Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Judul Percobaan
Pembuatan cis dan trans-kalium bisoksalato diaquokromat (III)
V. Dasar Teori
Isomer geometri adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran dalam molekul dan
hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa, yaitu alkena dan senyawa siklik. Atom dan gugus
yang terikat hanya oleh ikatan dapat berputar sehingga bentuk keseluruhan sebuah molekul
selalu berubah berkesinambungan, tetapi gugus yang terikat oleh oleh ikatan rangkap tak
dapat berputar dengan ikatan rangkap itu sebagai sumbu, tanpa mematahkan ikatan phi itu.
Dua gugus yang terletak pada satu titik ikatan phi disebut Cis, sedangkan gugus yang terletak
pada sisi yang berlawanan disebut trans.
Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme
konfigurasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi gugus-gugus
fungsi dalam sebuah molekul. Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan
rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga muncul dikarenakan struktur
cincin molekul yang menyebabkan perputaran ikatan sangat terbatas.
Istilah "isomerisme geometrik" adalah istilah lama yang sudah tidak digunakan lagi dan
merupakan sinonim dari "isomerisme cis-trans". Kadang-kadang juga merupakan sinonim
untuk stereoisomerisme umum (misalnya isomerisme optis); istilah yang tepat untuk
stereoisomerisme non-optis adalah diastereomerisme. Terdapat dua bentuk isomer cis-trans,
yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen berorientasi pada arah yang sama, diastereomer
ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan,
diastereomer ini disebut sebagai trans. Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat
dengan cara mencampur komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks).
Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer
itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom(II) klorida dapat
dikristalkan secara pelan-pelan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung
campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis trans dapat
digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah.
Logam transisi memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik
yang baik dan menguap pada suhu tinggi. Walaupun digunakan luas dalam kehdupan sehari-
hari, logam transisi yang biasanya kita jumpai terutama adalah besi, nikel, tembaga, perak,
emas, platina, dan titanium. Namun, senyawa kompleks molekular, senyawa
organologam, dan senyawa padatan seperti oksida, sulfida, dan halida logam transisi
digunakan dalam berbagai riset kimia anorganik modern (Saito, 2009). Selain itu, pemisahan
isomer cis dan trans berbeda, misalnya kompleks cis-diklorbis (trietilstibin) paladium dapat
dikristalkan dalam larutan bensen meskipuyn dalam larutan hanya ada 60 % bentuk cis.
Berdasarkan pada jenis isomer geometriknya senyawa atau ion kompleks dapat
dibedakan menjadi jenis cis dan trans. Untuk kompleks oktahedral ada dua tipe kompleks
yang memiliki bentuk cis dan trans, yaitu MA4B2 dan MA3B3. M merupakan atom atau ion
pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.
1. Tipe MA4B2
2. Tipe MA3B3
Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan bidentat, maka akan dihasilkan
tipe kompleks ML2B2, L merupakan ligan bidentat. Struktur isomer menjadi :
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa
dengan berat. Ia melebur pada 1765C. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau
pekat. Jika tak terkena udara, akan membentuk ion-ion kromium(II):
Cr + H+ Cr2+ + H2
Cr + HCl Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi
teroksidasi ke keadaan tervalen.
4Cr2+ + O2 + 4H+ 4Cr3+ + 2H2O
Isomer cis dan trans tidak terdapat pada kompleks dengan struktur linear, trigonal
planar atau tetrahedral tetapi umumnya terdapat pada kompleks planar segi empat dan
oktahedral. Untuk kompleks planar segi empat isomer cis trans terjadi pada kompleks platina
(II) dengan rumus Pt (NH3)2Cl2. Untuk rumus jenis MX 2Y2, bahwa jika bentuknya bujur
sangkar bidang, dua susunan isomer adalah mungkin. Dalam Pt(NH 3)Cl2 kedua ligan klorida
(dan kedua ligan amonia) dapat disusun sehingga berada pada kedudukan yang saling
berdampingan, yang dinamai cis (latin, pada sisi ini) atau pada kedudukan yang
berseberangan yang dinamai trans (latin, di seberang). Gambar isomer cis dan trans, yaitu:
Untuk bangun tetrahedral, hanya satu susunan yang mungkin. Membuat model-model
molekul akan membantu menunjukkan mengapa pendapat ini berlaku. Isomeri bujur sangkar-
bidang dapat dibedakan satu dengan lainnya, karena etilena diamina akan bereaksi dengan
isomer cis untuk menggantikan kedua klorida itu, tetapi tak akan bereaksi dengan isomer
trans. Rupanya molekul H2NCH2CH2NH2 dapat membentuk dua ikatan dengan sudut 90
tetapi tak dapat mengitari Pt untuk membentuk ikatan dengan sudut 180.
Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin naik adalah: H2O, OH-, NH3 < Cl-, Br-
< SCN-, I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2, CH3- < H-, PR3,< C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini
bahwa efek trans hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi
terhadap laju subtitusi dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks segi empat atau
oktahedral. Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk menerangkan prosedur sintetik
yang telah dikenal, dan mencari prosedur sintetik yang berguna. Sebagai contoh ditinjau
sintesis isomer cis dan trans dari [Pt(NH3)2Cl2] sintesis isomer cis dicapai dengan
mereaksikan ion [PtCl4]2- dengan amonia. Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan
trans lebih besar daripada NH3, subtitusi NH3 ke dalam [Pt(NH3)Cl3]- kurang layak terjadi
pada posisi trans terhadap NH3 yang sudah ada, sehingga isomer cis lebih disukai.
Bila pada suatu reaksi terbentuk campuran isomer cis-trans maka untuk memperoleh
masing-masing isomer perlu diadakan pemisahan. Pemisahan isomer ini dapat dilakukan
dengan jalan kristalisasi bertingkat ion exchange atau cara-cara fisika lainnya. Cis dan trans
dapat dibedakan dengan mereaksikan zat tersebut dengan asam oksalat. Pada senyawa cis
dapat diikat satu sama gugus oksalat sedang pada senyawa trans dapat diikat dua gugus
oksalat.
Sifat-sifat fisik, seperti titik didih senyawa berisomer cis dan trans berbeda. Cis dan
trans bukan isomer struktural, karena urutan ikatan atom-atom dan lokasi ikatan rangkapnya
sama. Pasangan isomer ini masuk dalam kategori stereoisomer. Isomer cis dan trans pada
suatu senyawa dapat mempengaruhi titik didihnya, sehingga senyawa berisomer cis dan trans
dapat dipisahkan dengan destilasi. Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh
perbedaan bentuk molekul atau momen dipol secara keseluruhan. Perbedaan terlihat pada
titik didih alkena berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans 36 C dan isomer cis 37
C). Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat bersar, seperti pada kasus siklooktena.
Isomer cis senyawaini memiliki titik didih 145 C, sedangkan isomer transnya 75 C.
Perbedaan yangsangat besar antara kedua isomer siklooktena disebabkan oleh terikan cincin
yang besar untuk trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya kurang stabil dibandingkan
isomer cis. Bahkan, kedua isomer asam 2-butenadioat memiliki sifat-sifat dan reaktivitas
yang sangat berbeda sehingga mempunyai nama yangberbeda pula. Isomer cisnya disebuah
asam maleat, sedangkan isomer transnya disebut asam fumarat. Polaritas merupakan faktor
kunci yang menentukan titik didih relatif senyawa karena ia akan meningkatkan gaya antar
molekul, sedangkan simetri merupakan faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif
karena iamengijinkan penataan molekul yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh karena itu,
trans-alkena yang kurang polar dan lebih simetris cenderung memiliki titik didih yang lebih
rendah dan titik leleh yang lebih tinggi. Sebaliknya cis-alken asecara umum memiliki titik
didih yang lebih tinggi dan titik leleh yang lebih rendah.
Campuran rasemik artinya suatu campuran yang mengandung sepasang enantiomer
dalam jumlah yang sama. Sepasang enentiomer itu adalah enantiomer R dan enentiomer S.
Prinsip dasar isomer optik yaitu:
1. Sepasang enantiomer
memiliki sifat-sifat fisika (titik didih, kelarutan, dan lain-lain) yang sama tetapi berbeda
dalam arah rotasi polarimeter dan interaksi dengan zat kiral lainnya.
2. Sepasang diastereoisomer
memiliki sifat-sifat fisika dan sudut rotasi polarimeter yang berbeda satu sama lain.
Bahkan sering dalam bereaksi mengambil cara yang berlainan. Artinya kita bisa
memisahkan campuran dua diastereoisomer dengan cara-cara fisika (destilasi, kristalisasi,
dan lain-lain). Akan tetapi tidak bisa memisahkan campuran dua enantiomer dengan cara-
cara fisika, karena sepasang enantiomer memiliki properti fisika yang sama.
Kesimpulannya, kita dapat dengan mudah memisahkan campuran dua diastereoisomer,
tapi akan kesulitan memisahkan campuran dua enantiomer.
Bahan Bahan :
VII.
VIII. Alur Kerja
a. Pembuatan Isomer trans kalium bis oksalatodiakuokromat (III)
kristal filtrat
- Dicuci dengan aquades dingin
- Dilakukan dekantasi
- Disaring
Hasil randemen, kristal
- Dikeringkan dalam oven 400C
hitam, Titik leleh
- Dicatat beratnya sampai konstan
c. Uji Kemurnian Isomer
senyawa kompleks
dioksalatodiaquo-
kromat
X. Pembahasan
1. Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat
Pada percobaan yang pertama ini bertujuan untuk membuat isomer trans-kalium
disoksalatodiakuokromat (III) dengan cara mereaksikan asam oksalat dihidrat
(H2C2O4.2H2O) dengan kalium dikromat (K2Cr2O4). Serbuk putih asam oksalat dihidrat
sebanyak 3 gram direaksikan dengan 1 tetes akuades yang berupa larutan tak berwarna
yang telah mendidih didalam gelas kimia 50 mL, menghasilkan endapan berwarna
putih. Pada gelas kimia yang lain, sebanyak 1 gram serbuk kristal berwarna jingga
kalium dikromat direaksikan dengan 1 tetes akuades yang berupa larutan tak berwarna
yang telah dipanaskan menghasilkan endapan berwarna jingga. Setelah itu
mereaksikan kedua senyawa tersebut dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
kalium dikromat yang telah direaksikan dengan akuades panas kedalam gelas kimia
yang berisi campuran asam oksalat dihidrat dan akuades yang telah mendidih
menghasilkan larutan berwarna hitam dan ada endapan berwarna hitam dan terdapat
gas. Digunakan akuades panas untuk mempercepat reaksi yang terjadi antara akuades
dengan kedua senyawa tersebut
Selain digunakan akuades panas untuk mempercepat reaksi, dilakukan juga
pengocokan gelas kimia sampai reaksi berjalan sempurna sehingga reaksi yang terjadi
bisa berjalan lebih cepat. Kedua campuran yang telah bereaksi termasuk dalam reaksi
eksoterm yang ditandai dengan keluarnya panas (kalor) dan disetai dengan
dihasilkannya gas CO2 yang berbau menyengat, oleh karena itu di perlukan kaca arloji
untuk menutup gelas kimia sehingga kalor yang dihasilkan tidak keluar dari sistem.
Perubahan mulai terlihat ketika proses pengocokan berjalan beberapa saat yang
ditandai dengan berubahnya warna campuran kedua zat menjadi hitam. Perubahan
warna yang awalnya serbuk putih dan serbuk jingga menjadi larutan berwarna hitam
dan ada endapan berwarna hitam tersebut disebabkan oleh terbentuknya senyawa
kompleks kalium disoksalatodiakuokromat , KCr(C2O4)2(H2O)2 dimana dalam senyawa
kompleks tersebut terdapat dua macam ligan yaitu ligan (C 2O4)2- dan ligan (H2O) serta
atom pusat Cr (III), dan disertai hasil samping berupa gas berwarna putih yaitu CO 2 dan
hasil samping lainnya yaitu H2O. Berikut ini merupakan reaksi yang terjadi :
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
Larutan senyawa kompleks KCr(C2O4)2(H2O)2 yang dihasilkan dipanaskan dengan
menggunakan penangas air hingga terjadi penguapan dan volumenya menjadi setengah
dari volume awal. Setelah volumenya menjadi setengahnya, dilanjutkan lagi dengan
penguapan di suhu ruang hingga volumenya menjadi sepertiga dari volume awal.
Larutan berubah menjadi berwarna hitam keunguan, terbentuk gas dan ada endapan
yang berwarna hitam keunguan. Dilakukan penguapan hingga dua kali bertujuan agar
air yang masih tersisa dalam senyawa kompleks KCr(C2O4)2(H2O)2 habis sehingga tidak
mempegaruhi komposisi dari senyawa kompleks tersebut. Jika dalam senyawa
kompleks tersebut masih banyak mengandung H2O, maka terdapat kemungkinan ligan
(H2O) yang terdapat dalam senyawa kompleks tersebut melebihi jumlah yang
seharusnya.
Setelah volumenya sepertiga dari volume awal, kristal disaring dan dihasilkan
filtrat berupa larutan berwarna hitam keunguan dan residu berupa kristal berwarna
hitam. Kemudian kristal berwarna hitam dicuci dengan akuades dingin dan kemudian
dengan alkohol menghasilkan pasta berwarna hitam. Pasta berwarna hitam dari proses
pencucian tersebut merupakan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III). Pasta
hitam yang dihasilkan dikeringkan di dalam oven dan ditimbang sebanyak 3 kali hingga
beratnya konstan. Berat yang didapatkan berturut-turut sebesar 1,1995 gram, 1,1995
gram dan 1,1996 gram dan rata-rata berat yang diperoleh sebesar 1,1995 gram.
Sehingga pada hasil perhitungan kadar isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat
(III) sebesar 51,5183%. Berikut ini perhitungan kadar trans kalium
dioksalatodiakuokromat (III) :
3,000 gram
mol mula-mula H2C2O4.2H2O = 126 gram/mol = 0,0238 mol
1,000 gram
mol mula-mula K2Cr2O4 = 294 gram/mol = 0,0034 mol
7 H2C2O4.2H2O
+ K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
m : 0,0238mol 0,0034mol - - -
1,000 gram
mol mula-mula K2Cr2O4 = 294 gram/mol = 0,0034 mol
7 H2C2O4.2H2O
+ K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
m : 0,0238mol 0,0034mol - - -
4. Uji UV-VIS
Uji UV-VIS bertujuan untukmengetahui panjang gelombang maksimum kristal
yang terbentuk. Pengujian UV-Visible dilakukan dengan menguji larutan encer isomer
cis dengan spektofotometri.
Kristal trans yang dilarutkan dalam air memiliki warna kecoklatan, sehingga dapat
diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki panjang gelombang maksimum pada
rentang panjang gelombang visible yakni 380 nm-750 nm. Pada pengujian UV-Vis
untuk kristal trans diperoleh 1 puncak dengan absorbansi maksimum sebesar 1,054
pada panjang gelombang 565,40 nm. Warna kecoklatan tergolong dalam warna kuning-
hijau, serta panjang gelombang maksimum tersebut masuk dalam rentang warna
kuning-hijau (Underwood, 2002).
Panjang gelombang ini masih masuk dalam rentang visible, dan juga absorbansi
tersebut masih termasuk dalam rentang toleransi kesalahan minimum. Kemungkinan
transisi elektron yang terjadi pada n * yang perubahan energinya rendah. Transisi
elektronik terjadi antar orbital d dari logam transisi dan orbital dari ligan.
Kristal cis yang dilarutkan dalam air memiliki warna coklat kehijauan, sehingga
dapat diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki panjang gelombang maksimum
pada rentang panjang gelombang visible yakni 380 nm-750 nm. Pada pengujian dengan
menggunakan UV-Vis diperoleh 2 puncak dengan absorbansi maksimum puncak 1
sebesar 0,642 pada panjang gelombang 565,50 nm dan absorbansi maksimum puncak 2
sebesar 0,847 pada panjang gelombang 486,50 nm.
Munculnya 2 puncak pada hasil uji UV-Vis kristal cis dikarenakan kristal yang
diperolah berwujud rasemik yaitu campuran 2 enansiomer yang ridak dapat memutar
bidang polarisasi. Namun komposisi campuran kristal tidak sama karena absorbansi
maksimumnya berbeda. Kristal trans memiliki rentang serapan sinar UV pada energi
yang lebih rendah daripada kristal cis sehingga kemungkinan puncak pertama
merupakan absorbansi maksimum kristal trans pada campuran rasemik dan puncak
kedua merupakan absorbansi maksimum kristal cis. Maka absorbansi maksimum kristal
cis sebesar 0,847 pada panjang gelombang 486,50 nm. Panjang gelombang ini
merupakan daerah rentang sinar UV-VIS sehingga hasil yang diperoleh telah sesuai
dengan teori bahwa absorbansi maksimum kristal cis berada pada rentang sinar visibel
karena perubahan energinya tinggi. Kemungkinan transisi elektron yang terjadi pada n
* yang perubahan energinya lebih tinggi daripada kristal trans. Transisi elektronik
terjadi antar orbital d dari ligan. Sesuai diagram perubahan energi transisi elektronik :
Kristal trans tergolong dalam sistem d 4 dimana spin rendah energi pembelahan o
lebih kecil dari pada energi perpasangan (pairing energi =p) sehingga elektron akan
mengisi orbital t2g terlebih dahulu dan memenuhinya dengan berpasangan dan barulah
mengisi orbital eg. Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital t 2g3 eg1 pada
sistem d4.
Sedangkan pada kristal cis juga tergolong dalam sistem d 4, spin tinggi o lebih
besar dari pada energi perpasangan, sehingga elektron akan mengisi orbital terlebih
dahulu dan mengisi orbital eg. Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital t2g4
pada sistem d4.
XI. Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1 Kompleks cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampur komponen-komponen
non-kompleks(penyusun kompleks), yaitu H2C2O4.2H2O dengan K2Cr2O4 dengan
tekin penambahan aquadest yang berbeda.
2 Dari pembuatan cis dan trans dari 1 gram kalium dikromat dan 3 gram asam oksalato
dihidrat diperoleh kristal berwarna hitam dengan berat konstan rata- rata sebesar
1,995 gram untuk isomer trans kalium disoksalatodiakuokromat (III) dan 1,4014
gram untuk cis kalium disoksalatodiakuokromat (III). Sehingga diperoleh pula
randemen sebesar 51,5183 % untuk isomer trans kalium disoksalatodiakuokromat
(III) dan 60,1898% untuk cis kalium disoksalatodiakuokromat (III).
3 Hasil uji UV-Vis kristal trans berupa 1 puncak di daerah panjang gelombang 565,40
nm dengan absorbansi maksimum sebesar 1,054 sedangkan hasil uji UV-Vis kristal
cis berupa 2 puncak di daerah panjang gelombang 565,50 nm dengan absorbansi
maksimum sebesar 0,0642 dan panjang gelombang 416 nm dengan absorbansi
maksimum 0,847.
4 Titik leleh trans kalium disoksalatodiakuokromat (III) sebesar 246 oC sedangkan
titik leleh cis kalium disoksalatodiakuokromat (III) sebesar 268 oC.
1,000 gram
mol mula-mula K2Cr2O4 = 294 gram/mol = 0,0034 mol
7 H2C2O4.2H2O
+ K2Cr2O7 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6 CO2 + 7 H2O
m : 0,0238mol 0,0034mol - - -
3,000 gram
mol mula-mula H2C2O4.2H2O = 126 gram/mol = 0,0238 mol
1,000 gram
mol mula-mula K2Cr2O4 = 294 gram/mol = 0,0034 mol
7 H2C2O4.2H2O
+ K2Cr2O7 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6 CO2 + 7 H2O
m : 0,0238mol 0,0034mol - - -
Kalium
dikromat
+ 2 tetes
aquades
panas
Dipanaskan hingga
volumenya tinggal 1/2 Dibiarkan menguap
hingga volumenya tinggal
1/3
Penimbangan II Penimbangan II
Penimbangan III