Anda di halaman 1dari 121

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI


KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA
DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Fransisca Aprilia Widyaningsih

NIM: 111434023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK MENGETAHUI


KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF PEMAHAMAN SISWA
DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Fransisca Aprilia Widyaningsih

NIM: 111434023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Do the best, let God do the rest..

Sing teteken kanthi tekun bakal tekan..

Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan

(Roma 5:4)

Karya ini teristimewa kupersembahkan untuk..

Bapa di Surga yang mengizinkan aku mengalami

proses kehidupan dan setiap pengalaman studi

hingga saat ini. Tuhan Yesus, Bunda Maria yang

setia menemani dan menolong setiap langkah

perjuanganku.

Ibu-Bapak: Pengorbananmu tiada pernah kan

terbalaskan, hanya seuntai kata terima kasihku.

Boni dan Desi :Adik-adik terhebat yang dengan

caranya memberikan dukungan dan motivasi

hidupku.

Almamaterku.

Keluarga, sahabat, teman-teman, semua yang

mendukung, mendoakan terima kasih atas cinta itu.

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan
limpahan kasih-Nya yang selalu tercurah dalam hidupku, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian dengan judul Mind Mapping
Sebagai Alat Evaluasi untuk Mengetahui Kompleksitas dan Komprehensif
Pemahaman Siswa dalam Materi Vertebrata Kelas XA SMA Santo Mikael
Sleman ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak, yang telah berkenan membimbing, memberi
gagasan, dukungan serta motivasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Luisa Diana Handoyo M.Si. yang telah membimbing serta mendampingi
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku kaprodi dan penguji skripsi
yang memberikan banyak masukan untuk penyempurnaan isi skripsi.
3. Ibu Dra. Maslichah Asyari M.Pd. yang telah memberikan inspirasi untuk
penelitian alat evaluasi dan memberikan banyak masukan untuk
penyempurnaan isi skripsi.
4. Bapak Markus Sri Purwantoro S.Pd. yang telah memberikan kesempatan
penulis untuk melakukan penelitian di SMA Santo Mikael Sleman.
5. Ibu Fransiska Galuh Pramesti S.Pd. selaku guru Biologi SMA Santo Mikael
yang telah membantu, memberi dukungan, masukan dan semangat kepada
peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Keluarga besar SMA Santo Mikael Sleman yang memberi kesempatan
penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian, terutama siswa-siswi kelas XA
angkatan 2014/2015 terima kasih atas bantuan dan kerjasama selama kegiatan
penelitian.

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Dosen-dosen Pendidikan Biologi, terima kasih atas semua ilmu dan


kesempatan belajar yang diberikan kepada saya.
8. Seluruh staf administrasi Universitas Sanata Dharma, sekretariat FKIP dan
JPMIPA atas bantuan yang diberikan selama saya menempuh studi
pendidikan.
9. Ibu dan Bapak tercinta, Ibu Bernadheta Mujiati dan Bapak Petrus Salimin
atas segala cinta dan kasih yang selalu tercurah dalam hidupku, pengorbanan
yang tiada pernah dapat ku balas, dukungan doa, semangat, materi sehingga
saya dapat menyelesaikan studi ini.
10. Bonifatius Yuni Setyawan, Natalia Desi Wulandari adik-adik terhebat yang
memberi motivasi, dukungan, semangat. Bersyukur hidup dan bertumbuh
bersama kalian.
11. Planktoners new and big family. Proud of you all.
12. Agnes Ria Setiana yang memberikan inspirasi luar biasa dalam perjalanan
studi terimakasih sahabat kamu hebat!
13. Monica Jatu Triatmawati sahabat dalam komunitas terimakasih.
14. Mikaela Galuh, Novelania, Ricca, Helen, Sr. Ledi, Ervin, Reni, Ancis, Bayu,
Bang Jimmy, Budin, Fani, Claudia, Brigita, Mario, Wayan, Chika, Fenti D,
Chintya, Anny, Nining, Fenti A, Lia Wuryan, Vian, Mita, Mega, Ditya, Dyah,
Eka, Salma, Natry, Nina, Deni, Henny, Tya, Eva, Oshin, Thomas, Roben,
Yudi, Jhon, Bang Febrikeluarga Virion 2011 terimakasih sudah menjadi
teman perjalanan untuk selalu bersama berjuang. Bangga mengenal kalian.
15. OMK Santo Yoseph Medari, terimakasih dalam kegundahan bisa bahagia
bersama teman-teman.
16. Semua pihak yang belum dapat disebutkan.

Peneliti sangat menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca.

Yogyakarta, 26 Juni 2015

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

MIND MAPPING SEBAGAI ALAT EVALUASI UNTUK


MENGETAHUI KOMPLEKSITAS DAN KOMPREHENSIF
PEMAHAMAN SISWA DALAM MATERI VERTEBRATA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN

Fransisca Aprilia Widyaningsih


Universitas Sanata Dharma
2015

Alat Evaluasi konvensional kurang mengakomodasi kecerdasan ganda yang


dimiliki siswa, dan cenderung memaksa siswa untuk belajar hafalan. Penelitian ini
dibuat untuk memberikan alternatif alat evaluasi yang mengakomodasi kecerdasan
ganda siswa dan membangun suasana evaluasi yang menyenangkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah mind mapping dapat digunakan sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa
dalam materi vertebrata. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai 13
Mei 2015 di kelas XA SMA Santo Mikael Sleman.
Ada dua macam data yang diperlukan dalam penelitian ini; yaitu (1) nilai
dari tes pemahaman berupa tes esai dan (2) nilai tes pemahaman dalam pembuatan
mind mapping.Data diuji homogenitas dan normalitas dengan menggunakan
Kolmogorov Smirnov dan homogenitas varian dan menunjukkan data normal
serta homogen sehingga dapat dilanjutkan dengan perhitungan data menggunakan
korelasi Pearson dengan taraf signifikan 0,01.
Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi antara nilai tes pemahaman
dengan membuat mind mappingdan nilai tes pemahaman dengan soal esai.
Korelasi Pearson rxy = 0,780; lebih besar dari nilai kritikal rcrit = 0,561.Siswa
dengan tingkat pemahaman konsep tinggi akan mendapatkan nilai tinggi pula
pada pembuatan mind mapping karena isi yang kompleks dan komprehensif.
Demikian juga dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman rendah, memiliki
nilai pembuatan mind mapping rendah karena isi yang tidak kompleks dan kurang
komprehensif. Penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara
nilai pembuatan mind mapping dan nilai tes pemahaman yang berkorelasi positif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa mind mapping dapat digunakan sebagai alat
evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa.

Kata Kunci : Mind Mapping, Alat Evaluasi, Kompleksitas, Komprehensif,


Vertebrata

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

MIND MAPPING AS AN EVALUATION INSTRUMENT TO FIND OUT


THE COMPLEXITY AND COMPREHENSIVE STUDENTS
UNDERSTANDING ON VERTEBRATA BY 10THA GRADE STUDENT OF
SANTO MIKAEL SLEMAN HIGH SCHOOL

Fransisca Aprilia Widyaningsih


Universitas Sanata Dharma
2015

Conventional evaluation tooldoesnt accommodate multiple intelligent


students have, and inclined student to learn by heart. This research giving
alternative evaluation tool to accommodate multiple intelligent student has and
develop situation happines of evaluation. This research has a purpose to know
whether a mind mapping can be used to measure students complexity and
comprehension about vertebrata lesson. This observation was conducted on May
5th until May 13th in the XA grade of Santo Mikael Sleman senior high school.
There are two kinds of data required in this research;(1) the score of the
comprehension test which is presented in essay form and (2) the score of
comprehension test in mind mapping form. Homogeneity and normality data were
tested using Kolmogorov Smirnov and homogeneity variance test. The results
showed that it were normal and homogenous so that the researcher could
continue data calculation using Pearson correlation with significant value 0, 01.
The result showed that there were correlation between the score of
comprehension test with mind mapping and the score of comprehension test with
essay. Pearson Correlation on rxy = 0,780 is bigger than critical score rcrit =
0,561. Students withhigher understanding concept will get higher score in mind
mapping because its complexity and comprehension. While students with the
lower level of understanding, get lower score in mind mapping because the
content is not complex and comprehensive. This research showedpositive
correlation between mind mapping making and the score of comprehension
test.So that theconclusion of this research is mind mapping can be used to
measure how complex and comprehensive students understanding are.

Keyword: Mind Mapping, Evaluation Instrumen, Complexity, Comprehension,


Vertebrata

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.. .......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Batasan Masalah .............................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7

A. Mind Map ......................................................................................................... 7


B. Alat Evaluasi .................................................................................................... 9
C. Kemampuan Berpikir Siswa .......................................................................... 12
D. Mind mapping sebagai Alat Evaluasi............................................................. 14
E. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 19

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

F. Materi ............................................................................................................. 21
G. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22
H. Hipotesa ......................................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 24

A. Jenis Penelitian............................................................................................... 24
B. Setting Penelitian ........................................................................................... 24
1. Subyek Penelitian.................................................................................... 24
2. Obyek Penelitian ..................................................................................... 24
3. Tempat Penelitian ................................................................................... 24
4. Waktu Penelitian ..................................................................................... 24
C. Treatmen ........................................................................................................ 25
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 25
1. Instrumen Pembelajaran.......................................................................... 26
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: ................................ 26
2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 27
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 31
1. Analisis Statistik ..................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 37

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................................... 37


B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 41
1. Deskripsi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Vertebrata dalam
Mind mapping yang dibuat oleh siswa ................................................... 43
2. Pembahasan............................................................................................. 46
3. Mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa ......... 47
5. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 50

A. Kesimpulan .................................................................................................... 50
B. Saran .............................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

LAMPIRAN .......................................................................................................... 53

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria penilaian mind map ................................................................ 29

Tabel 3.2 Uji Normalitas ...................................................................................... 33

Tabel 3.3 Uji Homogenitas .................................................................................. 34

Tabel 3.4 Perhitungan Korelasi ............................................................................ 35

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Penjelasan Contoh Mind Map ........................................................... 38

Gambar 4.2 Siswa Diskusi Membuat Mind Map .................................................. 39

Gambar 4.3 Siswa Diskusi LKS .......................................................................... 39

Gambar 4.4 Siswa Diskusi LKS .......................................................................... 39

Gambar 4.5 Siswa Presentasi Mind Map .............................................................. 40

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Perizinan Penelitian ............................................................... 54

Lampiran 1.2Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 55

Lampiran 2.1 Silabus Kegiatan Pembelajaran ...................................................... 56

Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................... 59

Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 62

Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 66

Lampiran 2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 69

Lampiran 2.3 Materi Vertebrata ............................................................................ 72

Lampiran 2.4 LKS 1 Teka Teki Silang Reptil ...................................................... 83

Lampiran 3.1 LKS Mind Mapping ........................................................................ 86

Lampiran 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Materi Vertebrata......................... 87

Lampiran 3.3 Instrumen Tes Pemahaman ............................................................. 88

Lampiran 3.4 Kunci Jawab dan Rubrik Penilaian Tes Pemahaman ..................... 89

Lampiran 4.1 Daftar Nilai Siswa Kelas XA ......................................................... 93

Lampiran 5.1 Perhitungan Data dengan menggunakan SPSS 17.0 ...................... 94

Lampiran 6.1 Contoh Mind Mapping Siswa A ..................................................... 97

Lampiran 6.2 Contoh Mind Mapping siswa B ...................................................... 98

Lampiran 6.3Contoh Mind Mapping siswa C ....................................................... 99

Lampiran 7.1 Contoh Hasil Tes Siswa A ............................................................ 100

Lampiran 7.2 Contoh Hasil Tes Siswa B ............................................................ 102

Lampiran 7.3 Contoh Hasil Tes Siswa C ............................................................ 104

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan sebuah proses. Sebuah proses akan terjadi

apabila terdapat input, sistem dan output. Sebuah proses pembelajaran

dikatakan berhasil apabila tujuan yang akan dicapai dari kegiatan

pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Terdapat begitu banyak

faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pembelajaran.

Pembelajaran tidak terlepas dari konten materi yang diajarkan, guru yang

dapat menyelenggarakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM), serta sumber daya siswa serta sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan tersebut, dan masih banyak faktor yang

mempengaruhi proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran merupakan

sebuah siklus. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus

menentukan tujuan yang akan dicapai, kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan, metode yang akan digunakan serta hal-hal lain yang dibutuhkan

agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan

yang diharapkan, dan yang terpenting siswa dapat memahami materi yang

dipelajari dengan baik.

Dewasa ini, kecenderungan guru kurang dapat mengelola siswa, guru

kurang dapat membentuk pola pemikiran siswa. Kedalaman pemahaman

siswa kurang diperhatikan oleh guru. Tuntutan pendidikan dan sistem yang

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

ada di Indonesia terkadang membuat guru hanya berorientasi pada hasil

belajar sebagai indikator keberhasilan. Jika hasil sudah baik maka guru akan

mempertahankan pola belajar yang dilakukan, sebaliknya jika hasil belajar

kurang memuaskan cenderung guru memberikan kepada siswa banyak teori,

soal-soal, supaya informasi dari guru dapat dihafal oleh siswa. Hendaknya

guru menjadi pengolah bahan ajar dan bukan hanya sebagai penyalur

informasi.

Terkadang guru melupakan bahwa siswa memiliki kecenderungan

belajar yang berbeda-beda. Cara siswa belajar dan memahami suatu materi

memiliki perbedaan satu sama lain. Setiap siswa memiliki kecerdasan ganda

dan berbeda antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Mind mapping

dapat mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, dengan mind

mapping siswa secara mandiri menuangkan kreativitas dan kecerdasan

masing-masing. Siswa dengan kemampuan spasial, linguistik dan beberapa

kecerdasan lain dapat dituangkan dalam pembuatan mind mapping.Mind

map dibuat sesuai dengan kreativitas masing-masing orang.

Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

tujuan pembelajaran yang dilakukan. Selama ini, guru menggunakan cara

konvensional untuk menentukan penilaian atas kegiatan pembelajaran yang

dilakukan. Guru melakukan tes, seperti misalnya tes objektif, tes uraian, tes

esai dan lain sebagainya. Cara yang ditempuh guru ini membuat siswa

belajar hafalan, selain itu kurang dapat mengakomodasi kecerdasan siswa

yang beragam. Mind mapping diharapkan dapat memberi variasi alternatif


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

alat evaluasi yang dapat digunakan guru untuk menentukan penilaian dan

melihat tingkat pemahaman siswa dari suatu kegiatan pembelajaran yang

dilakukan.

Mind map merupakan alat bantu berpikir yang menggambarkan

internal pikiran. Mind map membantu membuat catatan yang lebih efektif.

Mind map akan membantu menghubungkan informasi-informasi yang

diperoleh dengan informasi atau hal-hal terkait yang dimiliki sebelumnya.

Mind map dibuat berdasarkan hasil pemikiran dan pola pikir pembuatnya,

oleh karena itu informasi yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran

dan dituangkan dalam mind map akan menggambarkan pemahaman siswa

akan materi tersebut. Dengan demikian mind map dapat digunakan sebagai

salah satu cara evaluasi untuk dapat mengetahui kompleksitas dan

komprehensif pemahaman siswa dalam belajar. Setelah guru mengetahui

dan dapat melihat kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa, guru

dapat mempelajari pola berpikir siswa dan dapat mengolah materi

pembelajaran dengan lebih baik sesuai dengan pola berpikir siswa.

Biologi vertebrata merupakan pokok bahasan yang kompleks.

Pembuatan mind map akan membantu siswa mengasosiasi pemikiran dan

informasinya. Selain itu, guru akan dapat mengetahui kompleksitas dan

komprehensif pemahaman siswa tentang materi biologi vertebrata yang

diajarkan dari mind map yang dibuat oleh siswa.

Sekolah Menengah Atas Santo Mikael memiliki siswa yang terdiri

dari siswa dengan latar belakang sosial masing-masing anak berbeda. Guru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

sudah memfasilitasi dan mengolah pembelajaran dengan baik. Akan tetapi

hasil pembelajaran kadang kurang memuaskan. Nilai siswa hanya mencapai

batas kompetensi ketuntasan minimal. Sangat sedikit siswa yang memiliki

nilai tinggi. Terdapat jarak nilai yang cukup signifikan antar siswa satu

dengan yang lain. Peneliti ingin mengetahui bagaimana kompleksitas dan

komprehensif pemahaman siswa dengan menggunakan mind mapping yang

dibuat siswa sebagai evaluasi dari proses kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan. Diharapkan mind mapping dapat menunjukkan keberhasilan

proses belajar yang dialami siswa dengan melihat keluasan dan kedalaman

informasi yang dituangkan dalam mind mapping.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah Mind map dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui

kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi vertebrata?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini membatasi mind map yang digunakan oleh guru sebagai

alat evaluasi materi vertebrata kelas XA SMA Santo Mikael Sleman yang

dilihat dari:

Komprehensif (keluasan):

Banyak konsep yang dituangkan dalam mind mapping.

Keterkaitan antar konsep


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Menyebutkan contoh

Kompleksitas (kedalaman):

Informasi dari materi yang sudah di pahami sebelumnya.

Memberikan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari

(peran)

D. Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Mind map

dapat menjadi alat evaluasi untuk mengetahui kompleksitas dan

komprehensif pemahaman siswa terhadap materi vertebrata yang diajarkan

oleh guru.

E. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti:

a. Menuangkan pemikiran tentang penggunaan Mind map sebagai alat

evaluasi pemahaman siswa.

b. Mengembangkan dan memperdalam keilmuan terkait penelitian

pendidikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

c. Menyelesaikan tugas akhir perkuliahan sebagai salah satu syarat

memperoleh predikat sarjana pendidikan.

2. Bagi guru :

a. Mendapatkan informasi terkait penggunaan mind mapping sebagai

alat evaluasi pemahaman siswa.

b. Memanfaatkan Mind mapping sebagai alat untuk membantu

mengorganisasi materi yang akan disampaikan, kegiatan

pembelajaran, dan untuk alat evaluasi non-test.

3. Bagi Siswa :

a. Mendapatkan metode belajar yang baru

b. Menumbuhkan kreatifitas berpikir


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Mind Map

Mind map adalah cara yang mudah untuk menempatkan informasi ke

dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah

cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan

pikiran-pikiran. Mind map dapat membantu dalam sangat banyak hal, antara

lain:

Merencana

Memusatkan perhatian

Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

Mengingat dengan lebih baik

Belajar lebih cepat dan efisien

Memungkinkan berfokus pada pokok bahasan

Membantu menunjukkan bagian-bagian informasi yang saling terpisah

Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian

Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkannya

Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang

membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka

pendek dan ingatan jangka panjang (Buzan, 2008).

7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Penelitian ini akan menggunakan mind mapping sebagai alat yang dapat

menjelaskan pikiran-pikiran dari siswa tentang konsep yang sudah dipelajari

sebelumnya.

Menurut Buzan (2008), cara menggambar Mind map akan

mencerminkan cara pikir otak. Mind map adalah alat pikir untuk

membebaskan kekuatan otak: Mind map mencerminkan Mind map internal

otak. Mind map membantu menguatkan peta-peta pikiran di dalam otak,

Mind map sebagai eksternalisasi pikiran-pikiran di dalam kepala. Mind map

adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind

map memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asossiasinya

dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang, seperti yang

secara internal selalu digunakan otak.

Bahan yang diperlukan untuk membuat mind map antara lain: kertas

kosong tak bergaris, pena dan pensil warna. Tujuh langkah dalam membuat

mind map: (1) Ambil kertas dan beberapa pensil warna,sisi panjang kertas

diletakkan mendatar (landscape); (2) gunakan gambar untuk ide sentral; (3)

gunakan warna, warna membaut mind map lebih hidup, menambah energi

kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan; (4) hubungkan cabang-

cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua

dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya; (5) hubungkan dengan garis

lengkung, cabang-cabang melengkung dan organis akan lebih menarik bagi

mata dan tidak membosankan otak; (6) gunakan satu kata kunci untuk setiap

garis. Kata kunci tunggal akan memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

kepada mind map; (7) gunakan gambar, setiap gambar bermakna seribu

kata. Secara umum gambaran membuat mind map: pertama ambil selembar

kertas kosong dan beberapa pena warna. Putar kertas sehingga sisi panjang

terletak mendatar. Ditengah kertas, buat gambar yang menggambarkan

sebuah konsep yang dibuat dalam mind map. Beri label pada gambar

tersebut. Selanjutnya, gambar beberapa cabang tebal yang memancar keluar

dari gambar sentral. Gunakan warna yang berbeda untuk setiap cabang.

Pada setiap cabang, tulis dengan jelas dan dengan huruf besar lima kata

kunci tunggal yang muncul ketika berpikir dengan konsep yang akan dibuat.

Tambahkan gambar-gambar kecil untuk mewakili dan menguatkan ide-ide

anda. Kembali pada cabang-cabang utama, gambar cabang-cabang lanjutan

yang memancar dari setiap kata kunci untuk mengakomodasi asosiasi-

asosiasi yang dibuat. Anak cabang sesuai dengan ide yang ditemukan, tidak

terbatas (Buzan, 2008).

B. Alat Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan

menimbangnya dari segi nilai dan arti. Evaluasi adalah suatu proses bukan

suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari proses evaluasi adalah

sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan

untuk sampai pada pemberian nilai dan arti adalah evaluasi. Membahas

tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian

pertimbangan mengenai kualitas sesuatu. Gambaran kualitas yang dimaksud


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

merupakan konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses

tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam arti

terencana, sesuai dengan prosedur dan prinsip serta dilakukan secara terus

menerus (Arifin, 2009).

Evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok

yaitu: (a) evaluasi pembelajaran, yang digunakan untuk menentukan tingkat

penguasaan tentang materi pembelajaran siswa; (b) evaluasi program untuk

menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang telah

ditetapkan; (c) evaluasi sistem yang utamanya untuk menentukan tingkat

ketercapaian komitmen suatu lembaga terhadap tujuan pokok dan fungsi

lembaga tersebut (Sukardi, 2014).

Menurut Munthe (2009), evaluasi ada tiga bentuk, yaitu tes, non tes,

dan tes alternatif. Dari segi waktu, evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu tes

formatif dan sumatif. Dari segi bentuk, evaluasi terdiri atas tes lisan dan tes

tertulis. Tes tertulis terbagi menjadi dua: tes objektif dan tes subjektif.

Nontes dapat berbentuk observasi, wawancara, angket, dan checklist.

Adapun tes alternatif terdiri atas beberapa macam, antara lain kehadiran,

portofolio, presensi, performa, laporan perkembangan, partisipasi, makalah,

praktik, proposal, project.

Menurut Arifin (2009), secara keseluruhan ruang lingkup evaluasi

pembelajaran adalah sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

1. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran:

a. Domain Hasil Belajar :

Kognitif

Afektif

Psikomotor

b. Sistem Pembelajaran:

Program Pembelajaran

Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil Pembelajaran

c. Proses dan Hasil Belajar

Sikap

Pengetahuan dan Pemahaman

Kecerdasan

Perkembangan Jasmani

Keterampilan

d. Penilaian Berbasis Kelas

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Kompetensi Rumpun Pelajaran

Kompetensi Lintas Kurikulum

Kompetensi Tamatan

Keterampilan Hidup
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

2. Domain dan Alat Evaluasi

a. Domain Kognitif, untuk mnegukur penguasaan kognitif dapat

digunakan tes lisan, tes tertulis, portofolio,dll

b. Domain Psikomotor, alat penilaian untuk mengukur tes penampilan

atau perbuatan dan kinerja, berupa tes identifikasi, tes simulasi.

c. Domain Afektif,dua hal yang harus dinilai yakni kompetensi afektif

yang ingin dicapai dalam pembelajaran meliputi tingkatan pemberian

respons, apresiasi, penilaian dan internalisasi. Kedua, sikap dan minat

peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.

Penelitian ini merupakan uji mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi

domain kognitif.

C. KemampuanBerpikir Siswa

1. Taksonomi Berpikir

Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara

alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, media

yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap obyek yang

memengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur,

mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep,

persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya (Kuswana, 2011).

Hasil berpikir merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui proses

berpikir dan membawa atau mengarahkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran. Hasil berpikir dapat berupa ide, gagasan, penemuan dan pemecahan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

masalah,keputusan, serta selanjutnya dapat dikonkretisasi ke arah

perwujudan, baik berupa tindakan untuk mencapai tujuan kehidupan praktis

maupun untuk mencapai tujuan keilmuan tertentu.

2. Kompleksitas Pemahaman

Kompleksitas menggambarkan proses berpikir yang digunakan otak

untuk menangani informasi. Kompleksitas dan kesulitan adalah dua hal

yang berbeda. Kompleksitas merujuk pada tingkat pemikiran, sedangkan

kesulitan mengacu pada seberapa besar usaha yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu tugas pada setiap tingkatnya. Sebagian meyakini

bahwa hanya siswa berkemampuan lebih tinggi yang dapat mengerjakan

proses-proses pada tingkat menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi

(Sousa, 2012).

3. Pemahaman Komprehensif

Komprehensif menurut kamus besar bahasa Indonesia, bersifat

mampu menangkap (menerima) dengan baik; konten isi luas dan lengkap;

mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas. Berpikir pada level

comprehension (pemahaman) antara lain ditandai dengan kemampuan

menjelaskan konsep, kaidah, prinsip tertentu dengan kemampuan bahasa

sendiri (Munthe, 2009).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

D. Mind mapping sebagai Alat Evaluasi

1. Peta Konsep dan Mind mapping Sebuah Perbandingan

Kartika (1990) menyatakan pemetaan konsep adalah salah satu

strategi belajar mengajar untuk membuat belajar bermakna, sedangkan peta

konsep dapat dipakai sebagai salah satu indikasi taraf pemahaman siswa

akan konsep-konsep yang dipelajari. Dalam aspek pemahaman konsep, hasil

belajar berupa perubahan struktur kognitif pemahaman siswa. Perubahan

struktur kognitif dalam pikiran siswa dapat dilihat dari proses pemetaan

konsep dan peta konsep yang dihasilkannya. Pemetaan konsep merupakan

salah satu srategi yang dapat memberi peluang pada siswa berperan serta

secara aktif dalam proses belajar mengajar.

Belajar bermakna adalah belajar yang di samping dapat mengingat

dan menyatakan kembali definisi dari suatu konsep, prinsip, dan hukum

IPA, juga harus dapat menempatkan pengetahuan yang baru diperoleh

secara tepat dalam jaringan (peta) pengetahuan yang telah dimilikinya, dan

mengetahui hubungannya dengan sebanyak-banyaknya pengetahuan yang

telah dimilikinya. Kedalaman dan keluasan pemahaman seseorang akan

suatu konsep terletak pada banyaknya hubungan dengan konsep lain.

Konsep yang berdiri sendira yang tidak mempunyai kaitan dengan konsep

lain, kecuali tidak fungsional dan tidak penting, juga mudah dilupakan.

Pemetaan konsep merupakan salah satu cara untuk

mengekternalisasikan konsep-konsep yang telah diperoleh beserta


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

hubungannya dan peta konsep merupakan hasil eksternalisasi tersebut. Dari

peta konsep dapat dilihat keutuhan (unity) dari bangunan pengetahuan (body

of knowledge) yang dimiliki. Darinya juga dapat diketahui keluasan

(banyaknya konsep yang dapat ditangkap dari apa yang dipelajari) dan

kedalaman pemahaman (banyaknya hubungan antara konsep-konsep yang

dapat dinyatakan). Dari peta konsep dapat diketahui apakah suatu konsep

dipelajari bermakna atau secara hafalan. Bila suatu konsep yang seharusnya

mempunyai hubungan dengan konsep yang lain, ternyata tidak dapat

diletakkan dalam peta konsep yang telah dimiliki, maka konsep tersebut

dipelajari hanya secara informatif-verbalistik (hafalan).

Hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dapat

dideskripsikan dalam apa yang disebut peta konsep (concept map)atau

jaringan konsep (concept network). Dalam arti luas peta konsep adalah peta

(jaringan, diagram) yang memuat konsep-konsep dan hubungannya. Dalam

arti yang lebih spesifik peta konsep dapat menyatakan hubungan hierarkis

antara konsep yang satu dengan konsep yang lain (Moreire,1987 dalam

Kartika, 1990).

Peta konsep dari suatu bangunan pengetahuan yang sama tidak

tunggal. Bila ada dua orang yang membangun peta konsep tentang teori

yang sama, kiranya tidak dapat diharapkan hasilnya adalah peta konsep

yang sama. Bahkan hampir dapat dipastikan bahwa peta konsep dari kedua

orang itu akan berbeda. Dapat dipastikan demikian karena kekayaan atau

konsep-konsepnya mungkin berbeda; keluasan dan kedalaman akan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

pemahaman konsep dan hubungannya mungkin juga berbeda (Kartika,

1990).

Kartika (1990) mengemukakan bahwa membangun peta konsep

meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi semua

konsep yang akan dipetakan; (2) mengurutkan konsep-konsep tersebut dari

yang paling umum ke yang paling khusus (bila peta konsep akan dibuat

secara hierarkhis); (3) menetapkan hubungan yang mungkin antara konsep

yang satu dengan konsep lainnya dengan membuat garis penghubung dan

menuliskan hubungan tersebut pada garis penghubung tersebut.

Dilihat dari tingkat kognitif, peta konsep memiliki tingkat analisis

yang lebih tinggi dibandingkan dengan mind mapping. Peta konsep

menggunakan kata-kata konsep, intisari dari suatu pokok bahasan yang

dituangkan dalam hierarki. Menurut Munthe (2009), concept map

menggambarkan satu arti hubungan di antara konsep, tingkat dan kualitas

pemahaman si pembuat tentang topik. Sedangkan mind mapping meskipun

hampir sama, tetapi berbeda. Mind mapping menggunakan kata-kata kunci

dari suatu konsep, disusun secara linear, berkembang, sangat variatif, mind

mapping menggambarkan satu asosiasi. Penelitian ini tidak menggunakan

peta konsepkarena memiliki tingkat kognitif yang sangat tinggi,

membutuhkan analisa dan kemampuan pemahaman tinggi akan suatu

materi, penggunaan mind mapping lebih sesuai untuk tingkat kognitif siswa

di lokasi penelitian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

2. Keunggulan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi

Mind mapping akan lebih banyak mengakomodasi kecerdasan siswa,

dan membuat siswa belajar mandiri dan kreatif dalam pengolahan informasi.

Penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi, akan memberikan variasi

alat ukur untuk menentukan penilaian pemahaman siswa terhadap suatu

pokok bahasan yang dipelajari. Secara psikologis, suasana tes akan berbeda

dengan tes konvensional yang biasa dilakukan guru. Siswa menjadi nyaman

dengan kegiatan pembuatan mind map yang dilakukan dan tidak seperti tes

pada umumnya yang menegangkan. Pembuatan mind mapping akan

membantu siswa lebih kreatif, siswa menentukan sendiri isi mind map yang

akan dibuat. Tes konvensional kurang dapat mengakomodasi kecerdasan

ganda yang dimiliki masing-masing siswa, karena tes konvensional

cenderung akan membuat siswa belajar hafalan. Mind mapping akan

mengakomodasi kecerdasan ganda yang dimiliki siswa, sehingga siswa

lebih leluasa mengeksplorasikan pemahamannya dalam mind map yang

dibuat, sehingga guru akan lebih dapat melihat penguasaan siswa akan suatu

materi (Goodnough, 2002).

3. Kelemahan Mind Mapping sebagai Alat Evaluasi

Mind mapping akan dapat mengakomodasi beberapa kecerdasan

ganda yang dimiliki siswa. Tetapi, penggunaan mind map sebagai alat

evaluasi ini secara teknis akan membutuhkan alokasi waktu belajar yang

lebih lama. Siswa harus mengenal mind mapping dengan baik, sehingga saat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

pelaksanaan evaluasi, siswa dapat membuat dengan tepat. Selain siswa yang

harus dipersiapkan untuk terbiasa dengan pembuatan mind mapping, guru

sebagai evaluator harus menguasai sistem penilaian yang digunakan dalam

acuan skoring mind mapping. Rubrik penilaian berbeda dari tes

konvensional yang biasa dilakukan, dan harus selalu disesuaikan dengan

materi yang akan dievaluasi.

4. Menilai Mind Map

Mind map dibuat untuk mengetahui kompleksitas dan komprehensif

pemahaman siswa. Indikator kompleksitas dan komprehensif

pemahaman siswa:

Menunjukkan keluasan suatu materi, semakin banyak aspek dalam

suatu konsep yang dipahami dan dituangkan dalam suatu materi.

Menunjukkan kedalaman, semakin detail sebuah konsep.

Menunjukkan hubungan proposisi, kalimat netral yang menunjukkan

hubungan diantara subyek predikat.

Menyatakan hubungan hierarkis antara konsep yang umum dengan

konsep khusus.

Terstruktur, menunjukkan konsep yang umum dan konsep khusus.

Memuat konsep dunia hewan dan konsep non IPA

Mind map dunia hewan saling berkaitan antar pokok bahasan.

Semakin luas cakupan materi, semakin detail aspek dipahami.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Penilaian mind map

Penilaian mind mapping yang dibuat siswa menggunakan skala ukur

rasio. Skala ini merupakan skala ukur yang paling tepat dan presisi baik

dalam kegiatan penelitian maupun dalam evaluasi program. Alat ukur ini

memiliki fungsi membedakan, memberi peringkat, berjarak sama,

mempunyai titik awal/nol (Sukardi, 2014).

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh Emmy (2007) dalam

penelitian yang berjudul Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif untuk

Mengukur Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika. Hasil

penelitian pendidikan yang dilakukan menunjukkan bahwa peta konsep

dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengukur pemahaman

siswa tentang konsep-konsep fisika yang sedang dipelajari. Peneliti

menggunakan koefisien korelasi yang dihitung dengan rumus product-

moment dari Pearson antara tes hasil pemahaman dengan peta konsep yang

dibuat oleh siswa.

Penelitian lain dilakukan oleh Supatmi (2011) dengan judul Peta

Konsep sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa dalam Belajar

Fisika pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton Tentang

Gravitasi (SMA BOPKRI 1 Yogyakarta kelas XI Semester I). Merupakan

penelitian statistik korelatif. Instrumen yang digunakan adalah tes


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

pemahaman sebagai kontrol dan tes pembuatan peta konsep yang diuji

cobakan. Perbandingan antara hasil tes pemahaman dengan tes peta konsep

dianalisis statistik dengan koefisien korelasi Pearson. Hasil penelitian

menunjukkan adanya korelasi antara tes pemahaman siswa dengan peta

konsep yang dibuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa peta konsep dapat

digunakan sebagai alat evaluasi.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lulut (2011) Peta Konsep

Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada pokok besaran dan

satuan serta vektor oleh siswi-siswi kelas XB SMA Santa Maria

Yogyakarta. Peneliti menggunakan sistem skoring agar variabel bebas

yaitu alat evaluasi dan variabel terikat yaitu pemahaman siswa dapat

terukur. Peneliti menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk

menguji validitas instrumen dengan metode Kolmogorov Smirnov dan

homogenitas varian. Hasil penelitian menunjukkan peta konsep dapat

digunakan sebagai alternatif alat evaluasi untuk mengetahui pemahaman

siswa.

Penelitian yang dilakukan menggunakan mind mapping bukan concept

map. Perhitungan analisis hampir sama dengan penelitian serupa yang

pernah dilakukan. Uji Homogenitas dan Normalitas Varian, kemudian diuji

dengan Korelasi Pearson.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

F. Materi

Animalia/dunia hewan terbagi menjadi dua bagian materi, yakni

invertebrata dan vertebrata. Penelitian akan dilakukan pada materi animalia

khususnya pada materi kelas Chordata yakni Vertebrata. Kelas vertebrata

dibagi menjadi tujuh kelas, Agnatha, Chondrichytes, Osteichytes, Amphibia,

Reptilia, Aves, Mammalia (Prawirohartono, 2007). Materi terlampir pada

halaman 72.

Materi vertebrata memiliki cakupan pokok bahasan yang cukup luas,

materi tersebut membahas kelas-kelas yang ada dalam Subfilum Vertebrata.

Masing-masing kelas memiliki karakteristik, peran, dan banyak contoh

hewan yang dapat ditemukan dalam keseharian siswa. Penggunaan mind

map dirasa tepat untuk membantu siswa memahami materi dengan berfikir

kreatif saat membuat mind map, selain itu juga mind map dapat

menggambarkan pemahaman siswa akan materi vertebrata. Setelah

mempelajari materi Vertebrata ini siswa akan dapat menjelaskan

karakteristik masing-masing kelas, selain itu juga siswa dapat menyebutkan

contoh hewan vertebrata secara spesifik masing-masing ordo. Siswa juga

dapat memberikan contoh peran hewan vertebrata dalam kehidupan sehari-

hari.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

G. Kerangka Berpikir

Evaluasi merupakan kegiatan yang harus ada dalam kegiatan

pembelajaran, dengan evaluasi akan diketahui ketercapaian tujuan,

penggunaan metode, bahan ajar, dan setiap proses yang terlaksana dalam

kegiatan pembelajaran. Melakukan kegiatan evaluasi dibutuhkan alat ukur

atau aktifitas yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian. Saat ini,

banyak penilaian dilakukan hanya dari tes pemahaman siswa. Tes

pemahaman membuat siswa cenderung belajar hafalan, selain itu juga

kurang dapat melihat aspek lain di luar aspek kognitif. Mind map yang

digambarkan oleh siswa, akan menunjukkan kompleksitas dan

komprehensif pemahaman siswa dari materi yang dipelajari, selain itu mind

map akan membuat siswa lebih kreatif karena dibuat berdasarkan pemikiran

yang diolah sendiri. Penelitian akan dilakukan sebagai berikut:

a. Apersepsi pemahaman awal secara lisan.

b. Peneliti akan menjelaskan cara pembuatan mind map

c. Siswa berlatih membuat mind map dari materi/ pokok bahasan yang

sudah pernah dipelajari sebelumnya.

d. Peneliti menyampaikan materi vertebrata dengan metode

pembelajaran beragam, dan menyampaikan materi dengan mind map.

e. Peneliti menugaskan siswa untuk membuat mind map dari materi yang

telah diajarkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

f. Penjelasan materi dilanjutkan pada kelas vertebrata selanjutnya, siswa

diminta membuat mind map sebagai evaluasi seluruh materi vertebrata

yang dipelajari.

g. Diakhir kegiatan, siswa mengerjakan tes pemahaman berupa essai.

Dari kegiatan yang dilakukan akan diperoleh data berupa skor mind

map dan skor tes esai. Kedua hasil akan di analisis secara statistik

menggunakan korelasikan product moment Pearson. Perhitungan dan

analisis statistika akan menunjukkan apakah mind map dapat digunakan

sebagai alat evaluasi.

H. Hipotesa

Mind mapping dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk

mengetahui kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa dalam materi

vertebrata kelas XA SMA Santo Mikael Sleman.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Pendidikan. Gabungan antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif.

B. Setting Penelitian

1. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XA SMA Santo Mikael dengan

jumlah siswa sebanyak 21 siswa.

2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah mind mapping yang menjadi alat evaluasi untuk

mengukur kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi

vertebrata.

3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Santo Mikael Warak, Sumberadi Mlati

Sleman Yogyakarta.

4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian bulan Mei 2015

24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

C. Treatmen

1. Sebelum pembelajaran dilakukan peneliti menjelaskan apa yang disebut

dengan mind map.

2. Peneliti menjelaskan bagaimana cara serta langkah-langkah yang dilakukan

untuk membuat mind map, dengan memberikan contoh mind map dari

konsep sederhana.

3. Peneliti memberikan beberapa bacaan mengenai suatu pokok bahasan yang

menjadi materi ajar hari itu dan meminta siswa membuat mind map dari

pokok bahasan tersebut sebagai latihan.

4. Siswa diminta untuk berlatih membuat mind map, baik secara individu dan

kelompok.

5. Diakhir kegiatan pembelajaran dilakukan tes berupa pembuatan mind

mapping dari seluruh materi vertebrata yang dipelajari dan juga tes

pemahaman berupa tes esai untuk membandingkan antara hasil mind map

yang dibuat dengan tes pemahaman yang dikerjakan siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian (Suparno, 2011). Penelitian ini menggunakan dua macam

instrument, yaitu instrument pembelajaran dan instrument pengumpulan

data.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini meliputi:

a. Silabus

Silabus memuat tentang satuan pendidikan, kelas/semester, mata

pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),

indikator, penilaian, alokasi waktu, materi, dan kegiatan pembelajaran,

serta sumber pembelajaran. Silabus berfungsi sebagai acuan dalam

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus

terlampir pada halaman 56.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang satuan

pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, alokasi waktu, Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, tujuan

pembelajaran, materi ajar, model dan metode pembelajaran, langkah-

langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam

menyampaikan materi, sumber belajar, alat dan bahan, dan penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai acuan

penelitian selama proses pembelajaran. RPP terlampir pada halaman

59.

c. Materi Vertebrata

Masing-masing siswa mendapatkan materi vertebrata. Materi

vertebrata terlampir pada halaman 72.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

2. Instrumen Pengumpulan Data


Terdapat dua jenis instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini,

berupa tes pemahaman dan indikator kompleksitas dan komprehensif

pemahaman siswa dari mind map yang dibuat.

a. Tes

Apersepsi dilaksanakan secara lisan, peneliti menanyakan pemahaman

awal siswa tentang materi vertebrata, kegiatan ini dilakukan untuk

mengetahui konsep-konsep yang mungkin sudah dimiliki siswa terkait

materi yang akan disampaikan. Tes pada akhir pertemuan dilakukan

untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mempelajari seluruh

materi vertebrata. Tes akhir ini dilakukan dalam bentuk tes esai. Tes

esai adalah butir soal yang jawabannya diisi oleh peserta tes dengan

gagasan-gagasan deskriptif dan argumentatif. Jenis tes yang digunakan

gabungan dari tes esai bebas dan tes esai terbatas. Kelebihan tes esai

cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, cocok untuk

mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai konsep/ide dari

berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama. Selain itu, tes esai cocok

untuk mengukur hasil belajar yang mengungkapkan pikiran dalam

bentuk tulis sesuai dengan gaya pikir dan gaya bahasa sendiri (Munthe,

2009).

Instrumen tes pemahaman dibatasi dengan kriteria sebagai berikut: (1)

dapat menjelaskan makna dari konsep, (2) dapat membedakan konsep


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan. Penyusunan

tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menentukan materi pokok

Menentukan indikator

Menentukan kriteria tingkat kognitif

Menyusun kisi-kisi yang memuat soal menurut indikator yang akan

diukur, materi dan kriteria-kriteria pemahaman.

Merumuskan soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun.

Instrumen tes terlampir pada halaman 88.

b. Indikator Mind Mapping

Berdasarkan kategori dalam kajian pustaka yang telah dimodifikasi,

maka ditentukan penilaian mind map sebagai berikut:

Kompleksitas, ditunjukkan dengan semakin banyak aspek dalam

suatu konsep dipahami dan dituangkan dalam mind map. Semakin

banyak aspek yang disebutkan dengan tepat maka akan mendapatkan

skor maksimal 10, kurang lengkap dan kurang tepat sebuah konsep skor

berkurang 2. Kompleksitas dapat ditunjukkan dengan banyak hubungan

antar konsep. Semakin banyak menunjukkan keterkaitan antar konsep

semakin baik. Skor maksimal untuk keterkaitan konsep adalah 5,

semakin sedikit skor berkurang 2. Semakin banyak menunjukkan

contoh dari suatu konsep, merupakan suatu ciri dari keluasan sebuah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

pemahaman. Menyebutkan contoh tepat, masing-masing contoh diberi

skor 1.

Komprehensif menyangkut detail materi dalam suatu konsep.

Menunjukkan informasi terkait konsep jika tepat dan benar skor

maksimal 10. Semakin sedikit informasi yang diberikan, skor berkurang

2. Kriteria penilaian mind map seperti pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Kriteria penilaian mind map

Kategori Kriteria Spesifikasi Skor

Kompleksitas Menunjukkan Menjelaskan secara lengkap


10
(keluasan) secara lengkap dan benar 7 kelas dalam materi
konsep-konsep vertebrata.
dalam suatu Menjelaskan 6 kelas dalam
8
materi. vertebrata secara lengkap dan
benar.
Menjelaskan 4 kelas vertebrata
6
kurang lengkap dan kurang
tepat.
Menjelaskan 2 kelas vertebrata 4
dengan lengkap dan benar.
Tidak menjelaskan kelas
vertebrata. 0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

Kategori Kriteria Spesifikasi Skor

Mengkaitkan Menunjukkan kesamaan ciri


konsep satu yang dimiliki antar kelas dalam 5
dengan konsep vertebrata dengan tepat.
lainnya Menunjukkan kesamaan ciri,
tetapi tidak lengkap dan kurang 4-1
tepat.
Tidak menunjukkan keterkaitan/
kesamaan ciri yang dimiliki 0
masing-masing kelas vertebrata

Menyebutkan Menyebutkan contoh spesifik


contoh masing-masing ordo dengan 1
tepat.

Komprehensif Mampu Menuliskan paling sedikit 3


(kedalaman) menunjukkan informasi terkait materi dengan
detail konsep pengalaman / konsep yang telah 10-6
yang sudah dimiliki sebelumnya; dengan
dipahami tepat.
sebelumnya. Menuliskan paling sedikit 1
informasi terkait penemuan
4-2
yang dimiliki tetapi tidak tepat
dan kurang lengkap.
Tidak menuliskan informasi lain
0
selain materi vertebrata.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

Kategori Kriteria Spesifikasi Skor

Menyebutkan Menyebutkan minimal 6 peran 10-6


kaitan konsep hewan kelas vertebrata dalam
dengan kehidupan sehari-hari secara
kehidupan lengkap dan benar.
sehari-hari Menyebutkan minimal 2 peran
4-2
(peran) beberapa hewan kelas vertebrata
dengan tepat dan benar.
Tidak menyebutkan peran
0
hewan kelas vertebrata dalam
kehidupan sehari-hari

Total Skor Mind Map 40

E. Metode Analisis Data

Hasil penelitian berupa skor mind mapping yang telah dibuat oleh siswa

serta skor dari tes pemahaman.Untuk menunjukkan bahwa hasil kedua uji

pemahaman yang sudah dilaksanakan sama atau berbeda dalam penelitian

ini juga dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji tersebut dilakukan

sebagai syarat dapat dilakukannya analisis korelasi. Uji normalitas yang

digunakan dengan metode Kolmogorov Smirnov, dan uji homogenitas

dengan metode uji homogenitas varian. Kedua skor diolah dengan analisis

statistik yaitu dengan analisis statistik koefisien korelasi Pearson.Hal ini

untuk mengetahui apakah siswa dengan tingkat pemahaman kompleks dan

komprehensif tinggi dalam pembuatan mind map memiliki pemahaman


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

yang tinggi pula dalam tes pemahaman. Menurut Suparno (2011), Koefisien

korelasi Pearson dicari dengan rumusan matematis berikut:

Keterangan:

: skor siswa hasil tes dengan mind map

: skor siswa hasil tes dengan soal esai

1. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari nilai tes pemahaman siswa dan nilai mind

mapping dilakukan perhitungan statistik dengan program SPSS versi 17.0.

Sebagai syarat dilakukan uji korelasi, peneliti melakukan uji normalitas

dengan metode Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas varian.

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari

penelitian memiliki sebaran normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan

statistik uji normalitas yang dilakukan diperoleh hasil seperti pada tabel 3.2

berikut ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

Tabel 3.2 Uji Normalitas

mind mapping Tes


N 20 20
a,,b
Normal Parameters Mean 37.1500 44.2400
Std. Deviation 13.77268 17.29108
Most Extreme Absolute .168 .130
Differences Positive .168 .111
Negative -.144 -.130
Kolmogorov-Smirnov Z .751 .584
Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .885
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Pada kolom variabel mind map diperoleh nilai probabilitas 0.625.

Nilai P 0.625 lebih besar dari P 0.05, sehingga diketahui bahwa variabel

mind mappingdengan 20 sampel adalah normal, memenuhi syarat uji

normalitas. Demikian juga dengan variabel tes pemahaman, diketahui nilai

probabilitas 0.885 lebih besar dari P 0.05, adalah normal, memenuhi syarat

uji normalitas. Kedua variabel memiliki sebaran normal.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari

populasi dengan varian sama atau tidak. Data yang diperoleh dari nilai tes

pemahaman dan nilai mind mapping dihitung dengan statistik uji

homogenitas seperti pada tabel 3.3 dibawah ini:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

Tabel 3.3 Uji Homogenitas

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Data Based on Mean 2.750 1 38 .106
Based on Median 1.925 1 38 .173
Based on Median and 1.925 1 37.407 .173
with adjusted df
Based on trimmed mean 2.716 1 38 .108

Pada hasil perhitungan tes homogenitas varian (test of homogenity of

variance) angka signifikasi untuk probabilitas berdasarkan mean (Based on

Mean) = 0.106 ; berdasarkan median (Based on Median) = 0.173;

probabilitas berdasarkan median dan derajad kebebasan (Based on Median

and With Adjusted df) = 0.173 dan probabilitas berdasarkan Mean yang

telah dipangkas (Trimmed mean) = 0.108. Seluruh probabilitas >0.05, maka

dapat diketahui bahwa data memiliki varian yang homogen atau dengan kata

lain, data berasal dari populasi-populasi dengan varian sama.

c) Uji Korelasi

Uji korelasi Pearson yang dilakukan untuk menunjukkan keterkaitan

antara nilai tes pemahaman dengan nilai pemahaman konsep menggunakan

Mind mapping ditunjukkan dalam analisis pada tabel 3.4 berikut ini:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

Tabel 3.4 Perhitungan Korelasi

Mindmapping Tes
mindmapping Pearson 1 .780**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
Tes Pearson .780** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi tabel korelasi:

Skor 0.780 merupakan angka korelasi pearson dari uji korelasi data antara

mind map dengan tes. Hasil perhitungan korelasi dituliskan robs= 0.780. Dari

hasil uji korelasi diatas dapat diinterpretasikan adanya hubungan antara tes

pemahaman dengan tes pembuatan mind mapping. Koefisien korelasi

bernilai positif, merupakan korelasi satu arah. Semakin tinggi nilai

pembuatan mind mapping, semakin tinggi perolehan nilai tes pemahaman.

Tanda ** di belakang angka koefisien korelasi, berarti angka korelasi

memenuhi kriteria signifikasi 1%, dengan demikian data dapat memenuhi

taraf kepercayaan 95%.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

Berdasarkan probabilitas:

1) Ho: xy = 0 (hipotesis nol); = koefisien korelasi

2) Hi: xy 0. (hipotesis alternatif)

3) Significant level = 0,01

4) Df = derajad kebebasan = N-2 =20-2=18

5) rcrit (koefisien critical) = 0.561 (berdasarkan tabel critical values of

Korelasi Pearson)

6) robs (Perhitungan)= 0.780

7) Kesimpulan: / robs / > / rcrit / = 0.780 > 0.561. Berarti ada korelasi antara

skor tes pemahaman dengan skor tes kemampuan membuat mind

mapping.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Mei sampai 13 Mei 2015 di

SMA Santo Mikael Sleman. Penelitian pada pokok bahasan vertebrata,

dilakukan di kelas XA dengan jumlah siswa 21 orang. Berikut adalah

gambaran pelaksanaan penelitian yang telah peneliti laksanakan:

1. Pertemuan I :Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015,

pembelajaran berlangsung selama 45 menit. Dimulai pukul 09.30-10.15

WIB. Kegiatan pembelajaran diisi dengan pengenalan materi vertebrata dan

disampaikan dengan mind mappingyang peneliti siapkan seperti pada

gambar 4.1. Penjelasan materi dengan mind mappingini dimaksudkan agar

siswa mengenal bentuk mind mapping yang nantinya akan digunakan

sebagai alat evaluasi. Materi pisces dan amphibi disampaikan dalam bentuk

presentasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan siswa berlatih membuat mind

mapping secara mandiri dari materi pisces dan amphibi. Karena

keterbatasan waktu, siswa melanjutkan pembuatan mind mapping sebagai

tugas rumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

Gambar 4.1 Penjelasan contoh mind map

2. Pertemuan II : Pertemuan kedua pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul 08.30-

09.15 WIB dilanjutkan pukul 09.30-10.15 WIB. Sebelum memulai

pelajaran, siswa mengumpulkan mind mapping pisces dan amphibi.

Kegiatan belajar mengajar dilanjutkan materi vertebrata aves dan reptil.

Pada gambar 4.3 dan 4.4 menggambarkan siswa secara berkelompok

mendiskusikan dan mengerjakan lembar kerja dari materi aves dan reptil

berupa teka-teki silang dan analisis gambar. Setelah selesai mengerjakan,

beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Kemudian siswa secara berkelompok membuat mind mappingdari 4 kelas

yang sudah dipelajari seperti pada gambar 4.2. Pembuatan mind mapping

secara berkelompok ini dimaksudkan agar kemampuan siswa dalam

membuat mind mapping setara dan saling melengkapi ide dan gagasan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

Gambar 4.2 Siswa diskusi membuat mind map

Gambar 4.3 Siswa diskusi LKS

Gambar 4.4 Siswa diskusi LKS


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

3. Pertemuan III : Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Mei

2015. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama 45 menit ini di

gunakan untuk menyampaikan materi vertebrata kelas mamalia dengan

presentasi. Dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab materi vertebrata dan

diakhiri dengan peneguhan. Gambar 4.5 menunjukkan siswa sedang

mempresentasikan mind mapping yang dibuat untuk didiskusikan bersama.

Peneliti memberikan informasi akan adanya tes pembuatan mind mapping

dan tes pemahaman.

Gambar 4.5 Siswa presentasi mind map

4. Pertemuan IV :Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

13 Mei 2015. Pukul 08.30-09.15 WIB digunakan untuk siswa mengerjakan

tes mind mapping. Kendala yang dihadapi, keterbatasan waktu membuat

siswa kesulitan menyelesaikan mind mapping sesuai dengan ketentuan yang

diharapkan. Pada jam kedua dilakukan tes pemahaman. Siswa terlambat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

masuk kelas, sehingga waktu untuk mengerjakan tes terbatas. Siswa kurang

maksimal dalam mengerjakan tes pemahaman. Dari 21 siswa yang

mengikuti kegiatan belajar mengajar, seorang siswa tidak mengerjakan tes

mind mapping, sehingga data yang dapat diolah hanya 20.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis memperoleh data yang

meliputi hasil tes pemahaman dengan menggunakan mind mapping dan tes

pemahaman berupa tes esai pada pokok bahasan Vertebrata. Data berupa

nilai yang diperoleh dari masing-masing siswa berdasarkan instrumen yang

ditetapkan.Nilai tes Esai dan Nilai pembuatan Mind mapditunjukkan pada

tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Nilai siswa

No MIND MAP TES


1 32.5 33
2 25 23
3 35 50
4 37.5 29
5 40 41.5
6 22.5 23
7 30 57.5
8 22.5 26
9 37.5 47.5
10 52.5 63
11 55 56
12 42.5 54.5
13 22.5 15.7
14 40 50
15 22.5 18.6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

16 40 54.5
17 14.5
18 63 63
19 70 71.5
20 50 67.5
21 22.5 40

Berdasarkan data diatas diketahui rata-rata nilai mind map38,15 nilai

yang sangat rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal

mata pelajaran biologi di sekolah penelitian yakni 65. Sedangkan rata-rata

nilai tes esai 44,24. Meskipun lebih rendah dari nilai KKM, nilai ini lebih

tinggi daripada nilai mind map. Jika dilihat secara umum, rata-rata nilai

keseluruhan menunjukkan sangat sedikit siswa yang mencapai kriteria

ketuntasan minimal. Hal ini dapat terjadi dikarenakan, input siswa

menengah kebawah dan keterbatasan waktu untuk guru memperdalam

materi, sehingga pokok bahasan kurang dapat dipahami siswa dengan baik

dan optimal.

Data menunjukkan nilai rata-rata tes lebih tinggi dibandingkan nilai

rata-rata pembuatan mind mapping. Ada banyak faktor yang menyebabkan

nilai tes lebih tinggi dibandingkan nilai mind mapping. Siswa belum terbiasa

dengan mind map, sehingga saat tes berlangsung siswa kesulitan untuk

membuat mind map dengan lebih optimal, siswa juga cenderung terpola

belajar hafalan, sehingga saat mengerjakan tes esai dapat mengerjakan

dengan pola hafalan yang dimiliki siswa. Secara keseluruhan dapat di lihat

bahwa siswa dengan nilai mind map tinggi cenderung memiliki nilai tes

yang tinggi pula, demikian juga dengan siswa yang memiliki nilai mind
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43

maprendah mendapat nilai tes yang rendah. Tetapi terjadi tidak konsisten

data, 15 % nilai siswa menunjukkan siswa dengan nilai mind mapping

rendah tetapi memiliki nilai tes yang tinggi. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil evaluasi dengan menggunakan mind

mapping ini, diantaranya selama proses pelatihan membuat mind map siswa

tersebut tidak mengikuti proses dengan baik. Tidak mengerjakan mind map

latihan secara individu maupun kelompok yang diadakan peneliti untuk

melatih siswa menggunakan mind mapping. Selain itu juga, mind map

kurang dapat mengakomodasi kecerdasan dari 15% siswa tersebut.

1. Deskripsi Pemahaman Siswa pada Pokok Bahasan Vertebrata dalam


Mind mapping yang dibuat oleh siswa
a) Kompleksitas

1) Konsep

Kriteria penilaian konsep dilihat dari kemampuan siswa untuk

menunjukkan secara lengkap konsep-konsep dalam suatu materi. 60 %

siswa dapat menyusun mind map dengan menuliskan konsep lengkap dan

tepat dari suatu kelas vertebrata. Sehingga mendapatkan skor maksimal

dari aspek pemahaman konsep. Contoh penilaian konsep dengan nilai

tertinggi dari mind mappingseperti yang ditunjukkan dalam lampiran 6.1,

siswa menyebutkan secara lengkap ciri-ciri yang dimiliki kelas amphibia,

menjelaskan kekhasan habitat, anatomi, morfologi, dan juga menjelaskan

masing-masing ordo dari kelas tersebut.

Siswa dengan skor rendah pada aspek penilaian konsep, siswa

menuliskan ciri umum dari kelas dalam vertebrata dan tidak memberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

penjelasan ciri khas masing-masing ordo. Misalnya hanya menuliskan

ciri kelas amphibi hidup di dua tempat, kulit licin, tidak bersisik. Seperti

dapat dilihat pada lampiran 6.3, siswa memberikan penjelasan umum dan

tidak lengkap, tidak menjelaskan ciri morfologi, anatomi, habitat.

2) Mengkaitkan konsep satu dengan konsep lainnya

Pada kriteria penilaian ini, tidak banyak siswa yang menunjukkan

keterkaitan antar konsep yang dimiliki dari kelas-kelas vertebrata. 20%

siswa menunjukkan kesamaan ciri yang dimiliki antar kelas, misalnya

pada mind mapping lampiran 6.1 siswa menunjukkan perbedaan jantung

yang dimiliki setiap kelas dalam vertebrata,menunjukkan perbedaan ordo

berdasarkan kerangka tulang dalam kelas pisces. Berbeda dengan mind

mapping pada lampiran 6.2 tidak menunjukkan perbedaan setiap kelas

atau ordo yang dijelaskan.

3) Menyebutkan contoh

Sebanyak 55% siswa menyebutkan contoh untuk setiap kelas dalam

vertebrata secara lebih spesifik, memberikan contoh untuk setiap ordo

dan mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

menunjukkan contoh secara umum dari kelas vertebrata tersebut. Seperti

dapat dilihat pada lampiran 6.1, siswa menyebutkan contoh hewan dari

masing-masing ordo dari kelas amphibi mendapatkan skor maksimal

yakni 5 untuk kategori menyebutkan contoh. Berbeda denganmind


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

mapping pada lampiran 6.2 siswa yang menuliskan contoh pada kelas

aves burung merpati dan burung elang. Tidak menunjukkan ordo dari

hewan tersebut. Sehingga siswa mendapatkan skor yang tidak maksimal

sesuai dengan indikator yang telah disusun.

b) Komprehensif

Menyebutkan detail konsep IPA dan kaitan dengan konsep non-IPA.

Kriteria penilaian untuk menunjukkan komprehensif/kedalaman ini

kurang optimal. Siswa dalam membuat mind mapping tidak

menunjukkan kedalaman informasi, kurang menunjukkan informasi lain

diluar konsep-konsep yang terdapat dalam modul. Dari 20 siswa yang

mengerjakan tes mind mapping5% siswa menjelaskan peran dari hewan-

hewan dalam kelas vertebrata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

aspek penilaian komprehensif ini kurang optimal dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya input siswa menengah ke bawah yang dapat

terlihat dari hasil penilaian yang sangat jauh dari KKM yang ditentukan

sekolah. Selain itu, keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang harus

diselesaikan cenderung membangun kebiasaan metode belajar dengan

melulu transfer materi sehingga siswa tidak dibiasakan untuk

mengkaitkan materi / konsep yang diterima dengan konsep sebelumnya.

Siswa kurang memiliki kesempatan untuk berfikir secara mendalam

terhadap suatu konsep.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46

2. Pembahasan
Penelitian tentang mind mapping sebagai alat evaluasi yang

dikorelasikan dengan hasil tes pemahaman dan dihitung secara kuantitatif

diuji dengan uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov dan uji

homogenitas varian, dan dilakukan uji korelasi Pearson menunjukkan hasil

yang signifikan. Artinya ada kaitan antara mind mappingyang dibuat siswa

dengan pemahaman siswa yang dibuktikan dengan tes pemahaman.

Siswa yang memiliki nilai tes pemahaman tinggi cenderung memiliki

nilai tes membuat mind mapping juga tinggi. Berdasarkan indikator

kompleksitas dan komprehensif, siswa yang memiliki pemahaman yang luas

dan mendalam akan memberikan penjelasan konsep masing-masing kelas

dalam vertebrata dengan lengkap dan tepat. Memberikan contoh untuk

masing-masing ordo dengan jelas. Memberikan penjelasan terkait peranan

dari contoh hewan vertebrata yang disebutkan. Menunjukkan kekhasan ciri

yang dimiliki suatu ordo dan perbedaan yang menonjol. Sehingga siswa

akan mendapatkan skor tinggi dalam penilaian mind mappingyang dibuat.

Demikian halnya dengan siswa yang memiliki nilai tes pemahaman rendah,

dalam mind mapping penjelasan ciri khas dari suatu ordo tidak spesifik

siswa hanya menyebutkan ciri-ciri umum dari kelas tersebut, tidak

menyebutkan peran dari hewan vertebrata, menyebutkan contoh beberapa

hewan vertebrata tetapi tidak spesifik dari suatu ordo.

Mind mapping juga dapat menunjukkan ketidakpahaman siswa pada

konsep pokok bahasan vertebrata. Misalnya, siswa memberikan contoh


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47

hewan dari ordo Apoda kelas Amphibia berupa cacing tanah. Hewan dari

ordo apoda yang dimaksud adalah sesilia yang berbentuk seperti cacing,

tetapi siswa beranggapan bahwa sesilia sama dengan cacing tanah.

Penjelasan di atas memperkuat hipotesa peneliti bahwa mind mapping

dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi untuk mengetahui

kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa.

3. Mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi pemahaman siswa


Berdasarkan pengalaman penelitian tentang mind mappingyang

dilakukan di SMA Santo Mikael Sleman, peneliti melihat bahwa siswa

masih asing dengan penggunaan mind mapping dalam pembelajaran

maupun dalam pembuatan catatan. Siswa cenderung lebih sering membuat

catatan berupa paragraf, dan mempelajari materi dengan membaca

modul/buku pembelajaran berupa paragraf. Sehingga diawal penelitian,

menyulitkan untuk menggunakan mind mapping sebagai alat evaluasi.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa dikenalkan dengan mind

mapping dalam kegiatan pembelajaran, juga dengan latihan-latihan. Pada

akhirnya siswa cukup terbiasa membuat mind mapping sehingga peneliti

dapat menggunakan mind mapping sebagai alternatif alat evaluasi.

Terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan dalam penggunaan

mind mapping sebagai alat evaluasi. Berikut keunggulan penggunaan mind

mapping sebagai alat evaluasi:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48

1. Ketika siswa menyusun mind mapping siswa akan menentukan

konsepnya sendiri, siswa mengalami pembelajaran bukan hafalan. Siswa

akan mengalami pengulangan tentang materi yang pernah dipelajari

sebelumnya dan akan menemukan hal-hal baru/ pengetahuan baru.

Sehingga saat pembuatan mind mapping siswa akan memiliki

pemahaman yang semakin mendalam.

2. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Karena siswa

membuat sendiri mind mapping sehingga siswa tidak hanya menerima

materi dalam bentuk hafalan.

3. Pembuatan mind mapping akan meningkatkan kreativitas siswa, siswa

akan menggunakan kata kunci dan simbol yang khas dan membuat siswa

menyusun mind mapping yang unik sesuai dengan pemahamannya.

4. Guru/peneliti dapat menggunakan mind mapping sebagai visualisasi

pemahaman siswa. Sehingga guru dapat mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap suatu materi. Mind mapping juga dapat mengungkapkan

salah konsep yang terjadi pada siswa.

Kelemahan menggunakan mind mapping sebagai alat evaluasi:

1. Penilaian mind mapping lebih sulit dibandingkan penilaian tes.

2. Siswa harus dipastikan memahami pembuatan mind mapping yang

dimaksud sehingga hasil lebih optimal.

3. Pembelajaran dengan mind mapping membutuhkan waktu yang lebih

banyak, terutama bagi siswa yang belum mengenal mind mapping.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49

Penelitian ini terkendala pada alokasi waktu materi vertebrata yang

singkat, sehingga hasil pembuatan mind mapping siswa kurang optimal.

5. Keterbatasan Penelitian
Kegiatan penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:

1. Keterbatasan sampel penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya 21 siswa, dan hanya

20 data yang dapat diolah. Jumlah sampel ini sangat kurang, sehingga

hasil penelitian ini hanya berlaku bagi sampel yang diteliti. Penelitian ini

hanya dilakukan di satu sekolah, belum dapat mewakili gambaran umum

penggunaan mind mapping sebagai alat evaluasi.

2. Keterbatasan waktu

Siswa yang belum terbiasa menggunakan mind mapping membutuhkan

waktu yang cukup banyak untuk mempelajari cara pembuatan, dan

membiasakan menggunakan mind mappingsebagai bentuk catatan.

Sehingga membutuhkan alokasi waktu yang lebih dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan mind mapping.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis data, penggunaan mind mapping

sebagai alternatif alat evaluasi pokok bahasan vertebrata dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Mind mappingdapat dijadikan alat evaluasi untuk mengetahui

kompleksitas dan komprehensif pemahaman siswa pada materi

vertebrata.

Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara skor tes pemahaman

dengan skor pembuatan mind mapping yang dibuat siswa pada pokok

bahasan vertebrata. Korelasi bernilai positif, artinya siswa dengan skor tes

pemahaman rendah memiliki skor mind mapping yang rendah, sebaliknya

siswa dengan skor tes pemahaman tinggi memiliki skor mind mapping

tinggi. Semakin luas dan mendalam pemahaman siswa, semakin dapat

membuat mind mappingdengan skor tinggi dan memiliki skor tes

pemahaman yang tinggi pula.

50
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

B. Saran

Dari hasil penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran dari

berbagai permasalahan yang dijumpai saat melakukan penelitian, yaitu:

1. Memastikan siswa sudah terampil dalam pembuatan mind mapping dari

konsep/ pokok bahasan yang dipelajari.

2. Selanjutnya dapat juga dilakukan penelitian penggunaan mind

mappinguntuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemecahan masalah,

ingatan, dan melihat perbedaan pembuatan mind mapping dengan

variabel yang beragam.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z.M. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind map. Jakarta: Gramedia.
Emmy, S.Y. (2007). Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk Mengukur
Pemahaman Siswa Tentang Konsep-Konsep Fisika. Skripsi: Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Goodnough, K. dan Robin Long. (2002). Mind Mapping A Graphic Organizer for the
Pedagogical Toolbox. Science Scope. 25 (8). 20-24.
Kartika, B.F.Y (1990). Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) dalam Widya Dharma; Vol 1
Kuswana, W.S.M. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lulut, C.M.I. (2011). Peta Konsep Sebagai Alternatif Alat Evaluasi Pemahaman Siswa pada
Pokok Bahasan Besaran dan Satuan serta Vektor oleh Siswi-Siswi SMA Santa Maria
Yogyakarta. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Olivia, F. (2014). 5-7 Menit Asyik Mind mapping Pelajaran Sekolah.Jakarta :Gramedia.
Prawirohartono, S. dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. (2014). Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sousa, D. A. (2012). Bagaimana Otak Belajar. Jakarta: Indeks.
Suparno, P. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Supatmi. (2011). Peta Konsep Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Pemahaman Siswa dalam
Belajar Fisika pada Materi Kelas XI Pokok Bahasan Hukum Newton tentang
Gravitasi (pada SMA BOPKRI I Yogyakarta kelas XI Semester I). Skripsi. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.

52
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN

53
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54

Surat Perizinan Penelitian


Lampiran 1.1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55

Surat Keterangan Penelitian


Lampiran 1.2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN


Lampiran 2.1
Sekolah : SMA SANTO MIKAEL SLEMAN
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/II
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati.
Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan danperanannya bagi kehidupan.
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit

Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi Sumber


Pelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Waktu Belajar
Instrumen Instrumen
Pertemuan I Produk Non Tes Mind Map Terlampir 6 X 45 Prawirohartono,
Karakteristik 1. Guru menyampaikan 1. Menyebutkan pada RPP Slamet dan Sri
Subfilum garis besar materi karakteristik yang Tes Tes Hidayati. 2007.
Vertebrata dan yang akan dipelajari dimiliki subfilum Pemahaman Sains Biologi 1.
Klasifikasinya vertebrata. Bumi Aksara.
pada pertemuan I
2. Menyebutkan Jakarta
meliputi: karakteristik pembagian kelas-
Karakteristik
kelas-kelas SubFilum Vertebrata; kelas hewan dalam Aryulina, Diah
hewan yang karakteristik kelas- subfilum vertebrata. dkk.2010.
termasuk kelas dalam vertebrata 3. Menjelaskan ciri Biology 1B
dalam Pisces: Agnatha, khusus yang Bilingual. Esis-
Subfilum Chondrichthytes, dimiliki oleh kelas Erlangga.
Vertebrata Agnatha, seperkelas Jakarta
Osteichthyes,
Pisces dan
Amphibia. Amphibia.

56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi Sumber


Pelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Waktu Belajar
Instrumen Instrumen
Peran 2. Siswa 4. Menyebutkan
vertebrata mengidentifikasi klasifikasi kelas
dalam karakteristik subfilum Agnatha, superkelas
kehidupan Pisces dan kelas
vertebrata dengan
Amphibia.
kajian literatur. 5. Mengidentifikasi
karakteristik yang
Pertemuan II
dimiliki oleh kelas
1. Materi pembelajaran Reptil, Aves, dan
Mammalia.
meliputi Reptil dan
6. Menjelaskan
Aves. klasifikasi yang
2. Siswa dimiliki oleh kelas
mengidentifikasi Reptil, Aves, dan
karakteristik dan peran Mammalia.
dari kelas Reptil dan 7. Mengklasifikasikan
Aves. hewan yang ditemui
dalam kelas-kelas
vertebrata.
8. Mengkaitkan antar
konsep dan
menunjukkan
informasi lain
terkait konsep yang
dipelajari.

Pertemuan III
Afektif Sosial
1. Materi pembelajaran 1. Mampu bekerja

57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi Sumber


Pelajaran Kompetensi Teknik Bentuk Contoh Waktu Belajar
Instrumen Instrumen
pada pertemuan ke III sama dalam proses
meliputi kelas diskusi kelompok
mammalia 2. Memberikan
pendapat dengan
baik, komunikatif.
3. Terbuka terhadap
pendapat teman.

Karakter Afektif
Pribadi
1. Jujur dalam
mengerjakan tugas.

58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/2

Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan


danperanannya bagi kehidupan.

A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata kelas pisces dan
amphibi.
2. Mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata.
3. Menjelaskan kembali pemahaman dalam mind mapping yang ditampilkan.

Kognitif Proses

1. Mengidentifikasi hewan vertebrata kelas pisces dan amphibi dari gambar.

Psikomotor

1. Menggambarkan kembali informasi dan pemahaman yang diketahui tentang


vertebrata dalam mind mapping.

Afektif Karakter :

1. Teliti dalam mengidentifikasi mind mapping materi pisces dan amphibi.

Afektif Sosial :

1. Menghargai pendapat teman dalam memrepresentasikan mind mapping.

B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan ciri-ciri
vertebrata kelas pisces dan amphibi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60

2. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan


hewan dalam kelas vertebrata.

Kognitif Proses

1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi kelompok hewan


vertebrata.

Psikomotor

1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali


informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari.

Afektif Karakter

1. Melalui pengamatan mind mapping yang dipresentasikan, siswa teliti dalam


memahami materi pisces dan amphibi.

Afektif Sosial

1. Melalui kegiatan representasi mind mapping, siswa dapat saling menghargai


pendapat yang beragam.

C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas pisces, dan amphibi.

D. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.

E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(waktu)
Pendahuluan Apersepsi/ 1. Sebutkan macam-macam ikan!
( 10 menit ) motivasi 2. Beda ikan paus dengan ikan gurame?
Orientasi 1. Dengan PPT menyampaikan tujuan
pembelajaran
Inti ( 30 Eksplorasi 1. Memperlihatkan mind mapping satu
menit ) materi vertebrata.
2. Siswa menjelaskan isi mind map
dengan bahasa sendiri.

Elaborasi 1. Guru memberikan bacaan tentang


materi vertebrata kelas pisces,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(waktu)
amphibi.
2. Siswa membuat mind mapping dari
informasi yang dipahami.
Konfirmasi 1. Guru memberikan peneguhan dari
materi pisces dan amphibi yang
dipelajari.
Evaluasi 1. Guru memberikan pertanyaan terkait
materi pisces dan amphibi.
Penutup ( 5 Rangkuman / 1. Siswa merefleksikan kegiatan
menit ) Refleksi pembelajaran yang sudah dilalui.
Tindak lanjut 1. Siswa menyelesaikan latihan
pembuatan mind mapping.
2. Guru memberikan tugas rumah untuk
mempelajari materi berikutnya yakni
kelas reptil dan aves.

F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta

G. Alat dan Bahan


1. Mind mapping materi pisces.

H. Penilaian
1. Lembar kerja mind mapping.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/2

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan


danperanannya bagi kehidupan.

A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam kelas vertebrata reptil dan aves.
2. Mengelompokkan hewan ke dalam kelas-kelas vertebrata reptil dan aves.
3. Menjelaskan kembali informasi dan pemahaman dari materi vertebrata reptil
dan aves dengan menggambarkannya dalam mind mapping.

Kognitif Proses

1. Mengidentifikasi hewan vertebrata dari ciri / karakteristik yang dimiki serta


gambar yang ditampilkan.

Psikomotor

1. Menggambarkan kembali informasi dan pemahaman yang diketahui tentang


vertebrata dalam mind mapping.

Afektif Karakter :

1. Bekerja sama untuk menyelesaikan pembuatan mind mapping secara


berkelompok.
2. Teliti dalam mengidentifikasi gambar
3. Memiliki daya juang yang tinggi dalam menuangkan pemahamannya dalam
mind mapping.

Afektif Sosial :

1. Peka dan memberikan perhatian atas materi yang disampaikan.


2. Bekerja sama dengan teman, dan menghargai pendapat orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63

B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri hewan
dalam kelas vertebrata reptil dan aves.
2. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan ke
dalam kelas-kelas vertebrata reptil dan aves.
3. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan kembali informasi
dan pemahaman yang diperoleh dari materi vertebrata kelas reptil dan aves
dalam mind mapping.

Kognitif Proses

1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hewan vertebrata


dari ciri/ karakteristik gambar yang ditampilkan.

Psikomotor

1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali


informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari.

Afektif Karakter

1. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping secara berkelompok siswa


saling bekerja sama.
2. Melalui kegiatan yang telah dirancang siswa teliti dalam mengidentifikasi
gambar hewan vertebrata kelas Reptil dan Aves.
3. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat memiliki daya
juang yang tinggi.

Afektif Sosial

1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa peka dan perhatian terhadap materi


yang dipelajari.
2. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat bekerja sama dan
menghargai pendapat orang lain.

C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas reptil dan aves.

D. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64

E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(waktu)
Pendahuluan Apersepsi/ 1. Apa yang diamati dari seekor cicak?
( 10 menit ) motivasi 2. Ayam termasuk kelas? Apa saja ciri
yang dimiliki?
Orientasi 1. Dengan PPT menyampaikan tujuan
pembelajaran
Inti ( 65 Eksplorasi 1. Siswa mempresentasikan mind
menit ) mapping yang telah dibuat.
2. Siswa berdiskusi dalam kelompok
untuk mengerjakan LKS materi reptil
dan aves.
Elaborasi 1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
LKS yang dikerjakan, meliputi materi
vertebrata kelas reptil dan aves.
2. Siswa lain menanggapi presentasi
kelompok lain.
3. Dalam kelompok yang sama, siswa
membuat mind mapping materi reptil
dan aves.
Konfirmasi 1. Guru menanggapi hasil presentasi dan
memberikan peneguhan materi
vertebrata kelas reptil dan aves.
Evaluasi 1. Guru memberikan pertanyaan terkait
materi reptil dan aves.
Penutup ( 15 Rangkuman / 1. Guru memberikan peneguhan dari
menit ) Refleksi materi pisces dan amphibi yang
dipelajari.
2. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilalui.
Tindak lanjut 1. Guru memberikan tugas rumah untuk
membuat mind mapping dari 4 kelas
materi vertebrata yang dipelajari.

F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65

G. Alat dan Bahan


1. Teka-teki Silang Reptil dan Lembar Analisa Aves

H. Penilaian
1. Lembar kerja siswa.
2. Penilaian mind mapping.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/2

Alokasi Waktu : 1 x 45 Menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan


danperanannya bagi kehidupan.

A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan ciri-ciri hewan dalam vertebrata kelas mamalia.
2. Mengelompokkan hewan yang termasuk kedalam kelas mamalia.

Kognitif Proses

1. Mengidentifikasi hewan vertebrata kelas mamalia dari ciri/ karakteristik


yang dimiki serta gambar yang ditampilkan.
2. Mengamati gambar hewan kelas mamalia dengan cermat.

Afektif Karakter :

1. Memberikan perhatian penuh atas materi yang dipelajari.


2. Teliti dalam mengidentifikasi gambar

Afektif Sosial :

1. Menghargai orang lain, saling mendengarkan.

B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah kegiatan pembelajaran, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri hewan
dalam kelas mamalia.
2. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat mengelompokkan hewan ke
dalam kelas mamalia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67

Kognitif Proses

1. Dengan pengamatan gambar siswa dapat mengidentifikasi hewan vertebrata


kelas mamalia dari ciri/ karakteristik gambar yang ditampilkan.
2. Dengan pengamatan gambar, siswa dapat memahami materi dengan cermat.

Afektif Karakter

1. Melalui kegiatan yang telah dirancang siswa memperhatikan materi yang


diajarkan.
2. Melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang, siswa teliti dalam
mengidentifikasi gambar hewan vertebrata kelas mamalia.

Afektif Sosial

1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa memiliki kesadaran untuk


menghargai orang lain, saling mendengarkan.

C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata; kelas mamalia.

D. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran : Mind mapping dan eksplorasi gambar.

E. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(waktu)
Pendahuluan Apersepsi/ 1. Lumba-lumba termasuk dalam kelas?
( 10 menit ) motivasi 2. Kelelawar terbang! Apakah kelelawar
termasuk burung?
3. Apa yang dipikirkan ketika mendengar
kata mamalia?
Orientasi 1. Secara lisan menjelaskan tujuan dari
kegiatan pembelajaran yang akan
dicapai.
Inti ( 30 Eksplorasi 1. Siswa menidentifikasi gambar mamalia
menit ) yang ditampilkan.
2. Siswa menceritakan pemahamannya.
Elaborasi 1. Siswa mempresentasikan pemahaman
terkait materi mamalia.
2. Guru memberikan bacaan terkait materi
mamalia.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(waktu)
Konfirmasi 1. Guru mempresentasikan materi
mamalia, dan mengulang secara
singkat materi vertebrata.
Evaluasi 1. Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan dari kelas vertebrata yang
dipelajari.
Penutup ( 5 Rangkuman / 1. Guru memberikan peneguhan dari
menit ) Refleksi materi vertebrata yang dipelajari.
2. Siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilalui.
Tindak lanjut 1. Siswa diberi tugas untuk latihan
membuat mind mapping dari seluruh
materi vertebrata.

F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta

G. Alat dan Bahan


1. PPT Mamalia

H. Penilaian
1. Lembar kerja siswa.
2. Penilaian mind mapping.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 2.2
Satuan Pendidikan : SMA Santo Mikael Sleman

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : X/2

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Kompetensi Dasar : 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri filum dalam dunia hewan


danperanannya bagi kehidupan.

A. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan kembali informasi dan pemahaman yang diperoleh dari materi
vertebrata kedalam mind mapping.

Kognitif Proses

1. Membuat mind mappinguntuk menuangkan kembali informasi dan


pemahaman yang diperoleh dari pokok bahasan vertebrata.

Psikomotor

1. Membuat kreasi mind mapping berdasarkan pemahaman yang diketahui


dalam materi vertebrata.

Afektif Karakter :

1. Jujur dalam mengerjakan tes pemahaman.


2. Memiliki daya juang yang tinggi dalam menuangkan pemahamannya dalam
mind mapping.

Afektif Sosial :

1. Menghargai diri sendiri, dengan yakin dan percaya diri dalam mengerjakan
tes dan mind mapping.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70

B. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Setelah kegiatan pembelajaran siswa dapat menjelaskan kembali informasi
dan pemahaman yang diperoleh dari materi kelas-kelas vertebrata dalam
mind mapping.

Kognitif Proses

1. Dengan membuat mind mapping siswa dapat menjelaskan kembali


pemahamannya tentang materi dalam kelas-kelas vertebrata.

Psikomotor

1. Dengan menggunakan mind mapping siswa dapat menggambarkan kembali


informasi yang dipahami dari materi vertebrata yang dipelajari.

Afektif Karakter

1. Melalui kegiatan tes pemahaman, siswa jujur dalam mengerjakannya.


2. Melalui kegiatan pembuatan mind mapping, siswa dapat memiliki daya
juang yang tinggi.

Afektif Sosial

1. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa memiliki keyakinan pada diri sendiri,


dan percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.

C. Materi Pembelajaran
Dunia hewan subfilum vertebrata.

D. Model dan Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran : Mind mapping dan Tes pemahaman.

E. Kegiatan

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(waktu)
45 Pembuatan Mind Siswa membuat mind mapping dari seluruh
Mapping materi vertebrata yang telah dipelajari.
45 Tes Pemahaman Siswa mengerjakan tes pemahaman dari
materi vertebrata yang telah dipelajari.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71

F. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. 2007. Sains Biologi 1. Bumi
Aksara. Jakarta
2. Aryulina, Diah dkk.2010. Biology 1B Bilingual.Esis-Erlangga. Jakarta

G. Alat dan Bahan


1. Mind mapping materi vertebrata
H. Penilaian
Penilaian mind mapping.
Penilaian tes pemahaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72

Materi Vertebrata
Lampiran 2.3
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Dalam
sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Chordata
meliputi hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri berikut:

Memiliki notokoord, yaitu korda yang keras tetapi lentur. Notokord


terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang
tubuh membentuk sumbu kerangka.
Memiliki tali saraf tunggal, terletak di bagian dorsal notokord, dan
memiliki ujung anterior yang membesar membentuk otak.
Memiliki ekor yang memanjang ke arah ujung posterior anus.
Memiliki celah faring.

Filum Chordata terdiri dari tiga subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata,


dan Vertebrata. Urochordata dan Cephalochordata tergolong invertebrata.

Subfilum Urochordata (Tunikata): tidak memiliki notochord, tali saraf, dan ekor
saat dewasa; memiliki celah faring

Subfilum Cephalochordata (Lancelet): memiliki notokord, tali saraf dorsal, ekor,


dan celah faring.

Vertebrata

Ukuran dan bentuk tubuh vertebrata beragam dari hanya beberapa milimeter,
misalnya katak beracun, sampai yang berukuran beberapa meter, misalnya paus
biru.

Struktur dan Fungsi Tubuh

Struktur hewan yang tergolong Vertebrata memiliki rangkaian tulang kecil


(vertebra) yang memanjang pada bagian dorsal dari kepala hingga ekor.
Rangkaian vertebra yang disebut tulang punggung ini membentuk sumbu
kerangka menggantikan notokord. Tulang punggung berfungsi menyokong tubuh
serta melindungi tali saraf. Selain adanya tulang punggung, kesamaan ciri lain
pada vertebrata adalah:

Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasang anggota badan, dan ekor
pada sebagian vertebrata;
Kulit tersusun atas dua bagian yaitu epidermis dan dermis dan
menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar, atau tanduk;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73

Endoskeleton tersusun dari tulang atau tulang rawan;


Faring bercelah, yang merupakan tempat insang pada ikan namun pada
hewan darat hanya terdapat pada tingkat embrio, struktur tersebut akan
berkembang menjadi organ dalam seperti jantung;
Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak;
Sistem pencernaan memiliki kelenjar pencernaan, hati, dan pankreas;
Jantung beruang 2 hingga 4;
Darah mengandung sel darah putih dan sel darah merah berhemoglobin;
Rongga tubuh mengandung sistem viseral;
Sepasang ginjal dengan salurannya untuk mengeluarkan zat sisa;
Sepasang gonad pada betina dan jantan.

Habitat

Vertebrata hidup di berbagai habitat di darat maupun di perairan, termasuk laut,


danau, dan sungai.

Klasifikasi

Vertebrata dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan ada tidaknya rahang.


Vertebrata dengan mulut tidak berahang dikelompokkan dalam superkelas
Agnatha, sedangkan vertebrata berahang dikelompokkan dalam superkelas
Gnathostomata.

Superkelas Agnatha

Hewan yang tergolong agnatha berbadan panjang dan ramping seperti belut serta
tidak memiliki rahang. Sekitar 60 spesies Agnatha tercakup dalam Kelas
Cephalospidomorphi (Lamprey) dan Kelas Mycini (hagfish). Lamprey hidup di
perairan tawar dan laut. Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan
mulutnya yang bergigi ke sisi tubuh ikan kemudian mengisap darahnya. Larvanya
memakan partikel makanan di air. Larva lamprey laut hidup di perairan tawar.

Hagfish hanya hidup di laut. Hewan ini tidak memiliki tahapan larva.
Makanannya adalah ikan mati yang diisap dengan mulutnya. Sebagian lainnya
memakan cacing laut. Mulut hagfish tidak bergigi, tetapi memiliki tentakel
peraba.

Superkelas Gnathostomata

Hewan dalam kelompok ini memiliki rahang bersendi yang dapat digerakkan ke
atas dan ke bawah. Hewan yang tergolong Gnathostomata memiliki keragaman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74

ciri yang dibedakan menjadi enam kelas yaitu Chondrichthyes, Ostheichthyes,


Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia.

Beberapa kelas hewan Gnathostomata memiliki kesamaan ciri. Amphibia,


Reptilia, Aves dan Mamalia memiliki dua pasang anggota badan sehingga
digolongkan sebagai hewan tetrapoda. Reptilia, Aves, dan sebagian Mamalia
memiliki telur bercangkang untuk menahan air sehingga digolongkan hewan
amniota.

Kelas Chondrichthyes

Hewan yang tergolong Chondrichthyes memiliki kerangka yang tersusun


dari tulang rawan. Pada sebagian besar kelompok ikan ini, beberapa bagian
kerangka diperkuat oleh butiran berkalsium. Ciri khas lainnya pada
Chondrichthyes adalah:

Mulut yang berahang kuat terletak di badian bawah tubuh;


Celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang memiliki tiga, enam,
atau tujuh celah insang;
Kulit tebal dan kasar karena adanya sisik seperti gigi atau plakoid;
Adanya sepasang pendekap (klasper) pada hewan jantan yang berfungsi
untuk menyalurkan sperma ke kloaka hewan betina;
Usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap makanan
lebih lama;
Hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan;
Fertilisasi terjadi secara internal
Bersifat ovipar, yaitu mengeluarkan telur hasil fertilisasi, atau ovovivipar
yaitu membawa telur hasil fertilisasi di dalam saluran telur selama
perkembangannya hingga menetas.

Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut. Chondrichthyes yang masih
hidup mencakup sekitar 750 spesies, termasuk hiu, pari, dan chimera.

Hiu bertubuh langsing. Sirip ekor bagian atas lebih panjang daripada bagian
bawah. Hiu tidak memiliki kantung udara sehingga kebanyakan spesies terus
berenang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak tenggelam. Hiu juga
memiliki garis lateral pada bagian punggung memanjang dari kepala hingga ekor
berguna untuk mengetahui letak makanannya. Spesies lainnya memendamkan diri
di pasir dan mengambil air untuk pernapasannya melalui sepasang lubang
(spirakel) di atas kepala.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75

Pari memiliki badan pipih. Tubuh pipihnya berperan untuk menyembunyikan diri
di dasar perairan dan untuk menggali pasir mencari makanannya berupa hewan
lunak dan udang-udangan. Beberapa jenis ikan pari memiliki duri pada ekornya
yang seperti pecut untuk melindungi diri. Jenis lainnya menghasilkan sengatan
listrik.

Kelas Ostheichthyes

Kelas Ostheichthyes berjumlah sekitar 30.000 spesies. Ikan kelompok ini


memiliki kerangka yang tersusun dari tulang keras yang mengandung matriks
kalsium fosfat. Ciri-ciri lain yang dimiliki kelompok ikan ini adalah:

Mulut terdapat di bagian depan tubuh;


Memiliki satu celah insang di masing-masing sisi kepala;
Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah;
Kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit;
Memiliki sistem gurat sisi pada sisi tubuh;
Memiliki gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak
bergerak;
Memiliki usus panjang dan ramping;
Fertilisasi terjadi di luar tubuh;
Mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.

Kelompok ikan bertulang keras ini hidup di laut dan pada hampir setiap habitat air
tawar termasuk kolam, sungai, danau, dan rawa.

Ostheichthyes memiliki jumlah spesies terbanyak dibanding kelas vertebrata yang


lain. Ostheichthyes mencakup subkelas Actinopterygii (Yunani, akin= berkas,
pteryg = sirip) dan superkelas Sarcopterygii (Yunani, sarkodes = berdaging).
Sebagian besar ikan yang kita kenal merupakan kelompok ikan Actinopterygii
meliputi sekitar 42 ordo, 431 famili dan 24000 spesies. Actinopterygii memiliki
sirip yang ditunjang oleh duri panjang yang lentur sehingga disebut kelompok
ikan bersirip duri.

Hewan jantan dan betina dari jenis yang sama pada ikan ini tampak berbeda. Jenis
lainnya tidak memiliki sisik sama sekali. Contoh ikan bersirip duri adalah ikan
mas (Cyprinus carpio), ikan cupang (Betta splendes), ikan gurami (Osphronemus
gouramy), ikan badut (Premnas biaculeatus), ikan kakap merah (Lutjanus
bitaeniatus), dan ikan luohan (Cichlasoma sp.).

Sacropterygii memiliki sirip dada dan sirip pelvis yang berotot. Beberapa spesies
menggunakannya untuk berjalan di dasar perairan atau di darat. Ikan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76

termasuk kelompok ini adalah ikan paru-paru (lungfish) dan coelacanth


(Latimeria chalumnae). Ikan paru-paru hidup di rawa dan kolam. Sesuai dengan
sebutannya, kelompok ikan ini memiliki paru-paru untuk bernapas. Ikan ini akan
naik ke permukaan perairan untuk menghirup udara. Jika perairan mengering saat
musim kemarau, ikan paru-paru bersarang dalam lumpur.

Kelas Amphibia

Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini


umumnya hidup di dua tempat, yaitu air dan darat selama metamorfosisnya.
Banyak jenis katak hidup di air saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut
kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki dan bernapas dengan insang.
Selama metamorfosis, dua pasang kaki katak berkembang, sedangkan insang dan
ekornya menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak dewasa hidup di darat
dan bernapas dengan paru-paru. Sebagian besar Amphibia memiliki ciri-ciri
khusus lainnya, yaitu:

Berkulit licin tidak bersisik;


Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm;
Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembab
seperti di bawah daun;
Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.

Tidak semua Amphibia hidup di dua tempat. Beberapa jenis katak, salamander,
dan sesilia ada yang hidup di air dan ada yang hanya hidup di darat. Namun,
sebagian besar Amphibia hidup di dekat air dan tempat yang lembab seperti rawa
dan hutan hujan tropis. Amphibia terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan
Apoda.

Anura mencakup hampir 3500 spesies. Anura memiliki ciri tidak berekor saat
dewasa. Kaki belakangnya yang lebih panjang daripada kaki depan digunakan
untuk melompat. Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap
mangsanya.

Hewan jantan memiliki kantung udara di tenggorokannya yang dapat


mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin. Contoh Anura
adalah katak hijau (Rana signata), katak pohon (Rachoporus sp), dan kodok atau
bangkong (Bufo sp).

Urodela merupakan Amphibia yang memiliki ekor saar larva, muda, maupun
dewasa. Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depan yang
sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis hanya hidup di air,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77

sedangkan yang lainnya hidup di darat. Hewan yang tergolong kelompok ini
adalah berbagai jenis salamander. Baik larva maupun salamander dewasa
merupakan hewan karnivora.

Apoda yang disebut juga sesilia merupakan Amphibia tidak berkaki. Bentuk
tubuhnya seperti cacing tanah atau belut. Larva sesilia sangat menyerupai sesilia
dewasa. Sesilia hidup terutama dengan bersarang dalam lubang di tanah.

Kelas Reptilia

Jenis reptilia mencakup sekitar 7000 spesies. Reptilia (Latin, reptil= melata)
memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi
mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah:

Memiliki kaki dengan lima jari;


Bernapas dengan paru-paru;
Jantung memiliki tiga atau empat ruang;
Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm;
Fertilisasi secara internal;
Menghasilkan telur (ovipar), bercangkang amniotik.

Reptilia hidup di habitat darat dan perairan. Reptilia yang hidup di laut memakan
ganggang laut, ikan, ubur-ubur, dan kepiting. Reptilia mencakup tiga ordo besar
yaitu Chelonia atau Testudines, Squamata atau Lepidosauria, dan Crocodilia.
Chelonia adalah Reptilia yang memiliki cangkang. Cangkang bagian dorsal
disebut karapaks, sedangkan bagian ventralnya disebut plastron. Cangkang
merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi tulang rusuk. Cangkang
berfungsi sebagai pelindung dari pemangsanya. Chelonia yang hidup di laut
contohnya penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys
coriacea) yang memiliki kaki berbentuk dayung untuk berenang. Cangkang
Chelonia laut lebih tipis dibandingkan cangkang Chelonia darat. Contoh Chelonia
darat adalah kura-kura papua (Chelonia novaeguinaeae). Chelonia termasuk
hewan yang berumur panjang. Umur penyu hijau dapat mencapai 200 tahun.

Squamata adalah Reptilia yang umumnya memiliki kulit bersisik. Reptil yang
termasuk golongan ini adalah kadal dan ular. Kadal memiliki sisik yang licin dan
berbentuk membulat. Tubuhnya berkaki empat dan memiliki ekor. Kadal
merupakan Reptilia paling banyak jumlahnya, mencakup kadal bertubuh kecil
seperti kadal kebun (Mabuya multifasciata), cecak dinding (Cosymbotus
platyurus) dan bunglon kebun (Bronchocela jubata), hingga kadal bertubuh besar
seperti komodo (Varanus komodoensis).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78

Ular tidak memiliki kaki dan bertubuh panjang. Seperti kadal, ular memiliki sisik.
Tulang rahang ular bersambungan secara longgar sehingga memungkinkan
menelan mangsa yang lebih besar daripada tubuhnya. Gigi di mulut ular tidak
memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya
selama menelan. Ular berbisa memiliki sepasang gigi tajam untuk menyuntikkan
bisa ke mangsanya. Lidah ular dapat dijulurkan untuk merasakan lingkungannya.
Lidah tersebut dapat membantu ular mengenali partikel yang ada di udara. Ular
juga memiliki kepekaan terhadap getaran. Jenis ular tertentu memiliki kepekaan
terhadap suhu sehingga bisa membedakan benda hidup dan benda mati. Sebagian
jenis ular bersifat ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk. Contoh
ular adalah ular sendok (Naja sumatrana), ular kobra (Ophiophagus hannah), dan
ular sanca (Phyton sp).

Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempeng tulang
yang disebut skuta. Tidak seperti pada ular, sisik pada Crocodilia rontok satu
persatu. Buaya memiliki ekor tebal berotot. Kaki depannya berjari lima,
sedangkan kaki belakang berjari empat, sebagian jari berselaput untuk berenang.
Lubang hidung terletak di ujung monongnya yang memungkinkannya untuk
bernapas saat di dalam air. Jantungnya beruang empat dan memiliki pori di antara
bilik kiri dan kanan. Contoh spesies buaya adalah buaya muara (Crocodylus
porosus).

Kelas Aves

Kelompok Aves mencakup 10.000 jenis. Aves atau burung memiliki bulu yang
terbuat dari keratin. Bulu pada sayap berperan untuk terbang. Selain bulu, ciri-ciri
lain pada burung adalah:

Berparuh dari bahan keratin;


Tidak bergigi meskipun fosil burung yang sudah punah menunjukkan
adanya gigi;
Memiliki empedal untuk menghancurkan makanan;
Lambung berotot besar;
Bernapas dengan paru-paru;
Jantung memiliki 4 ruang;
Memiliki kantung udara;
Indera penglihatan sangat tajam;
Fertilisasi secara internal;
Bertelur sehingga tergolong gewan ovipar, dengan ciri telur bercangkang
dan kuning telur besar.
Mengerami telurnya dan merawat anaknya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79

Aves hidup di darat, meskipun sebagian berdifat arboreal (mendiami pohon-


pohon). Jenis tertentu, seperti penguin, hidup di daratan kutub, namun mencari
makanan dengan berenang di laut. Jenis lainnya juga mencari makanan di danau
dan perairan air tawar lain, contohnya bebek.

Aves mencakup 30 ordo yang bervariasi. Kelompok vertebrata berbulu ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuan terbangnya yaitu
karinata dan ratita.

Burung yang tergolong karinata memiliki lunas pada tulang dada (carina). Lunas
berfungsi menyokong otot dada selama terbang. Pada penguin contohnya pinguin
getoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot
dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan. Hampir 60% spesies
burung karinata adalah ordo Passeriformes atau burung bertengger. Burung
bertengger memiliki jari kaki yang dapat mencengkeram dahan pohon. Contoh
burung karinata yang bertengger adalah burung layang-layang besar (Hirundapus
giganteus), burung merpati (Columba livia), burung pipit (Anthus sp), burung
dara, dan berbagai burung pengicau. Burung layang-layang adalah burung yang
paling cepat terbangnya yakni dapat terbang 170km/jam. Ayam tergolong
karinata.

Burung yang tergolong ratita tidak memiliki lunas pada tulang dadanya dan
biasanya tidak terbang. Tulang dadanya juga tidak sebesar tulang dada burung
karinata. Burung unta (Struthio camelus), kiwi (Apteryx australis), dan emu
(Dromaius novaehollandiae) adalah contoh burung ratita.

Kelas Mamalia

Kelompok Mamalia mencakup sekitar 5000 spesies. Hewan-hewan tersebut


semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya. Susu dihasilkan oleh
kelenjar susu (mammae) yang terdapat di daerah perut atau dada. Mamalia disebut
juga hewan menyusui karena menyusui anaknya. Selain memiliki kelenjar susu,
Mamalia juga berambut atau berbulu serta memiliki tiga tulang pada telinga
tengah. Ketiga ciri tersebut tidak dimiliki vertebrata lain. Pada paus dan lumba-
lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya. Rambut
mamalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut Mamalia memiliki
fungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi panas tubuh dengan lingkungan, sebagai
indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun
sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi diri dari
pemangsa dan untuk membedakan kelamin.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80

Tiga tulang pada telinga tengah terdiri atas tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggurdi. Ketiga tulang tersebut berperan dalam pendengaran, yaitu
meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke gendang
telinga dalam.

Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mamalia adalah:

Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk;


Rahang bawah tersusun dari satu tulang;
Bernapas dengan paru-paru;
Jantung memiliki 4 ruang;
Diafragma di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu
pernapasan;
Otak yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain;
Menggunakan energi metabolismenya untuk menjada suhu tubuh tetepa
konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm;
Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh betina;
Melahirkan anak sehingga termasuk hewan vivipar.

Mamalia hidup di berbagai habitat baik di darat maupun di perairan. Mamalia ada
yang hidup di kutub, gurun, hutan tropis, sungai, dan laut. Beberapa spesies
menyelam ke lautan dalam untuk mencari makanan. Kelompok Mamalia tertentu
merupakan hewan arboreal yang hidup di atas pohon dan di atas tanah.

Meskipun memiliki kesamaan ciri tertentu, anggota kelas Mamalia sangat


beragam. Mamalia terkecil antara lain spesies dari kelompok kelelawar kecil,
yaitu Craseonycteris thonglongyai yang beratnya hanya tiga gram. Mamalia
terbesar adalah paus biru (Balaenoptera musculus) yang dapat mencapai panjang
27 meter dan berat 190 ton. Struktur tubuh Mamalia sesuai dengan cara hidupnya,
yaitu ada Mamalia yang berenang, terbang, meluncur, berlari, melompat, atau
menggali. Mamalia terdiri atas 26 ordo dibedakan menjadi tiga kelompok utama,
yaitu Mamalia bertelur (prototheria), Mamalia berkantung (metatheria), dan
Mamalia berplasenta (eutheria).

Kelompok prototheria bertelur sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang


di dalam telur menggunakan kuning telur sebagai sumber makanan. Setelah telur
menetas, anak hewan ini menghisap susu dari rambut induknya karena induk tidak
memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan dalam ordo Monotremata,
contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan ekidna (Tachyglossus
sp.)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81

Kelompok metatheria melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal
sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang
masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Bayi
kanguru tersebut merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut
marsupium. Di dalam marsupium embrio menyusu pada puting susu dan
mengalami perkembangan selanjutnya. Hewan ini digolongkan dalam ordo
Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp),
koala (Pucadelphys andinus).

Kelompok eutheria melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan


perkembangan embrionik di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi
dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut Mamalia
berplasenta. Sebagian besar ordo dalam Mamalia tergolong Mamalia berplasenta.
Ordo-ordo utama dari Mamalia Eutheria diuraikan berikut ini

Ordo Insectivora adalah kelompok Mamalia pemakan serangga. Tikus


mondok dan landak adalah contoh hewan pemakan serangga.
Ordo Chiroptera adalah kelompok Mamalia yang memiliki selaput kulit
(kaki depan dan kaki belakang) misalnya kelelawar. Struktur ini
membentuk sayap untuk terbang yang merupakan modifikasi dari kaki
depan dengan 4 jari. Sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal,
yaitu mencari makanan pada malam hari. Selain sebagai pemakan
serangga, beberapa spesies memakan buah-buahan dan bertebrata kecil
seperti katak, tikus dan burung. Jenis lain yaitu kelelawar vampir
menghisap darah Mamalia lain.
Ordo Lagomorpha mencakup Mamalia yang memiliki gigi seri seperti
pahat, misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada
kaki depan. Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.
Ordo Perissodactyla mencakup Mamalia yang memiliki jumlah jari kaki
ganjil. Jika jari kakinya lebih dari satu, jari tengahnya lebih besar dari jari
lain. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbifora. Contoh
kelompok Mamalia ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu,
tapir (Tapirus indicus) dan badak Sumatera (Dicerorchinus sumatrensis).
Ordo Artiodactyla mencakup Mamalia yang memiliki jumlah jari kaki
genap. Hewan ini juga herbivora. Contohnya: kambing, domba (Ovis
aries), babi (Sus sp.) rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa
camelopardalis).
Ordo Sirenia adalah Mamalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai
depan mirip sirip dan tidak memiliki kaki belakang. Ekor besar dan pipih
horizintal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang. Sirenia
merupakan Mamalia bertubuh besar dan tidak berambut. Rambut kasar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82

hanya terdapat sekitar moncongnya. Contoh Sirenia adalah duyung atau


dugong (Dugong dugong).
Ordo Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai. Hewan yang
termasuk kelompok ini adalah gajah Sumatera (Elepans maximus). Belalai
gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan
dan minum. Kulitnya longgar dan tebal. Gajah jantan memiliki gigi
memanjang yang disebut gading.
Ordo Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip
dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan
memiliki lapisan tebal lemak untuk insulasi. Lumba-lumba hidung botol
(Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus
pembunuh (Orcinus orca) adalah Mamalia yang termasuk Cetacea.
Ordo Carnivora adalah kelompok Mamalia yang memiliki gigi dan kuku
yang tajam untuk menangkap dan membunuh mangsanya. Kelompok
Mamalia ini disebut juga Mamalia pemakan daging. Mamalia yang
termasuk Carnivora adalah anjing (Canis lupus familiaris), kucing (Felis
silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera
leo) dan anjing laut (Canisformia pinniped).
Ordo Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat. Sepasang gigi di rahang
atas dan di rahang bawah. Gigi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus
menerus. Contoh Rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus, landak, dan
mencit.
Ordo Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata
menghadap ke depan, dan korteks serebral berkembang baik. Kelompok
Primata adalah pemakan segala (omnivum). Contoh Primata adalah
monyet (Macaca fascicularis), orang utan (Pongo pygmaeus), dan lutung
jawa (Trachypithecus auratus). Manusia (Homo sapiens) digolongkan
dalam Primata, berdasarkan karakteristik fisiknya.

Peran vertebrata dalam kehidupan Manusia

Vertebrata dimanfaatkan manusia dalam berbagai hal, misalnya sebagai berikut:

Sebagai sumber bahan makanan, misalnya daging, telur ayam, dan susu
sapi.
Sebagai bahan baku industri tekstil, misalnya pemanfaatan rambut domba
untuk dijadikan wol.
Sebagai objek penelitian.
Sebagai hewan peliharaan, misalnya kucing, kelinci, burung dan
anjing.Namun, beberapa jenis vertebrata ada yang merugikan manusia
misalnya tikus. Tikus dapat menjadi hama tanaman pertanian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83

Lampiran 2.4

LKS 1 Teka Teki Silang Reptil


1
2 4 6
2 2
1 3 8

1
6
9
3 5 8
4

5
10

10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84

Mendatar Menurun
1. Reptilia berarti.. 1. Kaki reptil... jari.
2. Berfungsi mencegah kekeringan tubuh 2. Reptil bernapas dengan..
reptil.. 3. Suhu tubuh sesuaikan lingkungan..
3. Cangkang telur reptil... 4. Reptilia bercangkang...
4. Komodo... 5. Contoh Chelonia darat...
5. Chelonia laut penyu hijau Chelonia.. 6. Reptilia bersisik...
6. Ular Sanca.. 7. Cicak dinding..
7. Squamata tidak berkaki.. 8. Berfungsi untuk memegang mangsa
8. Ophiophagus hannah.. atau menyuntikkan bisa..
9. Reptilia bersisik tebal.. 9. Beruang empat dan terdapat pori yang
10. Buaya muara.. membatasi bagian kanan dan kiri..
10. Lempeng tulang yang memperkuat
sisik crocodilia..

Meski tubuh kami kecil,


kami bisa bisa terbang
lo..
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85

Kenapa ya kok aku


gak bisa
terbang...padahal
tubuhku besar
lo...???

kami juga loh,


gak bisa
terbang...Tapi
bisa berenang..

Berdasarkan gambar diatas, diskusikan bersama kelompok: karakteristik aves, dan


pengelompokkan aves!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86

LKS Mind Mapping


Lampiran 3.1
1. Siapkan kertas HVS - Posisikan landscape
2. Cermati dan pahami bacaan yang disediakan.
3. Tulislah kata-kata kunci dari konsep yang dipahami.
4. Buatlah dalam mind map informasi yang diperoleh dan dipahami.
a. Tulislah konsep umum pada bagian tengah dari kertas, misal judul
vertebrata.
b. Buatlah cabang-cabang untuk informasi yang akan disampaikan,
misalnya cabang-cabang ditulis kelas dalam vertebrata.
c. Pada setiap cabang, buat percabangan untuk informasi lain dalam kelas
tersebut. Misal karakteristik, contoh hewan, peran, dll
d. Berikan informasi selengkap mungkin, kaitkan dengan informasi yang
mungkin sudah dimiliki sebelumnya.
e. Beri tanda khusus untuk konsep penting. Misal dengan huruf kapital,
warna lain, gambar, simbol, dsb.
5. Selamat mencoba membuat mind map. Buatlah mind map sesuai dengan
informasi yang dipahami dan tuangkan kreativitasmu!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87

Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Materi Vertebrata


Lampiran 3.2

Soal
No Indikator
CI CII CIII CIV CV C VI
1. Menjelaskan karakteristik hewan 1
vertebrata secara umum.
2. Menjelaskan peran hewan pada setiap 10
kelas dan menyebutkan contoh hewan dari
setiap kelas.
3. Menguraikan ciri khas dari ordo dalam 2
kelas Pisces dan menemukan contoh dari
hewan kelas tersebut.
4. Mengetahui kekhasan yang dimiliki ordo 5
Chelonia kelas Reptilia.
5. Menganalisis karakteristik yang dimiliki 6
ordo dalam kelas Reptilia.
5. Menjelaskan ciri khas yang dimiliki kelas 4
Amphibi, contoh dari setiap ordo.
6. Menganalisis karakteristik suatu ordo 7
dalam kelas aves.
7. Menganalisis karakteristik ordo dalam 3 8 9
kelas Mammalia.
Jumlah Soal 10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88

Instrumen Tes Pemahaman

Lampiran 3.3

1. Vertebrata terbagi menjadi beberapa kelas, sebutkan! Jelaskan karakteristik


masing-masing kelas, dan berikan contohnya!
2. Saat menyelam di laut timor, Candra menemukan hewan seperti dibawah ini

Hewan tersebut tergolong dalam ordo apa? Uraikanlah ciri khas yang
dimiliki ordo tersebut!
3. Manusia, Gajah, dan Lumba-lumba secara morfologi nampak sangat
berbeda. Mengapa ketiganya termasuk dalam kelas Mamalia? Tergolong
dalam Ordo apa saja ketiga hewan tersebut?
4. Ordo dalam kelas Amphibia adalah Anura, Urodela, dan Apoda. Jelaskan
ciri khas dari masing-masing ordo dan berikan contoh hewan dari ketiga
orda tersebut!
5. Modifikasi dari tulang belakang dan tulang rusuk menjadi cangkang
pertahanan diri, dimiliki oleh kelas Reptilia. Ordo apa yang memiliki
kekhasan tersebut? Berikan contoh hewan yang termasuk dalam ordo
tersebut!
6. Jelaskan mengapa ular dan buaya termasuk kedalam kelas Reptil!
7. Berdasarkan kemampuan terbang, burung Unta tergolong ordo ratita.
Samakah dengan burung penguin? Berikan alasannya!
8. Kelelawar dan Kanguru meskipun memiliki ciri morfologi yang sangat
berbeda, tetepi keduanya termasuk dalam kelas yang sama. Termasuk dalam
kelas apakah kedua hewan tersebut? Mengapa demikian? Berikan
penjelasanmu!
9. Platipus berkembangbiak secara Ovipar (bertelur), dan termasuk dalam
kelas mamalia. Benarkah kalimat tersebut? Berikan penjelasannya!
10. Berikan minimal 3 contoh dari masing-masing kelas dalam vertebrata dan
sebutkan peran dari hewan tersebut!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89

Kunci Jawab dan Rubrik Penilaian Tes Pemahaman


Lampiran 3.4

Kunci Jawab Skor 10 Skor 5 Skor 3


1. Vertebrata terbagi kedalam Siswa Siswa Siswa hanya
tujuh kelas: Agnatha (ikan memberikan menyebutkan menberikan
tidak bertulang) ;Superkelas jawaban secara contoh dengan contoh pada
Gnathostomata meliputi kelas lengkap, tepat pada masing-
Chondrichthyes (ikan menyebutkan setiap kelas, maisng kelas,
bertulang rawan); Osteichthyes ciri khas ciri khas dari tanpa
(ikan bertulang sejati); masing-masing ketujuh kelas menjelaskan
Amphibia, Reptilia, Aves, dan kelas dengan kurang ciri khas dari
Mamalia. Agnatha: bertubuh benar dan lengkap atau kelas
ramping seperti belut tidak memberikan kurang tepat. vertebrata.
berahang; contoh Hagfish dan contoh dengan
Lamprey. Chondrichthyes: tepat.
ikan bertulang rawan, contoh
hiu dan pari. Osteichthyes
ikan bertulang sejati, ikan
gurame, nila dll. Amphibia:
umumnya hidup di dua habitat,
eksoterm, ovipar tidak
bercangkang. Contoh katak,
salamander. Reptilia: hewan
melata, kulit bersisik keratin,
bernapas dengan paru-paru.
Contoh ular, buaya. Aves:
berbulu keratin, berkantung
udara, bernapas dengan paru-
paru, ovipar. Burung Unta,
Burung Merpati.
Mammalia:memiliki kelenjar
susu (mammae), pada tulang
telinga berambut yang tersusun
atas protein dan keratin,
vivipar. Contoh manusia,
kelelawar.
Kunci Jawab Skor 6 Skor 4 Skor 2
2. Hewan tersebut adalah Hiu. Siswa Siswa Siswa
Termasuk dalam kelas Pisces menyebutkan menyebutkan menyebutkan
Ordo Chondrichthyes, karena nama hewan, nama hewan, nama hewan,
hewan tersebut memiliki ciri- menuliskan menuliskan menuliskan
ciri bertulang rawan, memiliki ordo dengan ordo dengan nama ordo
mulut dibagian bawah tubuh, tepat dan tepat, dan tidak
berkulit tebal, memiliki tiga memberikan memberikan memberikan
celah insang. penjelasan beberapa ciri. penjelasan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90

karakteristik ciri khas dari


dari ordo ordo tersebut.
tersebut.
Kunci Jawab Skor 10 Skor 6 Skor 4
3. Manusia termasuk mamalia Siswa Siswa Siswa hanya
Ordo Primata, memiliki ibu memberikan memberikan menjelaskan
jari yang dapat menyentuh ibu penjelasan penjelasan mengapa
jari lain, mata menghadap ke dengan dengan ketiga hewan
depan. Contoh manusia (Homo lengkap dari lengkap dari tergolong
sapiens), Monyet (Macaca ketiga ordo, kedua ordo mamalia
fascicularis). dan mengapa Eutheria
Gajah termasuk dalam Ordo memberikan ketiga hewan dengan tepat,
Proboscidea, bertubuh besar alasan dengan tersebut tetapi tidak
berotot serta berbelalai. tepat ketiga tergolong menjelaskan
Lumba-lumba termasuk hewan mamalia karakteristik
mamalia ordo Catacea, bentuk tergolong Eutheria. masing-
tubuh menyerupai ikan. mamalia masing ordo.
Eutheria.
Kunci Jawab Skor 6 Skor 4 Skor 2
4. Anura saat dewasa tidak Siswa Siswa Siswa
memiliki ekor, kaki belakang menjelaskan menjelaskan menjelaskan
lebih panjang dari kaki depan ketiga ordo kedua ordo satu ordo
untuk melompat, lidah besar dengan tepat dengan tepat dengan tepat
dan lengket untuk menangkap dan dan dan
mangsa. Contoh hewan, katak memberikan memberikan memberikan
hijau, bangkong. contoh hewan contoh hewan contoh
Urodelaamphibia berekor, dengan benar. dengan benar. dnegan
baik saat larva, muda, maupun benar.
dewasa. Tubuh silinder,
ukuran kaki depan dan
belakang sama, contoh
salamander. Apoda amphibia
tidak berkaki. Contoh sesilia.
Kunci Jawab Skor 4 Skor 2 Skor 0
5. Contoh hewan Chelonia Menyebutkan Menyebutkan Siswa tidak
bercangkang adalah penyu dua contoh2 contoh memberikan
hijau (Chelonia mydas) dan dengan tepat dengan jawaban yang
kura-kura papua (Chelonia beserta nama tepat,tetapi tepat.
novaeguinaeae) ilmiah. tidak
menyertakan
nama ilmiah.
Kunci Jawab Skor 5 Skor 3 Skor 1
6. Ular dan buaya termasuk Siswa Siswa Siswa
dalam kelas Reptil, karena menyebutkan menyebutkan menjawab
keduanya melata, bergerak alasan dengan kata melata tetapi tidak
dengan perut dan kaki perut. tepat. dalam tepat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91

Keduanya bersisik. penjelasannya


Kunci Jawab Skor 5 Skor 3 Skor 1
7. Burung Unta termasuk aves Siswa Siswa Siswa
tipe Ratita, tidak memiliki menjelaskan menjelaskan menjawab
lunas pada tulang dada, karinata dan karinata dan tetapi kurang
sehingga ukuran tulang dada ratita dengan ratita, kurang tepat.
lebih kecil. Biasanya tidak bisa tepat, tepat.
terbang, contoh burung unta, memberikan Memberikan
Kiwi. Sedangkan pinguin contoh yang contoh yang
termasuk Karinata karena tepat tepat.
memiliki lunas pada tulang
dada. lunas berfungsi untuk
menyokong otot dada saat
berenang (pada Penguin).
Contoh Karinata terbang,
burung pipit, burung merpati
dll.
Kunci Jawab Skor 10 Skor 5 Skor 3
8. Kelelawar meski nampak Siswa Siswa Siswa
seperti burung namun memberikan menunjukkan memberikan
kelelawar termasuk mamalia. alasan dengan karakteristik jawaban tidak
Karena memiliki kelenjar susu. tepat. kelelawar dan lengkap,
Hanya saja selaput kulit dan Memberikan kanguru dan tetapi
jari bermodifikasi menjadi karakteristik memberikan menjelaskan
sayap sehingga kelelawar dan alasan tetapi keduanya
memungkinkan kelelawar kanguru. kurang tepat. berkelenjar
dapat terbang. Sedangkan susu.
kanguru juga termasuk
mamalia karena memiliki
kelenjar susu, termasuk dalam
kelompok metatheria,
melahirkan anak saat masih
embrio, dan merangkak ke
marsupium/kantung.
Kunci Jawab Skor 5 Skor 3 Skor 1
9. Platipus, meskipun hewan ini Siswa Siswa Siswa
berkembang biak secara ovipar memberikan menjelaskan memberikan
tetapi termasuk dalam kelas alasan dengan kurang tepat, jawaban tidak
mamalia karena, setelah anak tepat. tetapi tepat.
menetas akan tetap menghisap menyebutkan
susu dari rambut induknya. ciri dari
Platipus (Ornithoryncus mamalia
anatinus) termasuk mamalia prototheria.
prototheria.

Kunci Jawab Skor 9 Skor 4 Skor 2


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92

10. Agnatha:Lamprey dan Hagfish Siswa Siswa Siswa


menjaga keseimbangan memberikan memberikan memberikan
ekosistem bawah laut. contoh untuk contoh dan contoh hewan
Ostheichyhtes ikan gurame, masing-masing peran dari 4 dan peranan,
ikan nila, ikan louhan sebagai kelas dan kelas tetapi tidak
konsumsi, hiasan. Amphibia: peranan vertebrata. memberikan
katak konsumsi Sweeke, dengan tepat. keterangan
Salamander koleksi. Reptilia: yang jelas.
Ular cobra pertunjukan, Penyu
budidaya, Penelitian,dll. Aves
Burung jalak peliharaan,
pameran,dll. Mamalia,
konsumsi, peliharaan, penjaga
kelestarian ekosistem.

Total skor 70

Nilai =
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93

Lampiran 4.1
DAFTAR NILAI SISWA KELAS XA
SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA
BIOLOGI VERTEBRATA

MIND MIND MIND


No MAP MAP LKS MAP TES
1 2 3
1 43 60 100 32.5 33
2 100 25 23
3 100 35 50
4 50 100 37.5 29
5 27.5 50 100 40 41.5
6 100 22.5 23
7 40 50 100 30 57.5
8 70 22.5 26
9 60 100 37.5 47.5
10 30 50 100 32.5 63
11 63 60 100 55 56
12 60 60 100 42.5 54.5
13 70 22.5 15.7
14 56 60 100 40 50
15 26 100 22.5 18.6
16 63 60 100 40 54.5
17 70 14.5
18 10 60 100 63 63
19 70 60 100 70 71.5
20 40 50 100 50 67.5
21 23 100 22.5 40

Keterangan:
Mind Map 1 : Latihan individu
Mind Map 2 : Kelompok
Mind Map 3 : Tes Individu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94

Lampiran 5.1

Perhitungan Data dengan menggunakan SPSS 17.0

Eksplorasi Data - Uji Homogenitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
Perlakuan N Percent N Percent N Percent
data Mind 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
mapping
Tes 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Descriptives
Perlakuan Statistic Std. Error
data Mind Mean 37.1500 3.07967
mapping 95% Confidence Lower Bound 30.7042
Interval for Mean Upper Bound 43.5958
5% Trimmed Mean 36.1389
Median 36.2500
Variance 189.687
Std. Deviation 13.77268
Minimum 22.50
Maximum 70.00
Range 47.50
Interquartile Range 18.75
Skewness .955 .512
Kurtosis .469 .992
Tes Mean 44.2400 3.86640
95% Confidence Lower Bound 36.1475
Interval for Mean Upper Bound 52.3325
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95

5% Trimmed Mean 44.3111


Median 48.7500
Variance 298.981
Std. Deviation 17.29108
Minimum 15.70
Maximum 71.50
Range 55.80
Interquartile Range 30.38
Skewness -.201 .512
Kurtosis -1.235 .992

Test of Homogeneity of Variance


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
data Based on Mean 2.750 1 38 .106
Based on Median 1.925 1 38 .173
Based on Median and 1.925 1 37.407 .173
with adjusted df
Based on trimmed mean 2.716 1 38 .108

Uji Normalitas

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=mindmapping tes /MISSING ANALYSIS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


mindmapping tes
N 20 20
a,,b
Normal Parameters Mean 37.1500 44.2400
Std. Deviation 13.77268 17.29108
Most Extreme Absolute .168 .130
Differences Positive .168 .111
Negative -.144 -.130
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96

Kolmogorov-Smirnov Z .751 .584


Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .885
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

SPLIT FILE OFF. CORRELATIONS /VARIABLES=mindmapping tes


/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Correlations
mindmapping tes
Mindmapping Pearson 1 .780**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
Tes Pearson .780** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Contoh mind mapping siswa A Lampiran 6.1

97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98

Contoh Mind MappingSiswa B Lampiran 6.2


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99

Contoh Mind Mapping siswa C Lampiran 6.3


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100

Lampiran 7.1

Contoh Hasil Tes Siswa A


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102

Lampiran 7.2

Contoh Hasil Tes Siswa B


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104

Lampiran 7.3

Contoh Hasil Tes Siswa C


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105

Anda mungkin juga menyukai