UJI TARIK
(Tensile Test)
Disusun Oleh:
NRP : 33211501002
Kelompok :2
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah
sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan
ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses
selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan
proses pemesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus
dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang
dilakukan adalah pengujian tarik.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan
sifat-sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan
konstruksi sebuah jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk menerima
beban diatasnya. Material juga harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan
standar atau berlebih tidak patah. Salah satu contoh material yang sekarang
banyak digunakan pada konstruksi bangunanadalah logam.
Dalam proses pembuatannya telah diperkirakan sifat mekanik dari logam
tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat
mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan
pengujian-pengujian terhadap sampel dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari
material, sehingga dapat dilihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang
mempunyai sifat mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari
material dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying. Hal ini dilakukan
sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan.
Adanya kurva tegangan regangan kita dapat mengetahui kekuatan tarik,
kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas, ketangguhan, dan lain-lain. Pada
pegujian tarik ini kita juga harus mengetahui dampak pengujian terhadap sifat
mekanis dan fisik suatu logam. Dengan mengetahui parameter-parameter tersebut
maka kita dapat data dasar mengenai kekuatan suatu bahan atau logam.
1.2 TUJUAN
DASAR TEORI
Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dalam suatu perancangan
konstruksi dan proses manufaktur adalah kekuatan tarik. Kekuatan tarik suatu bahan
di dapat dari hasil uji tarik (tensile test) yang dilaksanakan berdasarkan standart
pengujian yang telah baku seperti ASTM (Association Society Test and Material),
ASME (American Society of Mechanical Engineers), JIS (Japan Industrial
Standards), DIN (Deutches Institute for Normangee) dan yang lainnya.
1. Spesimen Plat
C
Pot C-C
Ao Bo
Gauge Lenght
P
t = Ao ..(1)
t 100%
L
Lo ....................................................................................(2)
di mana
t tegangan teknik (kN/mm2)
= L1 - Lo
grafik
t t adalah sebagai berikut:
3. Ambillah 3 titik di daerah elastis, 3 titik di sekitar yield point ( termasuk y),
6 titik di sekitar beban maksimal (termasuk u) dan satu titik patah ( f ).
Tentukan besar beban dan pertambahan panjang ke 13 titik tersebut
berdasarkan skala yang telah di buat di atas. Untuk membuat tampilan yang
baik, terutama pada daerah elastis, tentukan terlebih dahulu kemiringan garis
....................................................................................(3)
= tg ...(4)
ke regangan teknik
t dengan memakai persamaan 2.
5. Buatlah grafik dengan garis horisontal
t dan garis vertikal t berdasarkan
ke 13 titik acuan tersebut. Grafik yang dihasilkan ( gambar 1.6 ) akan mirip
dari grafik -
s s
dengan grafik
t t terletak pada garis grafik setelah
terus naik sampai patah di titik f. Kenaikkan tersebut disebabkan tegangan yang
terjadi diperhitungkan untuk luas penampang sebenarnya sehingga meskipun
beban turun namun karena pengecilan penampang lebih besar, maka tegangan
yang terjadi juga lebih besar.
s =
t (1+ t ).................................................................................................(5)
s =n(1+ t ).................................................................................................(6)
dalam grafik
s s adalah sebagai berikut:
A0
s Ln
A1 ..................................................................................................(8)
Py
y
A0 ........(9)
y
di mana = tegangan yield (kN/mm2)
Py = beban yield (kN)
Pu
u
A0 .....(10)
di mana
u = tegangan ultimate (kN/mm2)
3. Regangan
L
100%
L0 ...............................................................................(11)
relatif terhadap yang lain dapat diamati dari sudut kemiringan pada garis
proporsional. Semakin besar , semakin kaku material tersebut.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
2. Kikir.
3. Jangka Sorong.
4. Ragum.
5. Penitk.
6. Palu.
3.1.2 Bahan
1. Menyiapkan Spesimen
Ambil spesimen dan jepit pada ragum. Ratakan dengan kikir ujung -
ujung permukaan spesimen bekas proses pemotongan agar mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih presisi. Ulangi langkah tersebut untuk seluruh
spesimen.
Gambar 3.1 Menyiapkan benda kerja (a) Menyiapakan Benda Kerja (b)
Meratakan Benda Kerja
Ambil penitik dan tandai spesimen, untuk spesimen round bar dan plat
sepanjang 50 mm sedangkan beton neser sepanjang 70 mm. Posisikan gauge
lenght tepat di tengah - tengah spesimen. Ulangi langkah tersebut untuk
seluruh spesimen.
Gambar 3.2 Pembuatan gauge lenght
3. Pengukuran dimensi
a. Ambil spesimen tensile test plat dan ukur dimensinya dengan jangka
sorong. Parameter yang harus di ukur meliputi panjang spesimen, panjang
gauge lenght, diameter ( spesimen roundbar), tebal dan lebar ( spesimen
plat ).
a. Nyalakan mesin.
e. Sambil memperhatikan beban pada display, amati grafik yang terjadi dan
terekam pada kertas milimeter.
h. Amati terus grafik dan ketika mulai menunjukan tanda tanda akan turun,
amati terus beban pada display, kemudian catat beban yang tampak pada
display pada saat spesimen patah.
i. Ulangi langkah tersebut untuk spesimen roundbar dan spesimen beton neser.
a. Ambil spesimen plat yang telah mengalami tensile test, satukan lagi tepat
pada patahnya, kemudian ukur dengan jangka sorng.
b. Ukur lebar dan tebal pada daerah necking. Catat hasilnya pada lembar
pengamatan.
c. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada jobsheet.
d. Ambil spesimen roundbar yang telah mengalami tensile test, satukan lagi
tepat pada patahnya, kemudian ukur dengan jangka sorong.
e. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada
lokasi yang berbeda, rata rat hasilnya serta catat pada jobsheet.
f. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada jobsheet.
g. Ambil spesimen beton neser yang telah mengalami tensile test, satukan lagi
tepat pada patahnya, kemudian ukur dengan jangka sorong.
h. Ukur diameter pada daerah necking dengan dua kali pengukuran pada
lokasi yang berbeda, rata rata hasilnya serta catat pada jobsheet.
i. Ukur gauge length setelah patah dan catat hasilnya pada lembar
pengamatan.
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, didapatkan data-
data berikut,
Tabel 4.1. Data hasil percobaan uji tarik
Specification Sample Tensile Test Results
4.2 Pembahasan
57.40 kN
= 113 mm
= 0,508 kN/mm
1 mm = 0.508 kN (skala y)
89.90 - 69.90
= 60
= 0.333 mm/mm
71.5 kN
= 143 mm
= 50 kN/mm
1 mm = 50 kN (skala y)
skala l = perpanjangan setelah specimen patah
Pertambahan panjang total pada kurva
77.6 - 60
= 35
= 50 mm/mm
1 mm = 50 mm (skala x)
32 kN
= 65 mm
= 0,49 kN/mm
1 mm = 0,49 kN (skala y)
88,70 - 68,80
= 65
= 0,31 mm/mm
1 mm = 0,31 mm (skala x)
Setelah menghitung skala x dan skala y kita membuat perhitungan
dengan Microsoft excel untuk mengetahui tegangan regangan sebenarnya.
Dan didapat hasil sebagai berikut:
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebelum kita melakukan uji tarik ( Tensile Test ), kita harus teliti pada saat
pembuatan gauge lenght. Karena pembuatan gauge lenght saat berpengaruh pada
saat melakukan uji tarik, membuat analisa data, dan membuat grafik tegangan
regangan.
Daftar Pustaka
1 Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, [1991], Teknologi Pengelasan Logam,
PT. Pradya Paramita, Jakarta
2 Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan
Teknik Mesin FTI, ITS
3 Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik
Mesin FTI, ITS
4 M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik
Bangunan Kapal, PPNS
5 Budi Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan,
Jurusan Teknik Permesinan Kapal, PPNS