BAB II
KERANGKA TEORITIS
lain-lain.
menyatakan ada empat ciri khas model pembelajaran, yaitu (1) rasional
teoritis yang bersifat logis yang bersumber dari perancangnya; (2) dasar
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar untuk mencapai tujuan
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran.
yang memiliki ciri khsusus yaitu (1) sintaks (fase pembelajaran); (2) sistem
sosial; (3) prinsip reaksi; (4) sistem pendukung ; dan (5) dampak, yang
sesuai dengan indikator mata pelajaran yang akan dipelajari atau dicapai.
Tidak ada suatu model pembelajaran yang tunggal yang dapat merangkum
20
pengetahuan dibuat dan dibangun dalam komunitas para ilmuwan, dan pada
kini.
Model ini menekankan isi dan proses. Tujuan dari model pembelajaran ini
bagaimana ini terjadi dan bukti tentang hal ini bertentangan. Kedua,
a. Sintaks
2.1.
Fase Kedua
Fase Ketiga
Fase Keempat
sebagainya.
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan guru melakukan kegiatan berikut :
a. Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
dicapai
d. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas
inquiry yang terdiri dari tahapan: (1) siswa disajikan suatu bidang
Menyuruh siswa
mencatat data hasil Mengumpulkan data
pengamatan yang diperoleh
(interpretasi) Menganalisis data
Menalar/Mengasosiasi untuk menemukan
konsep dan
Meminta setiap menerapkan konsep
kelompok untuk sebagai solusi dari
mengumpulkan data permasalahan
yang diperoleh Membuat
Menyuruh setiap kesimpulan
kelompok untuk
menganalisis data untuk
menemukan konsep dan
menerapkan konsep Menyajikan hasil
sebagai solusi dari percobaan
permasalahan
Menyuruh siswa
26
membuat kesimpulan
dari hasil percobaan
Mengkomunikasikan
3. Kegiatan Penutup
Proses kegiatan penutup yakni guru bersama dengan siswa atau siswa
b. Sistem Sosial
berkembang dengan baik sebagai suatu disiplin dan mereka juga perlu
dengan baik.
27
c. Peran Guru
Lebih jauh yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana guru dapat
berkembang.
d. Sistem Pendukung
orang lain dalam penelitian ilmiah. Berikut ini adalah efek model
Pengetahuan Ilmiah
Proses Penelitian
Keterbukaan
Keterangan :
Efek Instruksional ( )
Efek Pengiring ( )
dirasakan dalam waktu dekat dan dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang
data.
diukur dan tidak harus dicapai ketika berakhirnya suatu pembelajaran, tetapi
pengiring biasanya berkenaan dengan sikap dan nilai. Efek pengiring model
ini diterapkan, siswa akan dihadapkan pada suatu penelitian. Pada saat
timbul keterbukaan ide-ide oleh setiap siswa. Selain itu akan timbul
ilmiah. Ilmu diproses secara terus menerus, proses yang melibatkan dan
penyelidikan. Selain itu, ada lebih dari satu cara untuk menjawab
kegunaannya.
bermakna.
b. Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan
rata-rata
Kelemahan model pembelajaran inquiry (Sanjaya, 2009:208) yaitu:
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa jika model
panjang
d. Selain kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
Inquiry
belajar lebih efektif, efisien dan produktif. Berdasarkan teori belajar, guru
pandangan konstruktivisme.
akomodasi. Ketika orang mengalami ide baru atau situasi baru, mereka
beradaptasi dengan apa yang kita sudah tahu disebut asimilasi. Individu
harus mengembangkan konsep baru atau skema, jika mereka tidak dapat
cocok dengan data atau situasi baru ke dalam skema yang ada, ini disebut
diberikan pada siswa dalam bentuk suatu masalah yang dapat memicu
keseimbangan antara apa yang mereka rasakan dan ketahui pada satu sisi
dengan apa yang mereka lihat sebagai fenomena baru. Siswa berusaha untuk
mengaitkan data yang satu dengan data yang lainnya serta mencocokkan
secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling
(Trianto, 2007:26).
yakni (1) Belajar sambil melakukan yang disebut enactive mode; (2)
Pembelajaran dengan membentuk citra mental yang disebut iconic mode dan
dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat
4. Pembelajaran termediasi
untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah dia
dapat melakukannya.
karakter luhur lainnya. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang
dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti sehingga karakter
bangsa sama dengan akhlak bangsa atau budi pekerti bangsa (Fitri,
2012:20).
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
karakter dapat menunjuk kepada karakter baik atau karakter buruk, namun
kelak. Maka dari itu dibutuhkan motivasi bagi para pelaku pendidikan
secara materi, namun juga dapat mentransferkan nilai-nilai apa yang diambil
dilaksanakan.
penuh belas kasih dan maju. Karakter yang baik meliputi tiga komponen
kehidupan. Moral dan kualitas sosial dalam perilaku manusia adalah identik
satu sama lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai moral tercermin dalam
karakter manusia.
(action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan
efektif. Menurut Fitri (2012:21) terdapat sejumlah nilai budaya yang dapat
keteladanan.
anggota masyarakat.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muhaimin (2001: 153) bahwa
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam
bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin
Kultur jawa yang merupakan warisan dari suku Jawa termasuk salah
satu suku terbesar yang berdiam di Indonesia. Yang dimaksud orang Jawa
atau Javanese menurut Suseno, Franz (2003: 11) adalah orang yang
memakai bahasa jawa sebagai bahasa ibu dan merupakan penduduk asli
bagian tengah dan timur pulau jawa. Wardani dkk (2013: 417) juga
menjadikan manusia jawa tangguh atau kerja keras, sabar, bisa bekerja
sama, tidak sombong, dan membuat jawa bisa hidup dan diterima di
Suku Jawa hidup dalam lingkup kultur atau budaya yang sangat
mulai dari kehamilan sampai kematian. Menurut Suyanto (2010: 144) kultur
1. Religius
yang besar.
2. Non doktriner
3. Toleran
orang lain.
4. Akomodatif
budi pekerti luhur juga mau menerima masuknya budaya asing yang
ini bertumpu dari religi animisme dan dinamisme. Dasar pikiran dalam
religi animisme dan dinamisme bahwa dunia ini juga didiami oleh roh-roh
ghaib.
kultur jawa adalah sebuah sistem yang mencakup bahasa, sistem teknologi,
setempat.
universal yakni:
1. Bahasa
2. Sistem Teknologi
3. Sistem mata pencaharian (ekonomi)
4. Organisasi sosial
5. Sistem pengetahuan
6. Religi
7. Kesenian
di Indonesia. Hampir 45% penduduk Indonesia berasal dari etnis Jawa. Dan
41
a. Sistem Bahasa
Secara kodrati kultur Jawa seperti halnya kultur lainnya akan selalu
hari mereka berbahasa jawa. Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini,
status sosialnya. Demikian pada prinsipnya ada dua macam bahasa jawa
apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya. Yaitu bahasa jawa ngoko dan
krama.
Bahasa jawa ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal
akrab, dan terhadap orang yang lebih muda usianya serta lebih rendah
derajat atau status sosialnya. Lebih khusus lagi adalah bahasa jawa ngoko
lugu dan ngoko andap. Sebaliknya, bahasa jawa krama, dipergunakan untuk
bicara dengan yang belum dikenal akrab, tetapi yang sebaya dalam umur
maupun derajat, dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta status
42
sosialnya. Dari kedua macam derajat bahasa ini, kemudian ada variasi
Demikian ada misalnya bahasa jawa madya, yang terdiri dari tiga
macam bahasa yaitu madya ngoko, madya antara dan madya krama; ada
bahasa kramai inggil yang terdiri dari kira-kira 300 kata-kata yang dipakai
sifat dan emosi-emosi dari orang-orang yang lebih tua umur atau lebih
kalangan istana; bahasa jawa krama desa atau bahasa orang-orang di desa-
desa; dan akhirnya bahasa jawa kasar yakni salah satu macam bahasa
daerah yang diucapkan oleh orang-orang yang sedang dalam kedaan marah
b. Sistem Kepercayaan/Religi
Agama mayoritas dalam suku bangsa jawa adalah islam. Selain itu
Masyarakat Jawa percaya bahwa hidup diatur oleh alam, maka ia bersikap
Islam.
4. Selamatan yang berhubungan dengan peristiwa khusus, perjalanan
jawa. Jenis selamatan kematian, meliputi: nelung dina (tiga hari), mitung
dina (tujuh hari), matang puluh dina (empat puluh hari), nyatus (seratus
c. Sistem Kekerabatan
atau garis keturunan yang hitung dari dua belah pihak, yaitu garis keturunan
ayah dan ibu. Geerstz, Clifford (1983: 373) menyatakan bahwa kekerabatan
orang Jawa juga akan meluas ketika terjadi perkawinan antara dua orang
d. Sistem Kesenian
1. Seni Bangunan
dan Tajug. Kelima bentuk bangunan ini menggunakan ilmu gaya dan sistem
sirkulasi panas yang bagus. Ilmu yang mempelajari seni bangunan oleh
masyarakat Jawa biasa disebut ilmu kalang atau disebut juga wong kalang.
hanya dengan atap sebelah sisi; Kampung, yaitu bangunan dengan atap 2
dengan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan di tengahnya; Joglo atau Tikelan,
yaitu bangunan dengan Soko Guru dan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan
di tengahnya; Tajug yaitu bangunan dengan soko guru atap 4 belah sisi,
merupakan salah satu rumah yang bisa dijadikan sebagai inspirasi dalam
jenis rumah adat jawa yang lain, rumah joglo bukan hanya sekedar hunian.
Lebih dari itu, joglo adalah simbol. Ini dapat dilihat dari bentuk
arsitekturnya. Jika diamati, ada empat pilar utama yang menjadi penyangga
utama rumah. Tiang utama ini masing-masing mewakili arah angin, barat-
apa yang dikenal dengan tumpangsari yang disusun dengan pola yang
nilai nilai filosofi yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran. Yaitu rumah
(Jagad Alit / Mikrokosmos) dan kekuatan yang muncul dari luar dirinya atau
kekuatan dari dalam diri sendiri; dan pengaruh geofisik, yang sangat
2. Seni Tari
Hawkins & Pea (1990: 292) menyatakan bahwa tari adalah ekspresi
jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media
gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan
si pencipta.
3. Tari serimpi adalah tari yang bersifat sakral dengan irama lembut.
4. Seni Musik
atas gambang, bonang, gender, saron, rebab, seruling, kenong, dan kempul.
5. Seni Pertunjukan
Peralatan hidup yang paling penting bagi etnik jawa adalah peralatan /
makanan siap saji. Makanan khas dalam kultur jawa memiliki beragam
variasi, dan yang paling terkenal dari kultur jawa adalah makanan khas
kukus. Alat yang biasa digunakan untuk memasak bagi kultur jawa disebut
dibuat dari tanah yang diliatkan seperti ketika membuat genting, batu bata,
antara manusia, lingkungan, dan alam. Interaksi antara manusia, alam dan
kultur jawa.
yang sangat sarat dengan filsafat hidup, yang bisa dijadikan sebagai
51
pedoman hidup dalam kehidupan sehari hari. Diantara filsafat jawa yang
ada yang disebut Hasta Brata. Menurut Suripan dalam Nuraeni & Alfan
mengenai hal hal yang disimbolisasikan dengan benda atau kondisi alam,
Bhumi.
seorang pemimpin baik bagi dirinya sendiri atau suatu saat nanti memimpin
masyarakat yang lebih luas. Berikut penjelasan mengenai Hasta Brata yang
serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Sehingga peserta didik
Ke-8 simbol Hasta Brata di atas merupakan sifat atau karakter yang
harus dimiliki oleh setiap individu agar memiliki karakter yang baik.
pemimpin dalam diri setiap karakter individu siswa, karena dengan hal
tersebut maka karakter setiap siswa diharapkan juga akan berubah ke arah
karakter yang baik pada peserta didik pada saat proses pembelajaran
menjadikan suasana belajar menjadi lebih aktif. Beberapa fase yang ada
dijadikan pembelajaran dalam kultur jawa baik dari segi hasil kultur jawa
maupun dari filsafat hidup dalam kultur jawa yang dapat dijadikan sebagai
terhadap hal yang berkaitan dengan kultur jawa dan dikaitkan dengan
sains
55
tersebut.
4) Identifikasi persamaan atau perbedaan dari kedua pespektif.
5) Pastikan bahwa penjelasan yang otentik dari berbagai perspektif
disajikan.
sejarah
6) Pertimbangkan kemungkinan membiarkan keberadaan perbedaan
pandangan
7) Pastikan bahwa siswa membandingkan perspektif yang mereka miliki
penyelidikan
4) Penilaian perasaan setiap orang dalam proses tersebut (self evaluation)
5) Penilaian pemahaman dan aplikasi konsep siswa
56
proses analisis dan eksplorasi yang kreatif untuk mencari jawaban, serta
oleh guru dan lingkungan pembelajaran yang lugas dan berorientasi pada
sangat terstruktur dan teknik mengatur yang saksama oleh guru. Struktur
ketat ini tidak berarti bahwa lingkungan pembelajaran harus otoriter atau
tidak peduli.
Efek-efek instruksional dari model direct instruction adalah
tugas. Cara mengajar dengan ceramah menurut Djamarah (2006 : 97) dapat
dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang
catatan saja.
didik lebih memperhatikan guru dan pandangan peserta didik hanya tertuju
pada guru.
lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi
59
berpikir tingkat tinggi terdiri dari berpikir kritis dan berpikir kreatif.
aktivitas mental yang menghasilkan ide-ide yang orisinil, berdaya cipta, dan
atas dapat disimpulkan apa yang dikemukakan oleh Ennis dan Marzano
keputusan.
Guru tidak berpikir untuk menjadi siswa tetapi guru dan siswa bersama-
Guru dan siswa harus saling mengajar dan belajar dan di dalam
maju. Dengan demikian tujuan berpikir kritis dapat lebih mudah tercapai.
observasi/mengamati.
berpikir siswa.
termasuk ke dalam kategori C4, C5, dan C6 sehingga cocok digunakan dalam
hasil induksi
8. Membuat dan 1. Latar belakang fakta;
mempertimbangkan nilai 2. Konsekuensi;
keputusan 3. Penerapan prinsip-prinsip;
4. Memikirkan alternatif;
5. Menyeimbangkan, memutuskan.
4. Advanced 9. Mendefinisikan istilah, 1. Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang
clarification mempertimbangkan ekspresi;
(membuat definisi 2. Strategi definisi (tindakan
penjelasan lebih mengidentifikasi persamaan);
lanjut) 3. Content (isi).
10. Mengidentifikasi 1. Penalaran secara implisit;
asumsi 2. Asumsi yang diperlukan, rekonstruksi
argumen.
5. Strategies and 11. Memutuskan sesuatu 1. Mengidentifikasi masalah;
tactics (strategi 2. Memilih kriteria untuk membuat
dan taktik) solusi, memungkinkan;
3. Memutuskan hal-hal yang akan
dilakukan secara tentatif;
4. Me-review;
5. Memonitor implementasi.
12. Berinteraksi dengan 1. Member label
orang lain 2. Strategi logis
3. Strategi retorik
4. Mempresentasikan sutu posisi, baik
lisan atau tulisan
Sumber: Robbert H.Ennis (1995)
kunci sumber tindakan manusia (human egency), apa yang orang pikirkan,
yang diterima. Selain itu, proses ini pada setiap individu berbeda dengan
representasi mental dan kognitif individu atas realitas, yang terbentuk oleh
lebih baik dari pada orang yang menjadi subyek belajarnya. Ia akan
tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi, efikasi diri yang tumbuh dengan
efikasi diri yang rendah ditandai oleh tingkat stress dan kecemasan
penting di dalam kinerja individu yang secara lebih jelas dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan
yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih
menunjang.
c. Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan dengan luas
yang turut berperan dalam diri manusia ada 4 yakni proses kognitif,
usaha, dan reaksi-reaksi individu. Individu yang memiliki Efikasi Diri tinggi
besarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang
Diri rendah
Karakteristik individu yang memiliki Efikasi Diri yang tinggi adalah
sesecara efektif peristiwa dan situasi yang mereka hadapi, tekun dalam
yang kuat dalam apa yang dilakuakanya dan meningkatkan usaha saat
adalah individu yang merasa tidak berdaya, cepat sedih, apatis, cemas,
terhadap tujuan yang ingin di capai, dalam situasi sulit cenderung akan
seseorang dalam tiap tugas sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh
a. Jenis kelamin
Orang tua sering kali memiliki pandangan yang berbeda terhadap
Efikasi Diri yang lebih tinggi dibanding dengan wanita, begitu juga
dengan pria.
b. Usia
Efikasi Diri terbentuk melalui proses belajar sosial yang dapat
jenjang yang lebih tinggi biasanya memiliki Efikasi Diri yang lebih
tinggi, karena pada dasarnya mereka lebih banyak belajar dan lebih
individu tersebut justru cenderung menurun atau tetap. Hal ini juga
pekerjaan.
2.7. Perangkat Pembelajaran
Buku Siswa, Lembar Aktivitas Siswa (LAS) dan Tes Kemampuan Belajar
spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari kI-2), pengetahuan (KD
sumber belajra.
6) Berorientasi kekinian
Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu
mandiri.
8) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
antarmuatan.
10) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi,
kompetensi;
c. Materi pembelajaran;
d. Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan,
antara indikator, materi alat dan sumber belajar, serta penilaian. Disamping
bermanfaat bagi guru maupun siswa. Jenis buku yang lazim dipakai dalam
proses pembelajaran adalah buku panduan guru dan buku untuk siswa. Buku
pengetahuan yang disusun untuk memudahkan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
memuat:
(1) Penjabaran KI dan KD secara jelas, terstruktur, dan saling
berisi contoh soal, penyelesaian soal yang ada pada buku siswa,
77
belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa buku petunjuk
dibahas.
2.7.3. Buku Siswa
atau memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan
siswa; (2) Cakupan materi setiap sub topik / sub materi memenuhi
c) Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Buku memuat: contoh soal dan
buku baik buku siswa maupun buku guru dapat dilihat dari empat dimensi
kelayakan buku yaitu: (1) kelayakan isi; (2) kelayakan penyajian; (3)
dasar. Indikator dari kelayakan isi meliputi: (1) keluasan materi; (2)
Kelayakan bahasa bermakna bahwa buku siswa yang ditulis dengan kaidah
dan peristilahan yang benar, jelas dan sesuai dengan kondisi perkembangan
peristilahan sesuai dengan konsep yang menjadi pokok bahasan; (4) adanya
penjelasan untuk peristilahan yang sulit atau tidak umum; (5) Bahasa yang
79
digunakan sederhana, lugas, dan mudah dipahami siswa; dan (6) Bahasa
bermakna bahwa buku siswa dapat dilihat dari aspek ukuran buku, desain
dan waktu; (2) Tujuan pembelajaran khusus untuk memotivasi siswa; (3)
mempunyai daya Tarik aktif; (4) Berisi kegiatan/soal yang akan diselesaikan
Siswa(LAS) yang akan dikembangkan dalam penilaian ini adalah LAS yang
Tes kemampuan belajar adalah salah satu alat ukur yang paling
yaitu:
belajar.
c. TKB hendaknya disusun dengan tujuan penggunaan tes itu sendiri,
mutlak).
Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan Tes Kemampuan
Belajar (TKB) dalam penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan atau tugas
pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perangkat
alat pendukung (RPP, BG, BS, lembar aktivitas siswa (LAS), tes
segitiga berbudaya dimana soal-soal yang disajikan pada bahan ajar yang
sendiri, oleh siswa dan juga guru secara bersma atau hanya sebagai
yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru
pada silabus dan RPP juga mesti dirancang dengan mengintegrasikan nilai-
nilai budaya. Penyusun bahan ajar tersebut melalui adaptasi dari bahan ajar
yang sudah ada. Sementara itu, pada tes keterampilan berpikir kritis siswa
Relevance(also referred to As content There is a need for the intervention and its
validity) design is based on state-of-the-
art(Scientific)
Consistency (also referred to As construct The intervention is logically designed
validity)
Practicality The intervention is realistically usable in
the settings for which it has been designed
and developed
Effectiveness Using the intervention results in desired
outcomes
Lebih jauh Nieveen menyatakan bahwa aspek validitas dikaitkan
pada rasional teoritik yang kuat; dan 2) apakah didapat konsistensi secara
dikaitkan dengan dua hal, yaitu: 1) apakah para ahli dan praktisi
dikembangkan efektif dikaitkan dengan dua hal, yaitu: 1) ahli dan praktisi
perangkat dapat dilihat dari validitas isi, dan validitas konstruk. Tingkatan
2.9.1. Validitas
yang memiliki kualitas tinggi, melalui uji validitas. Instrument yang valid
berarti alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya
umum yaitu :
1) Format
Format meliputi: (1) seluruh bagian dapat didefinisikan dengan
teks dan ilustrasi; menggunakan huruf dan ukuran yang tepat; (5)
memiliki tata letak yang baik; dan (6) memiliki ukuran yang
berkreasi.
3) Ilustrasi
Ilustrasi meliputi: (1) dapat mendukung pemahaman konsep; (2)
untuk konteks local; dan (8) ada kesinambungan untuk anak laki-
refers to the extent that users (teacgers and pupils) and other experts
(aspek kepraktisan dari material dilihat dari apakah guru dan siswa ddapat
apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan (2) pengguna produk merasa
87
yang telah dibuat dapat digunakan dengan sedikit atau tanpa revisi; (2) Hasil
derajat penerapan teori, atau model dalam suatu situasi tertentu. Menurut
terlalu mudah.
c. Insentif adalah seberapa besar guru memotivasi siswa untuk
aktivitas siswa memenuhi kriteria toleransi waktu yang telah ditetapkan; (3)
belajar kelas uji coba. Uji efektifitas terdiri dari uji belajar dengan one
sample t-test, uji perbedaan presentasi belajar digunakan uji statistic t-test.
Sementara itu, Hasratuddin (2015:153) menyatakan: indikator
ketuntasan siswa secara klasikal, yaitu 85% siswa tuntas dalam tes
dikembangkan.
2.10. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik, perlu
ditempuh suatu prosedur tertentu yang mengacu pada salah satu model
Instruksional); (2) Model Dick and Carey; (3) Model Kemp; dan (4) Model
Thiagarajan dkk. Yang dikenal dengan Four-D Models (Model 4D). Model
masa depan.
Analisis ini diawali dari pengetahuan, keterampilan dan sikap
secara informal.
c. Literatur penelitian. Literature ini membantu memperoleh
kompetensi atau kemampuan awal; (3) gaya belajar; dan (4) motivasi. Cara
melalui observasi, wawancara dan pemberian pretest. Cara ini efektif untuk
perbincangan antara guru atau instruktur dengan siswa. Jika siswa telah
tertentu yaitu auditif, visual dan kinestetik. Auditif berarti lebih mampu
dikuasai siswa
c. Mencoba setiap subtugas sebagai tugas utama dan
kritis dan self-efficacy siswa. Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini
tabel 2.6. maka penelitian ini bertitik tolak dari penelitian yang telah
digunakan adalah scientific inquiry berbasis kultur Jawa, pada penelitian ini
Keterampilan berpikir kritis siswa diukur dengan tes berbentuk essay pada
pelajaran fisika materi pokok suhu dan kalor. Sedangkan self-efficacy siswa
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
inquiry berbasis kultur Jawa. Model scientific inquiry berbasis kultur Jawa
tersebut buku siswa, lembar aktivitas siswa (LAS), dan rencana pelaksanaan
Buku Guru (BG), Buku Siswa (BS) dan Lembar Aktifitas Siswa (LAS) serta
diharapkan dan dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran baik secara
salah satu hal yang penting sebagai upaya pemberian pengalaman belajar
indikator dari aspek validasi secara umum yaitu: format, bahasa, ilustrasi
bahwa bahan ajar tersebut memenuhi kebutuhan dan harapan bahwa para
siswa sebagai penggyna bahan ajar menganggap bahwa bahan ajar tersebut
dengan sedikit atau tanpa revisi; (2) Hasil dari wawancara siswa/pengguna
transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses yang
interaksi dan negoisasi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan
karakteristik siswa, maka siswa diharapkan dan dituntut untuk aktif dalam
proses belajar baik fisik maupun mentalnya sendiri dalam mengolah dan
kompleks.
diintegerasikan dengan budaya Jawa sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
orang lain.
dapat berupa rencana pembelajaran buku siswa, LAS dan tes kemampuan
belajar.
102
ini akan ditempuh melalui empat tahapan yaitu meliputi tahap define,
validasi yang dilakukan oleh tim ahli yang meliputi format, isi dan bahasa.
dikembangkan.
mencapai 85% tuntas secara klasikal dengan nilai minimal 75; (2) waktu
positif siswa. Oleh karena itu peneliti menguji coba efektivitas perangkat
fisika siswa. Tanpa dasar yang kuat, maka kemampuan tersebut tidak akan
konsep.
apabila ada siswa yang kesulitan dalam memahami sebuah konsep dan
Menyimpulkan; (4) Membuat penjelasan lebih lanjut; dan (5) Strategi dan
taktik.
materi suhu dan kalor, disusunlah suatu perangkat yang telah divalidasi oleh
pelajaran lebih diutamakan agar siswa tidak hanya menghafal materi tanpa
memahaminya.
Pembelajaran fisika akan berjalan dengan efektif serta efisien jika
apakah siswa benar benar mengerti atau tidak mengenai apa yang
hanyalah guru dengan interaksi yang kurang dengan arti bagi siswa proses
kultur jawa. Hal tersebut diperoleh melalui sebagian besar nilai yang
dan menentukan sendiri secara bersama apa yang dibutuhkan sebagai proses
pembelajaran.
Proses pembelajaran scientific inquiry berbasis kultur jawa akan
disajikan guru bukan hanya ditransfer begitu saja kepada siswa, namun
Hal ini karena model pembelajaran kooperatif tipe scientific inquiry berbasis
antar sesama siswa dan guru dalam kerja ilmiah secara berkelompok untuk
dan kultur jawa akan lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan berpikir
instruction
7) Self-efficacy siswa yang dibelajarkan dengan model menggunakan