Modul Hisikia Idk II
Modul Hisikia Idk II
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
HISIKIA LAIA
1.2 PSIK
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman , dan dosen pembimbing sehingga
saya dapat menyusun modul ini dengan tepat waktu .
Saya menyadarai begitu banyak kekurangan yang ada di modul yang saya susun ini ,
maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
membuat modul ini menjadi lebih baik.
Akhir kata yang dapat saya tulis yaitu semoga modul ini bermanfaat bagi kita para
pembaca dan menambah wawasan kita dalam mengenal beberapa sistem RESPON
RADANG
Penulis
HISIKIA LAIA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....i
DAFTAR ISI..ii
BAB I PENDAHULUAN.iii
BAB II PEMBAHASAN1
DAFTAR PUSTAKA...7
BAB I
PENDAHULUAN
Obat yang beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat di masa lalu.
Perlu kita ketahui bahwa penemuan obat jaman dahulu berawal dari coba-mencoba
yang dilakukan oleh manusia purba. Biasanya di sebut, "EMPIRIS". Empiris berarti
berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun
hingga muncul apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut
Pengobatan Tradisional Jamu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Peradangan mengendalikan kuman, dan regenerasi jaringan yang terluka. Klorofil akan
menutupdaerah luka membentuk lapisan pelindung yang menghindari kontak
langsungdaerah yang mengalami radang dengan kuman serta merangsang fibroblas.
Cara Mengurangi peradangan di dalam tubuh sangat penting karena merupakan kondisi
yang dapat mengakibatkan kondisi medis serius seperti penyakit jantung dan gangguan
autoimun. Bagaimana cara mengurangi peradangan? Tangan, kaki, dan bagian tubuh
lainnya menjadi merah, bengkak, panas danmenyakitkan adalah gejala-gejala terjadinya
peradangan. Peradangan adalah kemampuan dari sistem kekebalan tubuh kita untuk
merespon sebuah iritasi.
Misalnya, jika lutut cedera saat berolahraga, sistem kekebalan tubuh
akanmengeluarkan protein, yang disebut protein Creaktif, menuju ke daerah lutut yang
cedera dan mengakibatkan rasa sakit, bengkak dan peradangan. Peradangan sebenarnya
adalah kondisi tubuh untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Namun, penelitian juga
menunjukkan bahwa peradangan kronis dapat menjadi akar penyebab beberapa penyakit
kronis seperti gangguan autoimun dan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu sangat
penting untuk mengurangi peradangan sesegera mungkin. Seperti dilansir dari Ehow dan
Buzzle, Jumat (30/4/2010), berikut 5 cara untuk mengurangi peradangan, yaitu:
4. Latihan Teratur
Berolahraga selama 30-60 menit selama 3 hingga 5 kali dalam seminggu akan
membantu menurunkan berat badan secara alami, sehingga mengurangi jumlah tekanan
pada sendi dan ligamen. Kurang tekanan berarti mengurangi peradangan dalam tubuh.
Selain itu, olahraga seperti jalan cepat, jogging, bersepeda atau berenang dapat membuat
tubuh melepaskan senyawa yang disebut endorphins dalam aliran darah, yang akan
membantu meredakan peradangan.
5. Kurangi Stress
Stres menyebabkan pelepasan beberapa hormon stres di dalam tubuh, yang
mengakibatkan peradangan.
Ada beberapa cara untuk menghilangkan stres dan kecemasan, seperti aromaterapi,
beribadah, pijat, dan lainnya, yang dapat digunakan untuk menenangkan jiwa.
Mengurangi stres berarti mengurangi peradangan. Selain itu, tidur nyenyak juga
membantu mengurangi peradangan. Pastikan tubuh mendapatkan sekitar 7-9 jam tidur,
sehingga dapat membatalkan semua respon peradangan tubuh.
2.2 INFEKSI OPORTUNISTIK
A. INFEKSI OPOTUNISTIK
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman bakteri, protozoa, jamur dan virus.
Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu mengendalikan
kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh
beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan
masalah kesehatan. Infeksi yang mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan
kekebalan tubuh disebut oportunistik. Kata infeksi oportunistik sering kali
disingkat menjadi IO.
Untuk menentukan apakah anda terinfeksi IO, darah anda dapat dites untuk
antigen (potongan kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi (protein yang
dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Bila antigen ditemukan artinya
anda terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti anda pernah terpajan infeksi. Anda mungkin
pernah menerima imunisasi atau vaksinasi terhadap infeksi tersebut, atau sistem
kekebalan anda mungkin telah memberantas infeksi dari tubuh, atau anda mungkin
terinfeksi.
Jika anda terinfeksi kuman yang menyebabkan IO, dan jika jumlah CD4 anda
cukup rendah sehingga memungkinkan IO berkembang, dokter anda akan mencari tanda
penyakit aktif. Tanda ini tergantung pada jenis IO.
B. IO dan AIDS
Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengalami IO jika sistem kekebalannya
rusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati kanker dapat menekan
sistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan kanker dapat mengalami
IO. HIV memperlemah sistem kekebalan, sehingga IO dapat berkembang. Jika anda
terinfeksi HIV dan mengalami IO, anda mungkin AIDS.
1. Kandidiasis (thrush) adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.
Rentang CD4: dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
2. Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata yang
dapat mengakibatkan kebutaan. Rentang CD4: di bawah 50.
3. Berbagai macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau alat
kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika anda mengidap HIV,
perjangandannya dapat jauh lebih sering dan lebih parah. Penyakit ini dapat terjadi pada
jumlah CD4 berapa pun.
4. Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan
lebih parah pada orang terinfeksi HIV.
5. Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI) adalah infeksi bakteri yang dapat
menyebabkan demam kambuhan, rasa sakit umum, masalah pada pencernaan, dan
kehilangan berat badan yang parah. Rentang CD4: di bawah 75.
7. Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi protozoa otak. Rentang CD4: dibawah 100.
8. Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru, dan dapat
menyebabkan meningitis (radang selaput otak). Rentang CD4: Setiap orang dengan HIV
yang dites positif terpajan TB sebaiknya diobati.
C. Pencegahan IO
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan mungkin anda
telah membawa beberapa dari infeksi ini. Anda dapat mengurangi risiko infeksi baru
dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman yang diketahui yang
menyebabkan IO.
Meskipun anda terinfeksi beberapa IO, anda dapat memakai obat yang akan
mencegah pengembangan penyakit aktif. Pencegahan ini disebut profilaksis. Cara
terbaik untuk mencegah IO adalah untuk memakai ART.
D. SISTEM IMUNITAS
Imunitas adalah respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing atau
mikroorganisme yang menginvasinya. (KMB Vol 3, Suzzane C. Smeltzer ) Sistem
imunitas bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh mikroorganisme, membantu
proses penyembuhan dalam tubuh dan membuang atau memperbaikisel yang rusak apabila terjadi
infeksi atau cedera. Ketika sistem imun melemah atau rusak oleh virus seperti HIV,
tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan
jaringan limfoid, termasuk didalamnya sumsung tulang, thymus, nodus limfa, limfa,
tonsil, adenoid, appendix, darah dan pembuluh limfa. Seluruh komponen dari sistem imun adalah penting
dalam produksi dan perkembangan limfosit atau sel darah putih. System imun dikontrol oleh
sel khusus yang disebut sel darah putih. Sel darah putih melindungi tubuh dari infeksi dan kanker
serta membantu proses penyembuhan. Sel darah putih meliputi neutrofil, eosinofil,
basofil, monosit dan makrofag serta limfosit B dan T.
a. Neutrofil adalah sel darah putih pertama yang datang ketempat cedera atau infeksi dan berperan penting
dalam proses peradangan.
b. Eosinofil berfungsi dalam pertahanan terhadap infeksi parasit.
c. Basofil bersikulasi dalam aliran darah dan apabila dan diaktifkan oleh cedera atau
infeksi, mengeluarkan histamine, bradikinin dan serotonin.
d. Monosit dan makrofag Monosit beredar dalam darah dan masuk ke jaringan yang cedera
melewati membrane kapiler yang menjadi permeable sebagai akibat dari reaksi
peradangan. Monosit tidak bersifat fagositik, tetapi setelah beberapa jam berada di
jaringan, sel ini berkembang matang menjadi makrofag. Makrofag adalah sel besar yang
mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah yang sangat besar.
Limfosit mempunyai peran utama dalam sistem imun dan limfosit merupakan
perangkat sistem imun spesifik. terdapat dua jenis sel yaitu sel T dan B.
a. Sel T dapat secara langsung menghancurkan sasaran yang dilakukan sel T (sitotoksis) .Sel T di berasal
dari Thimus. Fungsi sel T umumnya ialah :
1. Membantu sel B dalam memproduksi antibody
2. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi
3. Mengaktifkan magrofag dalam fagositosis
1. Sel T helper (Th) berfungsi memacu respon imun, baik humoral maupun seluler.
2. Sel T supresor (Ts) berperan menekan respon imun.
3. Sel T sitotoksik merupakan penyarang langsung yang dapat membunuh mikroorganisme,bahkan
membunuh sel-sel tubuh sendiri.
b. Sel B Sel B di produksi di Sum-sum Tulang belakang, memproduksi zat antibodi yang
berperan serta dalam imunitas dengan menetralkan baik secara langsung maupun dengan mengaktifasi
komplemen dan sel efektor untuk membunuh mikroorganisme. Sel ini terdapat pula
dalam sumsum tulang,jaringan limfoid perifer(kelenjar getah bening,limfa,dan
tonsil),serta dalam organ nonlimfoid (traktus gastrointestinal). Penyakit yang berhubungan
dengan sistem imun yaitu :
1. Reaksi auto imun Dalam reaksi autoimun pertahanan tubuh yang normal akan menghancurkan dirinya
sendiri karena mengnali antigen sendiri sebagai antigen asing. sebagai contoh arthritis
rematoid dan sistemik lupus eritematosus masih tidak jelas.
2. Imunnodefisiensi Respon imun yang tidak ada atau tertekan akan meningkatkan kerentanan seseorang
terhadap infeksi. Imunodefisiensi bias primer, yang mencerminkan suatu depek pada sel
T, sel B, atau jaringan limfosit ataupun skunder yang terjadi karena penyakit atau factor
dibaliknya yang menekan atau menyekat repon imun. Biasanya disebabkan oleh inferksi virus atau
merupakan reaksi iatrogenic terhadap obat-obat yang digunakan sebgai terapi
3. AIDS (Acquireed Immunodefisiensy Syndrome) Infeksi HIV dapat menyebabkan penyakit
AIDS. Walaupun ditandai oleh kerusakan yang terjadi secara berangsur-ansur pada imunitas
yang diantarai sel (Sel T) namun, penyakit ini mempengaruhi imunitas humoral dan bahkan auto
imunitas karena peranan sentral limfosit T (Helper) CD4+ dalam reaksi imun.
Imunodefisiensi yang diakibatkannya membuat pasien rentan terhadap infeksi oportunis,
kanker, dan abnormalitas lain yang menandai AIDS.
F. SISTEM IMUNITAS
Imunitas adalah respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda
asing atau mikroorganisme yang menginvasinya. (KMB Vol 3, Suzzane C. Smeltzer )
Sistem imunitas bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh mikroorganisme,
membantu proses penyembuhan dalam tubuh dan membuang atau memperbaikisel yang rusak apabila
terjadi infeksi atau cedera. Ketika sistem imun melemah atau rusak oleh virus seperti
HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas
organ dan jaringan limfoid, termasuk didalamnya sumsung tulang, thymus, nodus limfa,
limfa, tonsil, adenoid, appendix, darah dan pembuluh limfa. Seluruh komponen dari sistem imun adalah
penting dalam produksi dan perkembangan limfosit atau sel darah putih.
Berikut ini beberapa bahan atau ramuan bahan alami yang dapat digunakan mengatasi
hipertensi.
a. Akar alang-alang
Akar alang-alang (imperata clyndica I) sebanyak 200 g dan manisan tangkue yang
terbuat dari labu putih direbus dengan dua gelas air hingga airnya tinggal setengah gelas.
Ramuan diminum dua kali sehari.
b. Bawang putih
Tiga suing bawang putih (allium sativum I) ditambuk dan ditambah air masak. Ramuan
diminum sesudah sarapan selama satu minggu.
c. Belimbing manis
Beberapa belimbing manis (averrhoa carambola I.) mudah diparut dan diambil sarinya.
Sari belimbing diminum dua kali sehari. Cara lainnya, segenggam daun belimbing manis
ditumbuk dan diperas.
d. Belimbing wuluh
Tiga buah belimbing (averrhoa bilimbi I.) direbus dengan tiga gelas air hingga air
tinggal setengah gelas.
e. Daun seledri
Daun seledri (Apium graveolens I.) secukupnya ditambah sedikit air masak, lalu diperas.
f. Rambut jagung
Segenggam rambut jagung (zea mays I.) direbus dengan satu liter air, lalu disaring,
ramuan diminum dua kali sehari.
g. Mengkudu
Dua buah mengkudu (morinda citrifolia I.) dibuang bijinya, diparut, dan diperas.
h. Mentimun .
i. Papaya
j. Sambiloto.
Berikut ini beberapa bahan atau ramuan bahan alami yang dapat digunakan untuk
diabetes mengetasi.
a. Ramuan diabetes I
Tiga suing bawang merah (allium cepa I.) sepuluh buncis (phaseolus vurgaris I.) dan
sepuluh daun salam (syzygium polyanthum (wight) wapl I.) diiris dan direbus dengan
setengah gelas air,lalu disaring.
b. Ramuan diabetes II
Tiga buah (16 biji tunggal) belimbing wuluh (averrhoa bilimbi I.) satu buah mentimun
(cucimis satifus I.) 7 g atau lemnar daunsambiloto (andrographis paniculatanees).
c. Ramuan diabetes III
Satu brotowali (tinos pora crispa I.) sebesar 10 cm dan akar papaya (carica papaya I.)
direbus dengan tiga gelas air, lalu disaring.
3. REMATIK (ENCOK)
Berikut ini beberapa bahan atau ramuan bahan alami yang dapat digunakan untuk
mengobati rematik.
1. Ramuan remati I
Jahe (zingiber officinale rocs.) ditumbuk atau di parut lalu ditambah minyak kayu putih.
2. Beluntas
3. Brotowali
4. Daun dewa
5. Seledri.
Contoh Obat
a. Jamu
1. Kuku Bima
Indikasi:
Memberi kekuatan dan semangat baru. Menguatkan pinggang/ginjal terutama
bagi mereka yang lemah dan yang bekerja berat.
Komposisi:
Cara pemakaian:
1 bungkus diseduh dengan 100 cc ( gelas) air hangat. Minum secara teratur 1
bungkus setiap malam atau 3 x seminggu.
Kemasan:
10 Sachet serbuk, tablet. Untuk pria.
Jenis: Serbuk
Produsen: PT Sido Muncul
2. Tolak Angin
Indikasi:
Meredakan mual, kembung, sakit perut, melegakan tenggorokan, dan
memperbaiki daya tahan tubuh.
Komposisi:
Oryza sativa, Foeniculi Fructus, Isorae Fructus, Caryophylli Folium, Zingiberis
Rhizoma, Bahan-bahan lain.
Kegunaan:
Mengobati masuk angin karena kehujanan, kurang tidur, atau terlalu lelah.
Gejala-gejalanya seperti : mual, perut kembung/sakit (mules), pusing, lesu, demam,
pilek, badan terasa dingin, mata berair. Menjaga stamina/kondisi tubuh di saat-saat
bekerja keras/lembur dan melakukan perjalanan jauh. Terutama petugas jaga malam dan
pekerja berat.
Cara pemakaian:
1 bungkus diseduh dengan 100 cc (? gelas) air hangat. Dapat ditambahkan air
jeruk nipis bila suka dan madu kembang Sido Muncul. Diminum 2 kali sehari @ 1
bungkus sampai sembuh.
Untuk pencegahan : 1 bungkus sehari atau 2-3 hari 1 bungkus.
3. Darsi
Indikasi:
Untuk penyakit darah kotor dan akibat yang ditimbulkan seperti penyakit kulit,
jerawat, bisul, bercak-bercak merah pada kulit, biduran (galigata), dsb dan
memperlancar peredaran darah.
Komposisi :
a. Curcumae domesticae Rhizoma 10%
b. Zingiberis aromaticae Rhizoma 20%
c. Elephantopi Folium 5%
d. Sappan Lignum 10%
e. Zingiberis purpurei Rhizoma 20%
f. Andrographidis Herba 15%
g. Curcumae Rhizoma 20%
Kapsul :
a. Curcumae domesticae Rhizoma Extract 10%
b. Zingiberis aromaticae Rhizoma Extract 20%
c. Elephantopi Folium Extract 5%
d. Sappan Lignum Extract 10%
e. Zingiberis purpurei Rhizoma Extract 20%
f. Andrographidis Herba Extract 15%
g. Curcumae Rhizoma Extract 20%
Cara Pemakaian :
Pil : Minumlah secara teratur 3 kali sehari 5 pil.
Jamu Galian singset (No.85) yang dibuat oleh Nyonya Meneer. 6 tas, per
kantong 7 gram. Herbal yang membantu perusahaan ramping dan tubuh perempuan dan
mengembalikan penampilan yang lebih muda.
Indikasi :
Untuk membangun dan melestarikan sosok muda dan ramping indah. Ini pil
herbal menghilangkan lemak yang berlebihan.
komposisi:
Guazumae Folium, Curcumae Rhizoma Aeruginosae, Arecae Semen, Curcumae
Rhizoma Domesticae, dan bahan lainnya.
5. Pil Tuntas
Indikasi:
Mengatasi terlambat bulan dan memperlancar haid.
Komposisi:
Nigelleae Sativae Semen 15%,
a. Achilleae Folium 20%,
b. Blumeae Folium 20%,
c. Zingiberis Rhizoma 8%, dan bahan-bahan lain sampai 100% dalam bentuk ekstrak.
Khasiat dan Kegunaan:
a. Mengatasi telambat bulan.
b. Melancarkan haid dengan tuntas dan aman.
c. Mengatasi keluhan-keluhan haid: pinggang pegal, nyeri perut, mulas, mual dan dapat
mengobati jerawat yang timbul pada masa haid.
Cara Pemakaian dan Dosis:
a. Untuk mengatasi bulan, minumlah selama 3 hari berturut-turut sebelum datang haid, tiap
hari 1 x 4 pil.
b. Untuk memperlancar/mengatasi keluhan haid, minumlah 1 x sehari 4 pil tiap sore. Mulai
hari pertama haid selama 3 hari berturut-turut.
Penyimpanan: Simpan di tempat kering.
3. ALBIBET
Pemberian infus herba ceplukan pada kelinci secara oral dengan kadar 10%,
15%, dan 20% dapat meningkatkan toleransi glukosa secara bermakna bila
dibandingkan dengan kontrol. (Luclae Wuryaningsih, Wahjo Djatmiko, dn Fx.
Budhianto. S 1980, bagian Farmakologi F. Farmasi UNAIR dan Bagian Patologi F.
Kedokteran UNAIR.
Cara Pemakaian :
3 x sehari 2 kapsul
diminum 1 jam sebelum makan
Peringatan :Tidak boleh digunakan untuk anak-anak, ibu hamil & menyusui.
3. Metode Pengapungan
Alat dan bahan :
a. Tabung reaksi
b. Tabung pemusing
c. Kain kasa
d. Sentrifugasi
e. Larutan ZnSO4
f. Larutan J-K3
g. Objek glass dan deck glass
h. Tinja
i. Mikroskop
Cara kerja :
a. Tinja diambil sebesar biji kelereng kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi
kemudian ditambah air sampai volume menjadi 10 kalinya lalu diaduk
b. Kain kasa diambil untuk menyaring tinja yang telah diaduk dan ditampung kedalam
tabung pemusing
c. Dipusing dengan kecepatan 1800 rpm selama 1-2 menit dan dilakukan sebanyak 3-4 kali
d. Sesudah supernatan terakhir dibuang, ditambah larutan ZnSO 4 sampai 2/3 tabung
pemusing lalu diaduk kemudian dipusing dengan kecepatan 1800 rpm selama 1-2 menit
e. Bagian yang mengapung diambil dengan pipet dan ditaruh diatas objek glass, ditambah
larutan J-K3, dicampur dan ditutup menggunakan deck glass
f. Diperiksa dibawah mikrosakop.
3. Metode Pengapungan
Alat dan bahan :
a. Tabung reaksi
b. Tabung pemusing
c. Kain kasa
d. Sentrifugasi
e. Larutan ZnSO4
f. Larutan J-K3
g. Objek glass dan deck glass
h. Tinja
i. Mikroskop
1. Imunopresipitasi
Teknik imunopresigitasi merupakan salah, satu cara yang masih banyak dipakai
untuk menganalisis atau mengukur kadar antigen atau antibodi. Antibodi yang
direaksikan dengan antigen spesifik. membentuk kompleks yang tidak larut (presipitat)
yang dapat -dianalisis dengan berbagai cara. Reaksi presipitasi dapat dilangsungkan
dalam media cair maupun media semisolid (gel). Dalam menerapkan teknik ini perlu
dipertimliangkan beberapa keterbatasan. Hal yang paling menentukan adalah
spesifisitas antiserum atau antibodi yang digunakan, dan larutan standard yang stabil
dengan kadar yang pasti.
2. Radioimmunoassay
Bermacam-macam modifikasi teknik radioimmunoassay (RIA) telah
dikembangkan untuk menyederhanakan dan memudahkan penggunaannya serta
meningkatkan sensitivitas maupun spesifisitas. Dalam garis besar ada 2 macam
metode; yaitu metode yang berdasarkan reaksi antigen-antibodi dalam larutan (liquid
phase) dan yang berdasarkan , reaksi antigen-antibodi pada benda padat atau partikel
(solid phase). Pada umumnya teknik RIA dalam iarutan menggunakan prinsip kom-
petitif, yaitu mereaksikan antigen (Ag) yang tidak dilabel dan terdapat dalam
spesimen, bersama Ag. yang dilabel 12.51(Ag*) dengan antibodi (Ab) spesifik, sehingga
Ag berlabel (Ag*) dan Ag dalam spesimen akan berkompetisi; untuk mengikat Ab
membentuk kompleks Ag*-AbAg. Apabila kadar Ag* sebelum reaksi diketahui, maka
sisa Ag* yang tidak bereaksi atau yang terikat pada kompleks dapat diukur radio -
aktivitasnya : dan hasilnya merupakan parameter kadar Ag dalam spesimen. Di
samping teknik kompetitif; ada juga. teknik non-kompetitif dengan cara meiekatkan .
Ag atau Ab pada suatu partikel kemudian tnereaksikannya dengan spesimen yang diuji.
Apabila yang diuji adalah antigen, maka partikel dilapisi dengan Ab spesifik,
kemudian direaksikan dengan spesimen: Setelah'itu ditambahkan Ab berlabel l"I
(Ab*), kemudian kompleks Ab-Ag-Ab* dipisahkan dan diukur radioaktivitasnya
.
DAFTAR PUSTKA
Soewito, D.S.M. 1988. Manfaat dan khasiat Flora. Bogor : Stella Mars.
Sastroamindjojo, S. 1988. Obat asli Indonesia. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.