PENDAHULUAN
tanda-tanda klinisnya pada tahun 1866. Pada tahun 1959 seorang ahli genetika
dan 23 lainnya diturunkan oleh ibu. Para individu yang mengalami down
terkecil gagal membelah diri. Jika telur bertemu dengan sperma, akan terdapat
kromosom 21 yang istilah teknisnya adalah trisomi 21. Down syndrome bukanlah
suatu penyakit maka tidak menular, karena sudah terjadi sejak dalam kandungan.
Bayi yang mengalami down syndrome jarang dilahirkan oleh ibu yang
berusia di bawah 30 tahun, tetapi risiko akan bertambah setelah ibu mencapai usia
di atas 30 tahun. Pada usia 40 tahun, kemungkinannya sedikit di atas 1 dari 100
bayi, dan pada usia 50 tahun, hampir 1 dari 10 bayi. Risiko terjadinya down
syndrome juga lebih tinggi pada ibu yang berusia di bawah 18 tahun.
Biotechnology (ICBB) Bogor, di Indonesia terdapat lebih dari 300 ribu anak
seluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta jiwa (Aryanto, 2008). Angka kejadian
1
kelainan down syndrome mencapai 1 dalam 1000 kelahiran. Di Amerika Serikat,
setiap tahun lahir 3000 sampai 5000 anak dengan kelainan ini. Sedangkan di
Indonesia mencapai lebih dari 300 ribu jiwa (Sobbrie, 2008). Dalam beberapa
kasus, terlihat bahwa umur wanita terbukti berpengaruh besar terhadap munculnya
tahun melahirkan bayi dengan down syndrome adalah 1:1000. Sedangkan jika usia
angka kemungkinan munculnya down syndrome makin tinggi sesuai usia ibu saat
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pediatri, dan
dengan sengaja memfokuskan pada salah satu topik klinis, yaitu down syndrome.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini secara umum yakni untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Pediatri dan pembaca dapat memahami lebih jauh
2
d. Untuk mengetahui epidemologi dari Down Syndrome.
e. Untuk mengetahui problem fisioterapi.
f. Untuk memngetahui tanda dan gejala Down Syndrome.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Down
Syndrome
1.4 Manfaat
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi baik
BAB II
PEMBAHASAN
kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan diri selama
meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_down)
3
Anak dengan down syndrome adalah indivudu yang dapat dikenali dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya
seorang anak, baik secara mental dan fisik. Fitur fisik dan masalah medis yang
terkait dengan sindrom down dapat bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya.
perhatian medis, yang lain menjalani kehidupan yang sehat. Perlu diketahui
bahwa penyakit Down Syndrome tidak dapat dicegah, namun dapat dideteksi
Menurut JW. Chaplin (1995), down syndrome adalah satu kerusakan atau
cacat fisik bawaan yang disertai keterbelakangan mental, lidahnya tebal, dan
retak-retak atau terbelah, wajahnya datar ceper, dan matanya miring. Sedangkan
menurut Kartini dan Gulo (1987), down syndrome adalah suatu bentuk
down syndrome biasanya dibawah 50, sifat-sifat atau ciri-ciri fisiknya adalah
berbeda, ciri-ciri jasmaniahnya sangat mencolok, salah satunya yang paling sering
tipe, yaitu:
4
1. Syndroma Down Triplo-21 atau Trisomi 21, sehingga penderita
2.2 Epidemiologi
Menurut penelitian, down syndrome menimpa satu di antara 700 kelahiran
hidup atau 1 diantara 800-1000 kelahiran bayi. Diperkirakan saat ini terdapat
empat juta penderita down syndrome di seluruh dunia, dan 300 ribu kasusnya
terjadi di Indonesia. Analisis baru menunjukkan bahwa dewasa ini lebih banyak
bayi dilahirkan dengan down syndrome dibanding 15 tahun lalu. Insidensnya pada
wanita yang hamil diatas usia 35 tahun meningkat dengan cepat menjadi 1
diantara 250 kelahiran bayi. Diatas 40 tahun semakin meningkat lagi, 1 diantara
69 kelahiran bayi.
Angka kejadian DS dikaitkan dengan usia ibu saat kehamilan:
15-29 tahun 1 kasus dalam 1500 kelahiran hidup
30-34 tahun 1 kasus dalam 800 kelahiran hidup
35-39 tahun 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup
40-44 tahun 1 kasus dalam100 kelahiran hidup
Lebih 45 tahun 1 kasus dalam 50 kelahiran hidup
5
Down Syndrome merupakan salah satu kelainan kongenital yang tersering,
dalam 1 per 700 kelahiran di Amerika Syarikat, dan tidak terkait dengan unsur ras
atau etnik. Meskipun angka kejadiannya lebih tinggi pada bangsa kulit putih
kejadian DS meningkat dengan meningkatnya usia ibu. Pada ibu berusia 30 tahun
kelahiran. Risiko mendapat anak Sindrom Down dikaitkan dengan usia ibu
Kemungkinan mendapat anak Sindrom Down ialah satu kasus bagi setiap 350
kelahiran (jika umur ibu berusia 35 - 45 tahun) dan satu kasus bagi 25 kelahiran
2.3 Etiologi
Sekitar 95% individu dengan DS memiliki lebihan kromosom 21,
Hal inilah yang disebut sebagai trisomi. Hal ini terjadi apabila salah satu dari
sindrom Down.
6
2. Radiasi.
Radiasi dikatakan merupakan salah satu penyebab terjadinya
bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom Down,
umurnya sama.
5. Umur ibu.
Apabila umur ibu di atas 35 tahun, diperkirakan terdapat perubahan
adanya pengaruh dari umur ayah. Penelitian sitogenetik pada orang tua
menunjang perkembangan sel syaraf pada saat bayi masih di dalam kandungan,
7
seperti kurangnya zat iodium. Menurut data badan UNICEF, Indonesia
diperkirakan kehilangan 140 juta poin Intelligence Quotient (IQ) setiap tahun
akibat kekurangan iodium. Faktor yang sama juga telah mengakibatkan 10 hingga
Online).
Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang
berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena
disjunction pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15. Hal
ini dapat mempengaruhi pada proses menua. Bagi ibu-ibu yang berumur 35 tahun
melahirkan anak Down Syndrom. Sembilan puluh lima penderita down syndrom
disebabkan oleh kelebihan kromosom 21. Keadaan ini disebabkan oleh non-
sempurna.
Mekanisme ini biasanya berlaku pada ibu-ibu di peringkat umur yang lebih muda.
8
dinamakan mosaic. Selain itu, wanita yang mempunyai anak dengan Down
anak dengan Down Syndrome lagi. Ibu bapak yang membawa genetik sindroma
down juga berisiko untuk diturunkan kepada anaknya. Jika si ayah menjadi carrier
jika si ibu yang menjadi carrier, risiko untuk diturunkan kepada anaknya adalah
sebanyak 10-15%.
Sel manusia mengandungi 23 pasang kromosom. Satu dari setiap pasang
kromosom berasal dari ibu dan ayah. Down Syndrome terjadi apabila terdapat
satu dari tiga variasi kelainan pada pembelahan sel yang melibatkan kromosom
dalam karakter sifat dan perkembangan mental pada anak Down Syndrome.
2.4 Patofisiologi
Down Syndrome disebabkan adanya kelainan pada perkembangan
kromosom. Kromosom merupakan serat khusus yang terdapat pada setiap sel
Kelebihan 1 kromosom (nomor 21) atau dalam bahasa medisnya disebut trisomi-
syndrome tampak berbeda dengan orang-orang umumnya. Selain ciri khas pada
wajah, mereka juga mempunyai tangan yang lebih kecil, jarijari pendek dan
9
kelingking bengkok. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh penderita down
syndrome adalah adanya garis melintang yang unik di telapak tangan mereka.
Garis yang disebut simian crease ini juga terdapat di kaki mereka, yaitu antara
telunjuk dan ibu jari mereka yang berjauhan (sandal foot). Dari sudut sitologi,
mulai dari yang tidak nampak sama sekali, tampak minimal, hingga muncul tanda
10
yang khas. Tanda yang paling khas pada anak yang mengalami down syndrome
adalah adanya keterbelakangan perkembangan mental dan fisik (Olds, London, &
Ladewing, 1996).
Penderita syndrome down biasanya mempunyai tubuh pendek dan
membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua
lubang hidung terpisah lebar, jarak lebar antar kedua mata, kelopak mata
mempunyai lipatan epikantus, sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata
dapat mengenalnya pada pandangan pertama. Tangan dan kaki kelihatan lebar dan
tumpul, telapak tangan kerap kali memiliki garis tangan yang khas abnormal,
yaitu hanya mempunyai sebuah garis mendatar saja. Ibu jari kaki dan jari kedua
disebabkan karena ia tidak sadar untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri (Suryo,
2001).
11
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang
tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.
penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil
mendatar.
Sifat pada kepala, muka dan leher : Mereka mempunyai paras muka
sudut dalam. Ukuran mulut adalah kecil dan ukuran lidah yang besar
menyebabkan lidah selalu terjulur. Mulut yang mengecil dan lidah yang
teratur. Paras telinga adalah lebih rendah. Kepala biasanya lebih kecil
pendek.
Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea.
Manifestasi mulut : gangguan mengunyah menelan dan bicara,
perkembangan pubertas.
Manifestasi kulit : kulit lembut, kering dan tipis.
12
Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek
termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik
kerusakan pada sistim organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan
jantung kiri dan kanan atau Atrial Septal Defect (ASD) yaitu jantung
berlubang diantara atrium kiri dan kanan. Masalah lain adalah termasuk
mana perut membuncit dan susah untuk buang air besar. Saluran usus
rectum atau bagian usus yang paling akhir (dubur) yang tidak terbuka
13
langsung atau penyempitan yang dinamakan Hirshprung Disease.
rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari kedua dan
buang air besar. Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-
hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka
14
peringkat awal pembesaran mereka mengalami masalah lambat dalam
seperti hidung, kulit dan saluran cerna yang berkaitan dengan alergi.
Aliran ini memandang bahwa semua manusia pada dasarnya baik, dan
memiliki potensi untuk menjadi sehat dan kreatif. Dalam perspektif ini, gangguan
mental dapat berkembang akibat tekanan sosial. Adanya pemberian cinta dan
penerimaan dari orang tua atau orang terdekat lainnya dapat mengoptimalkan
sendiri.
2. Setiap individu itu unik, perbedaan persepsi dan perasaan pada tiap
15
3. Motif utama yang selalu menggerakkan individu untuk maju adalah self
individu.
dari luar dirinya (orang tua, teman sebaya, sosial, atau tekanan
Oleh sebab itu, dalam memahami anak yang mengalami down syndrome,
kita harus dapat memahami keunikan yang terdapat pada diri anak down
syndrome, memberikan rasa cinta dan penerimaan tanpa syarat kepada mereka,
karena pada dasarnya mereka juga memiliki potensi positif untuk dapat
mengaktualisasikan dirinya.
2.8 Komplikasi
Sejalan dengan usia, resiko untuk individu DS terkena penyakit lain juga
usia pasien meningkat 40 tahun, mereka akan mengalami disfungsi kognitif dan
terkendalikan).
2.9 Pencegahan
1. Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yang
Down.
16
2. Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan gene targeting atau
dapat dinonaktifkan.
melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal
kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom
down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati
anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down tidak bisa dicegah, karena
diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu
makin tinggi risiko untuk terjadinya DS. Diagnosis dalam kandungan bisa
CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada kehamilan 10-12
minggu.
Tidak ada pencegahan yang bersifat spesifik terhadap DS, namun beberapa
sebagai triple test. Tes ini dapat menghitung risiko memiliki bayi DS.
17
Selama lima belas tahun terakhir ini, test ini dilakukan pada kehamilan
Sel-sel ini berisi kromosom janin yang dapat diuji untuk sindrom
18
amniosentesis (di atas). Risiko keguguran setelah CVS sedikit lebih
keguguran.
d. Ultrasound Screening (USG Screening)
Kegunaan utama USG (juga disebut sonografi) adalah untuk
daripada yang berasal dari ibu siklus haid terakhir). Manfaat lain dari
cacat ini sedini mungkin akan bermanfaat bagi perawatan anak setelah
lahir.
Ada beberapa item lain yang dapat ditemukan selama pemeriksaan
dari janin tanpa kelainan kromosom, masih belum ada teknik standar
2.10 Assesment
19
Assesment yaitu upaya peningkatan kapasitas kemampuan fungsional fisik
anak down syndrome agar mamapu melakukan aktivitas sehari-hari, bermain dan
2.11 Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif
20
serta kemudahan dalam menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan
lebih banyak yang berprestasi dan hidup lebih lama dibanding orang dengan
kehidupan yang lebih berkecukupan. Dengan kata lain, harapan hidup dan mutu
terakini. Perbaikan kualitas hidup pengidap down sindrom dapat terjadi berkat
respons dan daya tangkap tidak sama, bahkan mungkin sangat minim karena
orang tua untuk memberi lingkungan yang memadai bagi anak dengan syndrom
down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak
mampu berbahasa. Selain itu agar anak mampu mandiri seperti berpakaian,
Untuk anak yang sudah mendapat pendidikan atau terapi, mereka sangat
menyenangi hal-hal yang rutin. Jadi, mereka lebih disiplin dari anak-anak biasa
sehingga bila sudah diberikan suatu jadwal kegiatan tiap hari, mereka akan sangat
karena intelektual anak yang kurang sehingga belum mempunyai pengertian yang
baik.
21
Pembedahan biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya
defek pada jantung, mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal
dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut. Dengan adanya leukemia akut
keadaan umum pasien, diikuti dengan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV). Pada
telinga yang lebih rendah dari garis mata (Downs ear), lidah yang
cenderung keluar, tangan dan jari-jari yang pendek, serta garis tangan
tunggal.
b. Auskultasi
Anak-anak dengan DS seringkali mengalami kelainan jantung.
Denver. Tes ini dapat mengukur apakah terdapat hambatan pada sistem
22
Echocardiogram digunakan untuk mendeteksi kelainan yang ada pada
b. Analisis kromosom
anak tersebut. Terdapat beberapa jenis prosedur analisa kromosom. Cara yang
Giemsa atau Wright. Kromosom akan terlihat dalam bands berwarna gelap di
23
sudah dipakai untuk mendeteksi kelainan pada kromosom 13, 18, 21, X, dan Y.
Teknik ini ternyata lebih cepat memberikan hasil, yaitu dalam masa 72 jam
c. Tes fungsitiroid
Thyroid-stimulating hormone (TSH) dan tiroksin (T4) tingkat harus
2.14 Terapi
Terapi fisik yang digunakan untuk menangani anak-anak yang mengatasi
kelainan down syndrome adalah dengan terapi treadmill, yaitu dengan cara
melatih ibu atau pengasuh dan anak yang mengalami down syndrome. Ibu atau
pengasuh anak down syndrome dilatih bagaimana cara yang tepat untuk melatih
anak down syndrome agar dapat berjalan dan dapat melatih keterampilan
motoriknya, misalnya bagaimana cara memegang bayi, melatih anak untuk duduk
dan berjalan sendiri. Hal ini dilakukan karena anak-anak down syndrome
berdiri dan berlari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palisano, dkk
membuktikan bahwa 73% dari anak-anak down syndrome baru mampu berdiri
pada usia 24 bulan, dan 40% bisa berjalan pada usia 24 bulan. Sehingga, terapi
treadmill ini dilakukan agar dapat membantu anak-anak down syndrome dalam
parenting skill bagi orang tua anak-anak down syndrome. Sehingga dengan adanya
terapi fisik dan intervensi tersebut, diharapkan dapat membantu anak-anak down
24
syndrome agar mereka dapat tetap berkembang dengan optimal, dan dapat
anak mencapai perkembangan terpenting secara maksimal bagi sang anak, yang
berarti bukan untuk menyembuhkan penyakit down syndromenya. Dan ini harus
Misalkan saja hypotonia pada anak dengan Down Syndrome dapat menyebabkan
pasien berjalan dengan cara yang salah yang dapat mengganggu posturnya, hal ini
Tujuan fisioterapi adalah untuk mengajarkan pada anak gerakan fisik yang
tepat. Untuk itu diperlukan seorang fisioterapis yang ahli dan berpengetahuan
dalam masalah yang sering terjadi pada anak Down syndrome seperti perbedaan
yang dibutuhkan anak dalam seminggu. Disini peran orangtua sangat diperlukan
25
karena merekalah nanti yang paling berperan dalam melakukan latihan dirumah
selepas diberikannya terapi. Untuk itu sangat dianjurkan untuk orangtua atau
pengasuh mendampingi anak selama sesi terapi agar mereka mengetahui apa-apa
b. Terapi Wicara
Saat ini sudah banyak sekali jenis-jenis terapi selain di atas yang bisa
dasarnya anak DS tergantung pada orang lain atau bahkan terlalu acuh sehingga
beraktifitas tanpa ada komunikasi dan tidak memperdulikan orang lain. Terapi ini
menggunakan alat.
c. Terapi Remedial
akademis dan yang dijadikan acuan terapi ini adalah bahan-bahan pelajaran dari
sekolah biasa.
yang diterima. Terapi ini diberikan bagi anak DS yang mengalami gangguan
26
integrasi sensori misalnya pengendalian sikap tubuh, motorik kasar, motorik halus
dan lain-lain. Dengan terapi ini anak diajarkan melakukan aktivitas dengan terarah
tingkah laku yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan
f. Terapi alternative
tetapi juga dilakukan penanganan alternatif. hanya saja terapi jenis ini masih
belum pasti manfaatnya secara akurat karena belum banyak penelitian yang
DS. Orang tua harus bijaksana memilih terapi alternatif ini, jangan terjebak
dengan janji bahwa DS pada sang anak akan bisa hilang karena pada
kenyataannya tidaklah mungkin DS bisa hilang. DS akan terus melekat pada sang
anak. Yang bisa orang tua lakukan yaitu mempersempit jarak perbedaan
persarafan pada bagian tubuh tertentu dengan jarum. Titik syaraf yang
27
konsentrasi anak akan meningkat dan mengakibatkan fungsi tubuhnya
hasil yang sangat mengembirakan bagi mereka bisa dicoba untuk anak
Down Syndrome. Sel-sel saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi
yang ringan pada syaraf pusat. Dengan terapi ini anak Down Syndrome
meningkat.
Dan tentu masih banyak lagi terapi-terapi alternatif lainnya, ada yang
berupa vitamin, supplemen maupun dengan pemijatan pada bagian tubuh tertentu.
anak
e. Kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi
f. Kemampuan motorik
g. Kemampuan keluarga dalam merawat anak denga syndrome down
28
1. Perubahan nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan
yang berkurang.
3. Kurangnya interaksi sosial anak berhubungan dengan keterbatasan fisik
syndrom down.
C. Problem Fisioterapi
Keterlambatan perkembangan motorik kasar dan ketidakmampuan
secara rutin
3. Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down.
a. Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
b. Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan
syndrom down
4. Motivasi orang tua agar :
29
a. Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar
aktivitas sehari-hari.
6. Bermain pada posisi tertentu dengan menyangga berat badan
7. Bermain dengan benda-benda yang permukaanya berbeda
8. Mengembangkan kemampuan menumpu berat badan pada segala posisi
guling dll.
F. Evaluasi
1. Tidak ada kesulitan dalam pemberian makan pada anak Anak sehingga
baik
4. Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak
dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak merasa minder.
5. Dilakukan secara teratur dan periodik sesuai dengan perkembangan
2.16 Prognosis
Prognosis penderita down syndrome sangat bervariasi, tergantung pada
syndrome bertahan hidup hingga dewasa. Namun, prognosis untuk bayi yang baru
30
lahir dengan down syndrome lebih baik daripada sebelumnya. Karena pengobatan
infeksi dan pembedahan untuk mengobati cacat jantung dan harapan hidup
tahun, dan hampir 40% hidup sehingga 50 tahun. Tingginya angka kejadian
Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan usia harapan hidup setelah
umur 44 tahun.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Down syndrome merupakan bentuk keterbelakangan mental yang
kualitas hidup individu. Walaupun tidak bisa disembuhkan, tetapi penderita ini
bisa dilatih dan dididik secara khusus, dengan cara memberikan keterampilan
musik, mengajaknya berinteraksi satu sama lain, perawatan medis di tempat yang
Meskipun beberapa keterbatasan genetik fisik down syndrom tidak dapat diatasi,
pendidikan dan perawatan yang tepat akan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dan hal yang paling penting, adalah sikap memahami dan penerimaan tanpa
32
dengan segala keterbatasan dan potensi yang mereka miliki. Sindrom down
memiliki banyak manifestasi klinik tetapi memiliki kekhasan dalam wajah yang
3.2 Saran
Dengan demikian diharapkan akan ada peningkatan fungsi secara
maksimal. Selain itu fungsi tubuh juga harus tetap ditingkatkan untuk mendukung
terhadap perubahan posisi. Selain pasien yang sudah lama berbaring, gangguan
sistem saraf otonomi akan lebih menghambat program mobilisasi. Dengan tidak
pada kasus Down Syndrome secara menyeluruh sangat tergantung pada perawatan
tahap awal. Akan tetapi kelainan ini tidak dapat sembuh, karena DS penyakit
didalam kandungan. Sehinnga terapis dan ahli medis lainnya hanya melatih
fisioterapi pada tahap lanjut yang akan mengembalikan penderita ke langkah yang
DAFTAR PUSTAKA
33
Ammerman, Robert, T, Ph. D., & Hersen, Michel, Ph. D. (1997). Handbook of
Prevention and Treatment with Children and Adolescents. ( 495-513).
New York: United States of Amerika
Anonim. (2010). Down Syndrome. www.en.wikipedia.org/wiki/Down_syndrome.
Diakses pada 7 Maret 2010
Aryanto. (2008). Gangguan Pemahaman Bahasa pada Anak Down Syndrome.
www.tx-wicara.blogspot.com. Diakses pada 20 Februari 2010
Chaplin, JW. (1995). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Cuncha. (1992). Gangguan Pemahaman Bahasa pada Anak Down Syndrome.
www.tx-wicara.blogspot.com. Diakses pada 20 Februari 2010
Davison, Gerald, C, dkk. (2006). Psikologi Abnormal (terjemahan). (706-717).
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Depag RI. (1971). Al- Quran dan Terjemahnya. Jakarta
Elsa. (2003). Gangguan Pemahaman Bahasa pada Anak Down Syndrome.
www.tx-wicara.blogspot.com. Diakses pada 20 Februari 2010
Monks, dkk. (2008). Penyebab Down Syndrome. www.digilib.petra.ac.id. Diakses
pada 7 Maret 2010
Nusdwinuringtyas, Nury. (2008). Yazid dan Diagnosa Sindroma Down.
www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=6047. Diakses pada 20
Februari 2010.
Olds, dkk. (1996). Apa sih Down Syndrome?. www.tulisan-bebas.com. Diakses
pada 20 Februari 2010
Santrock, John W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga
Sobbrie. (2008). Gangguan Pemahaman Bahasa pada Anak Down Syndrome.
www.tx-wicara.blogspot.com. Diakses pada 20 Februari 2010
Supratiknya, A, Dr. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius
Suryo, Ir. (2001). Genetika Manusia. (259-272). Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press
Ulrich. (2008). Effects of Intensity of Treadmill Training on Developmental
Outcomes and Stepping in Infants With Down Syndrome: A Randomized
Trial. Vol. 8,114-122
34