TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepentingan Nasional
pentingnya karena ini yang akan menjadi kemaslahatan bagi masyarakat yang
penduduk, dan cara hidup yang khas dan berharga. Demikian karena negara
Sehingga ruang gerak yang dimiliki oleh suatu bangsa menjadi kontrol dari
sebuah negara.
Kepentingan ini dapat dilihat dari kondisi internalnya, baik dari kondisi
Peran suatu negara dalam memberikan bahan sebagai dasar dari kepentingan
1
Robert Jackson dan Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 89
1
nasional tidak dipungkiri akan menjadi kacamata masyarakat internasional
sebagai negara yang menjalin hubungan yang terlampir dari kebijakan luar
nasional;
yang ada di seluruh dunia memiliki kapasitas yang berbeda. Demikian tercipta
negara. Hal ini didukung oleh suatu kebijakan yang sama halnya dengan yang
2
P.Anthonius Sitepu. 2011. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.163
3
Charles. P. Kindlerberger. Op.Cit,. hal.21
2
spesifik terhadap negara lain bersifat kerjasama maupun
konflik.4
aspek-aspek yang menjadi identitas dari negara. Hal tersebut dapat dilihat dari
yang menjadi target dalam waktu dekat, bersifat sementara ataupun juga demi
penting identitas tersebut apakah sangat penting maupun sebagai hal yang
berbagai macam hal yang secara logika, kesamaan dengan isinya, konsep ini
ditentukan oleh tradisi politik dan konteks kultural dalam politik luar negeri
menjadi seperti saat ini, merupakan tradisi politik. Sedangkan tradisi dalam
konteks kultural dapat dilihat dari cara pandang bangsanya yang tercipta dari
4
Theodore A. Coulumbis dan James H. Walfe. Op.Cit. Hal.115
5
P.Anthonius Sitepu. 2011. Op,Cit. Hal. 165
3
Dalam bukunya Mohtar Masoed menjelaskan konsep ini sama dengan
seberapa luas cakupan dan seberapa jauh sebuah kepentingan nasional suatu
batasan yang didukung dari Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber
menjelaskan atau mengevaluasi politik luar negeri dan yang berikutnya yaitu
yang menjalin kerjasama tidak akan menyesal suatu saat nanti. Kondisi ini
6
Ibid, hal.166
7
Mochtar Masoed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: PT.
Pustaka LP3ES. Hal. 34
4
menjadi bahan rujukan bagi pihak-pihak yang berencana melakukan
kerjasama.
yakni; kepentingan nasional yang bersifat vital atau esensial juga kepentingan
serta nilai-nilai inti (core values) yang menjadi identitas kebijakan luar
seberapa jauh kepentingan tersebut ada dan digunakan, dimana lebih kepada
lama namun hasilnya dan fungsinya dapat dirasakan lebih baik dikemudian
Dalam analisis kepentingan nasional, peran aktor dalam hal ini negara,
8
Aleksius Jemadu. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.
67-69
5
ataupun kerjasama.9 Tindakan demikian tergantung dari seberapa besar
power yang dimiliki negara tersebut. Sejalan dengan itu jika telah menemui
poinnya, maka negara akan merubah alur yang tadinya hanya demi
ingin dicapai sebelumnya. Hal ini diperjelas ketika melihat suatu negara dalam
sebuah kerjasama demi memenuhi kepentingan satu, dua, tiga dan seterusnya.
akan dicapai nantinya. Selain itu negara sebagai aktor utama dalam percaturan
internasional harus memiliki nilai yang menjual dalam arti ada kemampuan
9
Ibid, hal. 68
6
Bargaining is interactive, and requires an actor to take
account of other actors interests even while pursuing its
own.10
sebuah relation.
B. Hubungan Bilateral
tersebut, bukan lagi dari doktrin sebuah negara sebagai peringkat politik
dengan alat-alat kekuatan militer dan perluasan wilayah. Hal itu bukan
menjadi fokus negara saat ini. Negara lebih melirik pada bagaimana
10
Joshua S. Goldstein dan Jon C. Pevehouse. 2010. International Relations. Longman: New York.
Hal.71
7
Rosecrance, dimana kondisi yang terjadi saat ini adalah karakter yang
berubah dan dasar dari produksi ekonomi, yang terkait pada modernisasi.
Di masa lalu penguasaan wilayah dan sumber daya alam yang banyak
adalah kunci kejayaan. Namun dalam dunia saat ini, bukan hal demikian
antara dua pihak. Dalam hal ini terdapat dua aktor yang berperan yang disebut
dengan negara. Aktor disini bukan hanya sebatas pemerintah yang mewakili
negara namun juga dapat berupa instansi atau pihak swasta yang berada dalam
naungan sebuah negara. Hal demikian sejalan dengan kepentingan seperti apa
dan kepentingan seperti apa yang ingin dicapai. Dalam hal ini aktor dapat
8
memperhatikan kesamaan politik, kebudayaan, dan stuktur
ekonomi.11
dilakukan antara Indonesia dan Korea Selatan dalam pengiriman tenaga kerja
militer sebagai security of the state dan juga kerjasama sosial-budaya hingga
pendidikan yang kesemua itu menjadi step-step bagi negara-negara yang terus
ingin maju.
sebelumnya, bahwa negara satu dengan negara lain yang menjalin kerjasama
membuat negara memiliki sifat saling ketergantungan antara satu sama lain.
11
Budiono Kusumohamidjojo. Op.Cit. Hal.48
9
Seperti yang dijelaskan Teuku May juga berpendapat mengenai hubungan
bilateral bahwa;
dalam hal ini bidang keilmuan seperti alih teknologi menjadi kerjasama yang
negara yang melakukan kerjasama negara yang dituju sebagai alih teknologi
negara.
internasional, baik oleh para pelaku negara (state-actor) maupun dari pelaku
bukan negara (non-state actor). Pola hubungan dan interaksi tersebut dapat
12
T. May Rudy. Loc.Cit.
10
ruang lingkup kehidupan manusia itu semakin bertambah dengan memainkan
peranan yang lebih luas dalam dunia sebagai satu kesatuan tunggal.13 Melalui
negara karena tidak adanya sekat yang membatasi. Hal ini demikian
terjalin antara kedua negara. Korea Selatan dan Indonesia merupakan negara
yang saat ini sudah berumur 46 tahun sejak diresmikannya hubungan tingkat
saling mempengaruhi atau adanya hubungan timbal balik diantara kedua belah
pihak atau didalam kedua negara.14 Keuntungan timbal balik yang demikian
jika hasil positif lebih didominasi maka akan terjadi tindakan saling
ketergantungan antara satu sama lain. Begitu juga dengan pembagian tenaga
13
Ibid, hal.5
14
Didi Krisna. 1993. Hubungan Bilateral dan Politik Internasional. Jakarta: Gramedia. Hal.18
11
interdependensi antara negara dan hal tersebut menekan dan mengurangi
konflik kekerasan antara negara.15 Meskipun suatu saat nanti bahwa resiko
terhadap negara modern akan masuk kembali pada pilihan militer, yang
cukup lama, maka secara tidak langsung akan terjadi suatu dinamika yang
bidang lain. Sehingga jika suatu saat dari salah satu pihak akan tidak enggan
kepentingan nasionalnya.
strategi alih teknologi, secara tidak langsung akan memberikan nilai lebih bagi
negara namun disisi lain TKI yang digunakan sebagai muliti-fungsi ini dengan
dimiliki Korea Selatan agar dapat diserap oleh pekerja. Sehingga terciptanya
15
Robert Jackson. 2009. Op.Cit. Hal.148
12
Dalam kerjasama yang menjadi tujuan adalah bagaimana cara
sebuah negara. Melihat kondisi ini kerjasama yang dilakukan antara dua
negara, peran pemerintah meski bukan lagi hal yang utama namun tetap
C. Migrant Worker
istilah migrant worker atau tenaga kerja migran terbagi dalam dua jenis,
tenaga kerja musiman dan tenaga kerja yang menetap. Di Amerika Serikat
misalnya, tenaga kerja migran merupakan seorang pekerja yang bergerak dari
satu tempat ke tempat lain, dimana sering dikatakan sebagai pekerja musiman
kerja migran adalah seorang pekerja migran yang bekerja di luar negara asal
mereka dan menetap untuk jangka waktu yang lebih lama. Hal ini juga sesuai
Serikat yang memiliki banyak tempat, iklim, dan musim, sesuai bagi pekerja
13
musiman sedangkan di negara-negara yang lebih kecil, atau negara-negara
dengan banyak tetangga, lebih banyak orang memilih untuk bekerja di luar
negara asal mereka yang juga dikatakan sebagai tenaga kerja asing.
kerja migran jenis ini diaggap sebagai tenaga kerja migran berketerampilan
rendah atau low-skill. Namun tidak sedikit pula tenaga kerja migran yang
migrant worker is someone who works in a place in which they are not a
citizen. There are many reasons that workers may want to work in one country
Tenaga kerja migran juga terbagi atas dua sektor yaitu, tenaga kerja
migran pada sektor formal dan tenaga kerja pada sektor informal. Pada
meliputi semua pekerjaan dengan jam normal dan upah regular, dan diakui
16
United Nations. 1990. "United Nations Convention on the Protection of the Rights of All
Migrant Workers and Members of Their Families".
http://www.un.org/documents/ga/res/45/a45r158.htm. Diakses pada tanggal 17 Juli pada pukul
19.00 Wita.
14
Sedangkan tenaga kerja migran sektor informal adalah orang-orang yang
bekerja dengan tidak ada pengaturan kontrak resmi. Mereka tidak memiliki
upah reguler maupun manfaat. Mereka bisa menjadi freelancer, atau tenaga
kerja sementara.
15