TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1 Perundang-undangan
Pada bagian ketiga tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil pada pasal 9 ayat (1) RZWP-3-K merupakan arahan pemanfaatan
sumber daya di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pemerintah provinsi
dan/atau pemerintah kabupaten/kota. Ayat (2) RZWP-3-K diserasikan,
diselaraskan, dan diseimbangkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota.
Pada ayat (3) Perencanaan RZWP-3-K dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dengan daya dukung ekosistem,
fungsi pemanfaatan dan fungsi perlindungan, dimensi ruang dan waktu,
dimensi teknologi dan social budaya, serta fungsi pertahanan dan keamanan;
b. keterpaduan pemanfaatan berbagai jenis sumber daya, fungsi, estetika
lingkungan, dan kualitas lahan pesisir; dan
c. kewajiban untuk mengalokasikan ruang dan akses Masyarakat dalam
pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai fungsi
social dan ekonomi.
Pada pasal 7 ayat (5) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyusun
Rencana Zonasi rinci di setiap Zona Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
tertentu dalam wilayahnya.
1. Usulan inisiatif
2. Identifikasi dan inventarisasi
3. Pencadangan kawasan konservasi perairan, dan
4. Penetapan
Pengelolaan kawasan konservasi perairan yang dilakukan oleh pemerintah
kabupaten/kota meliputi:
- Perairan laut 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan pengelolaan
provinsi dan
- Perairan payau dan/atau perairan tawar yang berada dalam wilayah
kewenangannya.
Rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan harus memuat zonasi
kawasan konservasi perairan yang terdiri atas: zona inti, zona perikanan
berkelanjutan, zona pemanfaatan, dan zona lainnya.
Konservasi jenis ikan dilakukan dengan tujuan untuk melindungi jenis ikan
yang terancam punah, mempertahankan keanekaragaman jenis ikan,
memelihara keseimbangan dan kemantapapan ekosistem, dan memanfaatkan
sumber daya ikan secara berkelanjutan. Konservasi jenis ikan ini dilakukan
melalui penggolongan jenis ikan (yang dilindungi dan tidak dilindungi),
penetapan status perlindungan jenis ikan, pemeliharaan, pengembangbiakan,
dan penelitian dan pengembangan. Konservasi Genetik ikan dilakukan melalui
upaya pemeliharaan, pengembangbiakan, penelitian, dan pelestarian gamet.
Pelestarian gamet dilakukan dalam kondisi beku.