PENDAHULUAN
pada tahun 2010 naik menjadi 19 persen dan 43,3 persen dari
terhadap zat adiktif (nikotin & tar) dalam rokok. Mereka mencari
yang lebih enak, pada saat inilah narkoba akan dicoba. Hal ini
zat-zat terlarang
baik pada perokok itu sendiri, maupun orang lain disekitarnya yang
tinggi serta usia yang lebih dini saat mengkomsumsi rokok dapat
2012).
di Indonesia.
yang berhasil tetapi ada juga sebagian besar yang belum berhasil,
siswa lakilakinya
merokok.
Berhenti merokok, alangkah lebih baik apabila hal tersebut
dilakukan oleh para remaja, sehingga hidup yang lebih sehat dan
masa depan yang lebih baik dapat diraih. Apalagi bagi perokok
ringan dan pemula dengan dosis rendah dan rentang waktu yang
belum terlalu lama, maka efek nikotin belum menjadikan candu dan
sebayanya.
Byrne, 2003).
negatif.
2007).
dari dalam
jati diri. Masa ini sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan
konsekwensi positif.
Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi, kemungkinan akan
tingkahlaku tersebut.
Berkenaan dengan paparan di atas dan kemungkinan adanya
remaja).
berhenti merokok pada remaja MAN Cot Gue Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015.
MAN).
dan praktis :
1. Secara teoritis.
2. Secara praktis.
MAN.
Bab I: Pendahuluan
penelitian penulisan.
Merokok pada
Berhenti Merokok
Intensi
Berhenti Merokok pada siswa remaja (remaja SLTA).
11
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini ada 2 macam yaitu secara teoritis dan
praktis :
1. Secara teoritis.
bagi
berkaitan
2. Secara praktis.
mengenai
mempengaruhinya.
sebaya
merokok
program
dari
penelitian
merokok
perilaku
12
D. Keaslian Penelitian
oleh
dengan tema
Sehat Tanpa
penelitian ini
kelompok eksperimen
sebelum menggunakan bukuHidup sehat tanpa rokok dan setelah
menggunakan
tahap pemahaman
of
types and
perceived smoking
dikombinasikan
adik), temansahabat
ditunjukkan
pada perceived
kandung,
perceived behavior of
signifikan
penelitian
An extention
13
hubungan
orangtua,
Hasil penelitian
rendah dan
merokok secara
hubungan
dengan sikap
negatif terhadap rokok dan berhubungan dengan self efficacy yang
tinggi untuk
merokok, maka
psikologis dan
satunya menguji
remaja dan
tahapan intensi
tahapan coba-coba,
alkohol lebih
pengaruh
depresi,
meningkatkan tahapan
intensi merokok pada remaja. Selain itu hasil penelitian juga
menyatakan bahwa
munculnya perilaku
di tahap
14
untuk merokok
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Rudi & Kamsih (2007) yang
intensi
negatif dan
merokok,
negatif dan
berhenti merokok
merokok akan
memprediksi bahwa intensi berhenti merokok juga semakin rendah.
Dijelaskan
dengan
yang dimiliki
semakin tinggi.
berhenti
merokok
judul
merokok dan
pelatihan
kecerdasan emosional.
15
Dalam penelitian yang peneliti lakukan ini meski masih dalam fokus
yang
intensi berhenti
diri dalam
(remaja SLTA)
marak terjadi
dengan
perilaku merokok pada remaja usia sekolah. Hal ini tentu saja
berbeda dengan
dan populasi