Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PROFILTEKANAN DARAH


PADA MAHASISWA PEROKOK LAKI-LAKI USIA 18-22 TAHUN
(Studi Kasus di Fakultas Teknik Jurusan Geologi Universitas Diponegoro
Semarang)

Apriana Kurniati*), Ari Udiyono**), Lintang Dian Saraswati**)


* Alumnus FKM UNDIP, **)Dosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM
)

UNDIP

ABSTRAK

Perilaku merokok pada remaja semakin meningkat sesuai dengan tahap


perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas
merokok sehingga mengakibatkan ketergantungan. Merokok merupakan faktor
risiko bagi beberapa penyakit tidak menular, diantaranya adalah penyakit jantung
dan peredaran (tekanan) darah. Dengan menghisap sebatang rokok maka akan
mempunyai pengaruh besar terhadap kenaikan tekanan darah atau hipertensi.
Permasalahan mengenai rokok ini ditemukan pada mahasiswa laki-laki yang
merokok di Fakultas Teknik Jurusan Geologi Universitas Diponegoro Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok dengan
profil tekanan darah pada mahasiswa laki-laki usia 18-22 tahun. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Besar populasi adalah 142 mahasiswa. Sampel berjumlah 80 responden yaitu
mahasiswa laki-laki perokok Fakultas Teknik Jurusan Geologi Universitas
Diponegoro Semarang. Analisis uji statistik menggunakan uji korelasi rank
spearman dan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
jumlah rokok yang dihisap dengan profil tekanan darah sistolik (p=0,0001 jadi
p<0,05) dan tekanan darah diastolik (p=0,0001 jadi p<0,05) pada responden
perokok. Sedangkan lama menghisap rokok, cara menghisap rokok, dan jenis
rokok tidak terdapat hubungan dengan profil tekanan darah sistolik dan diastolik
pada responden (p>0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah semakin
banyak jumlah rokok yang dihisap dalam setiap hari maka aka berpengaruh
terhadap peningkatan tekanan darah. Dan dari penelitian tersebut peneliti
menyarankan untuk mengurangi risiko timbulnya penyakit terutama hipertensi
hendaknya para mahasiswa mengurangi konsumsi rokok.

Kata Kunci : jumlah rokok, lama merokok, cara merokok, jenis rokok, tekanan
darah

umumnya dimulai pada usia 10-13


PENDAHULUAN tahun dan berakhir pada usia 18-22
tahun.(1) Perilaku merokok pada
Masa remaja merupakan remaja merupakan perilaku
masa perubahan atau peralihan dari simbolisasi untuk menunjukkan
masa kanak-kanak ke masa dewasa kematangan, kekuatan,
yang meliputi perubahan biologik, kepemimpinan, dan daya tarik
perubahan psikologik, dan perubahan terhadap lawan jenis. Selain itu,
sosial. Di sebagian besar masyarakat perilaku merokok juga bertujuan
dan budaya masa remaja pada untuk mencari kenyamanan karena

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan merokok dapat mengurangi 2 kali lebih rentan untuk menderita


ketegangan, memudahkan hipertensi dari pada mereka yang
berkonsentrasi.(2) tidak merokok.(6)
Jumlah perokok remaja di Seiring meningkatnya jumlah
berbagai negara di dunia juga perokok remaja pasti ada
meningkat. Secara keseluruhan penyebabnya yang dapat
jumlah perokok di dunia adalah mempengaruhi perilaku tersebut.
41,6% dari jumlah total perokok di Penyebab meningkatnya jumlah
dunia. Penelitian yang dilakukan perokok remaja yang berkaitan
Global Youth Tobacco Surveys di dengan rokok itu sendiri yaitu jenis
Baghdad Irak tahun 2007, terhadap rokok tertentu. Jenis rokok yang
269.990 dengan umur 13-15 tahun, dipilih para remaja adalah jenis rokok
menunjukkan bahwa 39,5% anak putih. Jenis rokok yang beredar di
laki-laki dan 16,1% perempuan sudah masyarakat saat ini ada dua, yang
mencoba merokok. Sehingga anak- pertama rokok yang berfilter yang
anak ini akan berpotensi menjadi biasa disebut dengan rokok putih dan
perokok dalam waktu yang tidak yang kedua rokok yang tidak berfilter
lama.(3) Merokok sampai saat ini atau biasa disebut oleh masyarakat
masih menjadi masalah nasional sebagai rokok kretek.(6)
yang perlu secara terus-menerus Pada keadaan merokok,
diupayakan penanggulangannya. pembuluh darah dibeberapa bagian
Seiring dengan hal tersebut hasil riset tubuh akan mengalami penyempitan,
kesehatan Indonesia tahun 2010 dalam keadaan ini dibutuhkan
memperlihatkan prevalensi perokok tekanan yang lebih tinggi supaya
di Indonesia sebesar 34,7% dari darah dapat mengalir ke alat-alat
jumlah penduduk dan 1,7% dari tubuh dengan jumlah yang tetap.
perokok mulai merokok saat berumur Untuk itu jantung harus memompa
5-9 tahun sedangkan 43,3% merokok darah lebih kuat, sehingga tekanan
sejak usia remaja yaitu 15-19 pada pembuluh darah meningkat.
tahun.(4) Merokok sebatang setiap hari akan
Prevalensi hipertensi remaja meningkatkan tekanan sistolik 10-25
di seluruh dunia sekitar 1520% mmHg dan menambah detak jantung
populasi. Berdasarkan data hasil 5-20 kali per menit.(7)
pencatatan dan pelaporan Riskesdas Rokok merupakan zat adiktif
Depkes RI Tahun 2007 prevalensi yang menyebabkan syndrome
hipertensi remaja sekitar 615%.(5) withdrawl atau ketagihan baik secara
Semakin awal seseorang fisiologis maupun psikologis yang
merokok makin sulit untuk berhenti menyebabkan penurunan mental dan
merokok. Rokok juga punya dose- kualitas seseorang khususnya
response effect, artinya semakin mahasiswa yang dikenal sebagai
muda usia merokok, akan semakin generasi penerus bangsa.
besar pengaruhnya. Apabila perilaku Permasalahan mengenai rokok ini
merokok dimulai sejak usia remaja, masih ditemukan pada mahasiswa
merokok dapat berhubungan dengan yang merokok di Fakultas Teknik
tingkat arterosclerosis. Selain dari Jurusan Geologi Universitas
lamanya merokok, risiko akibat Diponegoro Semarang. Mahasiswa
merokok terbesar tergantung pada teknik geologi memiliki tugas dan
jumlah rokok yang dihisap per hari. jadwal praktik yang padat, sehingga
Seseorang yang merokok lebih dari 1 mereka dalam menyelesaikan tugas-
pak (12 batang) rokok sehari menjadi tugas perkuliahan dengan

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengkonsumsi rokok dengan tujuan penelitian dan memperoleh data yang


untuk mengurangi tingkat stres. akurat dari responden sehingga bisa
Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan kebiasaan merokok
untuk menganalisis kebiasaan (jumlah rokok, lama merokok, cara
merokok dengan profil tekanan darah menghisap rokok, jenis rokok)
pada mahasiswa perokok laki-laki dengan profil tekanan darah pada
Fakultas Teknik Jurusan Geologi mahasiwa perokok laki-laki Fakultas
Undip Semarang. Teknik Jurusan Geologi Universitas
Diponegoro Semarang.
MATERI DAN METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian diskriptif Berdasarkan hasil penelitian,
analitik dengan desain cross usia responden yang paling banyak
sectional untuk mengetahui 21 tahun (37,50%). Usia responden
hubungan variabel bebas yang berkisar antara 18-22 tahun. Pada
meliputi jumlah rokok yang dihisap, usia ini tergolong remaja akhir. Pada
lama menghisap rokok, cara usia remaja awal sampai akhir yaitu
menghisap rokok, jenis rokok yang dari usia 12-22 tahun dimana pada
dihisap, terhadap variabel terikat usia ini mereka mengalami beberapa
yaitu tekanan darah pada mahasiswa perubahan yaitu perubahan biologis
perokok laki-laki usia 18-22 tahun dan perubahan psikologi. Sebagian
Fakultas Teknik Jurusan Geologi besar dari responden menyatakan
Universitas Diponegoro Semarang. bahwa alasan pertama kali merokok
Populasi dalam penelitian ini adalah berasal dari teman sebaya
adalah seluruh mahasiswa perokok yang menjadikannya penasaran ingin
laki-laki Fakultas Teknik Jurusan mencoba untuk merokok. Setelah
Geologi di Universitas Diponegoro merasa terbiasa merokok, mereka
Semarang sebanyak 142 mahasiswa sudah masuk dalam kondisi
perokok. ketagihan dengan anggapan bahwa
Sampel dalam penelitian ini dengan merokok dapat merubah
akan ditentukan menggunakan rumus suasana hati dan mengurangi rasa
sampel uji hipotesis untuk dua stres akibat beban kuliah dan praktek
proporsi populasi dua arah di lapangan.
Lemeshow, dan dihasilkan sampel Dari sebagian responden
sebanyak 80 responden.(8) Untuk mengetahui bahwa dampak akan
mendapatkan sampel sebanyak
80 tersebut, maka akan dipilih Tekanan Darah Sistolik
Jumlah
dengan menggunakan metode Di atas normal Normal
rokok
simple random sampling, yaitu f % f %
teknik pengambilan sampel dari Berat 25 96,13 1 3,87
populasi dilakukan secara acak Ringan 23 42,59 31 57,41
tanpa memperhatikan strata yang muncul dimasa mendatang namun
ada dalam populasi itu, serta anggota mereka tidak menghiraukan kesan
populasi dianggap homogen negatif yang muncul pada saat ini,
Penelitian ini menggunakan mereka juga beranggapan pennyakit
kuesioner dan pengukuran tekanan hipertensi bakal menyerang
darah yaitu bertujuan untuk sebagai seseorang pada usia 40 ke atas, jadi
alat dalam penelitian untuk mereka beranggapan bahwa usia
mempermudah dalam melakukan

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

muda tidak bakal terkena penyakit Tabel 1 Analisis hubungan jumlah


hipertensi. Efek langsung yang rokok yang dihisap dengan
dialami oleh orang yang merokok tekanan darah sistolik
Tabel 1 menunjukkan
Tekanan Darah Diastolik bahwa hasil analisis bivariat
Jumlah
Di atas normal Normal dengan uji rank spearman
rokok
f % f % hubungan jumlah rokok yang
Berat 19 73,08 7 26,92 dihisap dengan tekanan darah
Ringan 13 24,07 41 75,93 sistolik diperoleh nilai p=0,0001
misalnya : aktivitas otak dan sistem yang berarti p<0,05 (Ho ditolak
saraf yang mula-mula meningkat lalu dan Ha diterima), sehingga dapat
kemudian menurun, merasakan disimpulkan ada hubungan antara
relaks, mengurangi rasa gugup, jumlah rokok yang dihisap dengan
meningkatkan tekanan darah, tekanan darah
meningkatkan denyut jantung, sistolik pada mahasiswa perokok.
berkurangnya indra pengecap dan
pembau. Tabel 2 Analisis hubungan jumlah
Tekanan darah akan rokok yang dihisap dengan
meningkat seiring dengan tekanan darah diastolik
bertambahnya umur seseorang. Tekanan Darah Sistolik
Rokok juga punya dose-response Lama Di atas normal Normal
effect, artinya semakin muda usia merokok
f % f %
merokok, akan semakin besar
3tahun 32 65,31 17 34,69
pengaruhnya. Apabila perilaku
<3tahun 16 51,61 15 48,39
merokok dimulai sejak usia remaja
Tabel 2 menunjukkan bahwa
maka dapat berhubungan dengan
(6) hasil Dari hasil analisis bivariat
tingkat arterosclerosis.
dengan uji rank spearman hubungan
Pada penelitian ini ditemukan
jumlah rokok yang dihisap dengan
tekanan darah sistolik tertinggi yaitu
tekanan darah diastolik diperoleh nilai
162 mmHg, dalam teori menyebutkan
p=0,0001 yang berarti p<0,05 (Ho
bahwa tekanan darah sistoilik normal
ditolak dan Ha diterima), sehingga
yaitu 120mmHg. Sedangkan tekanan
dapat disimpulkan ada hubungan
darah diastolik paling tinggi 105
antara jumlah rokok yang dihisap
mmHg, dalam teori menyebutkan
dengan tekanan darah diastolik pada
bahwa tekanan darah diastolik
mahasiswa perokok.
normal yaitu 80mmHg.
Hasil penelitian ini sesuai
Perbedaan ini karena
dengan penelitian adibah yang
banyaknya jumlah rokok yang dihisap
menunjukkan hubungan yang
oleh responden berbeda. Pada
signifikan antara jumlah rokok yang
penelitian ini ditemukan beberapa
dihisap dengan tekanan darah
responden menghisap rokok per
(p=0,045; r=0,523).(10) Dan juga
harinya 2 bungkus (24 batang).
penelitian lain menunjukkan faktor
Merokok sebatang setiap hari akan
yang berhubungan dengan tekanan
meningkatkan tekanan sistolik 1025
darah adalah jumlah rokok yang
mmHg dan menambah detak jantung
(9) dihisap (p= 0,0001) yaitu ada
520 kali per menit. Semakin
hubungan antara jumlah rokok yang
banyak jumlah rokok yang dihisap
dihisap dengan tekanan darah.(11)
semakin berpengaruh juga terhadap
Hasil analisa data
peningkatan tekanan darah.
menunjukkan bahwa sebagian besar

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden dengan kategori perokok hubungan antara lama menghisap


ringan yaitu menghisap rokok kurang rokok dengan tekanan darah sistolik
dari 10 batang per hari (67,50%), pada mahasiswa perokok.
sedangkan dengan kategori perokok
berat yaitu menghisap rokok antara Tabel 4 Analisis hubungan lama
10-20 atau lebih batang per hari menghisap rokok dengan tekanan
(32,50%). Orang yang sudah darah diastolik
kecanduan rokok maka semakin hari Tabel 4 menunjukkan bahwa
kebutuhan dosis rokok akan semakin hasil analisis bivariat dengan uji rank
meningkat. Untuk menaikkan dosis spearman hubungan lama
tersebut maka perokok akan menghisap rokok dengan tekanan
menambah jumlah rokok yang darah diastolik diperoleh nilai p=0,86
dikonsumsi pada setiap harinya. yang berarti p>0,05 (Ho diterima dan
Pada penelitian ini terdapat Ha ditolak), sehingga dapat
hubungan antara jumlah rokok disimpulkan tidak ada hubungan
dengan tekanan darah, sehingga antara lama menghisap rokok
semakin banyak rokok yang dihisap dengan tekanan darah diastolik pada
setiap harinya maka semakin tinggi mahasiswa perokok.
pula tekanan darah dan dapat Hasil tersebut sesuai dengan
menjadi faktor risiko terkena penyakit penelitian yang menunjukkan bahwa
darah tinggi sehingga dapat tidak ada hubungan antara lama
menyebabkan kematian. Biasanya merokok dengan kejadian hipertensi
jumlah rokok bisa bertambah ketika (p=0,191).(12) Akan tetapi hasil
responden sedang begadang penelitian ini tidak sesuai penelitian
bersama teman dan juga banyaknya yang menyatakan bahwa terdapat
aktifitas yang berupa praktikum serta hubungan yang bermakna antara
praktek lapangan. lama merokok dengan tekanan darah
Hasil penelitian jumlah rokok (p=0,000).(11)
yang dihisap ini sesuai dengan Hasil tersebut berbeda
pendapat peneliti terdahulu yang dengan pernyataan bahwa adanya
menyatakan bahwa mengkonsumsi dampak lama merokok terhadap
satu batang rokok dapat terjadi hipertensi sangat beralasan, sebab
peningkatan denyut jantung dan semakin awal seseorang merokok
tekanan darah selama 15 menit, makin sulit untuk berhenti merokok.
selain itu merokok sebatang setiap Rokok juga punya dose-response
hari akan meningkatkan tekanan effect, artinya semakin muda usia
sistolik 10-25mmHg dan menambah merokok, akan semakin besar
detak jantung 5-20 kali per menit.(9) pengaruhnya. Apabila perilaku
merokok dimulai sejak usia remaja,
Tabel 3 Analisis hubungan lama merokok dapat berhubungan dengan
menghisap rokok dengan Tekanan Darah Diastolik
tekanan darah sistolik Lama
Di atas normal Normal
Tabel 3 menunjukkan merokok
f % f %
bahwa hasil analisis bivariat 3tahun 23 46,94 26 53,06
dengan uji rank spearman <3tahun 9 29,03 22 70,97
hubungan lama menghisap rokok tingkat arterosclerosis. Risiko
dengan tekanan darah sistolik kematian bertambah sehubungan
diperoleh nilai p=0,448 yang berarti dengan banyaknya rokok yang
p>0,05 (Ho diterima dan Ha ditolak), dihisap dan usia awal merokok yang
sehingga dapat disimpulkan tidak ada

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

lebih dini. Namun, dampak rokok rokok dengan tekanan darah diastolik
yang berupa penyakit akan terasa diperoleh nilai p=0,080 yang berarti
setelah beberapa tahun digunakan.(6) p>0,05 (Ho diterima dan Ha ditolak),
Hasil analisa data Tekanan Darah Sistolik
menunjukkan bahwa sebagian Cara
Di atas normal Normal
besar responden merokok 3 tahun menghisap
f % f %
(61,30%), sedangkan responden Dalam 37 59,67 25 40,32
merokok <3 tahun (38,80%). Rata-
Mulut 11 61,11 7 38,89
rata lama merokok pada responden
sehingga dapat disimpulkan tidak ada
3,5 tahun dan usia mulai merokok
hubungan antara cara menghisap
adalah pada usia 15 tahun. Hal ini
rokok dengan tekanan darah diastolik
dikarenakan banyak orang disekitar
pada mahasiswa perokok.
responden memiliki kebiasaan
Sebagian responden meyakini
merokok, sehingga secara tidak
bahwa menghisap rokok itu adalah
langsung responden terpengaruh
sebuah kesenangan tersendiri,
oleh orang disekitarnya dan ingin
sebagian mengaku merasakan
mencoba merasakan rokok. Dan
nikmatnya merokok saat sedang
pada akhirnya merokok menjadi
merasakan bosan, santai, setelah
suatu keharusan yang harus
setelah makan, serta saat merasakan
dikonsumsi.
gugup. Sebagian juga responden
Pada penelitian ini tidak
mengaku bahwa mereka lebih
terdapat berhubungan antara lama
memillih menghisap rokok daripada
merokok dengan tekanan darah
makan. Jadi pada responden
sistolik maupun diastolik
kemungkinan karena dosis Tekanan Darah Diastolik
Cara
(banyaknya) rokok yang dihisap Di atas normal Normal
menghisap
oleh responden per hari lebih f % f %
signifikan dampaknya dari pada Dalam 28 45,16 34 54,84
lama terpapar asap rokok.(13) Mulut 4 22,22 14 77,78
meyakini bahwa rokok dapat
Tabel 5 Analisis hubungan cara menimbulkan ketenangan dan terasa
menghisap rokok dengan tekanan tanpa beban. Cara menghisap rokok
darah sistolik dengan kategori isapan dalam yaitu
Tabel 5 menunjukkan bahwa menghisap asap rokok sampai ke
hasil analisis bivariat dengan uji chi- kerongkongan merupakan cara yang
square hubungan cara menghisap paling disukai oleh responden
rokok dengan tekanan darah sistolik karena mereka dapat merasakan
diperoleh nilai p=0,913 yang berarti kenikmatan saat merokok. Rata-rata
p>0,05 (Ho diterima dan Ha ditolak), dalam sebatang rokok responden
sehingga dapat disimpulkan tidak ada menghisap sebanyak 15 hisapan.
hubungan antara cara menghisap Pada penelitian ini tidak
rokok dengan tekanan darah sistolik terdapat hubungan antara cara
pada mahasiswa perokok. menghisap rokok dengan tekanan
darah sistolik maupun diastolik
Tabel 6 Analisis hubungan cara kemungkinan karena kurangnya
menghisap rokok dengan tekanan pemahaman pada responden tentang
darah diastolik kategori cara menghisap rokok
Tabel 6 menunjukkan bahwa (hisapan dalam dan hisapan mulut).
hasil analisis bivariat dengan uji chi- Dari hasil dapat dilihat bahwa dengan
square hubungan cara menghisap kategori hisapan mulut memiliki

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

persentase lebih besar daripada


hisapan dalam. Padahal secara teori Tabel 9 Analisis hubungan jenis
tekanan darah lebih besar apabila rokok filter dengan tekanan darah
menghisap rokok dengan hisapan sistolik
dalam dibanding dengan hisapan Tabel 9 menunjukkan bahwa
mulut.(6) hasil analisis bivariat dengan uji chi-
square hubungan jenis rokok filter
Tabel 7 Analisis hubungan jenis dengan tekanan darah sistolik
rokok kretek dengan tekanan diperoleh nilai p=1,000 yang berarti
darah sistolik
Tabel 7 menunjukkan bahwa Jenis Tekanan Darah Sistolik
hasil analisis bivariat dengan uji Rokok Di atas normal Normal
chi-square hubungan jenis rokok Filter f % f %
kretek dengan tekanan darah Sering 42 60,00 28 40,00
sistolik diperoleh nilai p=1,000 yang Tidak 6 60,00 4 40,00
berarti p>0,05 (Ho diterima dan Ha sering
ditolak), sehingga dapat p>0,05 (Ho diterima dan Ha ditolak),
disimpulkan tidak ada hubungan sehingga dapat disimpulkan tidak ada
antara jenis rokok kretek dengan hubungan antara jenis rokok filter
tekanan darah sistolik pada dengan tekanan darah sistolik pada
mahasiswa perokok. mahasiswa perokok.

Tabel 10 Analisis hubungan jenis


Jenis Tekanan Darah Sistolik rokok filter dengan tekanan
Rokok Di atas normal Normal darah diastolik
Kretek f % f % Tabel 10 menunjukkan
Sering 1 50,00 1 50,00 bahwa hasil analisis bivariat
Tidak 47 60,26 31 39,74 dengan uji chi-square hubungan
sering jenis rokok filter dengan tekanan
Tabel 8 Analisis hubungan jenis darah diastolik diperoleh nilai
rokok kretek dengan tekanan Jenis Tekanan Darah Diastolik
darah diastolik Rokok Di atas normal Normal
Tabel 8 menunjukkan Filter f % f %
bahwa hasil analisis bivariat Sering 30 42,86 40 57,14
dengan uji chi-square hubungan Tidak 2 20,00 8 80,00
jenis rokok kretek dengan tekanan sering
darah diastolik diperoleh nilai p=0,301 yang berarti p>0,05 (Ho
p=1,000 yang berarti p>0,05 (Ho diterima dan Ha ditolak), sehingga
diterima dan Ha ditolak), sehingga dapat disimpulkan tidak ada
dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara jenis rokok filter
hubungan antara jenis rokok kretek dengan tekanan darah diastolik pada
dengan tekanan darah diastolik pada mahasiswa perokok.
mahasiswa perokok.
Jenis Tekanan Darah Diastolik
Rokok Di atas normal Normal Tabel 11 Analisis hubungan jenis
Kretek f % f % rokok cerutu dengan tekanan
Sering 1 50,00 1 50,00 darah sistolik
Tidak 31 39,74 47 60,26
sering

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Jenis Tekanan Darah Sistolik
Rokok Di atas normal Normal lebih aman karena terdapat gabus
Cerutu f % f % (penyaring), dan menurut
Sering 0 0 0 0 responden rokok filter lebih aman
Tidak 48 60,00 32 40,00 dibanding rokok non filter. Terdapat
sering beberapa responden iseng
menghisap rokok cerutu dan linting.
Tabel 12 Analisis hubungan jenis Pada uji hubungan jenis rokok
rokok cerutu dengan tekanan dengan tekanan darah sistolik dan
darah diastolik diastolik, jenis rokok cerutu dan
Jenis Tekanan Darah Diastolik linting tidak bisa dilakukan uji
Rokok Di atas normal Normal hubungan dikarenakan tidak
Cerutu f % f % ditemukan pada responden
Sering 0 0 0 0 menghisap jenis rokok cerutu dan
Tidak 32 40,00 48 60,00 linting dengan kategori sering.
sering Dari hasil uji hubungan jenis
rokok kretek dan filter didapat nilai
p>0,05 sehingga dapat disimpulkan
Tabel 13 Analisis hubungan jenis
bahwa tidak ada hubungan antara
rokok linting dengan tekanan
jenis rokok dengan tekanan darah
darah sistolik
pada mahasiswa perokok. Hal
Jenis Tekanan Darah Sistolik tersebut tidak sesuai dengan
Rokok Di atas normal Normal penelitian yang menunjukkan ada
Linting f % f % hubungan antara jenis rokok dan
Sering 0 0 0 0 kejadian hipertensi (p=0,011).(12)
Tidak 48 60,00 32 40,00 Dari hasil analisa data
sering menunjukkan bahwa hampir semua
responden lebih sering menghisap
rokok filter yaitu sebanyak 97,22%,
Tabel 14 Analisis hubungan jenis
dibanding dengan rokok non filter
rokok linting dengan tekanan
darah diastolik seperti kretek, cerutu, linting. Menurut
sebagian besar responden rokok filter
Jenis Tekanan Darah Diastolik merupakan rokok yang lebih aman
Rokok Di atas normal Normal daripada jenis rokok lain, karena
Linting f % f % dalam rokok filter terdapat gabus
Sering 0 0 0 0 penyaring. Mereka beranggapan
Tidak 32 40,00 48 60,00 bahwa gabus tersebut dapat
sering menyaring kandungan yang
terdapat dalam asap rokok
sehingga dapat mengurangi risiko
Menurut jenisnya rokok
terjadinya penyakit. Harga rokok filter
dikelompokkan menjadi 4 macam
dan kretek relatif murah dan banyak
yaitu kretek, filter, cerutu, dan linting
(rokok buatan sendiri). Hasil analisa tersedia di warung-warung di
lingkungan sekitar. Akan tetapi juga
data menunjukkan bahwa hampir
tidak dipungkiri responden juga
semua responden lebih sering
kadang menghisap rokok jenis
menghisap rokok filter (97,22%),
dibanding dengan rokok non filter kretek, responden mengatakan
bahwa rokok kretek lebih terasa.
seperti kretek, cerutu, linting.
Responden yang menghisap rokok
Responden lebih memilih rokok filter
cerutu hanya beberapa saja selain
karena menurut mereka rokok filter
harganya yang mahal rokok cerutu

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

juga jarang ditemukan di sekitar kita. dari 3 tahun. Rata-rata lama


Sedangkan untuk jenis rokok linting menghisap rokok pada
hanya beberapa responden yang responden yaitu 42 bulan dan
mencoba menghisapnya. mulai merokok pada usia SMP.
Rokok non filter memiliki 3. Sebagian besar responden
kandungan nikotin dan tar lebih besar (77,50%) menghisap rokok
dari pada rokok filter sehingga risiko dengan kategori cara menghisap
yang ditimbulkan juga kebih besar. rokok dengan isapan dalam,
Kandungan kadar nikotin pada rokok sedangkan (22,50%) menghisap
kretek melebihi 1,5 mg yaitu 2,5 mg rokok dengan isapan mulut.
dan kandungan kadar tar pada rokok 4. Hampir semua responden
kretek melebihi 20 mg yaitu 40 mg. (97,22%) lebih sering menghisap
Dengan kandungan nikotin dan tar jenis rokok filter, urutan
yang lebih besar serta tidak disertai selanjutnya yaitu jenis rokok
penyaringan pada pangkal batang kretek, linting dan cerutu. Tidak
rokok (filter), maka potensi masuknya ada responden yang menghisap
nikotin dan tar ke dalam paru-paru jenis rokok cerutu dan linting
dari rokok non filter akan lebih besar dengan kategori hisapan sering.
daripada rokok filter sehingga dapat 5. Sebanyak (60,00%) responden
berdampak buruk pada pemakainya memiliki tekanan darah sistolik di
dan salah satunya akan terkena atas normal, dan (40,00%)
risiko hipertensi.(14) memiliki tekanan darah sistolik
normal. Rata-rata tekanan darah
SIMPULAN sistolik pada responden yaitu
133,96 mmHg dan tekanan
Setelah melakukan penelitian tentang darah sistolik tertinggi yaitu
gambaran kebiasaan merokok dan 162,00%. Sebanyak (40,00%)
menganalisis hubungan jumlah responden memiliki tekanan
rokok, lama menghisap rokok, cara diastolik diatas normal, dan
menghisap rokok dan jenis rokok (60,00%) responden memiliki
yang dihisap dengan tekanan darah tekanan darah diastolik normal.
dapat disimpulkan bahwa sebagai Rata-rata tekanan darah diastolik
berikut : pada responden yaitu 80,71
1. Sebagian besar responden mmHg dan tekanan darah
(67,50%) menghisap rokok diastolik tertinggi yaitu 105,00
dengan ketegori jumlah rokok mmHg.
ringan yaitu antara 1-9 batang 6. Ada hubungan antara jumlah
per hari, sebanyak (32,50%) rokok yang dihisap setiap hari
menghisap rokok dengan dengan tekanan darah pada
kategori jumlah rokok berat yaitu mahasiswa (sistolik p=0,0001,
10-20 batang atau lebih peh hari. r=0,744), (diastolik p=0,0001,
Rata-rata respenden menghisap r=0,451). Jadi semakin banyak
rokok per harinya yaitu sebanyak rokok yang dihisap semakin
8 batang. tinggi pula tekanan darahnya.
2. Sebanyak (61,30%) responden 7. Tidak ada hubungan antara lama
menghisap rokok dengan menghisap rokok dengan
kategori lama menghisap 3 tekanan darah pada mahasiswa
tahun, sedangkan responden (sistolik p=0,448, r=0,86),
sebanyak (38,80%) menghisap (diastolik p=0,86, r=0,193).
rokok dengan kategori kurang

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

8. Tidak ada hubungan antara cara 3. Abdullah., Naseem A., Qureshi.


menghisap rokok dengan The Global Younth Tobacco
tekanan darah pada mahasiswa Survey. Saudi Arabia, 2007.
(sistolik p=0,913), (diastolik Diakses melalui http://www.sa-
p=0,080). tcp.com/newsite/user/arabic_new
9. Tidak ada hubungan jenis rokok s/12GYTS.pdf
kretek dan filter dengan tekanan 4. Kementerian kesehatan Republik
darah sistolik maupun diastolik Indonesia. Standar Pertumbuhan
pada mahasiswa. dan Kesehatan Remaja
Indonesia. Jakarta: Kementerian
SARAN Kesehatan, 2011.
5. Riset Kesehatan Dasar. Laporan
Berdasarkan hasil penelitian Provinsi Jawa Tengah2007,
yang telah dilakukan pada Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
mahasiswa dengan kebiasaan Badan Penelitian dan
merokok, maka ada beberapa saran Pengembangan Kesehatan
yang dapat disampaikan : Departemen Kesehatan,
1. Bagi mahasiswa perokok Republik Indonesia, 2008.
a. Untuk mengurangi risiko 6. Bustan, M.N. Epidemiologi
timbulnya penyakit tidak Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
menular akibat rokok (tekanan Rineka Cipta, 2000.
darah tinggi) hendaknya para 7. Sitepoe, M. Usaha Mencegah
mahasiswa mengurangi Bahaya Merokok. Jakarta:
konsumsi rokok. Gramedia, 1997.
b. Pemeriksaan tekanan darah 8. Lameshow S, Hosmer DW,Klar
secara rutin sebagai upaya J, Lwanga SK. Besar Sampel
preventif terjadinya Dalam Penelitian Kesehatan.
peningkatan tekanan darah Yogyakarta : Gadjah Mada
atau hipertensi. University press, 1997.
2. Bagi peneliti lain
9. Mangku, S. Usaha Mencegah
a. Perlu dilakukan penelitian
Bahaya Merokok. Jakarta :
yang mencakup faktor-faktor
Gramedia, 1997.
risiko kejadian tekanan darah
10. Sulviana, N. Analisis Hubungan
terutama pada mahasiswa.
Gaya Hidup Dengan Kadar Lipid
b. Perlu dilakukan penelitian
Darah dan Tekanan Darah Pada
lanjutan mengenai kebiasaan
Penderita Jantung Koroner.
merokok dengan tekanan
Program Studi Gizi Masyarakat
darah menggunakan sampel
Dan Sumberdaya Keluarga
yang lebih besar.
Fakultas Pertanian. Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Bogor : Institut Pertanian Bogor,
2008.
1. Notoatmodjo, S. Promosi
Kesehatan dan Ilmu perilaku.
11. Adibah N.S.Z. Pengaruh
Tekanan Darah Pada Perokok Di
Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Kalangan Mahasiswa Lelaki
2. Komasari, D., Helmi A. Faktor-
Angkatan 2007 Fakultas
faktor Penyebab Perilaku
Kedokteran Universitas
Merokok Pada Remaja.
Sumatera Utara. Skripsi.
Yogyakarta: Univeristas Gadjah
Sumatera Utara : Universitas
Mada Press, 2008.
Sumatera Utara, 2010.

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 251 - 261
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

12. Haninda, F.N., Bustamam, N., 13. Yuwon HS. Ilmu bedah vaskuler
Diandini, R,. Hubungan Antara dan pengalaman praktis.
Kebiasaan Merokok Dan Bandung: Refika Aditama, 2010.
Kejadian Hipertensi Di Layanan 14. Sianturi, G. Merokok dan
Kesehatan Cuma-Cuma Ciputat. Kesehatan. Jakarta : 2003.
Jakarta : Program Studi
Kedokteran, Fakultas
Kedokteran UPN Veteran, 2011.

Apriana Kurniati
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

Anda mungkin juga menyukai

  • Soap Asuhan INC 3
    Soap Asuhan INC 3
    Dokumen3 halaman
    Soap Asuhan INC 3
    Ophie Desrosiers Bennington
    Belum ada peringkat
  • DMG LP
    DMG LP
    Dokumen54 halaman
    DMG LP
    Ophie Desrosiers Bennington
    100% (1)
  • LP KB Suntik
    LP KB Suntik
    Dokumen24 halaman
    LP KB Suntik
    Ophie Desrosiers Bennington
    0% (1)
  • Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri
    Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri
    Dokumen15 halaman
    Konsep Dasar Hamil Dengan Mioma Uteri
    Ophie Desrosiers Bennington
    Belum ada peringkat
  • Soap ANC 1
    Soap ANC 1
    Dokumen3 halaman
    Soap ANC 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan
    Ophie Desrosiers Bennington
    0% (1)
  • Soap Remaja 1
    Soap Remaja 1
    Dokumen2 halaman
    Soap Remaja 1
    Ophie Desrosiers Bennington
    83% (6)
  • Asuhan Kebidanan
    Asuhan Kebidanan
    Dokumen19 halaman
    Asuhan Kebidanan
    Ophie Desrosiers Bennington
    Belum ada peringkat
  • Soap Anc 2
    Soap Anc 2
    Dokumen5 halaman
    Soap Anc 2
    Ophie Desrosiers Bennington
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan
    Asuhan Kebidanan
    Dokumen19 halaman
    Asuhan Kebidanan
    Ophie Desrosiers Bennington
    Belum ada peringkat