Anda di halaman 1dari 7

Kista gingiva dari neonatal

Kista gingiva pada neonatal umumnya terjadi secara multipel tetapi kadang-kadang terjadi
sebagai nodul yang soliter. Kista ini bertempat pada ridge alveolar pada neonatal atau bayi muda.
Struktur ini berawal dari sisa lamina gigi dan terletak dalam corium dibawah permukaan
epitelium. Kadang-kadang, kista ini dapat menjadi cukup besar sehingga dapat tercatat secara
klinis sebagai pembengkakan berwarna putih yang terpisah pada ridge. Kista ini umumnya tidak
bergejala dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bagi bayi.
Nodul Bohn dan mutiara Epstein (Epstein pearl) adalah dua jenis lesi yang mirip dengan kista
gingiva yang kadang-kadang membingungkan, bagaimanapun, lokasi dan etiologi dari lesi ini
agak berbeda. Epstein pearl adalah nodul kistik yang berisi keratin yang ditemukan sepanjang
raphe midpalatina dan sedikit berasal dari sisa epitelial yang terjerat sepanjang garis peleburan.
Nodul Bohn adalah kista berisi keratin yang menyebar pada seluruh palatum, tetapi kista ini
umumnya tampak pada hubungan antara palatum keras dan palatum lunak. Kista ini sepertinya
berasal dari struktur glandula salivary palatal.
Secara histologi, kista gingiva pada neonatal adalah kista sejati dengan suatu tepi epitelial yang
tipis. Lumen biasanya terisi dengan keratin tetapi dapat terdiri dari beberapa sel radang,
kalsifikasi distropik, dan hyaline body, seperti yang umumnya ditemukan pada kista dentigerous.
Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk lesi ini, yang mana biasanya lenyap dengan
pembukaan ke permukaan mukosa atau melalui gangguan erupsi gigi. Kista ini seperti
kebanyakan yang dijelaskan dalam literatur lama sebagai geligi predesidui.

Kista gingiva pada orang dewasa


Kista gingiva pada orang dewasa hanya ditemukan pada jaringan lunak pada daerah premolar
bawah. Kista ini muncul sebagai lesi yang meregang, fluktuan, vesikular dan berbentuk bulla.
Secara histologi, kista ini terlihat seperti kista periodontal lateral, dan kista ini kemungkinan
memiliki gambaran lesi yang sama jika ditemukan pada jaringan lunak.

Keratosis odontogenik
Keratosis odontgenik (OKC) adalah kista odontogenik yang paling penting. Kista ini dapat
memiliki beberapa gambaran klinis; memiliki penampakan yang sangat besar, dan diagnosanya
adalah dengan pemeriksaan histologi. Lesi ini berbeda dari kista lainnya; kista ini agresif dan
dapat menjadi sulit untuk diangkat. Keratosis odontogenik dapat tumbuh sangat cepat, dan
seringkali rekuren. Kista ini merupakan kista odontogenik terbanyak ketiga dan termasuk dalam
diagnosa banding beberapa radiolusensi pada rahang. Meskipun 40% dari OKC ini tampak
berhubungan dengan dentigerous, 9% kista dentigerous adalah OKC jika dilakukan pemeriksaan
histologi. Kista ini juga ditemukan sebagai bagian dari sindrom nevus sel basal (basal cell nevus
syndrome), yang juga diketahui sebagai sindrom Gorlin (lihat Basal cell nevus syndrome)
Secara histologi, kista ini terbentuk dengan suatu epitelium skuamous stratified yang
memproduksi ortokeratin (10%), parakeratin (83%), atau kedua jenis keratin (7%). Garis epitelial
menunjukkan gambaran yang berombak-ombak jika dilihat dibawah mikroskop. Ditemukan
suatu lapisan basal hiperkromatik yang terpolarisasi dengan baik, dan sel-sel tersebut
menyisakan basaloid hampir ke permukaan. Tidak ditemukan adanya ridge yang terselubung,
oleh karena itu, epitelium seringkali terkelupas dari jaringan penghubung (94% dari waktunya).
Epitelium ini tipis, dan sering ditemukan adanya aktivitas mitotik, oleh karena itu, OKC tumbuh
dalam cara neoplastik dan bukan sebagai respon terhadap tekanan dari dalam. Lumen sering diisi
dengan bahan seperti keju yang berbau busuk yang bukan merupakan pus tetapi melainkan
kumpulan keratin yang terdegenerasi.
Lesi bertumbuh dalam cara multilocular bosselate dengan anak kista yang meluas kesekeliling
tulang. Karena hubungannya tersebut, kecenderungan untuk rekuren menjadi tinggi, khususnya
jika perawatan bedah yang asli tidak menghasilkan pengangkatan lesi secara menyeluruh.
Enukleasi dengan ostektomi peripheral dan/atau cryosurgery merupakan bentuk perawatan yang
paling umum. Follow-up radiografi jangka panjang sangat perlu untuk dilakukan. Jika lesi ini
dibiarkan tanpa perawatan, lesi ini dapat menjadi sangat besar dan merusak secara lokal.
Jenis OKC yang berbeda yaitu yang hanya memproduksi ortokeratin memiliki aktifitas yang
berbeda dibandingkan dengan jenis OKC lainnya. Kista ini hampir selalu ditemukan sehubungan
dengan dentigerous, biasanya mengelilingi molar ketiga rahang bawah, dan biasanya kurang
agresif dibandingkan jenis lainnya. Jenis ini tidak memiliki lapisan basal hiperkromatik,
nyatanya, lapisan basalnya rata. Jenis ini tidak dihubungkan dengan sindrom nevus sel basal.

Sindrom nevus sel basal


Gejalanya sangat kompleks termasuk hypertelorisme, midface hypoplasia, relatif frontal bossing
dan prognatisme, retardasi mental, schizophrenia, karsinoma sel basal yang multipel, kalsifikasi
dari falx serebri, bifid rib, telapak tangan yang berbintik-bintik (bintik-bintik tersebut kemudian
berkembang menjadi karsinoma sel basal), dan OKC yang multipel. OKC multipel merupakan
diagnosa untuk sindrom nevus sel basal sampai terbukti jika tidak. Hal ini merupakan penyakit
herediter dengan autosomal dominan yang diwariskan dan penetrasi yang tinggi. Pada pasien
dengan OKC, 5% memiliki sindrom nevus sel basal. Identifikasi dini pada pasien ini dan lesinya
merupakan kunci untuk meningkatkan ketahanan jangka panjang dan memperbaiki kualitas
hidupnya.

Kista periodontal lateral

Kista periodontal lateral merupakan perkembangan kista non-keratin yang terjadi pada
perlekatan atau bagian lateral dari akar gigi. Kista ini sama dengan kista gingival pada dewasa
akibat histogenetikal dan patologi dan akan di bahas di sini.

Etiologi dan patogenesis. Kista ini dipercaya berhubungan dengan proliferasi dari rest (sisa)
dental lamina. Kista periodontal lateral menjadi patogen berhubungan dengan kista gingival pada
orang dewasa; pembentukannya dipercaya dari lamina gigi yang tersisa didalam tulang, dan pada
gingival kista lamina tertinggal pada jaringan lunak diantara epitelium dan periosteum
(restofserres). Hubungan keduanya adalah distribusi yang sama pada kandungan konsentrasi
lamina dental, dan keduanya identik secara histologi. Bedanya, kista periapikal biasanya
ditemukan pada daerah apikal, dimana yang ditemukan adalah sisa sel malasses yang banyak.

Gambaran klinis. Kista periodontal lateral dan kista gingival pada dewasa banyak di temui pada
gigi premolar mandibula dan regio cuspid dan juga pada daerah ini. Pada maksila, lesi biasanya
ditemukan pada regio insisif. Kista Periodontal lateral biasanya lebih cenderung menyerang laki
laki dengan distribusi 2 hinga 1. Kista Gingival pada dewasa tidak menunjukan kecenderungan
kelamin. Median usia untuk kedua tipe ini adalah diantara dekade ke-lima dan ke-enam, yaitu
berkisar antara 20-85 tahun untuk kista periodonta lateral dan 40-75 tahun untung kista gingiva
pada dewasa.

Secara klinis, kista gingiva menunjukan adanya pembengkakan kecil pada jaringan lunak di
dalam atau pada bagian inferior dari interdental papil. Dimana akan tampak diskolorisasi yang
berwarna kebiru biruan ketika sedikit membesar. Kebanyakan diameter kista berukuran kurang
dari 1 cm. Dan tidak ada gambaran radiografik yang terlihat.

Kista periodontal lateral bersifat asimptomatik, mudah di gambarkan, berbentuk bundar


atau unilocular teardrop (seperti tetesan air mata) (dan biasanya multilocular), radiolusen dengan
batas opaq di sepanjang permukaan lateral dari akar gigi yang vital. Jarang nampak adanya
perubahan bentuk akar. Pada lesi yang multilocular sering juga di sebut kista botryoid
odontegenic.

Histopatologis. Baik pada kista periodontal lateral dan kista gingival pada dewasa ditandai
dengan garis epitelium nonkeratin yang tipis. Kaya akan kandungan glikogen, sel epitel mungkin
akan ditemukan nampak jelas pada garis kista yang tebal.

Diferensial diagnosa. Kista periodontal lateral harus dibedakan dengan kista yang di sebabkan
oleh infeksi yang diakibatkan lateral akar gigi yang nonvital (kista radikular lateral), odontogenik
keratosis pada permukaan lateral akar, dan tumor odontogenik yang radiolusen. DD untuk kista
gingival untuk dewasa yaitu termasuk gingival mukokel, Fordyces granular, parulis, dan juga
tumor odontogenik.

Perawatan dan prognosa. Eksisi biasanya merupakan pilihan baik pada kista gingival maupun
pada kista periodontal lateral. Sedangkan kista botryoid odontegenikmemiliki kecenderungan
untuk rekuren. Untuk mengatasinya, di sarankan melakukan perawatan untuk kista multilokular
odontegenik.

Kista gingival pada bayi baru lahir


Kista pada bayi juga di kenal dengan kista dental lamina pada bayi atau Borns nodule. Kista ini
menunjukan nodul yang multipel sepanjang alveolarnya pada neonatal. Dipercaya bahwa
fragmen pada dental lamina tertinggal pada mukosa alveolar ridge setelah pembentukan gigi
proliferal, sehingga menyebabkan terbentuknya kista keratin ini. Pada kebanyakan kasus kista ini
akan beregenerasi dan luruh atau terpecah di dalam rongga mulut.

Secara histopatologi, kista ini di batasi oleh epitelium squamous yang lunak. Tidak perlu
dilakukan perawatan karena akan terpecah dan luruh secara spontan sebelum usia pasien
mencapai usia 3 tahun.

Kista epitelial inklusi yang sama mungkin dapat terjadi pada daerah midline dan palatal (kista
palatinus pada bayi atau Epsteins pearls). Yaitu kista yang berkembang dan terjadi dari epitelium
yang ada pada fusion line diantara palatal shelve dan prosesus nasal. Tidak diperlukan
perawatan, karena akan bergabung dengan epitelium oral dan luruh secara spontan

Odontogenik keratocyst

Odontogenik keratocyst (OKCs) biasanya menunjukan gambaran klinis yang agresif,


kemungkinan rekurent dan juga berhubungan dengan nevoid basal sel carcinoma
syndrome (NBCCS). Mereka dapat ditemukan pada semua bagian rahang dan secara radiographi
menunjukan gambaran yang menyerupai kista tipe lain. Secara mikroskopis, mereka menunjukan
keadaan yang unik dan konsisten.

Etiologi dan patologis. Terdapat kesepakatan umu yang mengatakan bajhwa OKCs berkembang
dari sisa dental lamina pada mandibula dan maksila. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa
pembentukan asli dari kista ini adalah adanya perluasan sel basal pada overlying epitelium
oral. Mekanisme phatogenesis menyerupai pertumbuhan dan ekspansi dari OKCs termasuk
adanya proliferasi yang tinggi, overekspresi dari antiapoptic protein Bcl-2, dan
ekspresidari matriks metalloproteinasis(MMPs 2 dan 9).

Kerusakan gen yang berhubungan dengan NBCCS pertama kali di identifikasi pada kromosom
9p22.3 dan di temukan menjadi homologous menjadi Drosophilia (fruit fly) patched (PTCH) gen.
Protein hasil dari PTCH gen (gen tumor supresor) merupakan komponen tanda hedgehog
pathway dan berhubungan dengan perkembangan selama masa embriogenesis dan tanda sel pada
orang dewasa. Produksi PTCH gen normalnya meningkatkan aktivitas dari sonic hedgehog
protein dan juga sinyal protein, seperti smoothened protein. Jika gen PTCH tidak berfungsi,
sehingga terjadi overekspresi dari sonic hedgehog dan/atau moothened protein, yang kemudian
akan menyebabkan peningkatan proliferasi sel.
Mutasi dari gen PTCH mempengaruhi dalam perkembangan carsinoma sindroma sel basal dan
juga membentuk carsinoma aporadic sel basal (sama seperti moduloblastoma), menyediakn
kesempatan untuk PTCH sebagai tumor supresor pada keratinosis manusia. Mutasi PTCH juga
ditemukan pada OKCs pada pasien NBCCS dan juga beberapa OKCs yang terjadi secara
sporadikal. Mutasi dari SUFU gen yang mengkode komponen dari sonic hedgehog pathway telah
teridentifikasi sebagai pengantian genetik kedua yang dapat terjadi pada NBCCS dan
moduloblastoma.

Gambaran klinis. OKCs merupakan kista yang sering terjadi di rahang. OKCs dapat terjadi pada
semua usia dan mencapai puncak pada dekade ke-dua dan ke-tiga. Lesi yang ditemukan pada
anak anak seringnya merupakan refleksi dari OKCs multipel sebagai komponen dari NBCCS.
OKCs memiliki presentase 5% hingga 15% dari seluruh kista odontogenik. Sekitar 5% pasien
dengan OKCs memiliki multipel kista dan yang 5% lainnya merupakan NBCCS.

OKCs yang ditemukan di mandibula memilki rasio sekitar 2 hingga 1. Daerah posterior rahang
bawah dan ramus merupakan daerah yang paling sering terkena, sedangkan pada maksila daerah
molar ketiga merupakan daerah yang paling banyak terkena.

Secara radiografis, karakteristik OKC menunjukan batas radiolusen yang baik dengan margin
yang berwarna radioopaq tipis. Multilokular lebih sring terlihat pada lesi yang besar.
Kebanyakan dari lesi, bagaimanapun, unilokular, dengan tanda perlekatan pada mahkota
sebanyak 40% pada gigi yang tidak erupsi (presentasi kista dentigerous). Sekitar 30% dari lesi
maksila dan 50% pada lesi mandibular mengalami bukal ekspansi. Juga terdapat kemungkinan
adanya mandibular lingual enlargmen.

Histopathologi. Epitel lining yang terbentuk memiliki ketebalan yang sama, biasanya berkisar
dari 8 atau 10 lapisan tebal. Basal layer menunjukan karateristik pola palisaded dengan polarisasi
dan memiliki diameter nukleus yang sama. Sel epitel merupakan parakeratinisasi dan
memproduksi bentuk yang tidak biasa atau yang seperti ombak. Fokal zone dari orthokeratin
jarang terlihat. Sebagai tambahan gambaran histologis adakalanya saling bertemu termasuk masa
budd dari sel basal hingga ke dinding konektiv tissue dan pembentukan microcyst. Komponen
Fibrous dari jaringan konektif di dinding kista seringnya terbebas dari infiltrasi sel inflamasi dan
cukup tipis. Epitelium jaringan conective yang berhubungan memiliki karakteristik yang
berbentuk flat, dengan tidak memiliki bentuk epitelial ridge. Juga disebut dengan primordial
kista (kista yang bertempat di gigi), dimana Ketika dilakukan pemeriksaan mikroskopis, ternyata
mengandung OKCs.

Kista odontogenik orthokeratin telah dijelaskan dan ada sekitar satu banding 20 sama seperti
OKC. Perbedaan histologi antara parakertin dan orthokeratin tebentuk karena lesi orthokeratin
merupakan kista yang kurang agresif, memiliki data rekuren yang rendah, dan tidak berhubungan
dengan sindrome. Pada kista odontegen orthogenetik yang sangat mencolok adalah adanya
granular layer yang ditemukan di bawah permukaan yang flat bukan yang berombak. Sel basal
layer tidak terlalu mencolok, dengan lebih banyak bentuk flat atau squamosa jika di bandingkan
dengan parakeratotik.

Diferensial diagnosa. Ketika kista di duga berhubungan dengan gigi, maka beberapa penyakit
mungkin dapat dipertimbangkan, seperti kista dentigerous, ameloblastoma,odontogenik
myxoma, adenomatois odontogenik tumor, dan ameloblastik fibroma. Kemudian, tumor
nonodontogenik, seperi granuloma sel giant sentral, kista traumatik tulang, dan kista tulang
aneurysmal, mungkin dapat dimasukan sebagai diferensial diagnosa jika penyakit menyerang
pasien usia muda.

Perawatan dan prognosa. Bedah eksisi dengan kuretase peripheral osseous atau ostectomy
merupakan metode yang dapat dilakukan. Tindakan yang agresif ini dapat benarkan karena
rekurensi yang tinggi yang berhubungan dengan OKCs. Beberapa juga menganjurkan
penggunaan chemical kauterisasi pada kista dengan menggunakan solusi Carnoys (biologic
fixative). Pada beberapa kasus dengan OKCs yang besar, dapat dilakukan marsipulisasi untuk
mendapatkan penyusutan dari kista, yang kemudian diikuti dengan enukleasi.

Rata rata data rekuren menunjukan angka 10% hingga 30% yang berhubungan dengan
beberapa faktor fisik. Dinding jaringan kista yang rapuh mungkin akan menyebabkan
pengangkatan yang tidak sempurna. Sisa dental lamina atau kista pada perlekatan tulang ke lesi
awal dapat menyebabkan rekurensi. Juga, proliferasi kista dari layer sel basal pada oral, jika
tidak dihilangkan pada saat pengangkatan kista, dapat menimbulkan rekuren. Kualitas biologi
yang aktual dari epitelium kista, seperti peningkatan indeks mitotic dan faktor produksi dari
resorbsi tulang, sangat berkaitan dengan keadaan rekuren.

Pemeriksaan lebih lanjut penting untuk dilakukan. Pasien harus di evaluasi untuk meyakinkan
apakah eksisi telah sempurna, keratocit baru, dan NBCCS. Kebanyakan rekuren baru akan
terlihat secara klinis dalam jangka waktu 5 tahun setelah perawatan. Namun pada kasus rekuren,
jarang di temukan komplikasi transformasi ameloblastik. Pasien dengan multipel
keratosit memiliki kemungkinan rekuren yang tinggi dibanding mereka yang memiliki single
keratosit ; yakni 30% dan 10%.

Manifestasi klinis dari NBCCS termasuk multipel OKCs, kerusakan tulang, dan carcinoma
multipel sel basal. Kerusakan kutan lainnya termasuk palmar dan plantar keratik pitting,
multipel milia, dan dermal calinocis. Kerusakan tulang termasuk adanya bifid ribs, termasuk
kerusakan tulang belakang dan metakarpal. Mandibular yang prognati sedang dilaporkan
memiliki presentasi kasus yang rendah. Fasial Dismorpogenesis, termasuk broad nasal
bridge dengan koresponding ocular hypertelorism dan lateral displace inner ocular canthi
(distopia canthrum), mungkin akan terjadi. Keabnormalan dari syaraf, termasu di
dalamnya meduloblastoma, dysgenesis atau agenesis dari corpus callosum, kalsifikasi dari falx
cerebri dan juga (jarang) kalsifikasi falx cerebelli

(F) Kista gingiva Kista yang sering terjadi yaitu kista yang berukuran kecil dan jarang mencapai
ukuran yang signifikan. Terjadi pembesaran lokal yang melibatkan tepi gingiva dan gingiva
cekat. Kista sering terjadi di mandibula didaerah kaninus dan pre-molar. Kista gingiva bersifat
asimptomatis, namun lesinya dapat meluas dan menyebabkan erosi pada permukaan tulang
alveolar.

Anda mungkin juga menyukai