Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ENTERPRISE
RISK MANAGEMENT
Untuk Direktur dan Komisaris
Disusun oleh:
Antonius Alijoyo
with Deddy Jacobus
Dasar-dasar
ENTERPRISE
RISK MANAGEMENT
Untuk Direktur dan Komisaris
Disusun oleh:
Antonius Alijoyo
with Deddy Jacobus
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
PROFIL LKDI 5
Bab I Pendahuluan 6
Mengapa ERM relevan dan penting bagi Direktur dan Komisaris
Kebutuhan akan kompetensi di bidang ERM bagi Direktur dan Komisaris
Prasyarat ERM
Pertanyaan kajian
CONTOH KASUS 75
Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) dibentuk pada tahun 2001
dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi para komisaris dan direktur dalam
meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan integritas dalam menerapkan prinsip-
prinsip good corporate governance (GCG). Untuk itu sejak awal tahun 2005, LKDI
secara intensif telah menyelenggarakan program "Training and Directorship
Certification for Commissioners and Directors". Disamping itu LKDI juga
menyelenggarakan program pendidikan profesional berkelanjutan bagi para
komisaris dan direktur yang muatannya menekankan pada pembelajaran masalah-
masalah yang fundamental dan mutakhir berkaitan dengan praktek GCG terkini
baik di tingkat nasional maupun internasional.
Modul tersebut merupakan acuan bagi para fasilitator dan peserta program
pelatihan LKDI sehingga menjadi suatu referensi yang telah terstandarisasi dengan
perbandingan pada kurikulum program kedirekturan yang juga diselenggarakan
oleh UK Institute of Directors, Australian Institute of Company Directors, dan
Singapore Institute of Directors.
Pada tahap pertama ini, LKDI menerbitkan lima modul yaitu: "GCG Concepts,
Principles and Practices", "Boards' Duties, Liabilities and Responsibilities",
"Enterprise Risk Management", "Corporate Social Responsibility", dan "High Quality
Corporate Reporting". Penyusunan modul-modul tersebut dilakukan oleh para
akademisi senior yang tergabung dalam Academic Network Indonesia on Governance
(ANIG) yang dibentuk dan berada dibawah naungan Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG).
Akhirnya LKDI mengucapkan terimakasih kepada CIPE, KNKG dan ANIG atas
dukungannya dalam penerbitan modul pelatihan ini, dengan harapan kerjasama
yang baik ini akan dilanjutkan dalam rangka melaksanakan program-program
penguatan GCG di Indonesia.
Salam hormat,
Hoesein Wiriadinata
Ketua
Komisaris dan Direktur adalah pihak yang berkepentingan dan secara langsung
mempunyai peranan strategis dalam keberhasilan implementasi Good Corporate
Governanace. Krisis tahun 1997 memberikan hikmah pelajaran yang sangat
berharga karena telah memberikan bukti yang tidak terbantahkan mengenai
rapuhnya struktur ekonomi dan berbagai praktek korporasi yang menyimpang.
Namun, demikian banyak perusahaan yang telah berinisiatif memperbaiki diri
menuju tata kelola yang lebih baik.
Resiko bersifat inheren di dalam segala sesuatu yang kita lakukan, baik ketika
kita tengah bersepeda, mengelola suatu proyek, menghadapi klien,
menetapkan prioritas, membeli sistem dan perlengkapan baru, dan
mengambil keputusan tentang masa depan atau memutuskan untuk tidak
mengambil tindakan apapun.
Sadar atau tidak kita senantiasa berurusan dengan resiko. Kebutuhan untuk
mengelola resiko secara sistematis berlaku bagi setiap organisasi dan
individu. Demikian juga halnya bagi setiap fungsi dan kegiatan di dalam
perusahaan. Kebutuhan ini harus dipandang sebagai sesuatu yang sangat
penting bagi para Direktur dan Komisaris.
Dari sudut pandang risk and return, manajemen resiko membantu kita
menyeimbangkan keduanya. Konsep "no risk, no return" telah diterima luas di
dunia bisnis. Konsekuensi dari konsep tersebut adalah "higher risk, higher
return." Namun, dalam dunia nyata, tidak ada resiko dan return yang bersifat
Menangkap peluang
Manajemen bukan hanya harus memperhatikan resiko tetapi juga peristiwa-
peristiwa potensial. Dengan mempertimbangkan rangkaian peristiwa terkait
secara menyeluruh, manajemen dapat memiliki pemahaman tentang
peristiwa-peristiwa yang menjanjikan peluang.
Merasionalisasi kapital
Informasi yang lebih andal terkait dengan total resiko entitas memungkinkan
Direktur dan Komisaris serta manajemen perusahaan menelaah secara lebih
efektif kebutuhan modal perusahaan secara menyeluruh dan meningkatkan
ketepatan alokasi modal.
Bausch
& Lombs Korporasi Kesalahan laporan revenu $ 42 juta
PCA Perusahaan
energi Klaim $ 236 juta
MG Perusahaan
energi Kerugian perdagangan $1 miliar
LTCM Manajemen
aset Rescue fund required $ 3.5 miliar
Sumber: James Lam, Enterprise Risk Management, From Incentives to Controls, JWS, 2003, p. 10.
Pada sebagian besar kasus di atas, in most of the above cases, yang terjadi
adalah baik pengurus perusahaan menerima informasi yang menyesatkan
atau adanya kegagalan proses penyampaian informasi kepada pengurus dan
pemangku kepentingan. Dalam banyak hal, kegagalan tersebut melibatkan
rekayasa keuangan dan resiko-resiko ekonomi yang bersifat non-disklosur
serta penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang yang luar biasa parah.
Prasyarat ERM
Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan dari ERM adalah setiap bagian,
baik untuk profit atau untuk non-profit, atau badan pemerintahan, ada
untuk menyediakan nilai bagi pada pemegang sahamnya. Semua yang
terlibat menghadapi ketidakpastian dan tantangan untuk manajemen adalah
untuk menentukan seberapa banyak ketidakpastian yang siap untuk
diterima dalam rangka mengembangkan nilai pemegang saham.
Ketidakpastian menimbulkan resiko dan peluang, dengan potensi untuk
menurunkan atau meningkatkan nilai. ERM meyediakan bingkai kerja untuk
manajemen untuk secara efektif menangani ketidakpastian dan resiko yang
berhubungan dan peluang dan arena itu meningkatkan kemampuan untuk
meningkatkan nilai.
Ketidakpastian
Perusahaan beroperasi dalam lingkungan dimana faktor seperti globalisasi,
teknologi, peraturan, restrukturisasi, pasar yang berubah dan kompetisi
menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian timbul dari ketidakmampuan
untuk secara tepat menentukan kemungkinan kejadian-kejadian potensial
akan terjadi dan hasil-hasil dari kejadian tersebut.
Nilai
Nilai dibentuk, dilindungi atau dirusak oleh keputusan-keputusan
manajemen berkisar dari penentuan strategi hingga pengoperasian
perusahaan hari demi hari. Erat hubungannya dengan keputusan adalah
pengenalan resiko dan kesempatan, membutuhkan manajemen
mempertimbangkan informasi tentang lingkungan internal dan eksternal,
menyebarkan sumber daya yang berharga dan mengkalibrasi ulang aktivitas
perusahaan dan perubahan keadaan.
Untuk dapat menerapkan ERM secara efektif, dari sudut pandang dewan,
pertama-tama harus ada komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan, sebuah
definisi jelas dari risk appetite perusahaan dalam artian kebijaksanaan resiko
dan toleransi resiko, struktur organisasi, dan kesadaran bahwa mereka perlu
untuk memastikan bahwa perilaku mereka sejalan dengan kebijakan
manajemen resiko. Hal ini untuk memastikan integrasi resiko ke dalam
budaya dan nilai perusahaan.
Dewan tidak dapat memonitor atau mengontrol kondisi finansial dari institusi
pengambil resiko tanpa manajemen resiko yang tangguh dan matriks resiko.
Sementara itu, fungsi manajemen resiko bergantung pada sponsor pada level
eksekutif senior dan dewan untuk memperoleh investasi yang dibutuhkan
dan mempengaruhi kebutuhan-kebutuhannya untuk menyeimbangkan
pemimpin-pemimpin bisnis yang kuat.
Komite Resiko dari institusi juga perlu dilibatkan, pada taraf tertentu, dalam
penentuan metodologi manajemen resiko dasar yang diterapkan oleh
institusi. Penting bagi penerapan manajemen resiko untuk mengerti kekuatan
dan kelemahan dari matriks resiko operasional kalau mereka akan
memahami laporan resiko.
Pertanyaan review
Lima pertanyaan multiple choices untuk mereview materi dari Bab 1.
Konsep Resiko
Resiko dalam pengertian yang luas bukanlah hal baru dalam dunia bisnis.
Semua perusahaan dihadapkan kepada resiko-resiko tradisional dalam
bisnis : naik turunnya pendapatan akibat berbagai hal seperti perubahan
dalam lingkungan bisnis, kecenderungan alami untuk bersaing, dalam
teknologi produksi, dan dalam faktor-faktor yang berpengaruh terhadap para
penyalur. Hal tersebut merupakan suatu pemahaman klasik mengenai
resiko.
Resiko datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pada bagian sebelumnya,
resiko digambarkan sebagai "kesempatan akan terjadinya sesuatu yang akan
membawa dampak pada tujuan." Dalam pengertian tersebut, resiko
seringkali dikaitkan dengan sebuah peristiwa dan konsekuensi-konsekuensi
yang mungkin terjadi karenanya. Resiko diukur dengan kombinasi dari
konsekuensi dari suatu peristiwa dan berbagai kemungkinan yang akan
terjadi karena peristiwa tersebut. Resiko dapat membawa dampak yang
positif atau negatif.
Resiko Pasar
Resiko Operasional
}
Resiko Hukum dan
Resiko peraturan
Resiko Bisnis
Resiko Reputasi
Resiko perlu dikenali dan diperkirakan dengan cara yang relatif mudah untuk
dipahami. Bagaimana pun hal ini membutuhkan pelatihan-pelatihan dan
pendidikan yang substansial. Banyak pemimpin, stafbaik junior maupun
senior, akan merasa tidak familiar dengan manajemen resiko ini, khususnya
dengan format analisis resiko yang kuantitatif. Untungnya, ada beberapa
konsep resiko utama yang akan membantu kita untuk memahami resiko
tersebut dengan lebih baik dan menerapkannya pada resiko-resiko berbagai
macam bisnis, yang pasti menghasilkan program manajemen resiko yang
efektif.
Paling tidak ada dua rancangan kerja yang dapat diterima secara luas dan
dapat digunakan oleh bagian perencanaan institusi sebagai inisiatif
Enterprise Risk Management. Kedua standar rancangan kerja tersebut adalah
AS/NZS 4360:2004 dan COSO Enterprise Risk Management Integrated
Framework.
AS/NZS 4360:2004
AS/NZS 4360:2004 adalah sebuah standar Joint Australian/New Zealand
tentang manajemen resiko. Standar ini menyediakan panduan umum untuk
mengelola resiko. Standar ini bisa diterapkan secara luas dalam aktivitas-
aktivitas, pengambilan keputusan-keputusan, atau operasi-operasi dalam
berbagai perusahaan baik umum, swasta, perusahaan rakyat, dalam grup,
maupun untuk individual.
Tujuan dari standar ini adalah untuk menyediakan panduan yang akan
memungkinkan perusahaan-perusahaan umum, swasta, dan masyarakat,
grup-grup dan individu untuk mencapai :
Dasar-dasar yang tepat dan pasti dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan;
Identifikasi yang lebih baik tentang kesempatan-kesempatan dan
ancaman yang ada;
Nilai tambah dari uncertainity (ketidakpastian) dan variabilitas;
Manajemen yang proaktif, dan bukannya yang reaktif;
Alokasi dan penggunaan sumber-sumber daya yang lebih efektif;
Manajemen insiden yang lebih baik dan pengurangan kerugian serta
resiko yang harus ditanggung, termasuk premi asuransi komersil;
Peningkatan kepercayaan dari para pemangku kepentingan;
Peningkatan pemenuhan dengan undang-undang yang relevan;
Penguasaan perusahaan yang lebih baik;
Masalah
Ruang
lingkup hasil
yang dapat
dipercaya
Kemungkinan
"Catastrophe
Rendah
Rendah Tinggi
Konsekuensi
Risk Appetite
Risk appetite adalah jumlah resiko yang bisa diterima entitas dalam
pengejaran nilai. Entitas seringkali memperhitungkan risk appetite secara
kualitatif, dengan kategori-kategori seperti tinggi, sedang, atau rendah, dan
biasanya entitas melakukan pendekatan-pendekatan secara kuantitatif,
menggambarkan dan menyeimbangkan sasaran-sasaran untuk
pertumbuhan, hasil, dan resiko.
Risk appetite secara langsung terkait dengan strategi entitas. Risk appetite
dipertimbangkan dalam penentuan strategi, di mana hasil yang diinginkan
dari sebuah strategi harus diarahkan agar sejalan dengan risk appetite
entitas. Strategi-strategi yang berbeda akan membawa entitas pada resiko-
resiko yang berbeda. Penerapan enterprise risk management dalam
Risk tolerances are the acceptable level of variation relative to the achievement
of objectives. In setting specific risk tolerances, management considers the
relative importance of the related objectives and aligns risk tolerances with its
risk appetite. Operating within risk tolerances provides management greater
assurance that the entity will remain within its risk appetite and, in turn,
provides a higher degree of comfort that the entity will achieve its objectives.
Toleransi resiko adalah level resiko yang dapat diterima, terkait dengan
pencapaian tujuan. Dalam menentukan toleransi resiko yang spesifik,
manajemen mempertimbangkan kaitan penting antara tujuan.
Pencapaian Tujuan
Enterprise risk management yang efektif dapat diandalkan untuk
memberikan jaminan yang layak tentang pencapaian tujuan, berkaitan
dengan pelaporan yang dapat dipercaya dan pemenuhan peraturan dan
hukum yang ada. Pencapaian kategori-kategori tujuan tersebut ada dalam
kendali entitas dan tergantung pada seberapa baik kegiatan-kegiatan entitas
yang berkaitan dilaksanakan.
Lingkungan internal terdiri dari banyak elemen, termasuk nilai etis entitas,
kompetensi dan pengembangan personil, corak pelaksanaan manajemen,
dan bagaimana penentuan wewenang dan tanggung jawab. Jajaran Direktur
dan Komisaris adalah bagian-bagian penting dalam lingkungan internal,
yang secara signifikan mampu mempengaruhi elemen-elemen lingkungan
internal yang lain.
Risk appetite, yang disusun oleh jajaran Direktur dan ditinjau oleh Dewan
Komisionaris, merupakan tonggak dalam penentuan strategi. Biasanya
beberapa strategi yang berbeda dapat didesain untuk mencapai
pertumbuhan dan hasil yang diinginkan, dan masing-masing strategi
memiliki resiko terkait yang berbeda-beda. Enterprise risk management,
diterapkan dalam penentuan strategi, membantu manajemen untuk memilih
Resiko Kultur adalah satuan sikap bersama, nilai-nilai dan praktek yang
menandai bagaimana suatu kesatuan mempertimbangkan resiko dalam
aktivitas sehari-hari nya. Karena banyaknya perusahaan, kultur resiko
mengalir dari filosofi resiko kesatuan dan selera resiko. Untuk yang kesatuan
yang tidak dengan tegas menggambarkan filosofi resiko mereka, resiko kultur
boleh membentuk secara tidak benar, menghasilkan kultur resiko dengan
mantap berbeda di dalam suatu perusahaan atau bahkan di dalam unit bisnis
tertentu, fungsi atau departemen.
Penentuan Tujuan
Dalam konteks penyusunan visi misi, jajaran Direktur juga menyusun
tujuan-tujuan strategis, memilih strategi dan menyusun tujuan terkait,
mengalirkannya melalui perusahaan dan meluruskan serta mengaitkannya
dengan strategi. Tujuan harus ada sebelum manajemen dapat
mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi mempengaruhi pencapaian mereka.
Enterprise risk management memastikan jajaran Direktur dan manajemen
menyusun tujuan dan meluruskan tujuan-tujuan tersebut dengan visi misi,
serta bersikap konsisten terhadap risk appetite entitas.
Event Identification
Jajaran Direktur mengetahui bahwa ketidakpastian adabahwa mereka tidak
dapat mengetahui dengan pasti apakah dan kapankah sebuah peristiwa akan
terjadi, atau hasilnya. Sebagai bagian dari event identification, jajaran
Direktur dan manajemen mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi terjadinya suatu peristiwa. Faktor-faktor
Risk Assessment
Risk assessment (penaksiran resiko) memungkinkan entitas untuk
Teknik kuantitatif secara khusus lebih teliti dan digunakan dalam kegiatan-
kegiatan yang lebih rumit dan canggih untuk memperlengkapi teknik
kualitatif. Sebuah entitas hendaknya tidak menggunakan teknik penaksiran
yang umum untuk semua unit bisnis. Sebaliknya, pemilihan teknik
penaksiran tersebut harus mencerminkan kebutuhan akan detail dan budaya
dari unit bisnis. Dalam setiap peristiwa, metode-metode yang digunakan oleh
unit-unit bisnis individual harus memudahkan perkiraan resiko di seluruh
entitas.
Risk responses fall within the categories of risk avoidance, reduction, sharing
and acceptance (see Figure 2.5). As part of enterprise risk management, for
each significant risk an entity considers potential responses from a range of
response categories. This gives sufficient depth to response selection and also
challenges the "status quo."
Aktivitas-aktivitas Kontrol
Merupakan kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan
bahwa tanggapan terhadap resiko dijalankan dengan layak. Aktivitas-
aktivitas kontrol terjadi di seluruh organisasi di berbagai level dan fungsi.
Aktivitas kontrol adalah bagian dari proses di mana perusahaan berusaha
mencapai tujuan bisnisnya. Aktivitas ini biasanya melibatkan dua elemen :
kebijakan tentang apa yang harus dilakukan, dan prosedur-prosedur untuk
menjalankan kebijakan tersebut.
Dengan kepercayaan akan sistem informasi yang sudah tersebar luas, kontrol
diperlukan dalam sistem-sistem yang signifikan. Dua pengelompokan
aktivitas kontrol sistem informasi yang luas dapat digunakan. Pertama,
kontrol-kontrol umum, yang diterapkan di banyak/semua sistem, yang
membantu menjamin kesinambungan sistem dan memastikan bahwa
aplikasi-aplikasi sistem tersebut tetap dioperasikan dengan layak. Kedua,
kontrol-kontrol aplikasi, yang mengandung tahap-tahap komputerisasi
dalam software aplikasi untuk mengendalikan teknologi aplikasi. Kombinasi
dengan proses manual lainnya dapat mengendalikan kebutuhan,
pengendalian tersebut tidak selalu berhasil, tepat dan rinci.
Monitoring
Enterprise risk management diawasiproses untuk menaksir baik kehadiran
maupun fungsi dari komponen-komponennya dan kualitas kinerjanya dari
waktu ke waktu. Pengawasan dapat dilakukan dalam dua cara : melalui
kegiatan yang terus-menerus atau melalui evaluasi-evaluasi terpisah. Kedua
macam pengawasan tersebut bermanfaat untuk memastikan bahwa
enterprise risk management tetap diterapkan di semua level di seluruh bagian
entitas.
Penguasaan resiko
Semua diskusi di atas memberi kita pemahaman yang menyeluruh tentang
bagaimana penguasaan resiko harus dibangun dalam sebuah organisasi.
Sudah jelas bahwa tanggung jawab utama dari pimpinan perusahaan (jajaran
Direktur dan Dewan Komisaris) adalah untuk memastikan bahwa mereka
telah mengembangkan sebuah pemahaman yang jelas tentang strategi bisnis
perusahaan dan resiko-resiko yang fundamental. Pimpinan perusahaan juga
perlu memastikan transparansi resiko bagi semua pemangku kepentingan
melalui penyingkapan internal dan eksternal yang memadai.
Pertanyaan tinjauan
5 pertanyaan pilihan ganda sebagai bahan kajian bab 2
Bab tiga adalah usaha kita untuk menerapkan ERM ke dalam konteks
Indonesia, peraturan-peraturan perusahaan yang terkait baik milik pribadi,
umum atau milik negara, resiko legalitas dan tuntutan hukum, budaya dan
situasinya. Bab ini memberi pembaca pengertian kontekstual bagaimana
relevansi dan pentingnya ERM dalam lingkungan bisnis dan pemerintahan
Indonesia saat ini. Pada akhir bab ini kami juga membahas tentang peran
penting dari pihak terkait dalam memastikan bahwa kebijaksanaan dan
strategi manajemen (contohnya kemampuan untuk mengambil resiko dan
toleransi) dilaksanakan dan diawasi sampai pada garis paling bawah.
Lingkungan Resiko
Karena sebuah perusahaan tidak beroperasi dalam kondisi vakum, tetapi
keberadaannya adalah pemberian dari lingkungan, perusahaan menjadi
sasaran atau terpapar kepada peraturan yang
terkait. Untuk alasan itu, lingkungan peraturan
dan tindakan pengaturan menjadi penting untuk
dipertimbangkan dan dipahami. Faktanya, syarat
dasar dari praktek sound risk management
adalah sebuah perusahaan berjalan selaras
dengan peraturan yang relevan dan terkait.
Kita perlu menyadari bahwa resiko juga berhubungan dengan resiko reputasi.
Sebuah pelanggaran hukum akan memberi dampak langsung kepada
reputasi Anda, baik perusahaan ataupun pribadi. Resiko reputasi memberi
ancaman tersendiri pada institusi keuangan karena melibatkan natur dari
bisnis, kepercayaan pelanggan, kreditor, pembuat peraturan dan pasar pada
umumnya. Sebuah survey yang di keluarkan pada Agustus 2004 oleh Price
Waterhouse Coopers (PWC) dan Economist Intelligence Unit (EIU), 34 persen
dari 134 bank internasional yang menjadi responden meyakini bahwa resiko
reputasi adalah resiko terbesar bagi pasar dan pemegang saham dari bank
tersebut. Sementara resiko pasar dan kredit memiliki angka masing-masing
25 persen.
Tanpa landasan seperti ini, akan sangat sukar bagi manager resiko di bagian
bawah rantai manajemen untuk membuat keputusan kunci dalam
bagaimana melakukan pendekatan dan pengukuran resiko. Contohnya,
tanpa komunikasi jelas tentang konsep dari risk appetite institusi, bagaimana
manager resiko menjabarkan "kasus resiko terburuk" dalam analisa skenario
resiko ekstrim?
Definisi jelas dari risk appetite sebuah organisasi dalam kebijaksanaan resiko
dan toleransi resiko membentuk sebuah elemen yang memiliki komitmen kuat
mulai dari paling atas struktur organisasi dan kesadaran bahwa dewan butuh
untuk memastikan bahwa sikap mereka sejajar dengan kebijaksanaan
manajemen resiko. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, hal ini untuk
memastikan integrasi dari resiko ke dalam budaya dan nilai perusahaan.
Dewan Direksi dengan pemahaman yang kuat akan profil resiko dari
keberadaan atau jalur bisnis yang terantisipasi dapat mendukung keputusan
strategis yang agresif dengan lebih percaya diri. Adopsi dari resiko yang
Tantangannya tetap : bagaimana bisa risk appetite dan toleransi yang telah
disetujui disiarkan kepada manager bisnis sedemikian sehingga dapat
dimonitor dan masuk akal dalam keputusan bisnis hari lepas hari ?
Bagaimana Dewan Komisaris tahu bahwa Manager Eksekutif dan Bisnis
dapat memiliki kemampuan legal dan peraturan minimun, sebagai contoh.
Di sini jelas bahwa tugas dari dewan bagaimana pun juga tidak untuk
menangani managemen resiko berbasis hari lepas hari, tetapi untuk
memastikan bahwa semua mekanisme yang digunakan untuk
mendelegasikan keputusan manajemen resiko sudah berfungsi dengan
benar.
Secara spesifik penting untuk disebutkan di sini adalah tentang peran dari
Komisi Audit, karena komisi ini sekarang ditemukan di kebanyakan
perusahaan terbatas di Indonesia, baik pribadi atau publik, SOE atau non
SOE. Peran dari Komisi Audit sangat penting bagi pandangan keseluruhan
dewan tentang perusahaan. Menurut manual Komisi Audit yang dikeluarkan
oleh Ikatan Komite Audit Indonesia, Komite Audit bertanggung jawab tidak
hanya untuk keakuratan laporan keuangan perusahaan, tetapi juga untuk
memastikan bahwa perusahaan memenuhi standar praktek minimum atau
terbaik dalam aktivitas kunci lainnya, seperti pengaturan, legal, compliance
dan aktivitas manajemen.
Satuan pengawas intern atau internal audit seharusnya juga diperkuat untuk
membantu komite-komite dalam mengatur penyelidikan periodik yang
dilakukan di seluruh perusahaan. Peran utama dari internal audit adalah
untuk menyediakan penilaian independen dari design dan implementasi
manajemen resiko perusahaan. Hal ini berarti bahwa internal audit harus
menunjuk pada kecukupan dokumentasi, efektifitas proses, integritas dari
sistem manajemen resiko, integrasi dari pengaturan resiko dalam manajemen
resiko harian, dan selanjutnya.
Budaya Resiko
Banyak fokus manajemen resiko diarahkan pada membangun infrastruktur
seperti fungsi-fungsi resiko yang independen dan Komite Resiko; audit dan
penaksiran resiko; prosedur dan kebijakan manajemen resiko; model-model
dan sistem; ukuran dan laporan-laporan; serta batas-batas resiko dan proses
pengecualian. Namun, adalah sama pentingnya bahwa perusahaan-
perusahaan juga berfokus pada sisi lain, "sisi lembut" dari manajemen resiko
Kapasitas Internal
Pada akhirnya, manajemen resiko berbicara tentang orang-orang, proses, dan
infrastruktur, misalnya kapasitas internal perusahaan untuk mengelola
resiko. Kesalahan dalam menentukan ketiga komponen tersebut akan
membawa bencana besar bagi perusahaan.
Orang-orang
Orang-orang, kemampuan, budaya, nilai-nilai, dan insentif-insentif
merupakan 'sisi lembut' manajemen resiko. Komponen-komponen ini telah
diakui sebagai kunci-kunci pengendali aktivitas-aktivitas pengambilan
resiko. Dalam definisi COSO tentang enterprise risk management dikatakan
bahwa ERM dipengaruhi oleh orang-orang di mana itu bukan hanya sekedar
kebijakan, survey dan formulir belaka, namun benar-benar melibatkan
orang-orang di setiap level organisasi.
Oleh karena itu, sifat pimpinan serta pendidikan dan pelatihan orang-orang
dalam manajemen resiko merupakan bagian yang penting dalam membangun
kapasitas internal perusahaan untuk menerapkan program enterprise risk
management yang sukses.
Resiko ada dalam berbagai bentuk dan ukuran, seperti cairan. Dalam bab
dua, kita telah mendiskusikan tentang berbagai tipe resiko seperti resiko
pasar, resiko kredit, resiko operasional, resiko hukum dan peraturan, resiko
bisnis, resiko strategis, dan resiko reputasi. Pertanyaannya adalah bagaimana
seorang Manajer yang bertanggung jawab atas resiko seluruh perusahaan
dapat bertahan mengatasi segala resiko itu? Tidaklah mungkin untuk
mempekerjakan tenaga-tenaga ahli untuk setiap resiko tersebutmengingat
Proses
Enterprise risk management berbeda dari perspektif beberapa pengamat,
yang memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang ditambahkan pada
aktivitas perusahaan, atau sebagai beban yang dibutuhkan. Enterprise risk
management paling efektif ketika dibangun dalam infrastruktur entitas dan
menjadi bagian yang penting dalam perusahaan. Ada tiga proses yang penting
yang harus terlaksana pada tempatnya untuk memastikan terlaksananya
Infrastruktur
Proses enterprise risk management membutuhkan infrastruktur resiko yang
didesign dengan baik. Infrastruktur diperlukan untuk menanggapi dan
memonitor resiko secara efektif. Tetapi harus diingat bahwa meskipun
infrastruktur tersebut tersebut penting, itu tidak berarti bahwa dengan
adanya infrastruktur itu saja sudah cukup. Hanya dengan memiliki orang-
orang dan proses yang tepat, infrastruktur tersebut baru akan memberikan
manfaat-manfaat yang nyata. Infrastruktur resiko mencakup semua
infrastruktur manajemen seperti infrastruktur kendali dan infrastruktur
sistem informasi. Tantangan manajemen adalah untuk memproses dan
menyuling data dalam jumlah besar menjadi informasi-informasi yang bisa
dikerjakan. Tantangan tersebut dapat ditemui dengan membangun sebuah
infrastruktur sistem informasi untuk mengumpulkan, menangkap,
memproses, menganalisa, dan melaporkan informasi yang relevan.
Enterprise risk management yang efektif tidak mendikte tujuan apa yang
harus dipilih oleh jajaran Direktur
dan manajemen, namun
manajemen tersebut memiliki
proses untuk menyejajarkan
Kesejajaran
tujuan entitas dengan misi dan
dengan risk
appetite entitas strateginya dan tujuan-tujuan yang
telah dipilih tersebut konsisten
Ketaksejajaran 1 Ketaksejajaran 2 dengan risk appetite entitas.
tidak mengambil Menerima resiko
resiko yang cukup - yang tidak layak
Zona pengambilan
resiko optimum
Strategic - Menjadi yang pertama atau terbesar kedua, provider pelayanan kesehatan dengan
Objectives servis penuh dalam pasar metropolitan level menengah.
- Sejajar dengan rumah sakit swasta pada target pasar yang mana kita
- Align with stand-alone hospitals in the target markets in which we do not currently
have a presence.
- Acquire high-quality under-performing service providers in target markets where
feasible. Otherwise, consider lesser programs to revamp and rebuild.
- Develop ownership participation or profit-sharing programs to attract top local
medical talent.
- Develop tailored, targeted marketing programs for large and middle market
businesses in target markets.
- Bring our state-of-the-art infrastructure systems to provide effective management
and cost control.
Related Objectives
- Achieve leading track record of compliance with all healthcare and other applicable
- Operations laws and regulations.
- Establish compliance office with charter, leadership and staffing centrally, providing
support to local units.
- Ensure line recognizes its primary compliance responsibilities, building into HR
objectives and performance assessments.
- Develop company-wide protocols for medical procedures, drug storage and
dispensing, staffing assignments and schedules, and all aspects of patient care.
- Review privacy policies and practices and benchmark against federal requirements
and best practices
Misi entitas (yang lain seringkali menyebutnya dengan visi atau tujuan) dalam
arti luas adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh entitas, atau alas an
dibentuknya sebuah entitas. Merupakan kewajiban Dewan Direkturdengan
kelalaian Dewan Komisarisuntuk membentuk misi yang jelas. Dari misi
tersebut, Dewan Direktur dan manajemen mengatur tujuan-tujuan strategis,
merumuskan strategi dan membentuk tujuan-tujuan yang berkaitan dengan
organisasi. Ketika misi entitas dan tujuan-tujuan strategis sudah stabil,
tujuan terkait dan strateginya akan lebih dinamis dan disusun untuk
mengubah kondisi-kondisi internal dan eksternal.
Namun untuk sejumlah alasan, ada perbedaan yang terjadi ketika kita bicara
tentang tujuan-tujuan operasi. Sebuah entitas bisa jadi sudah terselenggara
seperti yang dimaksudkan, namun hal serupa yang dilaksanakan entitas
tersebut sudah dilakukan oleh pesaingnya. Hal itu menunjuk pada peristiwa-
peristiwa eksternal seperti perubahan dalam pemerintahan, cuaca yang
buruk dan semacamnyaketika sebuah kejadian terjadi di luar kendali. Hal
tersebut mungkin sudah dipertimbangkan di beberapa peristiwa dalam
proses penyusunan tujuannya dan ditangani seolah-olah hal tersebut
mungkin terjadi, dengan rencana kemungkinan-kemungkinan jika hal-hal
tersebut benar-benar terjadi. Namun, rencana-rencana tersebut hanya dapat
mengurangi dampak dari peristiwa-peristiwa eksternal. Hal tersebut tidak
dapat memastikan tercapainya tujuan-tujuan.
Enterprise risk management untuk operasi terutama berfokus pada :
Mengembangkan konsistensi tujuan dan sasaran di seluruh organisasi;
Mengidentifikasi faktor-faktor sukses kunci dan resiko ;
Menaksir resiko dan membuat tanggapan-tanggapan yang
diinformasikan;
Menerapkan tanggapan-tanggapan resiko yang pantas;
Menetapkan kendali-kendali yang diperlukan; dan
Melaporakan kinerja dan harapan-harapan pada waktunya.
Singkatnya, risk appetite yang disusun oleh Dewan Direktur dan ditinjau
ulang oleh Dewan Komisaris harus menjadi tonggak panduan dalam proses
pengaturan strategi ini. Strategi-strategi yang berbeda memiliki resiko-resiko
terkait yang berbeda pula. Enterprise risk management harus diterapkan
dalam pengaturan strategi, dan itu akan membantu manajemen dalam
memilih strategi yang konsisten dengan risk appetite-nya. Manajemen
Pertanyaan-Pertanyaan Tinjauan
5 pertanyaan pilihan ganda sebagai bahan kajian bab empat.
Bab ini di ditujukan untuk menggali peralatan yang tersedia dan mengukur
kesuksesan pelaksanaan dari ERM. Kami juga akan memberikan daftar
kepada pembaca yang mana akan memakainya untuk evalusi mandiri sejauh
inisiatif ERM.
ERM
Pada tabel di bawah ditunjukan suatu kinerja badan perusahaan baik
finansialnya maupun non-finansial yang dapat dihubungkan dengan
pengukuran efektivitas pelaksanaan ERM. Pengukuran finansial ini
mempunyai dasar pikiran yaitu modal harus sudah kembali sebelum tercipta
nilai. Namun, pengukuran finansial tidak selalu digunakan sebagai satu-
satunya wakil dari suatu nilai.
RORAC - Return on risk adjusted ECAP - Economic capital. Embedded value CAR
capital; RAROC Risk adjusted Nilai pasar untuk aset sebuah pengukuran Capital Adequacy
return on capital; RARORAC Risk dikurangi nilai passiva. nilai bisnis tertentu Ratio;
adjusted return on risk adjusted Digunakan dalam dalam buku
capital. praktek sebagai ukuran perusahaan RBC
modal, khususnya asuransi. Risk based capital
RORAC adalah target pengukuran jumlah modal yang
ROE di mana denominatornya dibutuhkan untuk CAR atau RBC
disusun tergantung pada resiko menghasilkan batas adalah kebutuhan
yang terkait dengan instrumen atau kemampuan pembayaran modal yang spesifik.
proyek. yang eksplisit (misalnya CAR untuk bank-bank
kemungkinan yang dan RBC untuk
RARORAC adalah kombinasi RAROC pasti akan kejatuhan) perusahaan-
dan RORAC di mana numerator dan perusahaan asuransi.
denominator nya disesuaikan (untuk
resiko yang berbeda)
Metode peninjauan kinerja ERM ada dalam daftar berikut (lihat pada table 5.3
dan 5.4)
Penilaian diri sendiri.
Pemeriksaan menyeluruh pada badan kerja.
Pemeriksaan dan pengawasan keberhasilan kerja.
Laporan dan komunikasi dari Model nilai pada Para penasehat dan auditor Seminar-seminar
internal dan eksternal. resiko digunakan internal dan eksternal dapat pelatihan, sesi-
untuk mengevaluasi memberikan rekomendasi sesi perencanaan
Contoh : dampak pergerakan untuk memperkuat enterprise dan pertemuan-
Sebuah tinjauan perusahaan pasar yang potensial risk management. pertemuan lain
asuransi akan kebijakan dan praktek- pada posisi memberikan
praktek keselamatan memberikan keuangan Para auditor dapat timbal balik pada
informasi tentang fungsi enterprise perusahaan. memperkirakan resiko-resiko manajemen
risk management, dari keselamatan kunci perusahaan atau unit, mengenai apakah
operasional dan perspektif-perspektif Model-model ini pemilihan respon resiko dan enterprise risk
pemenuhan. Oleh karena itu dapat bertindak desain kendali terkait, dan management
melayani sebagai teknik pengawasan. sebagai sarana- pada pengujian tersebut efektif.
sarana yang efektif keefektifannya.
Para pengatur juga dapat dalam menentukan
menyampaikan pada entitas apakah unit bisnis Kelemahan potensial mungkin
mengenai pemenuhan atau masalah- atau fungsi-fungis teridentifikasi dan tindakan-
masalah lain yang mencerminkan bisnis tinggal dalam tindakan alternatif
fungsi proses enterprise risk toleransi resiko yang direkomendasikan pada
management. teridentifikasi. manajemen, disertai dengan
informasi yang berguna dalam
penentuan pembiayaan yang
bermanfaat.
Daftar sederhana
Kebanyakan perusahaan tertarik akan bagaimana program manajemen
resiko perusahaan mereka dibandingkan dengan praktek industri.
Pengembangan suatu daftar yang berdasar pada pengalaman internasional
adalah salah satu pendekatan secara luas yang telah diadopsi dari
pengalaman ini.
Daftar menurun ini disediakan untuk evaluasi pribadi dan taksiran pribadi
yang mana dapat digunakan untuk Direktur dan Komisaris untuk
mengevalusi atau menaksirkan sumbangan serta efektifitas mereka dalam
memimpin suatu ERM dalam perusahaan mereka melawan pengalaman
internasional.
Daftar ini dibagi menjadi lima tahap berbeda yang saling berkaitan untuk
pengembangan ERM untuk perusahaan tersebut.
Optimization checklist