BAB I
PENDAHULUAN
menyejahterakan masyarakat.
BAB II
RUMUS PENGHITUNGAN PAGU INDIKATIF KEWILAYAHAN
Keterangan:
PIKw : Pagu Indikatif Kewilayahan.
Keterangan:
Bobot
No Variabel
(%)
1. Luas wilayah 10
2. Jumlah desa 15
3. Jumlah penduduk 10
6. Angka kemiskinan 15
7. Pencapaian IPM 15
Jumlah 100
Keterangan:
IVn : Indeks Variabel ke-n
BVn : Bobot Variabelke-n
SVn : SkorVariabel ke-n
n : 1, 2, ..., 8
Keterangan:
IKw_A : Indeks Kewilayahan Kecamatan A
IV : Indeks Variabel
1,2, ..., 8 : Jenis Variabel
BAB III
MEKANISME PENGHITUNGAN PAGU INDIKATIF KEWILAYAHAN
UNTUK ANGGARAN TAHUN 2017
3.1 PERSIAPAN
Persiapan yang harus dilakukan untuk menghitung PIKw adalah:
1. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penghitungan PIKw adalah:
a. Anggaran Belanja murni tahun berjalan, sehingga untuk menghitung
PIKw tahun 2018 diambil dari APBD tahun 2016, adapun data yang
diperlukan:
No Uraian
I Block Grant
1. DAU
2. Bagi Hasil Pajak
II PAD
III Belanja Tidak Langsung ( BTL )
1. Belanja Pegawai
2. Hibah
3. Bantuan Sosial
4. Belanja Tak Terduga ( BTT )
5. Bantuan Keuangan
6. Bagi hasil kepada prov/kab/kota/Pemdes
IV BL ( Pelayanan Kepada Masyarakat )
1. Cermat Bidang Kesehatan
2. BPJS
3. Cermat Bidang Pendidikan (BOMM)
Indeks Jumlah
Indeks Indeks Penduduk
No Indeks Indeks Indeks Total
Kecamatan Luas Jumlah
. Jumlah Desa Pra KS dan IPM PBB Indeks
Wilayah Penduduk
KS 1 Alek
1 Lembang 1,10 1,45 1,72 1,54 - 0,057 5,88
2 Parongpong 0,52 0,64 0,98 0,48 0,50 0,045 3,15
3 Cisarua 0,63 0,73 0,66 0,83 1,52 0,045 4,41
4 Cikalongwetan 1,30 1,18 1,09 1,89 1,77 0,044 7,27
5 Cipeundeuy 1,16 1,09 0,73 1,31 1,84 0,056 6,19
6 Ngamprah 0,41 1,00 1,55 2,02 0,62 0,059 5,65
7 Cipatat 1,44 1,09 1,17 1,00 1,41 0,048 6,15
8 Padalarang 0,59 091 1,56 2,08 0,61 0,070 5,82
9 Batujajar 0,37 0,64 0,86 1,08 0,82 0,069 3,83
10 Cihampelas 0,54 0,91 1,02 2,33 0,89 0,048 5,74
11 Cililin 0,89 1,00 0,80 1,25 0,90 0,045 4,88
12 Cipongkor 0,92 1,27 0,80 1,19 3,06 0,041 7,28
13 Rongga 1,30 0,73 0,50 0,69 3,53 0,047 6,79
14 Sindangkerta 1,38 1,00 0,61 0,66 1,86 0,062 5,57
15 Gununghalu 1,85 0,82 0,67 1,06 2,48 0,054 6,93
16 Saguling 0,59 0,55 0,27 0,61 3,27 0,083 5,38
23
Bappeda Kabupaten Bandung Barat 18
Pedoman Pagu Indikatif Kewilayahan (PIKw) Tahun 2017
3.2 PELAKSANAAN
1. Tingkat Kecamatan
Kecamatan bertugas untuk memfasilitasi program dan kegiatan
berbasis PIKw dengan cara: (1) menginformasikan ke desa jumlah pagu
yang menjadi alokasi tiap kecamatan; (2) mengompilasi usulan dari desa
dan memeriksa sesuai dengan urusan/kewenangan SKPD dan
persyaratan teknis serta mensinkronkan kegiatan-kegiatan tersebut
menjadi usulan kegiatan kecamatan; (3) membuat dan menyajikan usulan
kegiatan dengan urutan prioritas, kemudian menyajikannya dalam
Musrenbang kecamatan; (4) bersama dengan instansi terkait merealisasi
dan melakukan pembahasan teknis terhadap usulan kegiatan agar dapat
dilaksanakan; (5) melaksanakan verifikasi terhadap program/kegiatan
yang diusulkan, apakah program/kegiatan tersebut telah memenuhi
persyaratan perencanaan (ada dalam RPJMDes). Selanjutnya kecamatan
membacakan hasil usulan Musrenbang kecamatan dan yang menjadi
2. Tingkat Kabupaten
Di tingkat kabupaten bertugas dalam persiapan (mengumpulkan data
dan menghitung) kemudian sosialisasi ke SKPD dan kecamatan. Setelah
dilaksanakan Musrenbang di kecamatan, di tingkat kabupaten menerima
Daftar Skala Prioritas (DSP) dari kecamatan. Selanjutnya di tingkat
kabupaten diteliti jumlah pagu PIKw yang kemudian dicocokan dengan
pagu yang telah dihitung dan disepakati (oleh Bappeda) dan memeriksa
kesesuaian dengan urusan SKPD (oleh Bappeda dan SKPD) serta
persyaratan teknis usulan Musrenbang yang akan dibiayai dari dana
PIKw. Kegiatan yang sudah final akan dituangkan dalam rancangan Renja
SKPD. Usulan kegiatan tersebut kemudian dituangkan ke dalam
rancangan RKPD sebagai bahan Musrenbang Kabupaten (oleh Bappeda).
Berikutnya, memastikan usulan Musrenbang tersebut masuk dalam
Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIPPD).
3.3 PENGENDALIAN
Setiap kegiatan perlu dilakukan pengendalian. Sebagai pedoman,
langkah-langkah yang dilakukan dapat dilihat dalam matrik tahapan
kegiatan sebagai berikut:
Pelaksanaan Bulan:
NO KEGIATAN PELAKSANA Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
16 16 16 16 16 16 16 2016 16
A PENYUSUNAN PEDOMAN PIKw
Mengevaluasi Perbup, penetapan, dan pedoman PIKw
Pengumpulan data APBD
Pembahasan Raperbup 1
Pengumpulan data variabel
Pembahasan Raperbup 2 dan draf penetapan PIKw
Pembahasan draf pedoman PIKw
Verifikasi program kegiatan yang diakomodir di PIKw
Pembahasan akhir pedoman PIKw
B PELAKSANAAN PIKw
1. Sosialisasi Pedoman PIKw ke SKPD dan kecamatan Bappeda
2. Sosialisasi Pedoman PIKw dan penyampaian besaran PIKw ke desa Kec
C PENGENDALIAN PIKw
Bappeda &
1. Memantau/mengawal DSP dalam RKPD dan SIPPD
SKPD
26
XU. XV. XW. XX. XY. Pelatihan keterampilan dan XZ. DINSOSNAKER
1 13 17 02 praktek belajar kerja bagi TRANS
anak terlantar
YA. YB. YC. YD. YE.Pengembangan bakat dan YF. DINSOSNAKERTR
1 13 17 04 keterampilan anak terlantar ANS
AAO.
AAP.AAQ.AAR.AAS. Program Peningkatan AAT. DINSOSNAKER
1 14 15 Kualitas dan Produktivitas TRANS
Tenaga Kerja
AAU.
AAV. AAW.AAX.AAY. Pendidikan dan pelatihan AAZ. DINSOSNAKER
1 14 15 06 keterampilan bagi pencari TRANS
kerja
ABG.
ABH.ABI. ABJ. ABK. Pengembangan ABL. DINSOSNAKER
1 14 16 05 kelembagaan produktivitas TRANS
dan pelatihan kewirausahaan
ABM.
ABN.ABO.ABP.ABQ. Peningkatan kesempatan ABR. DINSOSNAKER
1 14 16 08 kerja melalui pemanfaan TRANS
potensi lokal
ABS.
ABT.ABU.ABV.ABW. KOPERASI DAN USAHA ABX. DISPERINDAG
1 15 KECIL MENENGAH KOP DAN UMKM
ABY.
ABZ.ACA.ACB.ACC. Program penciptaan ACD. DISPERINDAG
1 15 15 iklim usaha Usaha Kecil KOP DAN UMKM
Menengah yang konduksif
ACE.
ACF. ACG.ACH.ACI. Fasilitasi pengembangan ACJ. DISPERINDAG
1 15 15 08 Usaha Kecil Menengah KOP DAN UMKM
ACK.
ACL.ACM.ACN.ACO. Program Pengembangan ACP. DISPERINDAG
1 15 16 Kewirausahaan dan KOP DAN UMKM
Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah
ACQ.
ACR.ACS.ACT.ACU. Fasilitasi pengembangan ACV. DISPERINDAG
1 15 16 01 inkubator teknologi dan bisnis KOP DAN UMKM
ANA.
ANB.ANC.AND.ANE. Program Rehabilitasi ANF. DISTANBUNHU
2 02 16 Hutan dan Lahan T
CHH. Aspek
Pengembangan Wilayah
Kawasan Kehutanan
CJE. Wilayah
Pengembangan Kawasan
Perikanan
1. Wilayah Pengembangan
Kawasan Perikanan
Pembenihan ikan nila, patin,
mas, lele dengan Kolam Air
Tenang di Kecamatan :
Gununghalu, Cipongkor,
Rongga, Cipeundeuy.
2. Wilayah Pengembangan
Kawasan pendederan,
Pembesaran ikan nila, patin,
mas. dengan Kolam Air
Tenang (KAT) dan Kolam
Jaring Apung (KJA) di
Kecamatan : Cililin,
Cihampelas, Cipatat dan
Cipeundeuy.
CMD. BAB IV
CME. PENUTUP
CMF.
CMG. Buku pedoman ini dibuat sebagai pegangan dalam
penyelenggaraan perencanaan pembangunan dengan pendekatan
partisipatif, yaitu melalui pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan secara berjenjang mulai
dari tingkat dusun, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi sampai dengan
nasional.
CMH. Besarnya total Pagu Indikatif Kewilayahan (PIKw) adalah
10% (sepuluh persen) dari block grant ditambah PAD dikurangi belanja
tidak langsung, belanja langsung kepada masyarakat, dan dana
pendamping. Dari total PIKw tersebut kemudian dibagikan kepada
kecamatan-kecamatan dengan jumlah yang berbeda-beda. Alokasi
besarnya PIKw tiap kecamatan dipengaruhi oleh luas wilayah, jumlah
desa, jumlah penduduk, jumlah penduduk Pra KS dan KS I Alek (Alasan
Ekonomi), pencapaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia), dan jumlah
realisasi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).
CMI. Anggaran PIKw digunakan untuk mendanai
program/kegiatan yang menjadi urusan kewenangan daerah yang akan
dilaksanakan oleh SKPD. Untuk tahun 2017, PIKw difokuskan pada
penanggulangan kemiskinan, infrastruktur, dan pemberdayaan aparatur
kecamatan dan desa.
CMJ.
CMK.
CML.
CMM.
CMN.
CMO.
CMP.
CMQ.
CMR.
CMS.
CMT.
CMU. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Pasal 260 Ayat (1) menyatakan, Daerah sesuai
dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan