Anda di halaman 1dari 3

PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001

Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001

PERANAN HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT


DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN PERUSAHAAN MIGAS
DI ERA PASAR BEBAS

Djoko Susanto
Pertamina,Daerah Operasi Hulu Rantau Aceh Timur

Kata kunci : Citra/image positif menentukan keberhasilan perusahaan

ABSTRAK

Isu penting yang menjadi perhatian semua pihak di dunia saat ini adalah Demokratisasi, Hak Azasi Manusia dan Lingkungan
Hidup. Jika tidak melaksanakan ketiga hal tersebut dapat dipastikan suatu negara/pelaku bisnis akan menerima sangsi atau dikucilkan
dari pihak-pihak terkait.
Bagi para pelaku bisnis disamping ketiga isu tersebut, satu hal lain yang harus diperhatikan adalah era pasar bebas. Persaingan
bisnis di era tersebut sangat ketat, keberhasilan perusahaan lebih ditentukan oleh pasar/konsumen. Jika citra/image perusahaan negatif
dimata publik khususnya konsumen, produk yang dihasilkan akan sulit dipasarkan sehingga revenue dan profit yang ditargetkan tidak
akan tercapai, akibat lebih jauh perusahaan akan kesulitan mendapatkan dana dari mitra maupun pasar saham guna membiayai
pengembangan bisnisnya.
Citra/image sangat ditentukan oleh cara perusahaan beroperasi, antara lain kepedulian perusahaan dalam mengelola lingkungan
hidup. Faktor sukses kunci lain dalam dunia bisnis adalah kontinuitas suply produk, jika suply produk terganggu dapat dipastikan
konsumen akan beralih ke produsen lain. Salah satu faktor yang menghambat suply produk adalah kecelakaan kerja, diantaranya
kebakaran/ledakan pada sumur, peralatan dan fasilitas produksi terutama yang berhubungan langsung dengan suply produk ke
konsumen.
Resiko kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan di industri migas sangat tinggi, sehingga salah satu faktor penentu
keberhasilan perusahaan adalah penanganan aspek Health, Safety and Environment. Jika aspek Health, Safety and Environment
dikelola secara baik sesuai kaidah, standard serta peraturan nasional dan internasional, dapat dipastikan perusahaan akan tetap exist
bahkan mampu meningkatkan pangsa pasar, tetapi apabila sebaliknya, cepat atau lambat perusahaan akan tersisih dari arena bisnis.

1. PENGANTAR analisis SWOT disamping kekuatan dan kelemahan diri


sendiri, juga harus dianalisis kelemahan dan kekuatan para
Era pasar bebas semakin dekat, suka tidak suka siap maupun pesaing, salah satu parameter yang harus menjadi
tidak semua negara di seluruh dunia harus menerimanya. Pada pertimbangan dalam analisis SWOT adalah citra/image
era tersebut, persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat dan perusahaan.
arus perdagangan maupun arus sumber daya manusia antar Citra/image perusahaan ditentukan oleh berbagai faktor, salah
negara tidak mengenal batas sehingga diperlukan strategi satu diantaranya adalah cara perusahaan mengelola aspek
khusus bagi para pelaku bisnis agar tetap exist bahkan Health, Safety and Environment/HSE (Lindungan
mampu memenangkan persaingan. Isu penting lain yang harus Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Jika aspek
diperhatikan semua pihak di dunia saat ini adalah HSE tidak dikelola secara benar, akan sering terjadi
Demokratisasi, Hak Azasi Manusia dan Lingkungan kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan yang
Hidup,jika tidak melaksanakan ketiga hal tersebut secara berpengaruh negatif terhadap citra perusahaan dan kelancaran
benar, dapat dipastikan suatu negara akan menerima sangsi suply produk..
atau dikucilkan dari pergaulan internasional.
Keberhasilan perusahaan atau pelaku bisnis pada era pasar 2. HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT
bebas kelak akan lebih ditentukan oleh pasar/konsumen dan
kepedulian dalam mengelola lingkungan, sehingga Resiko kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan di
citra/image sangat menentukan keberhasilan perusahaan. industri migas sangat tinggi, sehingga salah satu faktor
Disamping citra/image, faktor sukses kunci lain dalam dunia penentu keberhasilan perusahaan adalah penanganan aspek
bisnis adalah kontinuitas suply produk, jika suply produk Health, Safety and Environment. Karena lingkup kerjanya,
tidak lancar dapat dipastikan konsumen akan beralih ke maka Lindungan Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan
produsen lain. Kerja berperan sebagai internal auditor operasi.

Tujuan akhir suatu perusahaan adalah mendapatkan revenue Sebagian perusahaan/pelaku bisnis terutama di Indonesia
atau profit semaksimal mungkin, sehingga modal/investasi berpendapat bahwa keberadaan fungsi LK3 menghambat
yang dikeluarkan dapat secepatnya kembali, untuk mencapai operasi dan menggerogoti keuangan perusahaan tanpa
tujuan tersebut berdasarkan visi dan misi, setiap perusahaan memberikan kontribusi positif. Pendapat tersebut sama sekali
menentukan sasaran jangka pendek, menengah dan jangka tidak benar, karena pengelolaan aspek HSE harus sejalan
panjang. Berdasarkan sasaran tersebut setiap perusahaan harus dengan kondisi keuangan perusahaan. Jika biaya yang
menentukan strategi bisnisnya sesuai analisis SWOT dikeluarkan untuk kegiatan HSE terlalu besar akan berdampak
(Strength, Weakness, Oportunity, Threat). Dalam melakukan negatif pada keuangan perusahaan walaupun tingkat

IATMI 2001-14
Peranan Health, Safety And Environment Dalam Mendukung Keberhasilan Djoko Susanto
Perusahaan Migas Di Era Pasar Bebas

pencemaran dan kecelakaan kerja rendah atau bahkan tanpa Formula dan metoda serta parameter yang digunakan untuk
accident. Sebaliknya jika biaya yang dikeluarkan terlalu kecil, menghitung biaya nyata langsung dan tidak langsung dapat
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan pencemaran digeneralisir untuk semua perusahaan dan total cost tersebut
lingkungan sangat besar. Kondisi paling ideal adalah dengan dapat dihitung baik secara kualitatif maupun quantitatif.
biaya serendah mungkin, dicapai tingkat accident minimal. Sedangkan besar/jumlah Intangible cost sulit ditentukan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, metoda yang digunakan
3. PERHITUNGAN BIAYA/COST ACCIDENT untuk menghitung biaya tersebut juga tidak bisa digeneralisir
IDEAL untuk semua perusahaan karena sangat ditentukan reaksi
pihak eksternal (masyarakat, pelanggan, pihak berwenang).
Titik A pada Gambar-1 menunjukkan kondisi paling ideal, Dari sisi bisnis salah satu parameter yang harus dilihat dalam
kondisi dimana effektivitas dan effisiensi pengelolaan aspek menentukan intangible cost antara lain, harus diketahui
HSE dicapai, pada titik ini total cost (jumlah prevention cost jumlah pesaing, semakin ketat persaingan, intangible cost
dan failure cost) terendah. semakin besar. Sebaliknya semakin sedikit pesaing intangible
cost semakin kecil. Jika tidak ada pesaing atau monopoli
3.1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost) intangible cost dapat dipastikan hampir tidak ada. Pada era
pasar bebas kelak intangible cost sangat menentukan
Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mencegah existensi perusahaan.
dan mengurangi kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan
diantaranya : Jadi dapat disimpulkan, bahwa jika aspek Health, Safety and
Environment pada era pasar bebas kelak dikelola secara baik
a. Pengadaan perangkat keras/peralatan pencegahan dan
sesuai kaidah, standard serta peraturan nasional dan
penanggulangan accident.
internasional, dapat dipastikan perusahaan akan tetap exist
b. Biaya pembuatan/pembelian perangkat lunak diantaranya
bahkan mampu meningkatkan pangsa pasar yang pada
buku standard/referensi dan pembuatan Standing
akhirnya akan meningkatkan profit dan revenue, tetapi apabila
Operation Procedure (SOP).
sebaliknya, cepat atau lambat perusahaan akan tersisih dari
c. Biaya pelatihan teori dan praktek bagi semua pekerja baik
arena bisnis.
yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam
operasi.
d. Biaya kampanye HSE. DAFTAR PUSTAKA
e. Biaya inspeksi/pemeriksaan dan audit.
1. Porter, Michael E (1980), Competitive Strategy
Techniques for Analizing Industries and Competitors, The
3.2. Biaya Accident (Failure Cost)
Free Press.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat terjadinya 2. Pierce II, John A and Robinson, Richard B (1994),
accident, failure cost dikategorikan dalam 3 (tiga) bentuk Strategic Management : Formulation, Implementation and
biaya. Control, Irwin.
a. Direct cost atau biaya nyata dan langsung dikeluarkan 3. Health and Safety Series Booklet HS (G) 96, The Cost of
perusahaan setelah accident terjadi diantaranya : Accident at Work.
Biaya pengobatan. 4. Warta Pertamina, no 01 Thn XXXVI/Januari 2001,
Biaya penggantian kerugian pihak ke III. halaman 26.
Biaya kerusakan properti.
b. Indirect cost atau biaya nyata yang tidak langsung
Total Cost
dikeluarkan tetapi berdampak negatif cukup besar pada
keuangan perusahaan diantaranya :
Biaya dan waktu investigasi kejadian.
Biaya perbaikan/pembersihan tempat kejadian.
Biaya kerusakan material, fasilitas/peralatan produksi
Biaya losses dan gangguan suply produksi.
Biaya jam kerja hilang. A Prevention
Cost $

Biaya proses legal. Cost

c. Biaya/cost yang tidak nampak dan tidak dikeluarkan


secara langsung pada saat kejadian tetapi akan dirasakan
pengaruh negatifnya dalam jangka panjang (intangible
cost) diantaranya : Failure Cost
Biaya akibat citra/image perusahaan menurun.
Biaya akibat kepuasan pelanggan berkurang.
Biaya akibat hilangnya peluang bisnis dimasa
mendatang.
Biaya akibat dihentikannya operasi perusahaan baik Gambar-1
permanen maupun sementara oleh pihak
Biaya/cost ideal HSE
berwenang/masyarakat.

IATMI 2001-14
Peranan Health, Safety And Environment Dalam Mendukung Keberhasilan Djoko Susanto
Perusahaan Migas Di Era Pasar Bebas

1. Direct cost
Employers liability
Third Party liability

$1 Property damage

2. Indirect cost
Investigation Cost
Investigation time
Clearing site
Product & material damage
$11

Plant damage
Tool & Equipment damage
Legal expenses
Production delays
Production losses
Overtime working

Gambar-2 :
Cost accident
Hasil studi perusahaan migas di Laut Utara
menunjukkan bahwa perbandingan antara biaya/kerugian langsung dan tidak langsung sebesar 1 : 11.

IATMI 2001-14

Anda mungkin juga menyukai