Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

PRINSIP 80/20 DIAGRAM PARETO

Oleh:

Dinda Ayu R

21070114120015

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2016
DIAGRAM PARETO

1. Definisi
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu untuk
mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan lagi pula dianggap
sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami oleh pekerja tidak terlalu terdidik,
serta sebagai perangkat pemecahan dalam bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto
merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut
urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan
permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan
yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto juga
dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses,
sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses.

Teori Pareto juga dikenal sebagai aturan 80-20, menyatakan bahwa untuk banyak
kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Prinsip ini
diajukkan oleh pemikir manajemen bisnis Joseph M. Juran, yang menamakannya
berdasarkan ekonom Italia: Vilfredo Pareto yang pada 1906 mengamati bahwa 80% dari
pendapatan di Italia dimiliki oleh 20% dari jumlah populasi. Anda boleh bilang kalau teori
ini lemah. Namun pada kenyataannya, ada banyak fenomena dalam dunia bisnis yang
membuat teori ini justru begitu solid, meskipun tidak serta merta kita boleh menerapkannya
begitu saja pada semua aktivitas kita.

Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir abad ke-
19 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang
digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial
many untuk mendapatkan menyebab utamanya. Diagram Pareto telah digunakan secara
luas dalam kegiatan kendali mutu untuk menangani kerangka proyek; proses program;
kombinasi pelatihan, proyek dan proses, sehingga sangat membantu dan memberikan
kemudahan bagi para pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat
tepat digunakan jika menginginkan hal-hal seperti menentukan prioritas karena
keterbatasan sumberdaya, menggunakan kearifan tim secara kolektif, menghasilkan
consensus atau keputusan akhir, dan menempatkan keputusan pada data kuantitatif.
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20% penyebab
bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau sebaliknya. Kedua aksioma
tersebut menegaskan bahwa lebih mudah mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian
kiri diagram Pareto daripada mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang
terletak di sebelah kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat
menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa.
Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi personel
terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada proses perbaikan situasi
dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang perlu dihindari adalah jangan membuat
persoalan terlalu kompleks dan juga jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data ciri gugus
kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari tahapan sebelumnya dan
mengelompokkan sesuai dengan periodenya, membentuk histogram evaluasi dari kondisi
awal permasalahan yang ditemui, melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari
evaluasi awal permasalahan yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang
telah ditetapkan dan menentukan tema selanjutnya.

2. Prinsip Diagram Pareto


Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari
pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat
diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari
produk atau jasa, 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab
penundaan, 20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda, 20%
dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari
cacat sistem penyebab 80% masalah nya.
Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan untuk fokus pada
20% hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah. Berikut Hukum Pareto
dalam bentuk visual:

Umumnya Diagram Pareto merupakan diagram batang tempat batang tersebut


diurutkan mulai dari yang terbanyak sampai terkecil. Diagram Pareto memiliki banyak
aplikasi dalam bisnis dan pekerjaan. Demikian halnya Diagram Pareto dapat diaplikasikan
dalam kontrol kualitas. Ini adalah dasar bagi diagram Pareto, dan salah satu alat utama yang
digunakan dalam pengendalian kualitas total dan Six Sigma.Satu persatu masalah di
breakdown berdasarkan kategori masing masing. item Diagram Pareto yaitu :
1) Apa (what). Apa saja yang menjadi penyebab masalah tersebut,
2) Kapan (when).Kapan masalah tersebut paling sering muncul,
3) Dimana (where). Dimana masalah tersebut paling sering muncul,
4) Siapa (who).Siapa orang atau kelompok yang mengalami paling banyak
masalah,
5) Mengapa (why). Mengapa masalah tersebut banyak terjadi,
6) Bagaimana (how). Bagaimana masalah tersebut bisa terjadi,
7) Berapa biayanya (how much),
8) Masalah mana yang biayanya paling besar? / atau berapa besar biasa yang
sudah ditimbulkan?

3. Cara Membuat Diagram Pareto

Proses pembuatan diagram pareto dapat diuraikan sebagai berikut:


a. Pilih beberapa faktor penyebab dari suatu masalah (bisa diketahui dari hasil
analisis sebab dan akibat).
b. Kumpulkan data dari masing-masing faktor dan hitung persentase kontribusi
dari masing-masing faktor.
c. Susun faktor-faktor dalam urutan baru dimulai dari yang memiliki persentasi
kontribusi terbesar dan hitung nilai akumulasinya.
d. Bentuk kerangka diagram dengan aksis vertikal sebelah kiri menunjukan
frekuensi, sedangkan aksis vertikal sebelah kanan dalam bentuk kumulatif.
Tinggi aksis sebelah kiri dan kanan sama.
e. Berpedoman pada aksis vertikal sebelah kiri, buat kolom secara berurutan pada
aksis horisontal yang menggambarkan kontribusi masing-masing faktor.
f. Berpedoman pada aksis vertikal sebelah kanan, buat garis yang mengambarkan
persen kumulatif, dimulai dari 0% pada ujung bawah aksis sebelah kiri sampai
100% di ujung atas aksis sebelah kanan.
Contoh Diagram Pareto

Contoh di atas adalah contoh sederhana dari sebuah diagram pareto dengan
menggunakan sampel data frekuensi relatif dari penyebab IP rendah. Ini memungkinkan
kita untuk melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari masalah dan di mana upaya
kita harus difokuskan untuk mencapai peningkatan terbesar. (Hendra Poerwanto G)
Dalam dunia bisnis, sebagai contoh, prinsip ini sangat relevan, contoh:
o 80% dari keuntungan berasal dari 20% pelanggan
o 80% dari keluhan berasal dari 20% pelanggan
o 80% dari keuntungan berasal dari 20% waktu yang gunakan
o 80% dari penjualan datang dari 20% produk
o 80% dari penjualan dibuat oleh 20% pekerja
Dalam metoda Six Sigma, penggunaan 80-20 Rule bersifat esensial, yakni:
o 80% cacat produksi timbul dari 20% masalah di proses
o 80% dari pendapatan perusahaan dihasilkan oleh 20% tenaga penjualan
o 80% keterlambatan jadwal ditentukan oleh 20% penyebab penundaan
o 80% keluhan pelanggan disebabkan oleh 20% kualitas produk barang atau
jasa

Dalam kehidupan sosial, penggunaan 60-20 Rule juga terpat, contoh:


o 80% gangguan di social media timbul dari 20% virus komputer
o 80% kemacetan lalu lintas disebabkan oleh 20% yaitu manajemen
transportasi
o 80% permasalahan rumah tangga timbull dari 20% penyebab, yaitu
komunikasi
Dengan menggunakan logika 80-20 Rule maka kita dengan mudah melakukan
tindakan perbaikan berkelanjutan karena menjadi fokus memperbaiki 20% penyebab
masalah yang biasanya tersembunyi atau disembunyikan.

4. Beberapa Catatan Tentang Diagram Pareto


Pada dasarnya diagram pareto terdiri dari dua jenis, yaitu Gaspersz, 1998).
1. Diagram Pareto Mengenai Fenomena:. Diagram ini berkaitan dengan
hasil hasil yang tidak diinginkan dan digunakan untuk mengetahui masalah
utama yang ada.
Contoh fenomena, anatar lain:
- Kualitas: kerusakan, kegagalan, keluhan, item-item yang
dikembalikan, perbaikan, reparasi, dll.
- Biaya: jumlah kerugian, ongkos pengeluaran, dll.
- Penyerahan (delivery): penundaan delivery, keterlambatan
pembayaran, kekurangan stok, dll.
- Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan, dl
2. Diagram Pareto mengenai Penyebab.
Diagram ini berkaitan dengan penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk
mengetahui apa penyebab utama dari masalah yang ada.
Contoh penyebab, antara lain:
Operator: umur, pengalaman, ketrampilan, sifat individual, pergantian kerja
(shift), dll.
Mesin: peralatan, instrumen, dll.
Bahan Baku: pembuatan bahan baku, macam bahan baku, pabrik bahan baku,
dll.
Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan dll.

5. Contoh penggunaan Diagram Pareto


a. Berkaitan dengan ilmu SDM
Seorang Sekretaris Eksekutif bernama Cynthia. Hampir tiap bulan, dia merasa
gajinya tidak pernah cukup memenuhi kebutuhan dirinya, padahal tiap bulan dia mendapat
gaji Take Home Pay sebesar 10 juta. Dia merasa gajinya cukup besar dan lagipula masih
lajang, tapi tiap bulan selalu saja kurang dan belum akhir bulan sudah mengutang,
sehingga terpaksa menggunakan kartu kredit. Karena tagihan semakin besar, maka
Cynthia memberanikan diri untuk konsultasi kepada Manager HR mengenai hal ini.
Atas anjuran HR Manager, Cynthia dimintakan membuat data pengeluaran rata- rata tiap
bulan. Akhirnya keluarnya tabel data seperti berikut :
Tabel 2.1 Data Pengeluaran Rata-Rata Tiap Bulan Cynthia
Kegiatan Biaya
Belanja 6.000.000
Makan 2.000.000
Sewa Kos 1.000.000
Transport 600.000
Telepon 300.000
Lain-lain 100.000

Dari data pada tabel tersebut mereka membuat diagram pareto seperti berikut:
Gambar 2.3 Diagram Pareto (a)

Diagram ini merupakan hasil pengolahan data pengeluaran Cynthia tiap bulan. Dari
diagram diatas, terlihat bahwa Cynthia sudah mengeluarkan 80% penghasilannya hanya
untuk belanja dan makan-makan. Karena itu, dari sini terlihat bahwa mulai bulan
depan, Cynthia harus bisa mengendalikan aktifitasnya terutama untuk aktifitas belanja.
b. Berkaitan dengan Pelayanan
Dr. Frans Melik, Direktur Pengelola M. C. SEHATi, mengadakan survey melalui
penyebaran kuesioner, guna menganalisa faktor-faktor penyebab pasien yang semakin
menurun karena akibat penurunan ini pendapatan M. C. SEHATi juga turun sampai 20%
dibandingkan dengan bulan yang sama periode tahun lalu. Hasil kuesioner tersebut
kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam tabel data sebagai berikut:
Tabel 2.2 Hasil Pengolahan Kuesioner

Dari tabel diatas dibuatlah diagram pareto sebagai berikut:

Gambar 2,4 Diagram Pareto (b)


Diagram ini digunakan untuk menganalisa faktor-faktor penyebab pasien yang
semakin menurun. Dari diagram pareto ditunjukan secara jelas masalah tertinggi sebesar
25% dari seluruh masalah dikarenakan oleh lokasi klinik jauh dari rumah, diagram pareto
ditemukan oleh Vilfredo Pareto dan dipopulerkan oleh Joseph M. Juran yang berpendapat
bahwa 80% masalah disebabkan oleh 20% penyebab, sehingga bila menyelesaikan 20%
penyebab masalah dapat menyelesaikan 80% masalah.
Dalam diagram pareto ini masalah dapat terlihat secara urut dari yang paling tinggi ke
yang paling rendah frekuensinya, hal ini memudahkan untuk pengambilan keputusan. Pada
kasus ini masalah yang tebanyak frekuensinya adalah karena lokasi klinik yang jauh dari
rumah, untuk itu direktur pengelola mungkin dapat mengambil suatu kebijakan atau
tindakan perbaikan contohnya dengan cara mempelajari ulang lokasi para pasien dan
membuka cabang di lokasi yang dekat dengan rumah pasien, walaupun perlu
dipertimbangkan juga cost and benefit-nya penurunan 20% pendapatan dibandingkan
meraih 25% pengunjung dengan membuka cabang baru.
Walaupun menurut asas pareto hanya 20% penyebab saja yang menyebabkan 80%
masalah, direktur pengelola juga akan bijaksana melihat faktor lainnya, contohnya
frekuensi terbanyak kedua adalah ketidaktahuan pengunjung akan prosedur klinik,
seharusnya direktur pengelola dapat meninjau metoda pemberitahuan prosedur, direktur
pengelola dapat saja sebagai contoh membuat suatu informasi mengenai prosedur klinik
yang dipasang di tempat yang mudah dilihat pengunjung, atau juga mewajibkan petugas
keamanan secara proaktif melayani pengunjung, misalnya saat membuka pintu pengunjung
dapat disapa dengan ramah dan bertanya apakah membutuhkan bantuan atau informasi.
Ketidak-tahuan pelanggan dengan adanya klinik krina dapat diselesaikan dengan cara
melakukan iklan atau pamflet atau sarana komunikasi massa lainnya supaya masyarakat
mengetahui adanya klinik sehat krina. Pelayanan klinik yang kurang baik juga dapat
menyebabkan kehilangan pasien, seharusnya pelayanan adalah suatu masalah yang paling
murah, direktur pengelola harus mempelajari masalah ini dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki ini.

Anda mungkin juga menyukai