Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia usaha, pemasaran pelayanan adalah hal yang sangat penting. Jenis usaha yang
dipersiapkan sesempurna apapun tidak akan bisa berkembang tanpa diketahui manfaatnya oleh
orang banyak. Melalui pemasaran, orang akan tahu bidang usaha apa yang kita miliki dan
kemudian tertarik untuk berurusan dengan bidang kita.
Teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kebutuhan
masyarakat tentang berbagai macam pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan gigi
yang komprehensif, terpadu, dan beragam perlu mendapat perhatian. Berbeda dengan jenis usaha
lain, jasa pelayanan kesehatan termasuk kesehatan gigi tidak bisa dipasarkan sembarang cara.
Ada kode etik yang mengatur tata cara pemasaran pelayanan kesehatan ini.
Berdasarkan latar belakang yang ada, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
pemasaran yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan praktek kesehatan, khususnya praktek
kedokteran gigi.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian pemasaran?


Bagaimana konsep pemasaran secara umum?
Bagaimana strategi pemasaran praktek dokter gigi yang sesuai dengan kode etik kesehatan?

1.3 Tujuan

Memahami pengertian pemasaran secara umum


Memahami konsep pemasaran secara umum
Memahami strategi pemasaran praktek dokter gigi yang sesuai dengan kode etik kesehatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pemasaran

Di sebagian besar masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai proses penjualan barang
dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang
lebih luas dari pada pengertian tersebut. Berikut ini adalah pendapat Kotler & Armstrong tahun
1997 tentang pengertian pemasaran yaitu : Pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan
bisnis yang saling berhubungan dan ditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan dan
mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan
dan kebutuhan konsumen.
William J. Stanton, mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Adapun unsur-unsur penting yang terkandung dalam definisi pemasaran adalah sebagai
berikut.
1. Pemasaran merupakan suatu sistem dan bersifat manajemen.
2. Sistem bisnis yang ada harus berorientasi pada pasar atau konsumen. Kebutuhan pembeli harus
dipahami dan dilayani dengan efektif.
3. Pemasaran merupakan suatu proses usaha yang dinamis sebagai proses keseluruhan yang
terintegrasi. Pemasaran bukanlah suat kegiatan ataupun sejumlah kegiatan, tetapi hasil interaksi
dari banyak kegiatan.
4. Program pemasaran bermula dari suatu ide tentang produk dan tidak berakhir sampai kebutuhan
pelanggan terlayani, yang kadang-kadang terjadi sesudah penjualan dilakukan.
5. Untuk mencapai sukses, pemasaran harus dapat memaksimalkan penjualan yang menguntungkan
dalam jangka panjang. Jadi, pembeli harus dilayani dengan sebaik-baiknya agar bersedia
membeli kembali produk-produk yang dihasilkan perusahaan yang bersangkutan.
Sutarminingsih, Christina Lilies. 2004.

2.2 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu cara yang digunakan untuk
membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan
dan pasar target atau selera konsumen yang dituju (Suharyadi, 2007).
Sasaran utama pemasaran adalah memuaskan kebutuhan sekelompok pelanggan yang
dilayani oleh perusahaan tersebut. Kemudian, secara luas pada tahap-tahap mencarian peluang,
sebaiknya kita ,mencari pelanggang dengan kebutuhan yang tidak terpuaskan (Cannon,2008).

Secara umum strategi pmasaran yang dapat dipilih diantaranya:


Barang/Jasa Lama Barang/Jasa Baru
Sasaran Pembeli Lama Menembus Pasar Pengembangan Produk
Sasaran Pembeli Baru Pengembangan Pasar Diversifikasi

1. Menembus Pasar
Strategi ini digunakan untuk mengetahui masih banyak sasaran pembeli yang belum dapat
dijangkau oleh barang dan jasa yang ditawarkan, atau masih banyak sasaran pembeli yang belum
menggunakan barang dan jasa.
Tujuannya untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar.
Upaya yang dilakukan antara lain:
a. Meningkatkan unit penjualan dengan cara menurunkan harga, membuat barang atau jasa yang
lebih banyak.
b. Menambah lokasi dan staf penjualan agar dapat menjangkau jumlah pembeli yang lebih banyak.
c. Meningkatkan periklanan agar dapat lebih dikenal dengan baik
d. DLL.

2. Mengembangkan Pasar
Strategi ini dilakukan apabila sasaran pembeli yang lama sudah jenuh atau sudah habis sehingga
perlu mencari sasaran pembeli baru dengan tetap menawarkan barang dan jasa yang lama.
Contoh : mengembangkan usaha ke daerah lain.
3. Mengembangkan Produk
Strategi ini mencangkup perubahan barang atau jasa yang tetap menggunakan cara produksi yang
sama dengan cara produksi yang lama.
Contoh : bisnis ayam goreng dikembangkan jadi bebek goreng.

4. Melakukan Diversifikasi
Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan dengan produk
lama untuk ditawarkan kepada pasar yang baru juga.

5. Menerapkan Biaya Murah


Stategi ini didasarkan pada biaya input yang rendah sehingga dapat menghasilkan barang atau
jasa yang murah juga, namun bukan berarti menawarkannya dengan kualitas yang rendah.

6. Memfokuskan pada Pasar


Strategi ini dilakukan dengan memberikan pelayanan kepada para pembeli khusus, dengan
pelayanan terbatas, dan pembeli dapat ditentukan dengan jelas, lebih efektif dan efesien dari
pesaing.
Contoh : kantin khusus untuk mencinta alam dengan nama menu nama-nama gunung dan sungai.

7. Melakukan Diferensiasi
Strategi ini berkonsentrasi pada penciptaan barang atau jasa baru yang dipandang sangat berbeda
dengan yang lain.
(Suharyadi,2007)

Beberapa perangkat strategi pemasaran dari sudut pendangan penyedia jasa yang berperan dalam
proses intervensi ke masyarakat target, antara lain :

1. Place
Tempat merupakan komponen yang memunculkan pertimbangan tentang di mana dan kapan
kelompok sasaran akan melakukan perilaku yang diinginkan. Seperti contoh, intervensi dapat
mencakup penawaran pemeriksaan gigi gratis di suatu lingkungan persekolahan.

2. Price
Merupakan komponen yang memunculkan perencanaan intervensi dengan metode insentif
maupun non insentif(dapat bersifat moneter seperti adanya diskon atau non moneter yaitu
penghargaan sesuai standar yang ada) untuk meminimalisir hambatan masyarakat dalam
perubahan perilaku. Sebagai contoh promosi tindakan scaling sehingga
diharapkan untuk selanjutnya masyarakat terbiasa ke dokter gigi untuk
membersihkan kalkulus.

3. Product
Merupakan komponen yang mencakup intervensi, obyek, atau pelayanan yang mendukung atau
memfasilitasi perubahan sikap masyarakat yang diharapkan (Gerardi, 2003).
Menurut Bryant dll, product dibedakan lagi menjadi dua yaitu the core product(apa yang akan
didapatkan masyarakat ketika mereka merubah perilaku) dan the actual product (apa perubahan
perilaku yang diinginkan) (2005).

4. Promotion
Kegiatan promosi ini mencakup komunikasi melalui pesan, pengantar pesan, dan aktivitas yang
secara efektif akan menarik konsumen(pasien) untuk mempromosikan manfaat yang akan
diperoleh dengan adanya pelayanan kesehatan yang ditawarkan. Pesan-pesan ini dapat
disampaikan melalu Humas, iklan, aktivitas-aktivitas kelompok kecil atau perseorangan
(mentoring, konseling, workshop, demonstrasi, presentasi), dan penggunaan media lainnya.

5. Policy
Komponen ini memunculkan pertimbangan untuk mendorong perubahan kebijakan dan aturan
sebagai komponen dari rencana pemasaran(misalnya adanya tujuan untuk mengubah lingkungan
yang mendukung perubahan masyarakatnya). Contoh dari kebijakan yang memfasilitasi
terealisasinya perubahan adalah tersedianya fluoridasi air minum di suatu daerah.

2.3 Praktek Dokter Gigi dan Kode Etik Praktek Dokter Gigi

Berdasarkan Permenkes No. 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang penyelenggaraan praktik


dokter dan dokter gigi, pada pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa praktik kedokteran adalah
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan. Di Indonesia praktik dokter gigi tersebar di berbagai jenis
tempat praktik.
1. Dokter Gigi Puskesmas

Secara kasar ada 3 kegiatan yang harus dikerjakan oleh dokter gigi puskesmas yaitu pelayanan
medik gigi dasar, UKGS dan UKGMD. Pelayanan medik gigi dasar dilakukan pada masyarakat
yang datan atau dirujuk ke puskesmas karena menderita sakit atau ada kelainan pada gigi dan
mulutnya. Tercakup di dalam pelayanan medik gigi dasar ini adalah memberikan penyuluhan
secara individu terhadap pasien yang datang. UKGS adalah kegiatan lain dokter gigi puskesmas.
UKGS merupakan bentuk pelayanan kesehatan gigi melalui jalur sekolah yang menitikberatkan
pada upaya penyuluhan dan pencegahan serta memberikan pelayanan paripurna pada kelas
selektif. Kegiatan terakhir yang menjadi tugas dokter gigi puskesmas adalah UKGMD yang
merupakan bentuk pelayanan kesehatan gigi melalui jalur keluarga. Untuk mempermudah
pelaksanaan UKGMD dapat dilakukan terpadu dengan posyandu. Serupa dengan UKGS,
UKGMD juga menitikberatkan pada upaya penyuluhan dan pembinaan sedangkan untuk
tindakan perawatan dilakukan dengan cara dirujuk ke puskesmas. (Usri, 2001)

2. Dokter Gigi Rumah Sakit Negeri/ Swasta

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Seorang dokter gigi umum
dapat melakukan beberapa tindakan perawatan gigi umum, antara lain penambalan gigi
berlubang, pembersihan karang gigi, pencabutan gigi, dan juga pembuatan gigi tiruan. Selain
dokter gigi umum, terdapat dokter gigi spesialis diantaranya bedah mulut, konservasi gigi,
penyakit mulut, peralatan gigi, gigi tiruan, juga radiologi kedokteran gigi. (Anonim, 2012)

3. Dokter gigi praktek pribadi/bersama

Kemajuan pesat dalam bidang kedokteran gigi dengan peralatn yang semakin canggih pada
decade terakhir ini, menjadikan para dokter gigi baik yang praktik secara perseorangan maupun
praktik bersama disuatu klinik bersaing lebih ketat. Mempunyai praktik pribadi bagi seorang
dokter gigi tentu tidaklah mudah. Banyak factor yang harus dipertimbangkan antara lain modal
awal atau dana yang tersedia, kelengkapan alat dan bahan yang menunjang selama dilakukan
perawatan, pemilihan lokasi tempat praktik, bagaimana tata ruangan agar pasien merasa nyaman,
dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana manajemen dan kinerja seorang dokter gigi agar
tidak menecewakan pasien yang datang. (Robbiana, 2009)

4. Tempat-Tempat Lain yang Mengadakan Pelayanan Kesehatan (Pabrik, Kantor, BUMN, BUMD,
dll) (Anonim, 2011)

Seiring dengan perkembangan zaman, proses pemasaran jual beli suatu barang dan jasa un
berkembang, baik dalam hal media maupun cara penjualan. Beberapa cara pemasaran seperti
pada dunia maya dengan melalui email dan sosial media, dalam dunia nyata seperti iklan pada
media surat kabar maupun elektronik.
Saat ini, konsep pemasaran dokter gigi melalui internet sedang berkembang dengan pesat.
Selain dengan membangun sebuah website, konsep membangun sebuah keakraban interpersonal
melalui sosial media juga sedang gencar dilakukan. Selama hal-hal tersebut tidak merugikan
pasien maupun dokter gigi maupun pelanggaran Kode Etik Kedokteran Gigi, maka konsep
pemasaran tersebut sah-sah saja dilakukan.
Namun, pada Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 bahwa
Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri,
mengiklankan alat dan bahan apapun, memberi iming-iming baik langsung maupun tidak
langsung dan lain lain, dengan tujuan agar pasien datang berobat kepadanya. Selain itu, pada
Pasal 5 Dokter Gigi di Indonesia tidak diperkenankan menjaring pasien secara pribadi , melalui
pasien atau agen. Oleh karena itu, konsep pemasaran praktik dokter gigi baik perorangan
maupun berkelompok harus memperhatikan batasan-batasan seperti yang telah tercantum pada
Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia tersebut.

2.4 Konsep Pemasaran Dokter Gigi

Sebuah kesuksesan praktik dokter gigi adalah sebuah bisnis yang memerlukan beberapa
elemen dan salah satu elemen tersebut adalah marketing (pemasaran). Faktor entrepreneurship
yang akan ditonjolkan disini adalah ide dental marketing yang tepat dan ideal agar dapat
meningkatkan keberhasilan seorang dokter gigi terutama yang praktik secara perorangan.
Ada banyak ide tentang dental marketing. Sebagian besar ide tersebut berasal dari para
dokter gigi yang sudah lama berkecimpung dalam bisnis dental marketing dan mempunyai
strategi dan teknik yang baik sehingga menjadikan para dokter gigi tersebut sangat sukses di
bidangnya. Secara garis besar ada 3 ide tentang dental marketing yang dapat dipilih dan
diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja dan keberhasilan praktik pribadi seorang
dokter gigi. Tiga ide tersebut adalah:

1. Menyusun rencana dental marketing yang baik


2. Selalu mengutamakan pasien sebagai salah satu prioritas keberhasilan
3. Penggunaan internet sebagai salah satu strategi dental marketing.

1. Menyusun rencana dental marketing yang baik

Bagi seorang dokter gigi baik pemula maupun tidak, merencanakan strategi yang baik dan
efisien adalah salah satu prioritas utama yang harus dijaga. Hal ini akan menjadikan seorang
dokter gigi mempunyai tujuan yang terarah seperti: 1). Berapa banyak pasien baru yang
diinginkan, 2). Tipe pasien bagaimana yang diinginkan, 3). Berapa banyak pasien yang datang
dan menghargai perawatan yang telah diberikan.
Mempunyai ide yang jelas mengenai apa yang ingin dilakukan di tahap awal adalah salah
satu kunci keberhasilan dental marketing yang baik bagi seorang dokter gigi.

2. Selalu mengutamakan pasien sebagai salah satu prioritas keberhasilan

Pasien memainkan peranan yang besar dalam bisnis dental marketing seorang dokter gigi.
perlu diingat bahwa tanpa pasien tidak aka nada bisnis bagi para dokter gigi. Yang perlu dilakukan
adalah memastikan bahwa pasien merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan, seperti
pengalaman rasa sakit selama perawatan akan mempengaruhi pelaksanaan perawatan. Untuk
dapat mengerti perilaku pasien maka perlu mempertimbangkan perasaan, kebutuhan, dan harapan
pasien terhadap perawatan karena dapat mempengaruhi kerja sama dan hubungan interpersonal
antara pasien dan operator.
Mengidentifikasi apa yang pasien perlukan, inginkan, dan harapkan. Salah satu faktor
motivasi terpenting adalah sikap dokter gigi yang bersangkutan. Hubungan yang baik antara
pasien dengan dokter gigi yang merawat diperlukan untuk suksesnya perawatan yang tidak
terlepas dari kerja sama pasien dan bagaimana menghadapi keluhan pasien selama perawatan.
Tetap menjaga komunikasi dengan pasien karena dengan komunikasi akan membuat
mereka merasa diperhatikan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah: 1). Menghubungi
pasien yang sudah cukup lama tidak control, 2). Menawarkan general check-up untuk menunjang
keberhasilan perawatan (scalling, perawatan restorasi gigi, pencabutan gigi dan lain lain), 3).
Menghubungi pasien sebelum jadwal control berikutnya, untuk mengingatkan para pasien akan
jadwal mereka dengan dokter gigi yang bersangkutan.

3. Penggunaan internet sebagai salah satu strategi dental marketing

Ide yang ketiga adalah memanfaatkan penggunaan internet untuk menarik minat pasien
dengan cara membuat website pribadi tentang praktik dokter gigi. perkembangan internet yang
semakin pesat menjadikan internet sebagai media yang efektif untuk menyampaikan pesan
maupun promosi. Salah satu alasan karena saat ini banyak pasien yang mencari informasi tentang
kedokteran gigi melalui internet. Para pengguna internet ini dapat menjadi pasien yang potensial
bagi para dokter gigi.
Menurut McLeod tahun 2012, terdapat beberapa sistem online yang diperlukan dalam
praktik dokter gigi untuk menarik pasien baru dan menyediakan informasi bagi pasien yang telah
ada dengan efektif, yaitu:
- Website
Setiap dokter gigi diuntungkan dari adanya web yang dapat membuat calon pasien untuk mencari
informasi tentang praktik dokter gigi. Pencarian biasanya dilakukan individu yang memerlukan
perawatan gigi tetapi tidak memiliki nama atau nomor telepon dokter gigi. Mereka memasukkan
kata kunci pada mesin pencari kemudian menemukan website yang paling relevan dari kata
pencari. Profesional yang kurang memperbarui website-nya tidak akan berperingkat tinggi pada
daftar hasil pencarian. Website harus dinamis untuk dapat muncul pada halaman pertama hasil
pencarian. Internet global dinilai setiap beberapa minggu atau oleh komputerisasi yang dapat
menganalisa seluruh konten online dan link-nya yang terkait. Website yang secara konsisten
menawarkan konten baru atau update dinilai lebih tinggi daripada situs statis. Penambahan foto
atau merubah konten tertulis akan diinterpretasi sebagai update yang memberikan situs lebih
berbobot.

- Search-Engine Optimization (SEO)


Kata SEO merujuk pada proses menyaring konten, baik yang telah dilihat maupun yang tidak dari
website untuk membuat situs berperingkat tinggi pada hasil pencarian. Proses ini sering meliputi
penambahan kode HTML yang tersembunyi dan mengedit konten yang termasuk kata kunci dan
frase yang berhubungan yang menjadi target pencari yang disukai untuk digunakan saat mencari
keterangan pada mesin pencari. Pemahaman dokter gigi mengenai bagaimana melihat kode
HTML dan kata alternatif pada banyak website dapat membuat dokter gigi untuk
mengembangkan peringkat website-nya pada hasil pencarian spesifik untuk melawan
kompetitornya.

- Link
Link adalah alamat yang diaktifkan saat seseorang mengklik link tersebut. Sangat penting untuk
memilih opsi yang selalu ditawarkan dari membuka situs link dalam jendela atau tab baru.
Pengunjung yang mengklik pada link mungkin akan pergi dari halaman awal, berpindah situs dan
mungkin tak kembali. Terdapat strategi yang menguntungkan mendukung profesional yang
menginginkan menambahkan link, yaitu membaginya ke dalam 3 kelompok, yang ada pada
kelompok A mengarah kepada kelompok B, yang ada pada kelompok B mengarah kepada
kelompok C, dan yang ada pada kelompok C mengarah kembali pada kelompok A. Teknik ini
dikenal sebagai triangulasi, yang dapat berjalan baik. Tetapi, link seperti itu harus ditambahkan
secara perlahan daripada seluruhnya dalam satu waktu, bertujuan untuk membuat website dinamis
yang dapat diupdate dengan mudah dan sering. Strategi juga harus dikembangkan secara rutin
untuk mengevaluasi keefektifan seluruh link. Link yang menjadi tidak aktif dan mentransfer
pengguna kepada situs error harus dihapuskan.

- Social Networking atau Cyber Weight


Dapat berupa media sosial seperti blog, akun Facebook dan Twitter. Media sosial dapat menarik
perhatian banyak orang, salah satunya dengan menyediakan perbincangan dengan yang lain
mengenai ketertarikan dan aktivitas. Dengan menarik perhatian orang, upaya marketing dapat
diterapkan langsung kepada mereka.

- Pay-Per-Click atau Paid Listings


Pay-Per-Click membuat promoter website membayar biaya untuk maju dari competitor yang juga
membayar untuk dapat di peringkat tinggi di antara hasil pencarian online. Sistem ini contohnya
terdapat di Los Angeles. Pemasang iklan pay-per-click hanya dikenai biaya jika seseorang
mengklik link mereka. Harga yang mereka bayar dihasilkan dari perang penawaran antara dokter
gigi yang mencari perhatian orang yang mencari kata-kata tertentu. Dokter gigi yang berada di
peringkat atas perang penawaran tersebut memutuskan banyaknya yang mereka inginkan untuk
dihabiskan setiap bulan pada iklan, dan URL mereka muncul pada bagian atas daftar sampai
cukup orang yang telah mengklik pada situs mereka memakai budget yang teralokasi. Kemudian
yang lain akan memposting. Setiap dari kata kunci dapat dipilih oleh dokter gigi; keputusan harus
dapat dibuat mengenai kata-kata terbaik yang berhubungan dengan focus yang disukai. Dengan
menjawab email dari responden, staf pemasang iklan dari pay-per-click harus mengubah
pertanyaan tersebut menjadi janji perawatan. Jika staf dan fasilitas kantor tidak siap untuk
melakukan itu dengan efektif, tipe program marketing ini hanya akan menghabiskan uang. Selain
itu, terdapat kritik mengenai pendekatan pay-per-click. Pengiklanan dokter gigi secara tradisional
dianggap tidak profesional bahkan tidak etis.

Keuntungan dental marketing; pendekatan secara interpersonal

Tujuh puluh sembilan persen dokter gigi yang praktik umum merasa frustasi mengenai
jumlah uang yang diperoleh dari praktik mereka. Padahal profesi dokter gigi merupakan salah
satu profesi yang paling menguntungkan dan paling menyenangkan, juga profesi yang dianggap
mapan secara finansial di beberapa Negara. Dengan dental marketing yang baik, seorang dokter
gigi yang praktik secara perseorangan tentu akan lebih siap menghadapi segala tantangan apalagi
di tengah era globalisasi yang semakin marak dan persaingan dengan beberapa dental aesthetic
clinic yang sudah ada dan tentu saja dengan manajemen yang lebih kompleks.
Tiga pilihan ide tentang dental marketing bila dapat diterapkan dengan baik tentu akan
member keuntungan yang nyata bagi seorang dokter gigi, walaupun tidak terlihat seperti halnya
sebuah praktik pribadi maupun klinik bersama yang aman dan eksklusif. Dalam pemasaran di
bidang pelayanan kedokteran gigi, empati terhadap pasien merupakan keahlian yang paling
penting yang diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari pasien terhadap dokter gigi
yang merawat. Kepuasan pasien adalah salah satu cara untuk mengetahui apa yang mereka
pikirkan tentang dokter gigi yang telah merawat. Pasien yang merasa puas lebih loyal dan akan
memberitahukan secara lisan kepuasan yang telah diperoleh kepada teman-teman, rekan kerja,
dan juga relasinya. Mendapatkan kepercayaan dari setiap pasien merupakan cara yabg terbaik
untuk meningkatkan status dental marketing dan tentu saja meningkatkan kinerja dan
keberhasilan seorang dokter gigi terutama bagi yang praktik secara perseorangan.
(Robbiana, 2009)

Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat
lewat suatu media (Kasali, 1995:9). Namun demikian untuk membedakannya dengan
pengumuman biasa, fungsi iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli.
Sedang iklan jika di lihat dari fungsi dan tujuannya merupakan salah satu bentuk komunikasi.
Seperti dikemukakan Arens,Iklan adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non
personal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk produk (barang, jasa dan
gagasan) oleh sponsor teridentifikasi, melalui berbagai macam media (Arens dalam Noviani,
2002:23).
Iklan mempunyai empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai
produk (Informatife), mempengaruhi khalayak untuk membeli (Persuanding), dan menyegarkan
informasi yang telah diterima khalayak (Reminding), serta menciptakan suasana yang
menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (Entertainment). Melalui
iklan, perusahaan tidak hanya ingin meningkatkan penjualan tetapi juga ingin menciptakan
image atau citra yang baik bagi suatu produk yang dihasilkan (Shimp, 2000:357).
Contoh salah satu Praktek Dokter Gigi yang menerapkan hal tersebut yaitu OSmile
Praktek Dokter Gigi Bersama yang berpusat di kota yogyakarta. Dalam pemasarannya OSmile
menawarkan brosur, iklan (media cetak, elektronik).

BAB III
PEMBAHASAN

Kita ketahui bahwa bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Kemajuan pesat dalam bidang kedokteran gigi dengan peralatan yang semakin canggih
pada dekade terakhir ini, menjadikan para dokter gigi baik yang praktek secara perseorangan
maupun praktek bersama di suatu klinik bersaing lebih ketat. Hampir semua ingin memberikan
pelayanan yang bermutu dan terbaik bagi masyarakat. Berbagai cara dan strategi dilakukan agar
dapat menarik minat dan kerjasama masyarakat terutama yang berhubungan dengan peningkatan
pelayanan. Seorang dokter gigi yang praktek secara perseorangan (praktek pribadi) tentunya
berbeda dengan praktek dokter gigi bersama terutama dalam hal manajemen dan pengelolaannya.
Mengatur semua secara perseorangan, tentunya memerlukan perencanaan yang matang
dan kinerja yang bagus agar tidak mengecewakan baik bagi para pasien yang datang maupun
bagi dokter gigi itu sendiri. Di tengah persaingan yang semakin banyak, diantaranya klinik
spesialis gigi bersama yang biasanya menawarkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam
satu tempat, praktek dokter gigi yang sudah dikenal luas, serta peraturan (undang undang
praktek kedokteran dan kedokteran gigi) yang ada di Indonesia, diperlukan ide baru dan strategi
yang jitu yang harus dikembangkan dengan tujuan untuk perkembangan praktek pribadi sehingga
menjadi salah satu dokter gigi yang sukses.
Saat ini, konsep pemasaran dokter gigi melalui internet sedang berkembang dengan pesat.
Selain dengan membangun sebuah website, konsep membangun sebuah keakraban interpersonal
melalui sosial media juga sedang gencar dilakukan. Contoh slah satu Klinik Dokter Gigi yang
menrapkan hal tersebut ialah Osmile. Dimana dalam mempublikasikan atau memasarkan
produknya dalam hal ini jasa. Osmile membuat iklan dalam media masa maupun elektronik
dengan berbagai kreatifitas dan tema yang dapat menarik calon pasien untuk mau berobat dan
meyakinkan pelayanan yang diberikan. Selama hal-hal tersebut tidak merugikan pasien maupun
dokter gigi maupun pelanggaran Kode Etik Kedokteran Gigi, maka konsep pemasaran tersebut
sah-sah saja dilakukan.
Dimana semua hal pemasaran praktek dokter gigi terdapat dalam Kode Etik Kedokteran
Gigi Indonesia sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 bahwa Dokter Gigi di Indonesia dilarang melakukan
promosi dalam bentuk apapun seperti memuji diri, mengiklankan alat dan bahan apapun,
memberi iming-iming baik langsung maupun tidak langsung dan lain lain, dengan tujuan agar
pasien datang berobat kepadanya. Selain itu, pada Pasal 5 Dokter Gigi di Indonesia tidak
diperkenankan menjaring pasien secara pribadi , melalui pasien atau agen. Oleh karena itu,
konsep pemasaran praktik dokter gigi baik perorangan maupun berkelompok harus
memperhatikan batasan-batasan seperti yang telah tercantum pada Kode Etik Kedokteran Gigi
Indonesia tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Dokter Gigi. http://www.rumahsakitmitrakemayoran.com/dokter-gigi-rs-mitra-


kemayoran/ diakses 24 Mei 2012.

Anonim. 2011. Fakultas Kedokteran Gigi http://www.iik.ac.id/webv2/home/indexin.php?


opt=artIN&bl=2&rm=2&sm=1&id= 06 diakses 24 Mei 2012

Bryant, C.A.,Grier, S., 2005, Social Marketing in Public Health, University of California, San Fransisco

Cannon, Joseph P., William D. Perreault, Jr., E. Jerome McCarthy, 2008, Pemasaran Dasar :
Pendekatan Manajemen Global, Salemba Empat: Jakarta

Gerardi, T., et al, 2003, Social Marketing and Public HealthLessons from the Field: A Guide to Social
Marketing from the Social Marketing National Excellence Collaborative, NY Turning Point
Initiative, New York

GIGI INDONESIA PENGURUS BESAR PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA

Kotler P., dan Keller K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Erlangga : Jakarta

McLeod, Neil. 2012. Enhancing the online presence of a dental practice. Journal of Prosthetic
Dentistry. Vol. 107(4):271-5. Praktek Dokter Gigi. Dental Public Health Journal Vol 1 No. 2: 11-
13 Usri, Kosterman. 2001. Mencermati Tugas Dokter Gigi Puskesmas. Dentamedia No. 4 Vol. 5

Permenkes No. 1419/Menkes/Per/X/2005

Robbiana, Inna. 2009. Dental marketing dalam upaya meningkatkan keberhasilan praktek dokter gigi.
Dental Public Health Journal. Vol. 1 No. 2; 11-13.

Suharyadi, dkk., 2007, Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Salemba
Empat:Jakarta

SURAT KEPUTUSAN NOMOR: SKEP/034/PB PDGI/V/2008 TENTANG KODE ETIK


KEDOKTERAN

Sutarminingsih, Christina Lilies. 2004. Peluang Usaha Nata de Coco. Kanisius: Yogyakarta

William J.Stanton. 1978 . Fundamentals of Marketing, Edisi kelima, Kogakhusa, Mc.Graw-Hill, Toky

Anda mungkin juga menyukai