesehatan itu penting dan harus dijaga.
Klien juga mengatakan ketika klien merasakan sakit yang ringan, klien
biasanya akan membeli obat ke apotek atau berobat ke puskesmas
setempat, namun saat sakitnya dirasa sudah parah klien akan berobat ke
rumah sakit. Klien menggunakan asuransi kesehatan BPJS untuk berobat
ke rumah sakit.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


a. Sebelum Sakit
Klien mengatakan sebelum sakit pola makannya sudah tidak teratur
3x sehari, tetapi tetap dengan menu berupa nasi, sayur dan lauk pauk. Hal
ini dikarenakan pekerjaan klien yang buruh tani dan tidak menentu jam
istirahatnya sehingga membuat waktu makannya tidak teratur. Klien juga
mengatakan tidak mempunyai pantangan atau alergi terhadap makan
ketika sebelum sakit. Klien minum air putih 1000 ml perhari, dan klien
mengaku sering minum teh 2 gelas setiap harinya. Sebelum sakit klien
memiliki tubuh yang tidak gemuk, dengan berat badan 62 kg dan tinggi
162 cm.
b. Saat Sakit

Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit pola makannya


teratur 3x sehari dengan menu yang disediakan dari rumah sakit berupa
bubur nasi, sayur dan lauk pauk. Tapi klien hanya makan 3-4 sendok dari
porsi yang telah diberikan. Klien minum air putih 600 ml. Selama di
rumah sakit pasien menjadi jarang minum teh, dan hanya sekali diberi
saat makan pagi. Selama di rumah sakit berat badan klien menjadi 60 kg
dengan tinggi 162 cm.

Antropometri:
- BB = 60 kg
- TB = 162 cm
- LILA = 25 cm
- IMT = BB/TB
= 60/(1,62)
= 22,86

Biochemical:

- Hb = 11,3 gr/dL
- Ht = 36,4 %
- Albumin = 2,5 gr/dL

Clinical Sign:

Klien lemah, kulit kusam, bibir kering, dan mata cowong.

Dietary History
Selama sehat klien makan nasi dan sayur. Klien tidak memiliki
pantangan makanan dan tidak memiliki alergi terhadap makanan, dan
setiap hari klien selalu meminum teh manis

3. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
Klien mengatakan tidak ada keluhan baik BAB ataupun BAK.
Klien BAB 1x sehari dengan lancar dan konsistensi lembek, berwarna
kuning, dengan bau khas, dan tanpa disertai rasa sakit. Sedangkan
untuk BAK sebanyak 1300 ml perhari dengan warna normal (kuning
jernih) dan bau khas amoniak.
b. Saat sakit
Sejak mengalami sakit, klien menjadi sulit BAB yaitu 2-3 hari
sekali dengan konsistensi keras, wrna kehitaman, dan bau khas.
Sedangkan untuk BAK 900 ml perhari dengan warna keruh dan bau
khas amoniak.

4. Pola Istirahat dan Tidur


a. Sebelum Sakit
Klien mengatakan bahwa tidur malam kira-kira 7-8 jam. Pada
pukul 21.00 WIB klien mulai tidur dan pukul 04.30 WIB klien biasa
bangun. Tidur klien dalam keadaan pulas tanpa ada gangguan dan
klien merasa segar saat bangun tidur.
b. Saat Sakit
Klien mengatakan jam tidurnya menjadi tidak menentu selama di
rumah sakit. Ketika mengantuk klien akan tidur, baik di siang hari
maupun malam hari. Namun tidak jarang ketika malam hari klien
tidak bisa tertidur.

5. Pola Aktivitas dan Latihan


a. Sebelum Sakit
Klien mengatakan tidak ada masalah saat melakukan aktivitas
sehari-hari ketika di sawah maupun saat di rumah. Klien dapat
melakukan aktivitasnya dengan leluasa tanpa ada keluhan sedikitpun.
b. Saat Sakit
Selama sakit klien tidak melakukan ADL(Activity Daily Living)
karena merasa pusing setiap kali melakukan aktivitas. Oleh karena itu,
untuk mandi dan toileting klien perlu dibantu keluarga.
NO PolaAktivitas 0 1 2 3 4
Keterangan :
1 Makan dan Minum

2 Toiletting

3 Berpakaian

4 Mobilisasi ditempat tidur

5 Berpindah

0 = Mandiri
1 = Di bantu sebagian
2 = Di bantu orang lain
3 = Di bantu orang dan peralatan
4 = Ketergantungan / tidak mampu

6. Pola Peran dan Hubugan


Status perkawinan klien adalah menikah. Hubungan klien dengan
istri maupun anak-anaknya juga harmonis. Klien juga selalu
bermusyawarah dengan anggota keluarganya dalam mengambil tindakan
terutama ketika klien memutuskan untuk dirawat di rumah sakit.

7. Pola Kognitif Perseptual Sensori


Klien mengatakan tidak tahu pasti penyebab dari kondisi yang
dialaminya saat ini. Karena itu, baik dari klien maupun keluarga sering
menanyakan tentang penyakit klien kepada perawat maupun dokter yang
bertanggung jawab. Klien tidak mengalami disorientasi waktu, ruang, dan
orang. Klien juga tidak mengalami gangguan pada indra pengliatan,
pembauan, maupun perabaan. Namun indra pendengaran klien sedikit
berkurang karena faktor usia. Klien mampu berkomunikasi dengan baik,
dan apa yang ditanyakan oleh perawat dapat direspon oleh klien dengan
baik.

8. Pola Persepsi dan Konsep Diri


Body Image : Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya, karena
klien selalu bersyukur dengan apa yang diberikan
oleh sang pencipta.
Identitas Diri : Klien adalah suami dan seorang ayah dari kelima
anaknya. Klien juga seorang kakek dari enam
cucunya.
Harga Diri : Klien bangga dengan dirinya meskipun dalam
kondisi sakit.
Ideal Diri : Klien sempat putus asa karena penyakitnya tidak
kunjung sembuh, namun berkat dukungan dari
anggota keluarganya, klien dapat bertahan hingga
sejauh ini.
Peran Diri : Klien adalah kepala rumah tangga di keluarga
besarnya.

9. Pola Seksual dan reproduksi


Klien berjenis kelamin laki-laki berusia 51 tahun. Aktivitas seksual
klien sudah menurun dikarenakan usia dan penyakit yang dialami klien
saat ini.

10. Pola Mekanisme Koping


Klien mengatakan ketika ada masalah selalu terbuka untuk
bercerita dengan anggota keluarganya terutama istrinya, dan mencari jalan
keluar bersama dengan bermusyawarah. Klien juga mengatakan bahwa
penyakit yang dialaminya saat ini sangat membuatnya tertekan.

11. Pola Nilai dan Kepercayaan


Klien adalah seorang muslim. Saat sebelum sakit klien tidak rajin
beribadah. Saat sakitpun klien juga tidak beribadah karena penyakit yang
dideritanya.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Penampilan Umum : Lemah
b. Tingkat Kesadaran : Komposmentis, GCS = E4 V5 M6
2. Tanda-tanda vital
a. TD : 120/80 mmHg
b. RR : 24 x/menit teratur dan dalam
c. Nadi : 81 x/menit teratur
d. Suhu : 37 0C
e. SpO2 : 97 %
3. Kepala
a. Bentuk Kepala
Bentuk kepala mesocephale
b. Rambut dan Kulit Kepala
Cepak, lurus, berwarna hitam dengan sedikit uban, berketombe,
tidak terdapat benjolan.
c. Mata
Mata cowong, konjungtiva anemis, sklera ikterik, reflek terhadap
cahaya positif, kedua mata isokor, mampu melihat tanpa alat bantu
penglihatan.
d. Hidung
Simetris, tidak terdapat penumpukan secret, tidak ada polip, tidak
ada pernapasan cuping hidung dan tidak ada nyeri bila ditekan.
e. Mulut
Mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat
pembesaran tonsil, lidah terdapat bercak putih, gigi utuh dan terdapat
terdapat karies, warna bibir hitam, gusi berwarna gelap.
f. Telinga
Simetris, tidak ada penumpukan serumen kering, tidak ada lesi,
tidak ada inflamasi, mastoid tidak nyeri.
g. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
pembesaran tiroid, dan tidak ada distensi vena jugularis.
4. Dada
Bentuk dada simetris, yaitu penampang anteroposterior : lateral 2:1
Pergerakan dada saat ekspirasi dan inspirasi simetris.
a. Paru
Inspeksi : Simetris, klien tidak menggunakan otot bantu
pernafasan, bentuk datar, tidak terdapat retraksi
dinding dada kanan-kiri.
Palpasi : Tactile fremitus bergetar sama kuat di kanan dan
kiri.
Perkusi : Sonor pada apek intercosta 1 sampai basal
intercosta 6.
Auskultasi : Vesikuler pada apek intercosta 1 sampai basal
intercosta 6 dan tidak terdapat suara abnormal
seperti wheezing dan ronchi.
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak pada intercosta ke 5
midclavikula sinistra
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS 5 pada midclavicula
sinistra
Perkusi : Redup pada intercosta 2 sampai intercosta 5
Auskultasi : BJ I dan II reguler, tidak ada bunyi jantung
tambahan seperti murmur dan gallop.
5. Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, terdapat bekas luka post operasi dengan
17 jahitan sepanjang 20 cm, luka post operasi kering tidak
ada tanda-tanda infeksi seperti tumor, rubor, dolor, kalor,
dan fungsio laisa, warna kulit sama dengan warna kulit
lainnya.
Auskultasi : Bising usus 33x/menit
Palpasi : Tidak ada pembesaran hati, ada nyeri tekan pada kuadran
ke 4 defense muscular (+), nyeri tekan seluruh lapang
abdomen (+), nyeri lepas seluruh lapang abdomen (+),
Point of maximal tenderness ditemukan pada regio
abdomen kuadran kanan bawah (Macburneys Point), hepar
tidak teraba, limpa tidak teraba.
Perkusi : Nyeri saat perkusi (+) di seluruh lapang abdomen, timpani
pada keempat kuadran
6. Ekstremitas
Kanan atas : 4
Kiri atas :4
Kanan bawah : 4
Kiri bawah : 4
Pada ekstremitas kiri atas terpasang infus RL 20 tpm, terdapat
oedema di ekstremitas bawah kanan dan kiri, tidak ada sianosis
7. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit teraba kencang dibagian abdomen.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium tanggal 01 Desember 2015
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KETERANGAN
RUJUKAN
Hematologi
Golongan darah o/+
Hema Rutin 5 Diff
Hemoglobin L 11.3 g/dL 14.0 18.0
Eritrosit 5.21 jt/ul 4.5 5.9
Hematokrit L 36.4 % 40 - 52
Trombosit 325 10^3/ul 150 - 400
Leukosit 11.2 10^3/ul 4.0 12.0
Netrofil H 81.0 % 50 - 70
Limfosit L 7.0 % 25 - 40
Monosit H 10.6 % 2-8
Eosinofil L 0.2 % 2-4
Basofil 0.6 % 0-1
MCH L 21.7 Pg 27.0 31.0
MCHC L 31.0 g/dL 33.0 37.0
MCV L 69.9 fL 79.0 99.0
RDW H 25.2 % 10.0 15.0
MPV 10.3 fL 6.5 11.0
PDW 13.3 fL 10.0 18.0
Waktu pendarahan 200 1-5
Waktu pembekuan 600 2-6
Kimia Klinik
Albumin L 2.5 g/dL 3.5 5.2
Elektrolit
Kalsium L 1.68 Mmol/L 2.02 2.60
Kalium 4.8 Mmol/L 3.6 5.5
Nutrium 141 Mmol/L 135-155
Klorida 101 Mmol/L 75 - 108
Magnesium 0.9 Mmol/L 0.8 1.0
Imunologi
HbsAg Positif Negatif
HIV Non-reaktif Non-reaktif

b. Program Terapi
Hari/
Program terapi Dosis
tanggal
Senin, -ketorolac -3x30 mg
-ranitidin -3x25 mg
14.12.15 -oxtercid -2x750 mg
-furosemide -1x10 mg
Selasa, -ranitidin -3x25 mg
15.12.15 -ketorolac -3x30 mg
-oxtercid -2x750 mg
-ranitidin -3x 25 mg
Rabu, -ketorolac -3x30 mg
16.12.15 -lasix -2x10 mg
-oxtercid -2x750 mg

G. ANALISIS DAN SINTESIS DATA


Tanggal/ Tgl
No Data Fokus Masalah Etiologi Ttd
Jam teratasi

1. 16.12.201 DS : Defisiensi Kurangnya


Klien
5/ 09.30 pengetahuan informasi tentang
mengatakan
WIB penyakit dan
tidak tahu
penatalaksanaan
nutrisi yang baik
pengobatan
pasca operasi.

DO :

-Klien dan
keluarga tidak
paham tentang
penyakit,
kondisi, dan
pengobatan

2. 16.12.201 DO: Resiko infeksi Tidak adekuatnya


Terdapat luka
5/ 09.30 pertahanan
bekas post
WIB primer
operasi pada
lapang abdomen
sepanjang 20 cm
dengan 17
jahitan

II. DAFTAR MASALAH

Tanggal/ Diagnosa Tgl


No Data Fokus Ttd
jam Keperawatan teratasi
1. 16.12.2015/ DS: Defisiensi
09.30 WIB Klien mengatakan tidak pengetahuan
tahu nutrisi yang baik berhubungan dengan
pasca operasi. kurangnya informasi
DO : tentang penyakit dan
-Klien dan keluarga tidak penatalaksanaan
paham tentang penyakit, pengobatan
kondisi, dan pengobatan
2. 16.12.2015/ DO: Resiko infeksi
09.30 WIB Terdapat luka bekas post berhubungan dengan
operasi pada lapang tidak adekuatnya
abdomen sepanjang 20 cm pertahanan primer
dengan 17 jahitan

III. RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa
No Tujuan Intervensi Ttd
Jam Keperawatan
1. 16.12.2015/ Defisiensi Setelah dilakukan - Kaji tingkat
09.30 WIB pengetahuan tindakan keperawatan pengetahuan
berhubungan selama 1x24 jam pasien dan
dengan kurangnya diharapkan defisiensi keluarga
informasi tentang pengetahuan klien tentang
penyakit dan teratasi dengan penyakit
penatalaksanaan kriteria hasil: peritonitis
pengobatan -Klien dan keluarga - Gambarkan
paham tentang tanda dan gejala
penyakit, kondisi, dan yang biasa
pengobatan muncul pada
-Klien dan keluarga penyakit,
mampu menjelaskan dengan cara
kembali apa yang yang tepat
dijelaskan - Kaji tingkat
perawat/tim kesehatan pengetahuan
lainnya pasien dan
-Klien dan keluarga keluarga
mampu menjelaskan tentang nutrisi
dan menerapkan yang baik pasca
pemberian nutrisi operasi
yang baik pasca - Kaji tingkat
operasi pengetahuan
keluarga klien
tentang tujuan
pembenian diit
pasca bedah
2. 16.12.2015/ Setelah dilakukan - Pertahankan
Resiko infeksi
09.30 WIB tindakan keperawatan teknik aseptif
berhubungan
selama 1x24 jam - Cuci tangan
dengan tidak
pasien tidak setiap sebelum
adekuatnya
mengalami infeksi dan sesudah
pertahanan primer
dengan KH: tindakan
- Klien bebas keperawatan
dari tanda dan - Kolaborasi
gejala infeksi terapi obat
- Menunjukkan
antiinflamasi
kemampuan
- Monitor tanda
untuk
dan gejala
mencegah
sistemik dan
timbulnya
lokal
infeksi
- Menunjukkan
perilaku hidup
sehat

IV. CATATAN KEPERAWATAN

No. Hari,
Tindakan Respon Ttd
Diagnosa tanggal
1 16.12.2015 1. Memberi tahu 1. Klien dan keluarga
/10.00 WIB pengertian penyakit dapat menjelaskan
peritonitis dengan bahwa peritonitis
media leaflet adalah infeksi pada
selaput rongga perut
10.05 WIB

2. Menggambarkan 2. Klien dan keluarga


tanda dan gejala yang mengetahui tanda dan
biasa muncul pada gejala penyakit yang
penyakit peritonitis dideritanya yaitu
10.10 WIB
melalui media leaflet berupa nyeri tekan
pada abdomen

3. Memberi tahu nutrisi 3. Klien dan keluarga


dan zat makanan yang mengetahui nutrisi
baik pasca operasi yang baik yaitu dengan
melalui media leaflet mengkonsumsi zat
10.15 WIB
makanan berupa
glutamin (ikan, telur,
susu, daging, yogurt)
dan omega 3 (ikan
salmon, minyak zaitun,
kacang-kacangan)

4. Klien dan keluarga


4. Memberi tahu tujuan
dapat menyebutkan
pemberian diit pasca
tujuan pemberian diit
bedah kepada klien
pasca bedah
dan keluarga melalui
media leaflet
2 16.12.2015 1. Menggunakan 1. Klien
/09.30 WIB prinsip steril saat mengatakan
ganti balut lebih nyaman
setelah diganti
balut
09.45 WIB

2. Mencuci tangan 2. Klien mengerti


setiap sebelum bahwa harus
dan sesudah mencuci tangan
tindakan setiap sebelum
09.50 WIB keperawatan dan sesudah
memegang luka
pasca operasi

3. Kolaborasikan
injeksi ketorolac 3. Klien

09.55 WIB 3x30 mg mengatakan


nyeri dan
bengkak
berkurang
setelah diberi
injeksi

4. Memonitor 4. Tidak ada

adanya tanda tanda-tanda

infeksi seperti infeksi seperti

tumor, rubor, tumor, rubor,

dolor, kalor, dan dolor, kalor,

fungsio laisa dan fasio laisa

V. CATATAN PERKEMBANGAN

No. Hari,
Evaluasi Ttd
Diagnosa tanggal
1 16.12.2015/ S: Klien mengatakan tahu dan mengerti nutrisi yang
10.20 WIB baik pasca operasi
O: -Klien dan keluarga paham tentang penyakit,
kondisi, dan pengobatan
-Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali
apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
--Klien dan keluarga mampu menjelaskan dan
menerapkan pemberian nutrisi yang baik pasca
operasi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
16.12.2015/ S: Klien mengatakan lukanya sudah membaik
10.20 WIB O: -Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
-Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah
2 timbulnya infeksi
-Klien belum menunjukkan perilaku hidup sehat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi nomor 1,2, dan 4

VI. PEMBAHASAN
Dari rencana tindakan yang telah diimplementasikan, terlihat
bahwa telah banyak mengatasi masalah klien. Untuk itu lanjutkan
intervensi yang dapat mengatasi masalah Tn. S hingga selesai terutama
pada diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer.
VII. KESIMPULAN

Jadi, Setelah program keperawatan direncanakan dan


diimplementasikan, pada saat evaluasi diketahui bahwa masalah Tn. S
banyak yang telah teratasi. Untuk itu, proses keperawatan yang akan
datang, diharapkan untuk melanjutkan intervensi agar dapat mengatasi
masalah yang dialami oleh Tn. S.

Saran

Saran saya untuk pembaca sekalian dan untuk kedepannya, guna


mencapai tujuan asuhan keperawatan yang bersifat menyeluruh,
sebaiknya dalam membuat diagnosa untuk lebih bisa dikembangkan
lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner, I, S dan Suddarnth, Drs (2002) Buku Ajaran Keperawatan
Medical Bedah Vol2 .Jakarta: EGC.
Carpenito,Lynda Juall,2000,Buku Saku Diagnosa Keperawatan,Edisi
8,EGC, Jakarta
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC,
Jakarta.
Harsoni ,2000,Kapita Selekta Neurologi ,Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Nanda NIC NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. USA: Mediaction
Publishing.
Perry Potter. 1997. Fundamental Of Nursing : konsep, proses, dan praktek.
Jakarta. ECG.
Uliyah Musrifatul, A. Aziz Alimul Hidayat. 2002. Buku Saku Praktikun
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. ECG

Anda mungkin juga menyukai