mempertanyakan tentang apa yang dilakukannya. Maka keseharian berlalu begitu saja tanpa sebuah pembelajaran. Pembelajaran membutuhkan suatu pertanyaan yang kritis. Kritis terlatih ketika merasakan suatu situasi kondisi kalua disingkat sikonTOL ditambah toleransi upps bukan porno. Hal ini yang membuat diri lambat dalam pendewasaan dan kecakapan dalam kehidupan sehari-hari. Didalam kelas dikampus tidak diajarkan bagaimana seharusnya untuk hidup hanya perlu penghayatan tersendiri, berarti itu ada yang tidak terdidik, hanya diri kita yang mendidik itu. Dan itu kita dapatkan ketika keingintahuan kita. Pembelajaran dikampus hanya focus pada pemberian informasi belaka tanpa kita sadari akhirnya informasi tersebut hilang begitu saja tanpa kita ingat bahkan menjadi suatu penghayatan tersendiri. Kalau seperti ini terus maka tidak akan pernah terlahir orang-orang yang besar yang dulu menjadi pahlawan bangsa. Biarkan saja kampus seperti itu. Kita hari ini yang sudah merasakan gejala yang tidak beres tinggal bagaimana berkaca diri pada cermin dan bertanya aku harus bagaimana. Orang yang berimajinasi tinggi pasti menjebol system yang seperti ini dengan keberanian meskipun Kevin Faisal Fajrin Jumat 2/17/2017 08.52
sendirian. Kampus ya kampus ambilsaja ijazahnya
sebagai prasyarat administrasi public. Tapi perlu diketahui bahwa selembar kertas itu tidak penting bagi jiwa kamu maka ketika itu menjadi sebuah patokan sesungguhnya kualitas dirimu rapuh dan kosong. Misalnya dilingkungan yang tidak bertradisi intelek dan moral maka jalan satu satunya kita yang harus mandiri bukan mandi sendiri juga mencari sendiri. Bacalah tidak hanya buku saja tapi situasi kondisi, latih intusi kamu. Cari sendiri kalau dikampus tidak akan dapat!
****Ah sudahlan corat coret pagi hari ini dilaptopnya
kanda hari, ada salam dari monza, dia kucing dari syurga ciptaan yang maha esa, sayangi dia, ciumi dia, parabin dia wkwkwkkwk